20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Struktur Modal
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal modal saham, keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan
aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya Munawir, 2001. Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing
dan modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas
laba ditahan dan bisa juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan.
2.1.1 Teori Struktur Modal
Struktur modal adalah merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan
saham biasa.Teori struktur modal bertujuan memberikan landasan berpikir untuk mengetahui struktur modal yang optimal. Peneliti menggunakan dua teori yaitu
teori agensi dan pecking order theory.
2.1.1.1 Agency Theory
Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jansen dan William H. Meckling pada tahun 1976 Horne dan Wachowicz, 1998 ; 482 dalam Saidi, 2004,
Universitas Sumatera Utara
21
manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para pedagang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka
sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Untuk dapat melakukan fungsinya dengan baik, manajemen harus diberikan insentif dan pengawasan
yang memadai. Mamerupakan agen dari pemegang saham sebagai pemilik perusahaan.
Menurut Ghosh 2000, Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga mendelegasikan wewenag agen. Oleh karena
itu manajemen harus diberikan insentif dan pengawasan yang memadai kegiatan pengawasan itu membutuhkan biaya yang disebut biaya agensi, yaitu biaya yang
berhubungan dengan pengawasan manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditur dan pemegang saham.
2.1.1.2 Pecking Order Theory
Secara singkat teori ini menyatakan bahwa perusahaan menyukai internal financing pendanaan dari hasil operasi perusahaan berwujud laba
ditahan. Apabila pendanaan dari luar external financing diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dulu, yaitu
dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi seperti obligasi konversi, baru akhirnya apabila masih
belum mencukupi, saham baru diterbitkan. Perusahaan lebih menyukai penggunaan pendanaan dari modal internal, yaitu dana yang berasal dari aliran
kas, laba ditahan dan depresiasi. Urutan penggunaan sumber pendanaan dengan
Universitas Sumatera Utara
22
mengacu pada Pecking Order Theory adalah internal fund dana internal, debt hutang, dan equity modal sendiri Kaaro, 2003 dalam Saidi, 2004.
Pecking Order Theory yang dikenal dengan Asymmetric information heory Asymmetric information atau ketidaksamaan informasi menurut Brigham dan
Huston 2001 : 35 adalah situasi dimana manajer memiliki informasi yang berbeda mengenaiprospek perusahaan daripada yang dimiliki investor. Dengan
demikian pihak manjemen mungkin berfikir bahwa harga saham saat ini sedang overvalue terlalu mahal maka akan lebih baik jika menawarkan saham baru
sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih mahal dari seharusnya. Tetapi para modal manafsirkan kalau perusahaan manawarkan harga saham baru
kemungkinan adalah harga saham sedang terlalu mahal dn sebagai akibatnya para pemodal akan menawarkan harga saham baru tersebut dengan harga lebih rendah.
2.1.2 Komponen Struktur Modal