x
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Uraian
Halaman Tabel 2.1
Perbedaan Pembelajaran
CTL dengan
Pembelajaran Konvensional 55
Tabel 3.1 DisainPenelitian
71 Tabel 3.2
Bahan Ajar Turunan 73
Tabel 3.3 Observasi Aktivitas Siswa
76 Tabel 3.4
Kriteria Pemberian
Skor Komunikasi
Matematika 79
Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kesukaran
83 Tabel 3.6
Keterkaitan Permasalahan, Hipotesis dan Uji Statistik yang Digunakan
93 Tabel 3.7
Bagan Prosedur Penelitian 95
Tabel 4.1 Validitas Butir Soal Hasil Uji Coba
100 Tabel 4.2
Perhitungan SPSS Validasi Butir Soal 100
Tabel 4.3 Tingkat Kesukaran Hasil Uji Coba
102 Tabel 4.4
Daya Pembeda Soal Hasil Uji Coba 102
Tabel 4.5 Tabel 4.6
Tabel 4.7 Tabel 4.8
Tabel 4.9 Tabel 4.10
Tabel 4.11 Data Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi
Matematika Siswa Hasil Pretest dengan SPSS
Data Hasil Postest Data
Postest Kemampuan
Komunikasi Matematika Kelas Kontekstual dan Kelas
Konvensional Uji
Normalitas Pretest
dan Postest
Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelompok yang Menggunakan Pendekatan
Kontekstual dan
yang Menggunakan
Pendekatan Konvensional Hasil Uji Normalitas dengan SPSSPretest
Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelompok yang Menggunakan Pendekatan
Kontekstual
dan yang
Menggunakan Pendekatan Konvensional
Uji Normalitas
Postest Kemampuan
Komunikasi Matematika Siswa dengan SPSS 104
108 110
119
121
122
123
Tabel 4.12 Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen 125
xiii
dan Kelas Kontrol Tabel 4.13 Uji Homogenitas Pretest dengan SPSS
125 Tabel 4.14 Ringkasan Uji t Pretest
127 Tabel 4.15 Uji t Pretset dengan SPSS
127 Tabel 4.16 Uji Homogenitas Postest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol 128
Tabel 4.17 Uji Homogenitas dengan SPSS 128
Tabel 4.18 Ringkasan Perhitungan Uji t Postest 129
Tabel 4.19 Uji t Postest dengan SPSS 130
Tabel 4.20 Kriteria Aktivitas Siswa 131
Tabel 4.21 Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontekstual dan Konvensional
132 Tabel 4.22 Tingkat Aktivitas Siswa Kelas Kontekstual
dan Kelas Konvensional 132
Tabel 4.23 Hasil Kemampuan Komuniksi Matematika Berdasarkan Tingkat Aktivitas Belajar siswa
136 Tabel 4.24 Uji t Kemampuan Komunikasi Matematika
Siswa, Aktivitas Belajar tinggi dan aktivitas Belajar rendah dengan perhitungan SPSS
137
Tabel 4.25 Rangkuman Uji Anova dua jalur Interaksi Pendekatan
Pembelajaran dengan
Kemampuan Awal
Matematika Siswa
terhadap kemampuan Komuniksai Matematika siswa
139
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Soal nomor 1 111
Gambar 4.2 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Soal nomor 2 113
Gambar 4.3 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Soal nomor 3 115
Gambar 4.4 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Soal nomor 4 116
Gambar 4.5 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Soal nomor 5 118
Gambar 4.6 Grafik Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran dengan Kemampuan Awal Matematika Siswa
Terhadap Kemampuan komunikasi Matematika Siswa
141
x
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa
163 Pretest Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa
164 Postest Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa
165 Alternatif Penyelesaian Soal Pretest
166 Alternatif Penyelesaian Soal Postest
169 Pedoman
Penskoran Tes
Kemampuan Komunikasi
Matematika Siswa 173
LAMPIRAN 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1
174 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2
186 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3
205 Lembar Aktivitas Siswa 1
216 Lembar Aktivitas Siswa 2
229 Lembar Aktivitas Siswa 3
243 LAMPIRAN 3
Jadwal Pelaksanaan Penelitian 252
Pembagian Kelompok Kelas Kontekstual 254
xi
Daftar Nama Siswa Kelas Konvensional 258
LAMPIRAN 4 Laporan Hasil Validasi Instrumen
260 Laporan Hasil Uji Coba Instrumen
272 LAMPIRAN 5
Foto-foto Pembelajaran 284
Deskripsi Hasil
Pretest Kemampuan
Komunikasi Matematika Kelas Kontekstual
290 Deskripsi
Hasil Pretest
Kemampuan Komunikasi
Matematika Kelas Konvensional 291
Deskripsi Hasil
Postest Kemampuan
Komunikasi Matematika Kelas Kontekstual
292 Deskripsi
Hasil Postest
Kemampuan Komunikasi
Matematika Kelas Konvensional Deskripsi Aktivitas Siswa kelas Kontekstual
Deskripsi Aktivitas Siswa Kelas Konvensional Deskripsi Gain Kemampuan Komunikasi Matematika siswa
Kelas Kontekstual Deskripsi Gain Kemampuan Komunikasi Matematika siswa
Kelas Konvensional 293
294 295
296 297
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Suatu
pendidikan dikatakan bermutu apabila proses pendidikan berlangsung secara efektif, bermakna dan bermanfaat, manusia memperoleh pengalaman yang
bermakna bagi dirinya, produk pendidikan merupakan individu-individu yang bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan bangsa.
Usaha meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada peningkatan Kegiatan Belajar Mengajar KBM yang didalamnya terdapat guru dan peserta
didik yang memiliki perbedaan kemampuan, keterampilan, filsafat hidup, dan lain sebagainya. Adanya perbedaan tersebut menjadikan pembelajaran sebagai proses
pendidikan memerlukan siasat, pendekatan, metode, dan teknik yang bermacam- macam sehingga peserta didik dapat menguasai materi dengan baik dan
mendalam, yang dapat dilihat dari kecakapan yang dimiliki peserta didik yang salah satunya adalah peserta didik menggunakan daya nalarnya untuk
memecahkan suatu masalah yang ada. Paradigma pendidikan berbasis kompetensi yang mencakup kurikulum,
pembelajaran, dan penilaian, menekankan pencapaian hasil belajar sesuai dengan standar kompetensi. Kurikulum berisi bahan ajar yang diberikan kepada siswa
melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip pengembangan pembelajaran yang mencakup
pemilihan materi, strategi pembelajaran, media pembelajaran, penilaian, dan sumber atau bahan pembelajaran. Tingkat keberhasilan belajar yang dicapai siswa
dapat dilihat pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang harus dikuasai sesuai dengan standar prosedur tertentu.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang diterapkan pemberlakuannya oleh Menteri Pendidikan Nasional melalui Peraturan
Mendiknas No. 24 Tahun 2006. Guru ditempatkan sebagai fasiltator dan mediator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik. Perhatian utama
pada siswa yang belajar, bukan pada disiplin atau guru yang mengajar. Selanjutnya dijelaskan, fungsi fasiltator dan mediator begitu berarti, yakni: 1
menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertangung jawab dalam membuat rancangan dan proses; 2 menyediakan atau memberikan
kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya, menyediakan sarana yang
merangsang siswa berpikir secara produktif, menyediakan kesempatan dan pengalaman konflik; 3 memonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah
pemikiran siswa jalan atau tidak. Guru menunjukkan dan mempertanyakan apakah pengetahuan siswa berlaku untuk menghadapi persoalan baru. Guru membantu
mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan siswa. Matematika sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang sangat berperan
dalam perkembangan ilmu dan teknologi, melatih sikap berfikir logis, kritis, aktif, inovatif, cermat, jujur dan disiplin, karena itu sangat perlu untuk dipelajari di
sekolah mulai dari tingkat dasar sampai tingkat atas. Dalam mempelajarinya
dibutuhkan motivasi yang tinggi untuk mewujudkan aktivitas yang lebih baik agar mendapatkan pemahaman konsep-konsep, prinsip-prinsip dan teori-teorinya.
Songgok 2009 Sesungguhnya usaha memotivasi pelajar dalam pendidikan adalah merupakan suatu proses 1 membimbing pelajar untuk memasuki pelbagai
pengalaman yakni proses belajar sedang berlangsung; 2 proses menimbulkan semangat dan keaktifan pada diri pelajar sehingga dia benar-benar bersedia untuk
belajar; dan 3 proses yang menyebabkan perhatian pelajar tertumpu kepada satu arah atau tujuan pada satu masa, iaitu tujuan belajar. Motivasi terjadi apabila
seseorang mempunyai keinginan dan kemauan untuk melakukan suatu kegiatan atau tindakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Motivasi merupakan
konsep hipotesis untuk suatu kegiatan yang dipengaruhi oleh persepsi atau tingkah laku seseorang untuk mengubah situasi yang tidak memuaskan atau tidak
menyenangkan. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum 2006 Tujuan
Pendidikan Matematika seperti yang tertuang dalam SK-KD Matematika SMA sebagai berikut: Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut: 1.
Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah 2.
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah 5.
Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Pentingnya pelajaran matematika, bukan berarti seluruh siswa menyukai
pelajaran matematika, pada umumnya siswa menganggap matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dan menakutkan. Ketakutan atau kecemasan siswa saat
pelajaran matematika, mendengarkan guru, saat memecahkan permasalahan matematika, dan mendiskusikan matematika. Hal ini merupakan reaksi emosional
dari siswa berupa perasaan takut, tegang, dan cemas bila berkaitan dengan matematika, manipulasi angka atau bilangan.
Matematika merupakan suatu bahasa atau bahasa simbol yang berlaku secara umum yang disepakati secara internasional bagi mereka yang
mempelajarinya. Bahasa matematika ini sangat diperlukan untuk komunikasi dalam lingkungan masyarakat pendidikan, dengan kata lain komunikasi
merupakan esensi dalam mengajar, belajar dan mengakses matematika. Peluang merupakan salah satu materi yang diajarkan di kelas XI IPA
Standar ISI Kurikulum 2006, masih banyak ditemui masalah dalam pemahaman komunikasi matematika seperti contoh soal yang diberikan lepada siswa kelas XI