Latar Belakang Masalah 1 ANALISIS KEMAMPUAN KOMINIKASI MATEMATIKA DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN.

x xii DAFTAR TABEL Tabel Uraian Halaman Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran CTL dengan Pembelajaran Konvensional 55 Tabel 3.1 DisainPenelitian 71 Tabel 3.2 Bahan Ajar Turunan 73 Tabel 3.3 Observasi Aktivitas Siswa 76 Tabel 3.4 Kriteria Pemberian Skor Komunikasi Matematika 79 Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kesukaran 83 Tabel 3.6 Keterkaitan Permasalahan, Hipotesis dan Uji Statistik yang Digunakan 93 Tabel 3.7 Bagan Prosedur Penelitian 95 Tabel 4.1 Validitas Butir Soal Hasil Uji Coba 100 Tabel 4.2 Perhitungan SPSS Validasi Butir Soal 100 Tabel 4.3 Tingkat Kesukaran Hasil Uji Coba 102 Tabel 4.4 Daya Pembeda Soal Hasil Uji Coba 102 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Data Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Hasil Pretest dengan SPSS Data Hasil Postest Data Postest Kemampuan Komunikasi Matematika Kelas Kontekstual dan Kelas Konvensional Uji Normalitas Pretest dan Postest Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelompok yang Menggunakan Pendekatan Kontekstual dan yang Menggunakan Pendekatan Konvensional Hasil Uji Normalitas dengan SPSSPretest Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelompok yang Menggunakan Pendekatan Kontekstual dan yang Menggunakan Pendekatan Konvensional Uji Normalitas Postest Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa dengan SPSS 104 108 110 119 121 122 123 Tabel 4.12 Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen 125 xiii dan Kelas Kontrol Tabel 4.13 Uji Homogenitas Pretest dengan SPSS 125 Tabel 4.14 Ringkasan Uji t Pretest 127 Tabel 4.15 Uji t Pretset dengan SPSS 127 Tabel 4.16 Uji Homogenitas Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 128 Tabel 4.17 Uji Homogenitas dengan SPSS 128 Tabel 4.18 Ringkasan Perhitungan Uji t Postest 129 Tabel 4.19 Uji t Postest dengan SPSS 130 Tabel 4.20 Kriteria Aktivitas Siswa 131 Tabel 4.21 Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontekstual dan Konvensional 132 Tabel 4.22 Tingkat Aktivitas Siswa Kelas Kontekstual dan Kelas Konvensional 132 Tabel 4.23 Hasil Kemampuan Komuniksi Matematika Berdasarkan Tingkat Aktivitas Belajar siswa 136 Tabel 4.24 Uji t Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa, Aktivitas Belajar tinggi dan aktivitas Belajar rendah dengan perhitungan SPSS 137 Tabel 4.25 Rangkuman Uji Anova dua jalur Interaksi Pendekatan Pembelajaran dengan Kemampuan Awal Matematika Siswa terhadap kemampuan Komuniksai Matematika siswa 139 xiv DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Soal nomor 1 111 Gambar 4.2 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Soal nomor 2 113 Gambar 4.3 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Soal nomor 3 115 Gambar 4.4 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Soal nomor 4 116 Gambar 4.5 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Soal nomor 5 118 Gambar 4.6 Grafik Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran dengan Kemampuan Awal Matematika Siswa Terhadap Kemampuan komunikasi Matematika Siswa 141 x DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa 163 Pretest Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa 164 Postest Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa 165 Alternatif Penyelesaian Soal Pretest 166 Alternatif Penyelesaian Soal Postest 169 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa 173 LAMPIRAN 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 174 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 186 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 205 Lembar Aktivitas Siswa 1 216 Lembar Aktivitas Siswa 2 229 Lembar Aktivitas Siswa 3 243 LAMPIRAN 3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian 252 Pembagian Kelompok Kelas Kontekstual 254 xi Daftar Nama Siswa Kelas Konvensional 258 LAMPIRAN 4 Laporan Hasil Validasi Instrumen 260 Laporan Hasil Uji Coba Instrumen 272 LAMPIRAN 5 Foto-foto Pembelajaran 284 Deskripsi Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Matematika Kelas Kontekstual 290 Deskripsi Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Matematika Kelas Konvensional 291 Deskripsi Hasil Postest Kemampuan Komunikasi Matematika Kelas Kontekstual 292 Deskripsi Hasil Postest Kemampuan Komunikasi Matematika Kelas Konvensional Deskripsi Aktivitas Siswa kelas Kontekstual Deskripsi Aktivitas Siswa Kelas Konvensional Deskripsi Gain Kemampuan Komunikasi Matematika siswa Kelas Kontekstual Deskripsi Gain Kemampuan Komunikasi Matematika siswa Kelas Konvensional 293 294 295 296 297 xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Suatu pendidikan dikatakan bermutu apabila proses pendidikan berlangsung secara efektif, bermakna dan bermanfaat, manusia memperoleh pengalaman yang bermakna bagi dirinya, produk pendidikan merupakan individu-individu yang bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan bangsa. Usaha meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada peningkatan Kegiatan Belajar Mengajar KBM yang didalamnya terdapat guru dan peserta didik yang memiliki perbedaan kemampuan, keterampilan, filsafat hidup, dan lain sebagainya. Adanya perbedaan tersebut menjadikan pembelajaran sebagai proses pendidikan memerlukan siasat, pendekatan, metode, dan teknik yang bermacam- macam sehingga peserta didik dapat menguasai materi dengan baik dan mendalam, yang dapat dilihat dari kecakapan yang dimiliki peserta didik yang salah satunya adalah peserta didik menggunakan daya nalarnya untuk memecahkan suatu masalah yang ada. Paradigma pendidikan berbasis kompetensi yang mencakup kurikulum, pembelajaran, dan penilaian, menekankan pencapaian hasil belajar sesuai dengan standar kompetensi. Kurikulum berisi bahan ajar yang diberikan kepada siswa melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip pengembangan pembelajaran yang mencakup pemilihan materi, strategi pembelajaran, media pembelajaran, penilaian, dan sumber atau bahan pembelajaran. Tingkat keberhasilan belajar yang dicapai siswa dapat dilihat pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang harus dikuasai sesuai dengan standar prosedur tertentu. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang diterapkan pemberlakuannya oleh Menteri Pendidikan Nasional melalui Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006. Guru ditempatkan sebagai fasiltator dan mediator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik. Perhatian utama pada siswa yang belajar, bukan pada disiplin atau guru yang mengajar. Selanjutnya dijelaskan, fungsi fasiltator dan mediator begitu berarti, yakni: 1 menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertangung jawab dalam membuat rancangan dan proses; 2 menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya, menyediakan sarana yang merangsang siswa berpikir secara produktif, menyediakan kesempatan dan pengalaman konflik; 3 memonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pemikiran siswa jalan atau tidak. Guru menunjukkan dan mempertanyakan apakah pengetahuan siswa berlaku untuk menghadapi persoalan baru. Guru membantu mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan siswa. Matematika sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang sangat berperan dalam perkembangan ilmu dan teknologi, melatih sikap berfikir logis, kritis, aktif, inovatif, cermat, jujur dan disiplin, karena itu sangat perlu untuk dipelajari di sekolah mulai dari tingkat dasar sampai tingkat atas. Dalam mempelajarinya dibutuhkan motivasi yang tinggi untuk mewujudkan aktivitas yang lebih baik agar mendapatkan pemahaman konsep-konsep, prinsip-prinsip dan teori-teorinya. Songgok 2009 Sesungguhnya usaha memotivasi pelajar dalam pendidikan adalah merupakan suatu proses 1 membimbing pelajar untuk memasuki pelbagai pengalaman yakni proses belajar sedang berlangsung; 2 proses menimbulkan semangat dan keaktifan pada diri pelajar sehingga dia benar-benar bersedia untuk belajar; dan 3 proses yang menyebabkan perhatian pelajar tertumpu kepada satu arah atau tujuan pada satu masa, iaitu tujuan belajar. Motivasi terjadi apabila seseorang mempunyai keinginan dan kemauan untuk melakukan suatu kegiatan atau tindakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Motivasi merupakan konsep hipotesis untuk suatu kegiatan yang dipengaruhi oleh persepsi atau tingkah laku seseorang untuk mengubah situasi yang tidak memuaskan atau tidak menyenangkan. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum 2006 Tujuan Pendidikan Matematika seperti yang tertuang dalam SK-KD Matematika SMA sebagai berikut: Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh 4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Pentingnya pelajaran matematika, bukan berarti seluruh siswa menyukai pelajaran matematika, pada umumnya siswa menganggap matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dan menakutkan. Ketakutan atau kecemasan siswa saat pelajaran matematika, mendengarkan guru, saat memecahkan permasalahan matematika, dan mendiskusikan matematika. Hal ini merupakan reaksi emosional dari siswa berupa perasaan takut, tegang, dan cemas bila berkaitan dengan matematika, manipulasi angka atau bilangan. Matematika merupakan suatu bahasa atau bahasa simbol yang berlaku secara umum yang disepakati secara internasional bagi mereka yang mempelajarinya. Bahasa matematika ini sangat diperlukan untuk komunikasi dalam lingkungan masyarakat pendidikan, dengan kata lain komunikasi merupakan esensi dalam mengajar, belajar dan mengakses matematika. Peluang merupakan salah satu materi yang diajarkan di kelas XI IPA Standar ISI Kurikulum 2006, masih banyak ditemui masalah dalam pemahaman komunikasi matematika seperti contoh soal yang diberikan lepada siswa kelas XI