Analisis Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Kejadian Overweight pada Remaja

Fast food dapat menyebabkan terjadinya overweight karena fast food tersebut mengandung tinggi kalori, tinggi lemak dan rendah serat Zulfa, 2011. Energi berlebih akan disimpan dalam bentuk glikogen dalam jaringan otot dan juga dalam bentuk lemak yang akan disimpan dalam jaringan-jaringan adipose seperti perut, bagian bawah kulit Nazari, 2011.

E. Analisis Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Kejadian Overweight pada Remaja

Analisis hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian overweight dianalisa menggunakan tabulasi silang dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil analisis hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian overweight dapat dilihat pada Tabel 10 Tabel. 10 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Overweight Aktivitas fisik Overweight Normal TOTAL p OR CI N N N Ringan 32 76.2 10 23.8 42 100 0.001 0.073 Sedang 8 21.1 30 78.9 38 100 0.029- 0.239 JUMLAH 40 40 80 uji Chi – Square Berdasarkan analisis dengan menggunakan uji statistik Chi- Square diperoleh hasil nilai p=0.001, yang berarti adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian overweight pada remaja di SMP Negeri 5 Karanganyar. Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan nilai Odds Ratio OR sebesar 0.073 0.029-0.239 yang menunjukkan bahwa responden dengan aktivitas fisik ringan memiliki potensi menjadi overweight 0.073 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang memiliki aktivitas fisik sedang. Aktivitas fisik memiliki peranan terhadap kejadian overweight seiring dengan berkembangnya teknologi pada saat ini yang menjadikan gaya hidup santai karena semua serba mudah sehingga tubuh sedikit bergerak untuk melakukan aktivitas sehari-hari Rimbawan, 2004. Ketika orang beraktivitas, otot memerlukan energi di luar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk menghantarkan oksigen dan zat-zat gizi keseluruh tubuh serta digunakan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh. Berapa banyak otot yang bergerak, berapa lama dan berapa berat dari pekerjaan yang dilakukan akan mempengaruhi jumlah energi yang dibutuhkan Almatsier, 2009 Seseorang yang memiliki aktivitas fisik rendah, berkaitan dengan penambahan berat badan, karena hal tersebut merupakan indikasi penurunan pembakaran lemak di dalam tubuh, maka kelebihan asupan lemak maupun pembakaran lemak yang rendah adalah dua faktor yang mendorong bertambahnya berat tubuh Rimbawan, 2004. Simpanan lemak endogen di jaringan adipose dan di jaringan otot dalam bentuk trigliserida Mora , 2000. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kairupan 2012 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian overweight pada remaja di SMP Eben Haezar 2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Chrissia, 2012 di SMP Frater Don Bosco Manado, seluruh respondennya memiliki aktivitas fisik yang tergolong ringan dan sebagian besar responden memiliki status gizi overweight yaitu sebesar 39, oleh karena itu ada hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi IMTU pelajar di SMP Frater Don Bosco Manado. Hasil penelitian Hanifah et al, 2011 yang dilakukan di SMP Full Day Surabaya yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan kejadian overweight. Hasil penelitian yang menguatkan bahwa aktivitas fisik merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya overweight adalah penelitian Meirlyn,2012 di SMP N 1 Manado menyatakan sebagian besar siswa SMP N 1 Manado yang overweight memiliki aktivitas fisik ringan total MET 577,56 METminggu dan siswa tidak overweight sebagian besar memiliki aktivitas fisik sedang total MET 785,62 METminggu dan hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan kejadian overweight pada remaja. Hasil penelitian Arifatul, 2006 yang dilakukan di SMP Theresiana I Yayasan Bernadus Semarang menunjukkan bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada remaja. Hasil penelitian Adityawarman, 2007 yang dilakukan di SMP Domenico Savio Semarang menunjukkan hasil bahwa ada hubungan antara kejadian overweight dengan aktivitas fisik remaja.

F. Analisis Hubungan Antara Frekuensi Fast Food dengan Kejadian Overweight pada Remaja

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN FREKUENSI FAST Hubungan Aktivitas Fisik Dan Frekuensi Fast Food Dengan Kejadian Overweight Pada Remaja Di Smp N 5 Karanganyar.

0 5 13

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN FREKUENSI FAST FOOD DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA REMAJA Hubungan Aktivitas Fisik Dan Frekuensi Fast Food Dengan Kejadian Overweight Pada Remaja Di Smp N 5 Karanganyar.

0 3 18

PENDAHULUAN Hubungan Aktivitas Fisik Dan Frekuensi Fast Food Dengan Kejadian Overweight Pada Remaja Di Smp N 5 Karanganyar.

0 2 6

Daftar Pustaka Hubungan Aktivitas Fisik Dan Frekuensi Fast Food Dengan Kejadian Overweight Pada Remaja Di Smp N 5 Karanganyar.

0 3 6

PERBEDAAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DAN Perbedaan Frekuensi Konsumsi Fast Food Dan Aktivitas Fisik Pada Remaja Overweight Dan Tidak Overweight Di SMA Nasima Semarang.

1 32 15

SKRIPSI Perbedaan Frekuensi Konsumsi Fast Food Dan Aktivitas Fisik Pada Remaja Overweight Dan Tidak Overweight Di SMA Nasima Semarang.

0 3 17

PENDAHULUAN Perbedaan Frekuensi Konsumsi Fast Food Dan Aktivitas Fisik Pada Remaja Overweight Dan Tidak Overweight Di SMA Nasima Semarang.

0 2 5

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Frekuensi Konsumsi Fast Food Dan Aktivitas Fisik Pada Remaja Overweight Dan Tidak Overweight Di SMA Nasima Semarang.

0 4 4

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, KEBIASAAN KONSUMSI FAST FOOD DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT Hubungan Pengetahuan Gizi, Kebiasaan Konsumsi Fast Food Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Overweight Pada Siswa SMP Al Islam 1 Surakarta.

0 2 17

HUBUNGAN KONSUMSI FAST FOOD DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 5 MAKASSAR

0 0 122