BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan beberapa tahap, yang dimulai dari tahap penelitian, perancangan hingga tahap implementasi dan perbandingan metode Weighted
Mean Filter dan Harmonic Mean Filter dalam mereduksi Gamma noise dan Rayleigh Noise pada citra digital dapat disimpulkan bahwa :
1. Semakin rendah nilai MSE suatu citra dari nilai MSE citra sebelumnya,
berarti semakin baik pula kualitas suatu citra daripada citra sebelumnya. Sebaliknya pada PSNR, semakin tinggi nilai PSNR dari nilai PSNR citra
sebelumnya, berarti semakin baik pula kualitas suatu citra daripada citra sebelumnya.
2. Weighted Mean Filter dapat mereduksi Gamma noise dengan baik, tetapi
kurang baik dalam mereduksi Rayleigh noise berdasarkan pada parameter nilai MSE dan PSNR.
3. Harmonic Mean Filter juga dapat mereduksi Gamma noise dengan baik,
tetapi kurang baik dalam mereduksi Rayleigh noise berdasarkan pada parameter nilai MSE dan PSNR.
4. Gamma noise dapat direduksi dengan baik oleh kedua metode, tetapi
rayleigh noise tidak dapat direduksi dengan baik. 5.
Berdasarkan parameter running time, Weighted Mean Filtering lebih cepat dalam filtering kedua noise daripada metode Harmonic Mean Filtering.
6. Meskipun menurut parameter MSE dan PSNR citra dapat direduksi dan
mengurangi noise, namun secara visual diliat dengan mata citra malah semakin buram blur. Hal ini terjadi karena dalam proses reduksi citra
rumus dari kedua metode memang diberlakukan pada seluruh kernel pada
semua bagian piksel citra sehingga menyebabkan piksel yang tidak terkena noise pun akan direduksi sehingga citra hasil akan menjadi blur secara
visual tetapi tereduksi secara teori.
5.2 Saran
Berikut ini adalah saran yang dapat digunakan untuk tahap pengembangan sistem ini antara lain:
1. Menambah jenis citra lain yang diuji seperti .jpeg atau .gif.
2. Noise yang direduksi pada sistem ini ada dua noise, diharapkan
untuk pengembangan selanjutnya dapat menggunakan noise lain
3. Pada Harmonic Mean Filter dapat ditambahkan jenis kernel
yang lain, bukan hanya 3x3 tetapi bisa ditambahkan dengan kernel 4x4 ataupun 5x5 dst.
4. Sebaiknya citra yang akan diuji adalah citra yang tidak terlalu
gelap, sehingga akan meminimalisir terjadinya citra hasil yang blur secara visual.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Citra
Citra image atau yang secara umum disebut gambar merupakan representasi spasial dari suatu objek yang sebenarnya dalam bidang dua dimensi yang biasanya
ditulis dalam koordinat kartesian x-y, dan setiap koordinat merepresentasikan satu sinyal terkecil dari objek yang biasanya koordinat terkecil ini disebut sebagai pixel
picture element. Pixel Picture Elements adalah nilai tiap-tiap entri matriks pada bitmap. Rentang nilai-nilai pixel ini dipengaruhi oleh banyaknya warna yang
dapat ditampilkan. Jika suatu bitmap dapat menampilkan 256 warna maka nilai- nilai pixel-nya dibatasi dari 0 hingga 255. Suatu citra bitmap akan mampu
menampilkan warna lebih banyak, karena bitmap mempunyai kerapatan pixel yang tinggi Prihatini, 2010. Karena merupakan sistem koordinat yang memiliki
nilai maka biasanya image dianggap sebagai sebuah matrik x-y yang berisi nilai pixel.
2.2 Citra Digital
Citra digital merupakan sebuah larik array yang berisi nilai-nilai real maupun komplek yang direpresentasikan dengan deretan bit tertentu. Secara umum,
pengolahan citra digital menunjuk pada pemrosesan gambar 2 dimensi menggunakan komputer. Dalam konteks yang lebih luas, pengolahan citra digital
mengacu pada pemrosesan setiap data 2 dimensi Putra, 2010.