BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
JASA PENGIRIMAN BARANG DALAM PENGANGKUTAN DI DARAT
A. Pengirim Barang dan Hubungannya dengan Pengguna Jasa.
Pengangkutan merupakan salah satu hal yang vital dalam kehidupan manusia, baik dalam perdagangan maupun untuk melakukan pengiriman barang. Ketentuan
mengenai pengangkutan dapat ditemukan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang selanjutnya disebut KUHD, dan dalam Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009, pengiriman barang adalah pihak yang mengikatkan diri untuk membayar provisi atas barang yang dikirim.
Pengertian Pengiriman Barang adalah merupakan rangkaian kegiatan pemindaian barang atau penumpang dari suatu tempat pemuatan ke tempat tujuan
sebagai tempat penurunan pembongkaran barang muatan.
16
Adapun peristiwa hukum pengangkutan meliputi empat pokok kajian, yaitu: serangkaian perbuatan
hukum mengenai cara terjadi perjanjian, pengangkutan, saat terjadinya perjanjian pengangkutan, pembuktian dengan dokumen pengangkutan.
17
Pengiriman barang dari satu tempat ke tempat lain dilakukan oleh Perusahaan jasa pengiriman yang merupakan sebuah kegiatan bisnis yang bertujuan untuk
mengirim atau menyalurkan produk kepada penerima barang sehingga akan memperoleh suatu kepuasan satis faction yaitu dengan mengirimkan barang
pemilik ketempat yang dituju dengan jangka waktu yang singkat dan biaya yang
16
Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga, Citra Aditya Bakti. Bandung, 2008, hal.48.
17
HS.Salim, Perkembangan Hukum Kontrak Innoninaat di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta. 2003. hal. 35.
Universitas Sumatera Utara
minimum, hal tersebut dilakukan Perusahaan jasa pengiriman barang untuk mencapai suatu kepuasan terhadap pemilik barang.
Melihat kepada definisi pengiriman barang maka dapat diketahui ada hubungan hukum antara perusahaan penyedia jasa pengirim barang JNE dengan
masyarakat pengguna jasa tersebut, dengan adanya hubungan hukum antara para pihak akan menimbulkan suatu perikatan, hubungan hukum yang terjadi antar
para pihak juga akan menimbulkan hak dan kewajiban. Perikatan yang timbul akibat hukum antar para pihak terjadi karena
disetujuinya persyaratan terhadap benda yang akan dikirim oleh JNE. Dimana pengirim membayar biaya pengiriman itu sebagai persetujuan dapat dilihat dengan
distempelnya sampul kiriman yang bersangkutan, dengan demikian maka oleh JNE timbullah hubungan hukum para pihak yaitu pihak JNE dengan pemilik
barang. Hak dan kewajiban dari para pihak muncul karena pihak pengirim berjanji dan
menempelkan resi pada barang yang akan di kirim, dengan penempelan resi tersebut dapat dipandang bahwa yang bersangkutan telah mengikatkan dirinya
dengan pihak JNE, selanjutnya cepat tidaknya pengiriman barang tersebut dilakukan tergantung kepada jenis ongkos kirim berdasarkan cara penghitungan
ongkosnya yaitu ongkir progresif, ongkir regresif dan ongkir volumetrik. Ternyata ongkos kirim paket barang tidak hanya ditentukan ketiga cara tersebut. Tetapi
juga tergantung jenis layanannya, yaitu ongkos kirim yang dibedakan berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
kecepatan waktu pengantaran atau pengirimannya.
18
Dipenuhinya ketentuan mengenai penempelan resi tersebut, maka pihak pengirim dipandang telah
membayar ongkos pengiriman atau dengan kata lain telah memenuhi kewajibannya. Pihak JNE sebagai sarana pengiriman berhak atas ongkos kirim,
berupa pembayaran perangko dari pihak pengirim. Dan sebagai imbalan atas haknya itu pihak JNE berkewajiban untuk mengankut dan melakukan pengiriman
barang dengan selamat sampai ke tempat tujuan.
D. Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengiriman Barang Menurut