BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan Organisasi KKBB dan KKBK di Kota Tebing Tinggi
Perkembangan organisasi koperasi kredit dapat dilihat dari segi jumlah anggota, Sisa Hasil Usaha SHU, simpanan saham dan saldo pinjaman organisasi
koperasi. Perkembangan jumlah anggota organisasi KKBB dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.1. Perkembangan Jumlah Anggota Organisasi KKBB selama 10 Tahun Terakhir
No. Tahun Jumlah
Perkembangan Persentase
Anggota Orang Anggota Orang
1. 2005
6427 -
- 2.
2006 9153
2726 42,41
3. 2007
13426 4273
46,68 4.
2008 19509
6083 45,30
5. 2009
21767 2258
11,57 6.
2010 22746
979 4,49
7. 2011
29595 6849
30,11 8.
2012 37681
8086 27,32
9. 2013
46080 8399
22,28 10. 2014
53140 7060
15,32 Sumber : Koperasi Kredit Mandiri Tebing Tinggi
Dari Tabel 5.1. dapat dilihat bahwa jumlah anggota organisasi koperasi meningkat mulai dari tahun 2005-2014 yaitu sebanyak 245,48. Dapat dilihat
pada data tersebut bahwa persentase pertambahan jumlah anggota baru paling banyak terjadi pada tahun 2007 ke 2008 yaitu sebesar 46,68.
Untuk mengetahui perkembangan jumlah anggota organisasi KKBK dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.2. Perkembangan Jumlah Anggota Organisasi KKBK selama 10 Tahun Terakhir
No. Tahun Jumlah
Perkembangan Persentase
Anggota Orang Anggota Orang
1. 2005
200 -
- 2.
2006 246
46 23
3. 2007
311 65
26,42 4.
2008 375
64 20,57
5. 2009
442 67
17,86 6.
2010 477
35 7,91
7. 2011
526 49
10,27 8.
2012 650
124 23,57
9. 2013
813 163
25,07 10. 2014
1255 442
54,36 Sumber : Koperasi Kredit Nusantara Tebing Tinggi
Dari Tabel 5.2. dapat dilihat bahwa jumlah anggota organisasi koperasi meningkat mulai dari tahun 2005-2014 yaitu sebanyak 209,03. Dapat dilihat
pada data tersebut bahwa persentase pertambahan jumlah anggota baru paling banyak terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 54,36. Bertambahnya jumlah
anggota tersebut menunjukkan bahwa organisasi koperasi membuka peluang bagi siapa saja yang ingin menjadi anggota koperasi dan calon anggota koperasi
menaruh kepercayaan kepada koperasi dan pengurusnya sehingga bersedia bergabung dengan koperasi dan menerima serta memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan oleh koperasi yang telah ditetapkan dalam ADART. Perkembangan SHU KKBB di Kota Tebing Tinggi dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 5.3. Perkembangan SHU Organisasi KKBB di Kota Tebing Tinggi 10 Tahun Terakhir
No. Tahun
SHU Perkembangan
Persentase Rp
SHU Rp
1. 2005
48.049.436 -
- 2.
2006 55.684.473
7.635.037 15,88
3. 2007
62.883.916 7.199.443
12,92 4.
2008 74.442.434
11.558.518 18,38
5. 2009
91.067.603 16.625.169
22,33 6.
2010 244.489.765
153.422.162 168,47
7. 2011
367.367.198 122.877.433
50,25 8.
2012 539.406.966
172.039.768 46,83
9. 2013
664.907.074 125.500.108
23,26 10. 2014
737.853.736 72.946.662
10,97 Sumber : Koperasi Kredit Mandiri Tebing Tinggi
Dari Tabel 5.3. dapat dilihat perkembangan SHU koperasi yang meningkat mulai tahun 2005-2014 meningkat sebesar 369,29 atau sebesar
Rp689.804.300,00. Pertambahan SHU yang paling besar terjadi pada tahun 20092010 yaitu bertambah sebanyak 168 dari tahun sebelumnya atau
bertambah sebesar Rp 153.422.162,00. Pertambahan SHU yang tinggi disebabkan jumlah anggota banyak yang meminjam dan anggota juga selalu tepat waktu
dalam mengembalikan pinjaman dari koperasi. Dana selalu tersedia untuk anggota yang ingin melakukan pinjaman ke koperasi. Hal ini dikarenakan pembukuan
yang baik dan pelaksanaan usaha yang baik dari koperasi dan anggota koperasi. Perkembangan SHU KKBK di Kota Tebing Tinggi dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 5.4. Perkembangan SHU Organisasi KKBK di Kota Tebing Tinggi 10 Tahun Terakhir
No. Tahun
SHU Perkembangan
Persentase Rp
SHU Rp
1. 2005
2.500.000 -
- 2.
2006 2.600.000
100.000 4
3. 2007
2.750.000 150.000
6 4.
2008 3.000.000
250.000 5,76
5. 2009
3.500.000 500.000
16,67 6.
2010 3.750.000
250.000 7,14
7. 2011
4.000.000 250.000
6,67 8.
2012 6.500.000
500.000 12,5
9. 2013
7.900.000 1.400.000
21,53 10. 2014
12.500.000 4.600.000
58,22 Sumber : Koperasi Kredit Nusantara Tebing Tinggi
Dari Tabel 5.4. dapat dilihat perkembangan SHU koperasi yang meningkat mulai tahun 2005-2014 meningkat sebesar 138,49 atau sebesar
Rp10.000.000,00. Pertambahan SHU yang paling besar terjadi pada tahun 20132014 yaitu bertambah sebanyak 58,22 dari tahun sebelumnya atau
bertambah sebesar Rp 4.600.000,00. Pertambahan SHU yang tinggi disebabkan jumlah anggota banyak yang meminjam dan anggota juga selalu tepat waktu
dalam mengembalikan pinjaman dari koperasi. Dana selalu tersedia untuk anggota
yang ingin melakukan pinjaman ke koperasi. Hal ini dikarenakan pembukuan yang baik dan pelaksanaan usaha yang baik dari koperasi dan anggota koperasi.
Perkembangan Simpanan Saham KKBB di Kota Tebing Tinggi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.5. Perkembangan Simpanan Saham Organisasi KKBB di Kota Tebing Tinggi 10 Tahun Terakhir
No. Tahun
Simpanan Saham Perkembangan
Persentase Rp
Simpanan Saham Rp
1. 2005
13.946.965.947 -
- 2.
2006 20.361.597.804
6.414.631.857 45,99
3. 2007
29.116.867.456 8.755.269.652
42,99 4.
2008 42.293.698.131
13.176.830.675 45,25
5. 2009
54.071.925.883 11.778.227.752
27,84 6.
2010 68.204.448.221
14.132.522.338 26,13
7. 2011
95.943.233.902 27.738.785.681
40,67 8.
2012 132.613.234.201
36.670.000.299 38,22
9. 2013
169.979.034.194 37.365.799.993
28,17 10. 2014
209.563.624.607 39.584.590.413
23,28 Sumber : Koperasi Kredit Mandiri Tebing Tinggi
Dari Tabel 5.5. dapat dilihat perkembangan Simpanan Saham koperasi
yang meningkat mulai tahun 2005-2014 meningkat sebesar 318,59 atau sebesar Rp195.616.658.660,00. Perkembangan Simpanan saham yang paling besar terjadi
pada tahun 20052006 yaitu bertambah sebanyak 45,99 atau bertambah sebesar Rp 6.414.631.857,00. Dana selalu tersedia untuk anggota yang ingin melakukan
pinjaman ke koperasi. Hal ini dikarenakan pembukuan yang baik dan pelaksanaan usaha yang baik dari koperasi dan anggota koperasi.
Tabel 5.6. Perkembangan Simpanan Saham Organisasi KKBK di Kota Tebing Tinggi 10 Tahun Terakhir
No. Tahun
Simpanan Saham Perkembangan
Persentase Rp
Simpanan Saham Rp
1. 2005
95.000.000 -
- 2.
2006 120.000.000
25.000.000 26,31
3. 2007
163.000.000 43.000.000
35,83 4.
2008 215.000.000
52.000.000 31,90
5. 2009
264.000.000 49.000.000
22,79 6.
2010 305.000.000
41.000.000 15,53
7. 2011
517.000.000 212.000.000
69,50 8.
2012 716.560.000
199.560.000 38,59
9. 2013
1.037.000.000 320.440.000
44,71 10. 2014
1.488.000.000 451.000.000
43,49 Sumber : Koperasi Kredit Nusantara Tebing Tinggi
Dari Tabel 5.6. dapat dilihat perkembangan Simpanan Saham koperasi yang meningkat mulai tahun 2005-2014 meningkat sebesar 328,68 atau sebesar
Rp1.393.000.000,00. Perkembangan Simpanan saham yang paling besar terjadi pada tahun 20102011 yaitu bertambah sebanyak 69,50 atau bertambah sebesar
Rp 212.000.000,00. Dana selalu tersedia untuk anggota yang ingin melakukan pinjaman ke koperasi. Hal ini dikarenakan pembukuan yang baik dan pelaksanaan
usaha yang baik dari koperasi dan anggota koperasi. Perkembangan Saldo Pinjaman KKBB di Kota Tebing Tinggi dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 5.7. Perkembangan Saldo Pinjaman Organisasi KKBB di Kota Tebing Tinggi 10 Tahun Terakhir
No. Tahun
Saldo Pinjaman Perkembangan
Persentase Rp
Saldo Pinjaman Rp
1. 2005
17.777.270.865 -
- 2.
2006 26.778.739.015
9.001.468.150 50,63
3. 2007
39.309.226.215 12.530.487.200
46,79 4.
2008 63.155.920.490
23.846.694.275 60,66
5. 2009
78.508.600.440 15.352.679.950
24,30 6.
2010 96.751.342.190
18.242.741.750 23,23
7. 2011
142.166.879.128 45.415.536.938
46,94 8.
2012 204.415.118.900
62.248.239.772 43,78
9. 2013
266.719.302.731 62.304.183.831
30,47 10. 2014
312.424.357.946 45.705.055.215
17,13 Sumber : Koperasi Kredit Mandiri Tebing Tinggi
Dari Tabel 5.7. dapat dilihat perkembangan Saldo Pinjaman koperasi yang meningkat mulai tahun 2005-2014 meningkat sebesar 343,97 atau sebesar
Rp294.647.087.081,00. Perkembangan saldo pinjaman yang paling besar terjadi pada tahun 20072008 yaitu bertambah sebanyak 60,66 atau bertambah sebesar
Rp 23.846.694.275,00. Dana selalu tersedia untuk anggota yang ingin melakukan pinjaman ke koperasi. Hal ini dikarenakan pembukuan yang baik dan pelaksanaan
usaha yang baik dari koperasi dan anggota koperasi.
Tabel 5.8. Perkembangan Saldo Pinjaman Organisasi KKBK di Kota Tebing Tinggi 10 Tahun Terakhir
No. Tahun
Saldo Pinjaman Perkembangan
Persentase Rp
Saldo Pinjaman Rp
1. 2005
100.000.000 -
- 2.
2006 120.000.000
20.000.000 20,00
3. 2007
154.000.000 34.000.000
28,33 4.
2008 193.000.000
39.000.000 25,32
5. 2009
257.000.000 64.000.000
33,16 6.
2010 360.000.000
103.000.000 40,07
7. 2011
551.200.000 191.200.000
53,11 8.
2012 1.364.000.000
812.800.000 147,46
9. 2013
2.785.000.000 1.421.000.000
104,17 10. 2014
3.555.758.000 770.758.000
21,67 Sumber : Koperasi Kredit Nusantara Tebing Tinggi
Dari Tabel 5.8. dapat dilihat perkembangan Saldo Pinjaman koperasi yang meningkat mulai tahun 2005-2014 meningkat sebesar 473,32 atau sebesar
Rp3.455.758.000,00. Perkembangan saldo pinjaman yang paling besar terjadi pada tahun 20112012 yaitu bertambah sebanyak 147,46 atau bertambah sebesar
Rp 812.800.000,00. Dana selalu tersedia untuk anggota yang ingin melakukan pinjaman ke koperasi. Hal ini dikarenakan pembukuan yang baik dan pelaksanaan
usaha yang baik dari koperasi dan anggota koperasi.
Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota KKBB dan KKBK
Anggota koperasi yang menjadi sampel dari tiap koperasi yang diteliti dalam penelitian ini sebanyak 30 orang dengan karakteristik sampel meliputi
umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, lama menjadi, SHU, simpanan dan pinjaman anggota koperasi.
Umur
Komposisi umur anggota KKBB dan KKBK kecil yaitu antara 20–59 tahun, yang dapat disajikan melalui tabel sebagai berikut:
Tabel 5.9. Komposisi Umur Anggota KKBB dan KKBK No
Umur Anggota KKBB
Anggota KKBK tahun
Jumlah Persen
Jumlah Persen
Orang Orang
1. 20-29 4
13,33 6
20,00 2. 30-39
15 50,00
17 56,67
3. 40-49 9
30,00 6
20,00 4. 50-59
2 6,67
1 3,33
Jumlah 30
100 30
100
Sumber: Data Primer diolah dari Lampiran 3 dan 4 Dapat dilihat jumlah terbesar umur anggota koperasi responden berada
pada kelompok umur 30-39 tahun yaitu sebanyak 15 orang atau 50, sedangkan jumlah terkecil umur responden berada pada kelompok 50-59 tahun yaitu hanya 2
orang atau 6,67 saja. Rata-rata umur anggota kopdit bermodal besar dengan kelompok umur 28-53 tahun adalah 38 tahun.
Sama halnya dengan anggota KKBK jumlah terbesar berasal dari kelompok umur 30-39 tahun yaitu sebanyak 17 orang atau 56,67 , dan untuk
jumlah terkecil berasal dari kelompok umur 50-59 tahun yaitu 1 orang atau 3,33 saja. Rata-rata anggota KKBK dengan kelompok umur 35-51 tahun adalah 36
tahun. Berdasarkan data umur yang diperoleh, pada umumnya anggota koperasi
kredit di daerah penelitian berada pada usia produktif sehingga mempunyai kemampuan lebih baik dalam berpikir dan bertindak untuk merencanakan suatu
kegiatan. Tingkat umur mempunyai pengaruh terhadap kemampuan anggota dalam mengelola koperasi kredit. Pada umumnya anggota yang berumur muda
dan sehat jasmaninya memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat sedangkan
semakin tua umur anggota maka kemampuan kerjanya relatif menurun. Umur anggota sampel bervariasi antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
Untuk melihat ada tidaknya perbedaan antara umur anggota KKBB dan anggota KKBK, maka dilakukan Uji Beda Rata-rata yang hasilnya dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 5.10. Hasil SPSS Uji Beda Rata-rata Umur Anggota KKBB dan KKBK Independent Samples Test
Levenes Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig.
T Df
Sig. 2-
taile d
Mean Differen
ce Std.
Error Differen
ce 95
Confidence Interval of the
Difference Lower Upper
Equal varianc
es assume
d 1.32
8 .25
4 1.12
58 .267 1.90000 1.69585 -
1.494 61
5.294 61
Equal varianc
es not assume
d 1.12
57. 053
.267 1.90000 1.69585 -
1.495 81
5.295 81
Sumber: Data Primer diolah dari Lampiran Berdasarkan Tabel 5.10. di atas, dapat dilihat bahwa signifikansi yang
diperoleh adalah 0,267. Nilai yang diperoleh lebih besar daripada probabilitas kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho
diterima atau H
1
ditolak, artinya tidak ada perbedaan antara umur anggota koperasi kredit bermodl besar dan anggota KKBK.
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan anggota kopdit merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang kemajuan kopdit. Pendidikan anggota yang lebih baik akan
memungkinkan anggota untuk mengambil langkah yang bijaksana dalam bertindak atau mengambil keputusan serta memungkinkan anggota untuk
mengembangkan usaha koperasi. Untuk mengetahui lebih rinci tingkat pendidikan dari anggota sampel dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 5.11. Komposisi Tingkat Pendidikan Anggota KKBB dan KKBK No
Tingkat Anggota KKBB
Anggota KKBK Pendidikan Jumlah
Persen Jumlah
Persen Orang
Orang
1. SMP 4
13,33 2. SMA
26 86,67
22 73,33
3. SARJANA 4
13,33 4
13,33
Jumlah 30
100 30
100
Sumber: Data Primer diolah dari Lampiran 3 dan 4 Tabel 5.11. di atas menunjukkan bahwa 86,67 anggota KKBB dan
73,33 anggota KKBK telah menempuh pendidikan selama 12 tahun SMA, tingkat pendidikan anggota koperasi berkisar antara 9 - 16 tahun dan rata-rata
pendidikan anggota kopdit adalah 12 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan anggota kopdit di daerah penelitian telah cukup terdidik sehingga
dapat mengelola koperasi dengan baik. Untuk melihat ada tidaknya perbedaan antara tingkat pendidikan anggota
KKBB dan KKBK, maka dilakukan Uji Beda Rata-rata yang hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.12. Hasil SPSS Uji Beda Rata-rata Pendidikan Anggota KKBB dan KKBK
Independent Samples Test
Levenes Test for
Equality of
Variance s
t-test for Equality of Means
F Sig. T Df
Sig. 2-
tailed Mean
Differenc e
Std. Error Differenc
e 95
Confidence Interval of the
Difference Lowe
r Upper
Equal variance
s assumes
.10 2
.75 1
.94 8
58 .347
.40000 .42200
- .4447
3 1.2447
3 Equal
variance s not
assumes .94
8 53.67
1 .347
.40000 .42200
- .4461
8 1.2461
8 Sumber: Data Primer diolah dari Lampiran
Berdasarkan Tabel 5.12. di atas, dapat dilihat bahwa signifikansi yang diperoleh adalah 0,347. Nilai yang diperoleh lebih besar daripada probabilitas
kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima atau H
1
ditolak, artinya tidak ada perbedaan antara tingkat pendidikan anggota KKBB dan anggota KKBK.
Masa Keanggotaan
Pengalaman dalam berkoperasi akan berpengaruh terhadap pengelolaan di dalam koperasi. Pada umumnya anggota yang berpengalaman dalam berkoperasi
lebih terampil dalam menyikapi aktivitas dalam koperasi. Adapun masa
keanggotaan anggota kopdit di dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.14 berikut:
Tabel 5.13. Komposisi Masa Keanggotaan Anggota KKBB dan KKBK No
Masa Anggota KKBB
Anggota KKBK Keanggotaan Jumlah
Persen Jumlah
Persen tahun
Orang Orang
1. 0-10
28 93,33
30 100,00
2. 11-20
1 3,33
3. 20-30
1 3,33
Jumlah 30
100 30
100
Sumber: Data Primer diolah dari Lampiran 3 dan 4 Tabel 5.13. di atas menunjukkan bahwa 93,33 anggota KKBB memiliki
masa keanggotaan selama 0 - 10 tahun dan 100 anggota KKBK memiliki masa keanggotaan selama 0 - 10 tahun. Adapun rata-rata masa keanggotaan anggota
KKBB adalah 6 tahun dan rata-rata masa keanggotaan anggota KKBK adalah 3 tahun. Untuk melihat ada tidaknya perbedaan antara masa keanggotaan anggota
KKBB dan KKBK, maka dilakukan Uji Beda Rata-rata yang hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.14. Hasil SPSS Uji Beda Rata-rata Masa Keanggotaan Anggota KKBB dan KKBK
Independent Samples Test
Levenes Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig
. t
Df Sig.
2- tailed
Mean Differenc
e Std.
Error Differenc
e 95
Confidence Interval of the
Difference Lowe
r Upper
Equal varianc
es assumes
7,70 7
,00 7
2,96 5
58 ,004 2,90000
,97817 ,9419
8 4,8580
2 Equal
varianc es not
assumes 2,96
5 35,17
7 ,005
2,90000 ,97817
,9145 6
4,8854 4
Berdasarkan Tabel 5.13. di atas, dapat dilihat bahwa signifikansi yang diperoleh adalah 0,004. Nilai yang diperoleh lebih kecil daripada probabilitas
kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H
1
diterima, artinya ada perbedaan antara masa keanggotaan anggota KKBB dan KKBK.
Jumlah Tanggungan
Rata-rata jumlah tanggungan anggota KKBB dan KKBK adalah 2 orang, yang dapat disajikan melalui tabel sebagai berikut.
Tabel 5.15. Komposisi Jumlah Tanggungan Anggota KKBB dan KKBK No
Jumlah Anggota KKBB
Anggota KKBK Tanggungan
Jumlah Persen
Jumlah Persen
Orang Orang
Orang
1. 4
13,33 5
16,67 2.
1 10
33,33 8
26,67 3.
2 10
33,33 10
33,33 4.
3 5
16,67 7
23,33 5.
4 1
3,33
Jumlah 30
100 30
100
Sumber: Data Primer diolah dari Lampiran 3 dan 4 Tabel 5.15. menunjukkan bahwa 33,33 anggota KKBB memiliki rata-
rata jumlah tanggungan 2 orang, sedangkan 33,33 anggota KKBK memiliki tanggungan rata-rata sebanyak 2 orang. Hal ini menunjukkan bahwa anggota
KKBB memiliki tanggungan yang sama dibandingkan dengan anggota KKBK. Jumlah anggota keluarga anggota kopdit juga akan mempengaruhi tingkat
pendapatan dan kesejahteraan keluarga masing-masing anggota. Untuk melihat ada tidaknya perbedaan antara jumlah tanggungan anggota
KKBB dan KKBK maka dilakukan Uji Beda Rata-rata yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.16. Hasil SPSS Uji Beda Rata-rata Jumlah Tanggungan Anggota KKBB dan KKBK
Independent Samples Test
Levenes Test for
Equality of
Variance s
t-test for Equality of Means
F Sig. T
Df Sig.
2- tailed
Mean Differenc
e Std. Error
Differenc e
95 Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper Equal
variance s
assumes .03
1 .86
.00 58 1.000
.00000 .26681
- .5340
8 .5340
8 Equal
variance s not
assumes .00
58.00 1.000
.00000 .26681
- .5340
8 .5340
8 Sumber: Data Primer diolah dari Lampiran
Berdasarkan Tabel 5.16., dapat dilihat bahwa signifikansi yang diperoleh adalah 1,000. Nilai yang diperoleh lebih besar daripada probabilitas kesalahan
yang ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima atau H
1
ditolak, artinya tidak ada perbedaan antara jumlah tanggungan anggota KKBB dan KKBK.
SHU
Rata-rata SHU anggota KKBB dan KKBK dapat dilih melalui tabel sebagai berikut:
Tabel 5.17. Komposisi SHU Anggota KKBB dan KKBK No
SHU Anggota KKBB
Anggota KKBK Ribuan
Jumlah Persen
Jumlah Persen
Rupiah Orang
Orang
1. -1.000
10 33,33
26 86,67
2. 1.001-2.000
2 6,67
4 13,33
3. 2.001-3.000 8
26,67 4.
3.001-4.000 7
23,33 5.
4.001-5.000 2
6,67 6.
5.001-6.000 1
3,33
Jumlah 30
100 30
100
Sumber: Data Primer diolah dari Lampiran 3 dan 4 Tabel 5.17. menunjukkan bahwa 33,33 anggota KKBB memiliki jumlah
SHU 0-1000 ribuan rupiah dengan rata-rata SHU Rp 2.330.730,00, sedangkan 86,67 anggota KKBK memiliki SHU sebanyak 0-1000 ribuan rupiah dengan
rata-rata nilai SHU adalah Rp 456.600,00. Untuk melihat ada tidaknya perbedaan antara jumlah SHU KKBB dan
KKBK maka dilakukan Uji Beda Rata-rata yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.18. Hasil SPSS Uji Beda Rata-rata SHU Anggota KKBB dan KKBK
Levenes Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig.
T Df
Sig. 2-
tailed Mean
Difference Std. Error
Difference 95 Confidence Interval
of the Difference Lower
Upper Equal
variances assumed
38.279 .000 6.578 58 .000 1874.06667 284.91795 1303.74142 2444.39191
Equal variances
not assumed
6.578 33.427 .000 1874.06667 284.91795 1294.67787 2453.45547
Berdasarkan Tabel 5.18., dapat dilihat bahwa signifikansi yang diperoleh adalah 0,000. Nilai yang diperoleh lebih kecil daripada probabilitas kesalahan
yang ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H
1
diterima atau Ho ditolak, artinya ada perbedaan yang nyata antara jumlah tanggungan anggota
KKBB dan KKBK.
SIMPANAN
Rata-rata simpanan anggota KKBB dan KKBK dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut:
Tabel 5.19. Komposisi Simpanan Anggota KKBB dan KKBK No Simpanan
Anggota KKBB Anggota KKBK
Ribuan Jumlah
Persen Jumlah
Persen Rupiah
Orang Orang
1. -10.000
6 20
28 93,33
2. 10.001-20.000
14 46,67
2 6,67
3. 20.001-30.000
5 16,67
4. 30.001-40.000
1 3,33
5. 40.001-50.000
2 6,67
6. 50.001-60.000
2 6,67
Jumlah 30
100 30
100
Sumber: Data Primer diolah dari Lampiran 3 dan 4 Tabel 5.19. menunjukkan bahwa 46,67 anggota KKBB memiliki jumlah
Simpanan 10.001-20.000 ribuan rupiah dengan rata-rata simpanan Rp 19.413.000,00, sedangkan 93,33 anggota KKBK memiliki simpanan sebanyak
0-10.000 ribuan rupiah dengan rata-rata nilai simpanan adalah Rp 4.639.700,00. Untuk melihat ada tidaknya perbedaan antara jumlah simpanan KKBB dan
KKBK maka dilakukan Uji Beda Rata-rata yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.20. Hasil SPSS Uji Beda Rata-rata Simpanan Anggota KKBB dan KKBK
Levenes Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig.
t df
Sig. 2-
tailed Mean
Difference Std. Error
Difference 95 Confidence Interval
of the Difference Lower
Upper Equal
variances assumed
25.658 .000 5.655 58 .000 14743.23333 2606.90598 9524.94405 19961.52262
Equal variances
not assumed
5.655 31.207 .000 14743.23333 2606.90598 9427.84593 20058.62073
Berdasarkan Tabel 5.20., dapat dilihat bahwa signifikansi yang diperoleh adalah 0,000. Nilai yang diperoleh lebih kecil daripada probabilitas kesalahan
yang ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H
1
diterima atau Ho ditolak, artinya ada perbedaan yang nyata antara jumlah simpanan anggota
KKBB dan KKBK.
PINJAMAN
Rata-rata pinjaman anggota KKBB dan KKBK dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut.
Tabel 5.21. Komposisi Pinjaman Anggota KKBB dan KKBK No
Pinjaman Anggota KKBB
Anggota KKBK Ribuan
Jumlah Persen
Jumlah Persen
Rupiah Orang
Orang
1. -30.000
26 86,67
30 100
2. 30.001-60.000
3 10
3. 60.001-90.000
4. 90.001-120.000
1 3,33
Jumlah 30
100 30
100
Sumber: Data Primer diolah dari Lampiran 3 dan 4 Tabel 5.21. menunjukkan bahwa 86,67 anggota KKBB memiliki jumlah
pinjaman 0-30.000 ribuan rupiah dengan rata-rata pinjaman Rp 11.740.000,00, sedangkan 100 anggota KKBK memiliki pinjaman sebanyak 0-10.000 ribuan
rupiah dengan rata-rata nilai pinjaman adalah Rp 2.731.600,00. Untuk melihat ada tidaknya perbedaan antara jumlah pinjaman KKBB dan
KKBK maka dilakukan Uji Beda Rata-rata yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.22. Hasil SPSS Uji Beda Rata-rata Simpanan Anggota KKBB dan KKBK
Levenes Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig.
T df
Sig. 2-
tailed Mean
Difference Std. Error
Difference 95 Confidence Interval
of the Difference Lower
Upper Equal
variances assumed
10.073 .002 2.164 58 .035 9108.00000 4208.76104 683.24944 17532.75056
Equal variances
not assumed
2.164 30.128 .039 9108.00000 4208.76104 514.09552 17701.90448
Berdasarkan Tabel 5.22., dapat dilihat bahwa signifikansi yang diperoleh adalah 0,035. Nilai yang diperoleh lebih kecil daripada probabilitas kesalahan
yang ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H
1
diterima atau Ho ditolak, artinya ada perbedaan yang nyata antara pinjaman anggota KKBB dan
KKBK.
Dinamika Organisasi KKBB dan KKBK
Dinamika organisasi koperasi kredit dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.23. Dinamika Organisasi KKBB No.
Uraian Skor yang Skor yang Ketercapaian
Kriteria diharapkan diperoleh
1. Tujuan Organisasi 5
4,7 94
Sangat Tinggi 2. Struktur Organisasi
12 10,4
86,7 Sangat Tinggi
3. Fungsi Tugas 7
6 85,7
Sangat Tinggi 4. Pembinaan dan
7 6,9
98,5 Sangat Tinggi
Pengembangan Organisasi
5. Kekompakan 7
6 85,7
Sangat Tinggi Organisasi
6. SuasanaIklim 5
4,8 96
Sangat Tinggi Organisasi
7. Tekanan Pada 5
1,7 34
Rendah Organisasi
8. Efektivitas 5
4,5 90
Sangat Tinggi Organisasi
Jumlah 53
45 670,6
Rata-rata 6,6
5,6 83,8
Sangat Tinggi
Sumber: Data Primer diolah dari Lampiran 5 Dari Tabel 5.23. dapat dijelaskan bahwa jumlah skor dinamika organisasi
koperasi adalah 44,8. Artinya dinamika organisasi koperasi dalam kategori Sangat Tinggi dengan persentase ketercapaian skor sebesar 83,8. Hal ini menunjukkan
bahwa koperasi merupakan organisasi yang dinamis, hidup, bergerak, aktif, efisien, dan dapat menyesuaikan dengan keadaan dalam pemanfaatan potensi
untuk mencapai tujuan organisasi.
Tabel 5.24. Dinamika Organisasi KKBK No.
Uraian Skor yang Skor yang Ketercapaian
Kriteria diharapkan diperoleh
1. Tujuan Organisasi 5
4,5 90
Sangat Tinggi 2. Struktur Organisasi
12 10
83,3 Sangat Tinggi
3. Fungsi Tugas 7
5,4 77,1
Tinggi 4. Pembinaan dan
7 5,9
84,2 Sangat Tinggi
Pengembangan Organisasi
5. Kekompakan 7
5,3 75,7
Tinggi Organisasi
6. SuasanaIklim 5
4,1 82
Sangat Tinggi Organisasi
7. Tekanan Pada 5
1,5 30
Rendah Organisasi
8. Efektivitas 5
4,1 82
Sangat Tinggi Organisasi
Jumlah 53
40,8 604,3
Rata-rata 6,6
5,1 75,5
Tinggi
Sumber: Data Primer diolah dari Lampiran 6 Dari Tabel 5.24. dapat dijelaskan bahwa jumlah skor dinamika organisasi
koperasi adalah 40,8. Artinya dinamika organisasi koperasi dalam kategori tinggi dengan persentase ketercapaian skor sebesar 75,5. Hal ini menunjukkan bahwa
koperasi merupakan organisasi yang dinamis, hidup, bergerak, aktif, efisien, dan dapat menyesuaikan dengan keadaan dalam pemanfaatan potensi untuk mencapai
tujuan organisasi. Untuk itu dilakukan Uji beda rata-rata berikut ini.
Tabel 5.25. Hasil SPSS Uji Beda Rata-rata Dinamika KKBB dan KKBK Independent Samples Test
Levenes Test for
Equality of
Variance s
t-test for Equality of Means
F Sig. T df
Sig. 2-
tailed Mean
Differenc e
Std. Error Differenc
e 95
Confidence Interval of the
Difference Lower Upper
Equal variance
s assume
d ,03
1 ,86
3 ,43
1 14
,673 ,52500
1,21754 -
2,0863 7
3,1363 7
Equal variance
s not assume
d ,43
1 13,98
4 ,673
,52500 1,21754
- 2,0866
5 3,1366
5
Berdasarkan Tabel 5.25. di atas, dapat dilihat bahwa signifikansi yang diperoleh adalah 0,673. Nilai yang diperoleh lebih besar daripada probabilitas
kesalahan yang ditolerir, yaitu α 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima atau H
1
ditolak, artinya tidak ada perbedaan antara dinamika KKBB dan KKBK.
Adapun penjelasan dari masing-masing komponen dinamika organisasi adalah sebagai berikut.
1. Tujuan Organisasi Tujuan organisasi adalah suatu keadaan yang ingin dicapai oleh koperasi.
Adapun tujuan dari koperasi sesuai dengan tujuan yang terdapat di dalam ADART koperasi, yaitu :
a. Meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya;
b. Menjadi gerakan ekonomi rakyat serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional.
Tujuan koperasi yang ditetapkan telah sesuai dengan cita-cita masing- masing anggota. Pada Tabel 5.23. dan Tabel 5.24. menunjukkan bahwa hasil
ketercapaian skor sebesar 94 kriteria sangat tinggi dan 90 kriteria tinggi menunjukkan bahwa anggota mengetahui tujuan koperasi, mengetahui proses
pembentukan tujuan koperasi dan tujuan koperasi sesuai dengan tujuan anggota sebagai individu.
2. Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah bentuk hubungan antara individu-individu di
dalam organisasi yang menyangkut kedudukan dan peran masing-masing di dalam organisasi.
Tabel 5.23. dan Tabel 5.24. menunjukkan bahwa ketercapaian skor sebesar 86,7 dan 83,3 dengan kriteria skor sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
hubungan antara masing-masing peran di dalam struktur organisasi koperasi sangat baik. Struktur kelompok yang dibentuk sesuai dengan keputusan dalam
Rapat Anggota. Pembentukan struktur organisasi diketahui oleh anggota dan telah disetujui bersama dalam rapat anggota.
3. Fungsi Tugas Organisasi Fungsi tugas adalah seperangkat tugas yang harus dilaksanakan koperasi
sesuai dengan perannya masing-masing. Berdasarkan Tabel 5.23. dan Tabel 5.24, persentase ketercapaian skor untuk komponen fungsi tugas organisasi adalah
sebesar 85,7 kriteria Sangat Tinggi dan 77,1 kriteria Tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi tugas dilaksanakan dengan baik sesuai peran masing-
masing dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam ADART koperasi. Dan terdapat kepuasan anggota dan pengurus dalam penetapan fungsi
tugas sesuai dengan peranan masing-masing di koperasi. 4. Pembinaan dan Pengembangan Organisasi
Pembinaan dan Pengembangan Organisasi merupakan upaya-upaya untuk menjaga agar organisasi koperasi tetap hidup dan berkembang. Pada Tabel 5.23.
dan Tabel 5.24. menunjukkan persentase ketercapaian skor untuk komponen pembinaan dan pengembangan organisasi sebesar 98,5 dan 84,2 dengan
kriteria sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa upaya-upaya pembinaan dan pengembangan organisasi sudah berlangsung dengan baik, seperti kesempatan
berpartisipasi anggota dalam setiap kegiatan koperasi, penerapan peraturan- peraturan dan norma-norma yang telah disepakati dalam RA dan ADART, usaha
untuk mendapatkan anggota baru. 5. Kekompakan Organisasi
Kekompakan organisasi merupakan rasa keterikatan anggota koperasi terhadap organisasinya. Berdasarkan Tabel 5.23. dan Tabel 5.24. diketahui
persentase ketercapaian kekompakan organisasi sebesar 85,7 kriteria Sangat Tinggi dan 75,7 Kriteria Tinggi. Antaranggota dan pengurus ada hubungan
yang saling mendukung, membantu dan menghargai dalam melakukan setiap kegiatan koperasi, dan memiliki rasa bangga menjadi anggota koperasi.
Kepengurusan koperasi membina kekompakan dengan cara melakukan Rapat Anggota setiap bulannya yang dilaksanakan dengan tujuan mempererat
silaturahmi antaranggota dan pengurus. Dan terdapat rasa saling mendukung di antara anggota dengan pengurus karena jalannya koperasi berdasarkan keputusan
bersama anggota dan atas asas kekeluargaan. 6. SuasanaIklim Organisasi
Suasanaiklim organisasi yaitu suasana di dalam organisasi koperasi seperti hubungan antaranggota, keadaan lingkungan kerja koperasi, dan kebebasan
berpartisipasi. Pada tabel Tabel 5.23. dan Tabel 5.24., dimana persentase ketercapaian skornya sebesar 96 dan 82 dengan kriteria pencapaian Sangat
Tinggi. Dari hasil penelitian, terdapat kenyamanan di dalam koperasi dalam mencapai tujuan koperasi dan terdapat rasa saling menghargai antar individu
dalam koperasi. Di dalam koperasi, anggota diberi kebebasan dalam berbuat, bertindak dan berbicara, namun tetap sopan.
7. Tekanan Organisasi Tekanan organisasi yaitu segala sesuatu yang dapat menimbulkan
ketegangan dalam organisasi yang diperlukan untuk menumbuhkan kedinamisan koperasi. Berdasarkan Tabel 5.23. dan Tabel 5.24., diketahui persentase
ketercapaian skor sebesar 34 dan 30 yang termasuk dalam kriteria pencapaian Rendah. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan dari dalam konflik, otoriter,
persaingan dan tekanan dari luar tantangan, kritikan, sanksi, dan penghargaan
kurang berpengaruh terhadap anggota dan koperasi, karena pada dasarnya anggota dan pengurus koperasi selalu melaksanakan tugasnya dengan baik.
8. Efektivitas organisasi Efektivitas organisasi merupakan keefektifan organisasi koperasi dalam
pencapaian tujuannya. Diketahui pada Tabel 5.23. dan Tabel 5.24., bahwa persentase ketercapaian skor sebesar 90 Kriteria Sangat Tinggi dan 80
Kriteria Tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa koperasi efektif dalam pencapaian tujuannya dengan baik. Hal ini juga dapat dilihat dari peningkatan jumlah anggota
dan peningkatan jumlah anggota, jumlah SHU, Simpanan saham dan Saldo Pinjaman.
Pengaruh Karakteristik Anggota Koperasi Terhadap Dinamika Organisasi Koperasi Kredit
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor sosial dan ekonomi terhadap dinamika organisasi KKBB dan KKBK akan digunakan pengujian
dengan Model Regresi Linier Berganda dengan bantuan SPSS.
Koperasi Kredit Bermodal Besar Tabel 5.26. Analisis Regresi Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota Koperasi
Terhadap Dinamika Koperasi Kredit
Variabel Koefisien
t-tabel t-hitung
Signifikansi Regresi
0,05
Konstant 37.212
2,048 5,696
0,000 X
1
0,059 2,048
0,556 0,785
X
2
0,242 2,048
0,579 0,385
X
3
-0,057 2,048
-0,397 0,497
X
4
0,457 2,048
0,725 0,652
X
5
0,001 2,048
1,659 0,111
X
6
-2,621E-5 2,-48
-0,422 0,677
X
7
3,230E-5 2,048
1,206 0,241
R
2
= 0,279 Fhitung = 2,418
Ftabel = 2,975
Sumber : Data Primer diolah dari Lampiran 6 Dari Tabel 5.26. dapat diperoleh persamaan perhitungan sebagai berikut:
Y = 37.212 + 0,059X
1
+ 0,242X
2
- 0,057X
3
+ 0,457X
4
+ 0,001X
5
– 0,00002621X
6
+ 0,0000323X
7
Dimana:
Y = Dinamika Organisasi Koperasi
X
1
= Umur tahun X
2
= Tingkat Pendidikan tahun X
3
= Masa Keanggotaan tahun X
4
= Jumlah Tanggungan Keluarga jiwa X
5
= SHU Ribuan Rupiah X
6
= Simpanan Ribuan Rupiah X
7
= Pinjaman Ribuan Rupiah Dari analisis regresi linear berganda, maka diperoleh sebagai berikut:
1. Secara serempak, diperoleh nilai: Fhitung = 2,418
F
hitung
F
tabel
atau 2,418 2,975 ά = 0,05. Maka dapat disimpulkan, secara
serempak variabel umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan, jumlah
tanggungan keluarga, SHU, simpanan dan pinjaman tidak berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi koperasi. Hal ini menunjukkan bahwa H
tidak ada pengaruh variabel karakteristik sosial ekonomi anggota terhadap
dinamika organisasi koperasi diterima, dan H
1
terdapat pengaruh variabel karakteristik sosial ekonomi anggota terhadap dinamika organisasi koperasi
ditolak. 2. Secara parsial, variabel umur X
1
dimana diketahui: t
hitung
0,556 t
tabel
= 2,048 α = 0,05, dimana hal ini menunjukkan bahwa variabel umur tidak berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi
koperasi. 3. Secara parsial, variabel tingkat pendidikan X
2
tidak berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi koperasi, dimana diketahui:
t
hitung
0,242 t
tabel
= 2,048 α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi
koperasi. 4. Secara parsial, variabel masa keanggotaan X
3
, dimana diketahui: t
hitung
-0,397 t
tabel
= 2,048 α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel masa keanggotaan tidak berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi
koperasi.
5. Secara parsial, variabel jumlah tanggungan X
4
, dimana diketahui: t
hitung
0,725 t
tabel
= 2,048 α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel jumlah tanggungan tidak berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi
koperasi.
6. Secara parsial, variabel SHU X
5
, dimana diketahui: t
hitung
1,659 t
tabel
= 2,048 α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel SHU tidak berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi koperasi.
7. Secara parsial, variabel simpanan X
6
, dimana diketahui: t
hitung
-0,422 t
tabel
= 2,048 α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel simpanan tidak berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi koperasi.
8. Secara parsial, variabel pinjaman X
7
, dimana diketahui: t
hitung
1,206 t
tabel
= 2,048 α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pinjaman tidak berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi koperasi.
9. Nilai R Square sebesar 0,279 menunjukkan bahwa variabel umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan dan jumlah tanggungan dapat menjelaskan
dinamika organisasi koperasi sebesar 27,9. Sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diamati oleh peneliti sehingga diduga ada variabel lain yang
menjelaskan dinamika organisasi koperasi sebesar 72,1.
Koperasi Kredit Bermodal Kecil Tabel 5.27. Analisis Regresi Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota Koperasi
Terhadap Dinamika Koperasi Kredit
Variabel Koefisien
t-tabel t-hitung
Signifikansi Regresi
0,05
Konstant 43.815
2,048 9,218
0,000 X
1
-0,024 2,048
-0,293 0,772
X
2
-0,375 2,048
-1,230 0,232
X
3
0,641 2,048
1,536 0,139
X
4
-0,988 2,048
-1,602 0,123
X
5
0,001 2,048
0,517 0,611
X
6
0,000 2,-48
0,712 0,484
X
7
0,000 2,048
1,139 0,267
R
2
= 0,344 Fhitung = 3,277
Ftabel = 2,975
Sumber : Data Primer diolah dari Lampiran 7
Dari Tabel 5.27. dapat diperoleh persamaan perhitungan sebagai berikut:
Y = 43.815 – 0,024X
1
- 0,375X
2
+ 0,641X
3
- 0,988X
4
+ 0,001X
5
+ 0,000X
6
+ 0,000X
7
Dimana:
Y = Dinamika Organisasi Koperasi
X
1
= Umur tahun X
2
= Tingkat Pendidikan tahun X
3
= Masa Keanggotaan tahun X
4
= Jumlah Tanggungan Keluarga orang X
5
= Simpanan Ribuan Rupiah X
6
= Pinjaman Ribuan Rupiah Dari analisis regresi linear berganda, maka diperoleh sebagai berikut:
1. Secara serempak, diperoleh nilai: F
hitung
= 3,277 F
hitung
F
tabel
atau 3,277 2,975 ά = 0,05. Maka dapat disimpulkan, secara
serempak variabel umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan, jumlah tanggungan keluarga, SHU, simpanan dan pinjaman berpengaruh secara nyata
terhadap dinamika organisasi koperasi. Hal ini menunjukkan bahwa H0 tidak ada pengaruh variabel karakteristik sosial ekonomi anggota terhadap
dinamika organisasi koperasi ditolak, dan H1 terdapat pengaruh variabel karakteristik sosial ekonomi anggota terhadap dinamika organisasi koperasi
diterima. 2. Secara parsial, variabel umur X
1
dimana diketahui: t
hitung
-0,293 t
tabel
= 2,048 α = 0,05, dimana hal ini menunjukkan bahwa variabel umur tidak berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi
koperasi.
3. Secara parsial, variabel tingkat pendidikan X
2
berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi koperasi, dimana diketahui:
t
hitung
-1,230 t
tabel
= 2,048 α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi
koperasi. 4. Secara parsial, variabel masa keanggotaan X
3
, dimana diketahui: t
hitung
1,536 t
tabel
= 2,048 α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel masa keanggotaan tidak berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi
koperasi. 5. Secara parsial, variabel jumlah tanggungan X
4
, dimana diketahui: t
hitung
-1,602 t
tabel
= 2,048 α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel jumlah tanggungan tidak berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi
koperasi. 6. Secara parsial, variabel SHU X
5
, dimana diketahui: t
hitung
0,517 t
tabel
= 2,048 α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel SHU tidak berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi koperasi.
7. Secara parsial, variabel simpanan X
6
, dimana diketahui: t
hitung
0,712 t
tabel
= 2,048 α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel simpanan tidak berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi koperasi.
8. Secara parsial, variabel pinjaman X
7
, dimana diketahui: t
hitung
1,139 t
tabel
= 2,048 α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pinjaman tidak berpengaruh nyata terhadap dinamika organisasi koperasi.
9. Nilai R Square sebesar 0,344 menunjukkan bahwa variabel umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan dan jumlah tanggungan dapat menjelaskan
dinamika organisasi koperasi sebesar 34,4. Sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diamati oleh peneliti sehingga diduga ada variabel lain yang
menjelaskan dinamika organisasi koperasi sebesar 65,6.
Hubungan Antara Karakteristik Sosial Ekonomi dengan Dinamika Organisasi KKBB dan KKBK
Karakteristik sosial anggota seperti umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan, dan jumlah tanggungan diduga berhubungan dengan dinamika
organisasi koperasi. Untuk mengetahui hubungan tersebut maka dapat dilakukan analisis dengan menggunakan metode korelasi Rank Spearman.
Analisis Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi dengan Dinamika Organisasi KKBB
Analisis Hubungan Umur Anggota dengan Dinamika Organisasi Koperasi
Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien Korelasi Rank Spearman adalah sebesar 0,092. Sementara t
hitung
yang diperoleh sebesar 0,490. Dari tabel lampiran dengan
α=0,05 dan df = 28 diperoleh nilai t
tabel
sebesar 2,048. Dapat dilihat bahwa t
hitung
t
tabel
. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H1
ditolak, artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara umur anggota koperasi dengan dinamika organisasi koperasi.
Analisis Hubungan Tingkat Pendidikan Anggota dengan Dinamika Organisasi
Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien Korelasi Rank Spearman adalah sebesar 0,257. Sementara t
hitung
yang diperoleh sebesar 1,407. Dari tabel lampiran dengan
α=0,05 dan df = 28 diperoleh nilai t
tabel
sebesar 2,048. Dapat dilihat bahwa t
hitung
t
tabel
. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H1
ditolak, artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan
anggota koperasi dengan dinamika organisasi koperasi. Analisis Hubungan Masa Keanggotaan dengan Dinamika Organisasi
Koperasi Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien Korelasi Rank Spearman adalah
sebesar 0,201. Sementara t
hitung
yang diperoleh sebesar 1,087. Dari tabel lampiran dengan
α=0,05 dan df = 28 diperoleh nilai t
tabel
sebesar 2,048. Dapat dilihat bahwa t
hitung
t
tabel
. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H1
ditolak, artinya tidak ada hubungan yang nyata antara masa keanggotaan anggota
koperasi dengan dinamika organisasi koperasi. Analisis Hubungan Jumlah Tanggungan Anggota dengan Dinamika
Organisasi Koperasi Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien Korelasi Rank Spearman adalah
sebesar 0,143. Sementara t
hitung
yang diperoleh sebesar 0,768. Dari tabel lampiran dengan
α=0,05 dan df = 28 diperoleh nilai t
tabel
sebesar 2,048. Dapat dilihat bahwa t
hitung
t
tabel
. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H1
ditolak, artinya tidak ada hubungan yang nyata antara jumlah tanggungan anggota koperasi dengan dinamika organisasi koperasi.
Analisis Hubungan Jumlah SHU Anggota dengan Dinamika Organisasi Koperasi
Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien Korelasi Rank Spearman adalah sebesar 0,451. Sementara t
hitung
yang diperoleh sebesar 2,980. Dari tabel lampiran dengan
α=0,05 dan df = 28 diperoleh nilai t
tabel
sebesar 2,048. Dapat dilihat bahwa t
hitung
t
tabel
. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H1
diterima, artinya ada hubungan yang nyata antara jumlah SHU anggota koperasi dengan dinamika organisasi koperasi.
Analisis Hubungan Jumlah Simpanan Anggota dengan Dinamika Organisasi Koperasi
Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien Korelasi Rank Spearman adalah sebesar 0,370. Sementara t
hitung
yang diperoleh sebesar 2,107. Dari tabel lampiran dengan
α=0,05 dan df = 28 diperoleh nilai t
tabel
sebesar 2,048. Dapat dilihat bahwa t
hitung
t
tabel
. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H1
diterima, artinya ada hubungan yang nyata antara jumlah Simpanan anggota koperasi dengan dinamika organisasi koperasi.
Analisis Hubungan Jumlah Pinjaman Anggota dengan Dinamika Organisasi Koperasi
Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien Korelasi Rank Spearman adalah sebesar 0,319. Sementara t
hitung
yang diperoleh sebesar 1,780. Dari tabel lampiran dengan
α=0,05 dan df = 28 diperoleh nilai t
tabel
sebesar 2,048. Dapat dilihat bahwa t
hitung
t
tabel
. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H1
ditolak, artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara jumlah pinjaman anggota koperasi dengan dinamika organisasi koperasi.
Analisis Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi dengan Dinamika Organisasi KKBK
Analisis Hubungan Umur Anggota dengan Dinamika Organisasi Koperasi
Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien Korelasi Rank Spearman adalah sebesar -0,281. Sementara t
hitung
yang diperoleh sebesar 1,550. Dari tabel lampiran dengan
α=0,05 dan df = 28 diperoleh nilai t
tabel
sebesar 2,048. Dapat dilihat bahwa
t
hitung
t
tabel
. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H1
ditolak, artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara umur anggota koperasi dengan dinamika organisasi koperasi.
Analisis Hubungan Tingkat Pendidikan Anggota dengan Dinamika Organisasi
Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien Korelasi Rank Spearman adalah sebesar 0,195. Sementara t
hitung
yang diperoleh sebesar 1,054. Dari tabel lampiran dengan
α=0,05 dan df = 28 diperoleh nilai t
tabel
sebesar 2,048. Dapat dilihat bahwa t
hitung
t
tabel
. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H1
ditolak, artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan
anggota koperasi dengan dinamika organisasi koperasi. Analisis Hubungan Masa Keanggotaan dengan Dinamika Organisasi
Koperasi Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien Korelasi Rank Spearman adalah
sebesar -0,259. Sementara t
hitung
yang diperoleh sebesar -1,422. Dari tabel lampiran dengan
α=0,05 dan df = 28 diperoleh nilai t
tabel
sebesar 2,048. Dapat dilihat bahwa t
hitung
t
tabel
. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara masa
keanggotaan anggota koperasi dengan dinamika organisasi koperasi. Analisis Hubungan Jumlah Tanggungan Anggota dengan Dinamika
Organisasi Koperasi Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien Korelasi Rank Spearman adalah
sebesar -0,227. Sementara t
hitung
yang diperoleh sebesar -1,235. Dari tabel lampiran dengan
α=0,05 dan df = 28 diperoleh nilai t
tabel
sebesar 2,048. Dapat dilihat bahwa t
hitung
t
tabel
. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H
diterima dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara jumlah tanggungan anggota koperasi dengan dinamika organisasi koperasi.
Analisis Hubungan Jumlah SHU Anggota dengan Dinamika Organisasi Koperasi
Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien Korelasi Rank Spearman adalah sebesar -0,051. Sementara t
hitung
yang diperoleh sebesar -0,270. Dari tabel lampiran dengan
α=0,05 dan df = 28 diperoleh nilai t
tabel
sebesar 2,048. Dapat dilihat bahwa t
hitung
t
tabel
. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara jumlah
SHU anggota koperasi dengan dinamika organisasi koperasi.
Analisis Hubungan Jumlah Simpanan Anggota dengan Dinamika Organisasi Koperasi
Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien Korelasi Rank Spearman adalah sebesar -0,202. Sementara t
hitung
yang diperoleh sebesar -1,091. Dari tabel lampiran dengan
α=0,05 dan df = 28 diperoleh nilai t
tabel
sebesar 2,048. Dapat dilihat bahwa t
hitung
t
tabel
. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara jumlah
Simpanan anggota koperasi dengan dinamika organisasi koperasi.
Analisis Hubungan Jumlah Pinjaman Anggota dengan Dinamika Organisasi Koperasi
Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien Korelasi Rank Spearman adalah sebesar 0,089. Sementara t
hitung
yang diperoleh sebesar 0,472. Dari tabel lampiran dengan
α=0,05 dan df = 28 diperoleh nilai t
tabel
sebesar 2,048. Dapat dilihat bahwa t
hitung
t
tabel
. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H1
ditolak, artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara jumlah pinjaman anggota koperasi dengan dinamika organisasi koperasi.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN