gangguan depresi yang sekunder biasanya lebih kacau, lebih agresif, mempunyai lebih banyak kelehan sometik, dan lebih sering terlihat mudah tersinggung, putus
asa, mempunyai ide bunuh diri, problem tidur, penurunan prestasi sekolah, harga diri yang rendah , dan tidak patuh. Gangguan afektif bipolar atau siklotimik
Bipolar affective illness or cyclothymic disorder. Kriteria: kemunculan atau memiliki riwayat pernah mengalami sebuah sebuah episode depresi berat atau
lebih; kemunculan atau memiliki riwayat pernah mengalami paling tidak satu episode hipomania; tidak ada riwayat episode manik penuh atau episode
campuran; gejala-gejala suasana perasaan bukan karena skizofrenia atau menjadi gejala yang menutupi gangguan lain seprti skizofrenia; gejala-gejalanya tidak
disebabkan oleh efek-efek fisiologis dari substansi tertentu atau kondisi medis secara umum; distres atau hendaya dalam fungsi yang signifikan secara klinis.
Sedangkan menurut Carlson, seperti yang dikutip oleh shafii, membagi depresi pada remaja menjadi tipe primer dan sekunder. Tipe primer: bila tidak ada
gangguan psikiatrik sebelumnya, dan tipe sekunder : bila gangguan yang sekarang mempunyai hubungan dengan gangguan psikiatrik sebelumnya. Pada gangguan
depresi yang sekunder biasanya lebih kacau, lebih agresif, mempunyai lebih banyak kelehan sometik, dan lebih sering terlihat mudah tersinggung, putus asa,
mempunyai ide bunuh diri, problem tidur, penurunan prestasi sekolah, harga diri yang rendah , dan tidak patuh.
2.2.4 Gambaran Klinis
a Gejala fisik
Menurut beberapa ahli, gejala depresi yang kelihatan ini mempunyai rentangan dan variasi yang luas sesuai dengan berat ringannya depresi yang dialami.
Namun secara garis besar ada beberapa gejala fisik umum yang relative mudah dideteksi Lumongga, 2009 Gejalanya adalah :
1. Gangguan pola tidur. Misalnya sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sikit
tidur. 2.
Menurun tingkat aktivitas. Pada umumnya orang dengan depresi menunjukkan perilaku yang pasif, menyukai kegiatan yang yidak melibatkan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
3. Menurunnya efisiensi kerja. Penyebab jelas, orang yang mengalami depresi
akan sulit memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu pekerjaan. 4.
Menurunnya produktivitas kerja. Orang dengan depresi akan kehilangan sebahagian atau seluruh motivasi kerjanya. Sebabnya ia tidak lagi bisa
menikmati dan merasakan kepuasan atas apa yang dilakukannya. 5.
Mudah merasa letih dan sakit jelas saja, depresi merupakan perasaan negative. Jika seseorang menyimpan perasaan negative, maka jelas akan membuat letih
kerana membebani fikiran dan perasaanya.
b Gejala Psikis
1. Kehilangan rasa percaya diri. Penyebabnya, orang dengan depresi cenderung
memandang segala sesuatu dari sisi negatif, termasuk menilai diri sendiri. 2.
Sensitif. Orang dengan depresi suka mengaitkan sesuatu dengan sirinya. Perasaanya sensitif sekali sehingga sering peristiwa yang terjadi dipandang
berbeda oleh mereka dan bahkan salah diartikan. Akibatnya mudah tersinggung, mudah marah, curiga akan maksud orang lain, mudah sedih,
murung dan lebih suka menyendiri. 3.
Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna muncul kerana mereka merasa menjadi orang yang gagal terutama di bidang atau lingkungan yang
seharusnya mereka kuasai 4.
Perasaan bersalah. Perasaan bersalah terkadang timbul dalam permikiran orang dengan depresi. Mereka memandang suatu kejadian yang menimpa
dirinya sebagai suatu hukuman atau akibat dari kegagalan mereka menjalankan tanggungjawab yang dilaksanakan.
5. Perasaan terbebani. Banyak orang yang menyalahkan orang lain atas
kesusahan yang dialaminya. Mereka merasa terbeban kerana merasa terlalu dibebani tanggungjawab yang berat.
c Gejala Sosial
Masalah depresi yang berawal dari sendiri pada akhirnya mempengaruhi lingkungannya. Orang dengan depresi merasa tidak mampu bersikap terbuka
dansecara aktif menjalin hubungan dengan lingkungan sekalipun ada kesempatan.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5. Hamilton Depression Rating Scale HDRS