kepemilikan aset, kondisi rumah, pendidikan anak, kesehatan dan pola makan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya
warga di desa ini bekerja di sektor pertanian, sisanya sebagai pedagang, pekerja pabrik, pegawai negeri sipil, dan menjadi sopir jasa
angkutan desa dan tukang ojek. Dalam penelitian di Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur diperoleh empat klasifikasi
kesejahteraan keluarga yang dilihat dari indikator pendapatan yaitu: a.
Keluarga kaya atau beunghar, memiliki pendapatan minimal Rp2.000.000,00 per bulan
b. Keluarga menengah atau sedeng, memiliki pendapatan antara
Rp1.000.000,00-2.000.000,00 per bulan c.
Keluarga miskin, memiliki pendapatan antara Rp500.000- 1.000.000,00 per bulan
d. Keluarga sangat miskin atau miskin pisan, memiliki pendapatan di
bawah Rp.500.000,00 per bulan.
B. Kerangka Berfikir
Sejak Keputusan Presiden Keppres No 53 Tahun 1989 sekitar 92.923,31 hektar lahan-lahan sawah yang subur di Kabupaten Karawang kini
keberadaannya sudah mulai berkurang. Lahan sawah tersebut berkurang karena kegiatan alih fungsi lahan dari pertanian menjadi
non pertanian sehingga menyebabkan hasil di sektor pertanian menjadi menurun. Padahal peranan sektor pertanian dalam
pembangunan ekonomi sangat penting karena sebagian besar anggota masyarakat di Kabupaten Karawang menggantungkan hidupnya pada
sektor tersebut. Dari masalah alih fungsi lahan ini maka perlu dipikirkan cara peningkatan kesejahteraan sebagian besar anggota
masyarakat yang hidup di sektor pertanian. Cara ini bisa ditempuh dengan jalan membuka lahan yang mempunyai potensi atau dengan
jalan meningkatkan produksi tanaman. Kecamatan Telukjambe Timur merupakan salah satu Kecamatan yang
termasuk dalam kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang untuk dijadikan salah satu pengembangan kawasan industri. Sekitar
756 hektar lahan sudah menjadi hak milik dan diprivatisasi oleh pihak swasta. Lahan ini dipergunakan sesuai dengan kebutuhan pihak
tersebut seperti dijadikan pembangunan pabrik ataupun pembangunan perumahan. Sebagian lahan milik industri belum
dipergunakan dan dibiarkan menganggur. Karena terbukanya sistem pemanfaatan lahan seperti sewa lahan dari pihak industri maka
banyak petani yang termotivasi mengelola lahan industri untuk kegiatan usahatani.
Kegiatan pemanfaatan lahan industri oleh petani dilakukan dengan tujuan dapat menambah pendapatan rumah tangga mereka. Selain
melakukan kegiatan pemanfaatan lahan, para petani di daerah ini juga memiliki pekerjaan lain. Keadaan petani yang menggeluti lebih dari
satu pekerjaan membuat pendapatan rumah tangga diterima dari berbagai sumber pendapatan. Sumber pendapatan itu antara lain dari
pendapatan lahan industri, pendapatan aset rumah tangga yang terdiri dari pendapatan lahan milik sendiri dan pendapatan non usahatani
serta sumbangan anggota keluarga yang telah bekerja ikut serta mempengaruhi pendapatan total rumah tangga petani. Pendapatan di
lahan industri akan membuat bertambahnya jumlah pendapatan total rumah tangga dan akan berpengaruh juga kepada meningkatnya
kesejahteraan rumah tangga. Tingkat kesejahteraan rumah tangga dapat dilihat dari pendapatan total rumah tangga yang diwujudkan
melalui pendapatan per kapita. Penelitian ini berusaha untuk mengetahui kontribusi berbagai sumber
pendapatan terutama kontribusi pendapatan lahan industri terhadap pendapatan total rumah tangga yang selanjutnya dapat digunakan
untuk melihat tingkat kesejahteraan rumah tangga petani penggarap. Agar lebih mudah dipahami, maka disusun kerangka konseptual
sebagai berikut:
C. Hipotesis