secara anantomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desainperancangan serta evaluasi dari sebuah produk.
2.3 Tujuan Ergonomi
Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi menurut Tarwaka, dkk 2004 : 7 adalah sebagai berikurt:
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan
mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak
sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif
maupun setelah tidak produktif. c. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek
teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas hidup yang tinggi.
2.4 Konsep Keseimbangan Dalam Ergonomi
Ergonomi merupakan suatu ilmu, seni dan teknologi yang berupaya untuk menyerasikan alat, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan,
kebolehan dan segala keterbatasan manusia, sehingga manusia dapat berkarya secara optimal tanpa pengaruh buruk dari pekerjaannya. Dari sudut
pandang ergonomi, antara tuntutan tugas dengan kapasitas kerja harus selalu dalam garis keseimbangan sehingga dicapai performansi kerja yang tinggi.
Dalam kata lain, tuntutan tugas tidak boleh terlalu rendah underload dan juga tidak boleh terlalu berlebihan overload. Karena keduanya, baik
underload maupun overload akan menyebabkan stress. Konsep keseimbangan antara kapasitas kerja dengan tuntutan tugas
tersebut dapat diilustrasikan pada Gambar 2.1 berikut.
PERFORMANCE Quality
Stress Fatique
Accident Discomfort
Disease Injury
Productivity Material
Characteristics TaskWork Place
Characteristics
Organizational Characteristics
Environmental Characteristics
TASK DEMANDS
Personal Capacity
Physicological Capacity
Pysicological Capacity
Biomechanical Capacity
WORK CAPACITY
Gambar 2.1 Konsep Dasar Keseimbangan dalam Ergonomi
sumber: Manuaba, 2000 dalam Tarwaka, dkk 2004 : 8
a. Kemampuan Kerja Work Capacity 1. Personal Capacity Karakteristik Pribadi; meliputi faktor usia, jenis
kelamin, antropometri, pendidikan, pengalaman, status sosial, agama dan kepercayaan.
2. Physicological Capacity Kemampuan Fisiologis; meliputi
kemampuan dan daya tahan cardio-vaskuler, syaraf otot, panca indera.
3. Biomechanical Capacity Kemampuan Biomekanik berkaitan dengan kemampuan dan daya tahan sendi dan persendian, tendon
dan jalinan tulang. b. Tuntutan Tugas Task Demand
1. Task and Material Characteristic Karakteristik tugas dan Material; ditentukan oleh karakteristik peralatan dan mesin, tipe, kecepatan
dan irama kerja. 2. Organization Characteristic; berhubungan dengan jam kerja dan
jam istirahat, shift kerja, cuti dan libur, manajemen. 3. Environmental Characteristic; berkaitan dengan teman setugas,
kondisi lingkungan kerja fisik, norma, adat kebiasaan dan sosio- budaya.
c. Performansi Performance 1. Bila rasio tuntutan tugas Task Demand Kapasitas kerja Work
Capacity, maka hasil akhirnya berupa: ketidaknyamanan overstress, kelelahan, kecelakaan, cidera, rasa sakit dan tidak produktif.
2. Bila rasio tuntutan tugas Task Demand Kapasitas kerja Work Capacity, maka hasil akhirnya berupa: undertress, kebosanan,
kejemuan, kelesuan, sakit dan tidak produktif. 3. Agar penampilan menjadi optimal maka perlu adanya keseimbangan
dinamis task demand = Work capacity sehingga tercapai kondisi lingkungan yang sehat, aman, nyaman dan produktif.
2.5 Beban Kerja