Rizal Ahmad Fauzi, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku
Sosial Dan Keterampilan Bermain Bola Voli Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perubahanzaman yang terjadi di negeri ini, menuntut dunia pendidikan melakukan perubahan untukmengatasi permasalahan-permasalahan yang ada
sebagai dampak dari perubahan tersebut.Permasalah yang terjadi bukan hanya pada aspek ekonomi dan politik saja, tapi juga pada aspek sosial, moral, budaya
dan bahkan akhlak.Pada permasalahan sosial khususnya, sudah menunjukan gejala-gejala yang sangat memprihatinkan.Hal ini ditunjukan dari adanya berita-
berita baik itu media cetak maupun televisi tentang penyimpangan sosial dalam bentuk pemaksaan kehendak, pengrusakan, konflik antar kelompok dan juga
adanya perilaku kekerasan yang dilakukan masyarakat bahkan dilakukan oleh mahasiswa yang notabenenya sebagai orang yang berilmu.
Salah satu contoh berita mengenai permasalah sosial adalah mengenai isu kenaikan bahan bakar minyak BBM yang sedang hangat diperbincangkan,
membuat semua lapisan masyarakat turun kejalan untuk mengemukakan aspirasinya di depan kantor wakil rakyat DPR-MPR RI. DPR yang bertugas
sebagai wakil rakyat sepertinya sudah lupa dengan janjinya untuk selalu menyampaikan keluhan-keluhan rakyat.Sehingga memaksa mahasiswa untuk
turun kejalan. Tapi karena merasa keluhannya tidak didengar,mereka pun
Rizal Ahmad Fauzi, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku
Sosial Dan Keterampilan Bermain Bola Voli Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
melakukan kekerasaan, pemaksaan, bahkan pengrusakan infrastruktur gedung DPR.
Permasalahan lain yang menunjukan semakin miskinnya perilaku sosial terlihat dari semakin miskinnya pengabdian, kurangnya disiplin, kurangnya sikap
saling menghormati antar sesama,tawuran antar pelajar dan juga sikap acuh tak acuh antar teman. Hal ini sebagai tanda bahwa rasa ke-bhineka Tunggal Ika an
bangsa Indonesia yang penuh dengan persaudaraan, kepedulian, kerjasama dan tolong-menolong dalam kehidupan masyarakat sudah tergerus oleh derasnya
perubahan zaman. Permasalah sosial di atas tentunya akan semakin memprihatinkan jika
tidak segera ditanggulangi dari sekarang. Hal yang dapat dilakukan untuk menekan terjadinya penyimpangan sosial adalah melalui pendidikan jasmani.
Dari isi UU pendidikan No. 20 tahun 2003 di atas dapat disimpulkan bahwa, hasil dari proses pendidikan yang diharapkan adalah terbentuknya peserta
didik yang memiliki keterampilan sosial yang tinggi sebagai pondasi utama dalam menjalani kehidupan sebagai makhluk sosial. Dengan kata lain, pendidikan
merupakan alat untuk memperbaiki permasalahan sosial, moral, dan akhlak. Dari mulai indonesia merdeka sampai dengan sekarang, dunia pendidikan
berusaha untuk selalu mejadikan manusia sebagi insan yang mempunyai sikap sosial, moral dan akhlak yang baik. Usaha pendidikan ini terlihat dari adanya
perubahan-perubahan kurikulum dari waktu ke waktu.Pada tahun 1950kurikulum dikenal dengan istilah rencana pelajaran terurai, tahun 1960 dikenal dengan
Rizal Ahmad Fauzi, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku
Sosial Dan Keterampilan Bermain Bola Voli Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
kurikulum kewajiban belajar sekolah dasar, tahun 1968 dikenal dengan kurikulum 1968, kurikulum tahun 1975, 1991 dikenal dengan Cara Belajar Siswa Aktif
CBSA, kemudian diganti dengan kurikulum 1994, tahun 2004 dikenal dengan KBK Kurikulum Berbasis Kompetensi dan sekarang dikenal dengan istilah
kurikulum KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bukan hanya dunia pendidikan secara umum saja yang mengalami
perubahan dari waktu ke waktunya, pendidikan jasmanipun mengalami beberapa perubahan. Perubahan itu dimulai dari istilah-istilah yang digunakan, yang dulu
dikenal dengan istilah gerak badan, pendidikan jasmani, pendidikan olahraga dan kesehatan dan sampai dengan sekarang yang dikenal dengan pendidikan jasmani
olaharaga dan kesehatan. Perubahan istilah di atas bukan tanpa alasan, kebutuhan-kebutuhan siswa
yang berbeda dari waktu ke waktu menuntut dilakukannya perubahan itu.Perubahan didunia penjas itu seyogyanya bersifat menyeluruh, bukan hanya
pada istilah.Sistem, metode, model, pendekatan serta penanganan pada siswapun tentunya perlu adanya perubahan yang disesuaikan dengan keadaan siswa yang
berbeda-beda, agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.Namun ironisnya, perubahan itu tidak di iringi dengan perubahan pola mengajar yang
dilakukan oleh guru. Penyampaian materi pendidikan jasmani saat ini masih saja menganut cara yang dilakukan pengajar pada zaman dulu atau bersifat tradisional,
yakni mengedepankan pada keterampilan fisik dan mengesampingkan aspek- aspek lain seperti aspek kognisi dan aspek sosial afektif. Hal ini tentu saja akan
berdampak pada aktivitas yang dijalani siswa dilingkungannya seperti minimnya
Rizal Ahmad Fauzi, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku
Sosial Dan Keterampilan Bermain Bola Voli Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
keterampilan sosial yang dimiliki siswa dalam menjalani hidupnya sebagai makhluk yang berdampingan dengan orang lain. Sehingga permasalahan sosial
yang terjadi saat ini tidak dapat terselesaikan dengan baik.
Pada dasarnya Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peranan yang sangat strategis dalam upaya mengembangkan
perilakusosial siswa.Pendidikan jasmani dengan kelengkapan yang dimilikinya diharapkan mampu memberikan sumbangan yang positif tehadap pengembangan
perilaku sosial siswa.Sebagaimana yang dikemukakan Lutan 1998:1 bahwa
“tujuan yang ingin dicapai bukan saja perkembangan aspek fisik tetapi juga aspek mental, sosial dan moral
”.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Subroto 2006:6, bahwa: Meskipun pendidikan jasmani itu merupakan proses pendidikan melalui
aktivitas jasmani dan olahraga, namun tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan jasmani bukan hanya aspek fisik, tapi lebih bersifat pedagogis
proporsional. Artinya nilai-nilai pendidikan yang terkait dengan aspek intelektual, moral, sikap, keterampilan fisik dan kebugaran jasmani serta etika
dikembangkan secara selaras, seimbang dan serasi.
Dari kedua kutipan di atas, maka jelas bahwa tujuan utama pendidikan jasmani bukan hanya pada aspek fisik saja, tapi aspek kognitif, sosial, moral dan
mentalpun ikut dikembangkan secara seimbang.
Dengan pendidikan jasmani siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai
ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat, memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap gerak manusia serta
Rizal Ahmad Fauzi, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku
Sosial Dan Keterampilan Bermain Bola Voli Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
kemampuan sosial seperti mampu bertanggung jawab, kerjasama, saling menghargai dan lain-lain.
Agar tujuan pendidikan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik, tentunya ada hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam menyampaikan suatu
materi.Diantaranya adalah dengan menciptakan kondisi belajar kondusif. Usman 2008:21 berpendapat bahwa:
Dalam menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif setidaknya ada lima variable yang menentukan keberhasilan siswa, yaitu melibatkan siswa
secara aktif, menarik minat dan perhatian siswa, membangkitkan motivasi siswa, memperhatikan kemampuan siswa dan menggunakan alat peraga yang
tepat.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa guru dituntut harus mampu menciptakan kondisi belajar yang dapat membuat siswa tertarik untuk mengikuti
proses pembelajaran yang dibawakan oleh guru. Salah satu caranya adalah dengan mengunakan model pembelajaran.
Menurut burden dan Byrd dalam Juliantine 2011:8 menyatakan bahwa: Model pembalajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Pendapat diatas senada dengan pendapat Knirk dan Gustafon dalam Juliantine 2011:8, yaitu:
Model pembelajaran adalah rancangan yang dibuat oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu dan atau nilai baru dalam suatu proses
yang sistematis melalui tahap rencana, pelaksanaan dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar.
Rizal Ahmad Fauzi, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku
Sosial Dan Keterampilan Bermain Bola Voli Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu rancangan yang menggambarkan prosedur yang
sistematis yang dibuat guru agar proses kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Setiap model pembelajaran memiliki karakter dan tujuan yang berbeda- beda.Ada model yang berpusat pada guru, ada model yang menekankan pada
pemahaman konsep bermain dan ada juga yang menekankan pada keterampilan gerak.Berdasarkan literatur yang penulis temukan, model pembelajaran yang
dianggap dapat mengembangkan perilaku sosial siswa diantaranya adalah dengan model pembelajaran kooperatif.
Eggen dan Kauchak berpendapat dalamJuliantine2011:52, bahwa: Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran
yang melibatkan siswa untuk bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.
sedangkanRoger, dkkdalamHuda 2011: 29, berpendapat bahwa: Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitaspembelajaran kelompok yang
diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar
yang didalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang
lain.
Dari kedua pendapat di atas, dapat dijelaskan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menekankan pada kemampuan
kerjasama antar siswa dan siswa berusaha meningkatkan kemampuan individu untuk kepentikan kelompok dalam proses pembelajaran. Sehingga terciptanya
Rizal Ahmad Fauzi, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku
Sosial Dan Keterampilan Bermain Bola Voli Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
suasana saling menghargai, menolong, mengkoreksi, dan saling mendorong antar siswa dalam suatu kelompok.
Sedangkan mengenai pengaturan kelompok dalam model pembelajaran kooperatif, Lie 2010:41 mengemukakan sebagai berikut:
Pengelompokkan heterogenitas kemacamragaman merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam metode pembelajaran kooperatif. Kelompok
heterogenitas bisa dibentuk dengan memperhatikan keanekaragaman gender, latar belakang, agama, sosial, ekonomi, etnik dan kemampuan akademik.
Dalam hal keanekaragaman akademis, kelompok pembelajaran kooperatif biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang
dengan kemampuan akademik sedang dan satu lagi dari siswa yang memiliki kemampuan akademikkurang.
Dari pendapat di atas, dapat dijelasakan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang membagi siswanya ke dalam
beberapa kelompok kecil yang terdiri dari latar belakang yang berbeda baik itu jenis kelamin, agama, sosio-ekonomi, suku maupun kemampuan akademik.
Model pembelajaran ini tentu saja berbeda dengan model pembelajaran yang sering digunakan oleh guru saat ini. Pembelajaran sering dilakukan secara
langsung atau lebih dikenal dengan istilah direct intruction dan pengelompokan siswa dilakukan secara homogen.
Beberapa kelebihan dari pengelompokan secara heterogen menurut Lie 2010:43, adalah sebagai berikut:
Pertama, kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar Peer Tutoring dan saling mendukung.Kedua, kelompok ini
meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, agama, etnik dan gender.Terakhir,
Rizal Ahmad Fauzi, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku
Sosial Dan Keterampilan Bermain Bola Voli Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
kelompok heterogen memudahkan pengolalaan kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru mendapat satu asisten.
Mengingat model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe dan karakteristik yang berbeda-beda,maka dari itu penulis memilih tipe Teams game
tournament TGT dalam melakukan penelitian ini. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan tipe dimana setiap
orang dalam satu tim saling membantu untuk mencapai tujuan bersama, yakni memenangkan suatu pertandingan. Adapun menurut Slavin 2005:170 komponen
tipe TGT antara lain: “Pengajaran; Belajar tim; Turnamen dan Rekognisi tim”
Pengajaran meliputi pemberian intruksi, materi, demonstrasi, tugas serta arahan dari guru yang berlangsung dalam proses pembelajaran. Belajar tim, yaitu
proses pengulangan dan latihan secara bersama-sama sesuai dengan tugas yang diberikan guru. Turnamen, yaitu suatu kondisi dimana semua siswa dalam
kelompok diuji kemampuannya dalam suatu pertandingan melawan kelompok lain dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan tiap kelompok. Rekognisi tim, yaitu
pemberian penghargaan pada kelompok pemenang dalam suatu pertandingan yang didasarkan pada skor atau nilai yang diperoleh.
Melalui langkah-langkah pembelajaran di atas, akan memungkinkan terciptanya kondisi pembelajaran yang menuntut siswa untuk saling berinteraksi
antara siswa satu dengan siswa yang lain. Dalam proses interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran itulah diharapkan terbinanya sikap sosial. Siswa yang
memiliki kemampuan yang tinggi bersedia untuk membantu siswa lain dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan begitu pula sebaliknya bagi siswa yang
Rizal Ahmad Fauzi, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku
Sosial Dan Keterampilan Bermain Bola Voli Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
memiliki kemampuan yang rendah tidak akan leluasa meminta bimbingan dari temannya tanpa rasa canggung karena usia mereka yang relatif sama. Sebagimana
dikemukakan Djamarah dan Zain 2002:64 bahwa: Anak didik dibiasakan hidup bersama, bekerjasama dalam kelopok, akan
menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan yang mempunyai kelebihan dengan ikhas mau membantu mereka yang mempunyai kekurangan.
Sebaliknya mereka yang mempunyai kekurangan dengan rela hati mau belajar dari mereka yang mempunyai kelebihan, tanpa ada rasa minder.
Selain itu dengan adanya kompetisi dalam proses pembelajaran, siswa akanmempersiapkan timnya dan saling bekerjasama agar dapat memenangkan
suatu pertandingan. Dalam kondisi seperti itu akan terciptanya budaya saling membantu dan saling ketergantungan antar siswa satu dengan yang lainnya. Hal
tersebut diharapkan akan memberikan kesadaran bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri, mereka membutuhkan orang lain untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Djamarah dan zain 2002:64, bahwa:
Hidup ini saling ketergantungan, seperti ekosistem dalam mata rantai kehidupan semua makhluk hidup di dunia. Tidak ada makhluk hidup yang
terus menerus berdiri sendiri tanpa keterlibatan makhluk, langsung atau tidak langsung, disadari atau tidak, makhluk lain itu ikut ambil bagian dalam
kehidupan makhluk tertentu.
Berdasarkan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, ruang lingkup pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan meliputi:
1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, keterampilan
lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bolavoli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis,
dan beladiri, serta aktivitas lainnya
Rizal Ahmad Fauzi, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku
Sosial Dan Keterampilan Bermain Bola Voli Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen
kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya 3.
Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya
4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam
aerobic serta aktivitas lainnya 5.
Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya
6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknikkaryawisata, pengenalan
lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung 7.
Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, semua aspek yang berkenaan dengan kesehatan seperti
pencegaha dan pertolongan cedera dan lain-lain. Dari macam-macam materi di atas, penulis memilih permainan bolavoli
sebagai alat dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam penelitian yang akan penulis lakukan. Permainan bolavolipada dasarnya
merupakan permainan tim yang dilakukan oleh 6 orang dengan posisi yang berbeda-beda yang menuntut kerjasama antar tim untuk mengembalikan bola ke
daerah permainan lawan sampai lawan tidak mampu mengembalikan bola.hal ini sesuai dengan yang dijelaskan Tarigan 2001:4, bahwa “Prinsip bermain bolavoli
adalah menjaga bola jangan sampai jatuh dilapangan sendiri dan berusaha menjatuhkan bola di lapangan lawan”. Sehubungan dengan itu, Yudiana dan
Subroto 2010:25 menjelaskan bahwa “Permainan bolavoli adalah permainan
beregu yang menuntut adanya kerjasama dan saling pengertian dari masing- masing anggota regu”.Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimbulkan
bahwa permainan bolavoli tidak dapat dilakukan secara sendirian individu, perlu adanya siswa lain untuk dapat saling membantu untuk menahan bola agar tidak
jatuh di lapangan permainan sendiri.
Rizal Ahmad Fauzi, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku
Sosial Dan Keterampilan Bermain Bola Voli Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Pada prakteknya, siswa akan diajak untuk dapat belajar mengembangkan perilaku sosial dalam suasana bermain. Sehingga kegiatan belajar mengajar
menjadi lebih menyenangkan dan pada akhirnya, siswa secara tidak sadar perilaku sosial siswa dan keterampilan bermain bolavolinya akan berkembang.
Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan di atas, mendorong penulis untuk mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT agar masalah-masalah di atas dapat terpecahkan. Maka dari
itu penulis mengambil judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team-Game-TournamentTerhadap
PerilakuSosial dan
Keterampilan Bermain Bolavoli
”.
B. Rumusan Masalah