Rizal Ahmad Fauzi, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku
Sosial Dan Keterampilan Bermain Bola Voli Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perubahanzaman  yang  terjadi  di  negeri  ini,  menuntut  dunia  pendidikan melakukan  perubahan  untukmengatasi  permasalahan-permasalahan  yang  ada
sebagai  dampak  dari  perubahan  tersebut.Permasalah  yang  terjadi  bukan  hanya pada  aspek  ekonomi  dan  politik saja,  tapi  juga  pada  aspek  sosial,  moral,  budaya
dan  bahkan  akhlak.Pada  permasalahan  sosial  khususnya,  sudah  menunjukan gejala-gejala  yang  sangat  memprihatinkan.Hal  ini  ditunjukan  dari  adanya  berita-
berita  baik  itu  media  cetak  maupun  televisi  tentang  penyimpangan  sosial  dalam bentuk  pemaksaan  kehendak,  pengrusakan,  konflik  antar  kelompok  dan  juga
adanya  perilaku  kekerasan  yang  dilakukan  masyarakat  bahkan  dilakukan  oleh mahasiswa yang notabenenya sebagai orang yang berilmu.
Salah satu contoh berita mengenai permasalah sosial adalah mengenai isu kenaikan  bahan  bakar  minyak  BBM  yang  sedang  hangat  diperbincangkan,
membuat  semua  lapisan  masyarakat  turun  kejalan  untuk  mengemukakan aspirasinya  di  depan  kantor  wakil  rakyat  DPR-MPR  RI.  DPR  yang  bertugas
sebagai  wakil  rakyat  sepertinya  sudah  lupa  dengan  janjinya  untuk  selalu menyampaikan  keluhan-keluhan  rakyat.Sehingga  memaksa  mahasiswa  untuk
turun  kejalan.  Tapi  karena  merasa  keluhannya  tidak  didengar,mereka  pun
Rizal Ahmad Fauzi, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku
Sosial Dan Keterampilan Bermain Bola Voli Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
melakukan  kekerasaan,  pemaksaan,  bahkan  pengrusakan  infrastruktur  gedung DPR.
Permasalahan  lain  yang  menunjukan  semakin  miskinnya  perilaku  sosial terlihat dari semakin miskinnya pengabdian, kurangnya disiplin, kurangnya sikap
saling  menghormati  antar  sesama,tawuran  antar  pelajar  dan  juga  sikap  acuh  tak acuh  antar  teman.  Hal  ini  sebagai  tanda  bahwa  rasa  ke-bhineka  Tunggal  Ika  an
bangsa  Indonesia  yang  penuh  dengan  persaudaraan,  kepedulian,  kerjasama  dan tolong-menolong  dalam  kehidupan  masyarakat  sudah  tergerus  oleh  derasnya
perubahan zaman. Permasalah  sosial  di  atas  tentunya  akan  semakin  memprihatinkan  jika
tidak  segera  ditanggulangi  dari  sekarang.  Hal  yang  dapat  dilakukan  untuk menekan terjadinya penyimpangan sosial adalah melalui pendidikan jasmani.
Dari  isi  UU  pendidikan  No.  20  tahun  2003  di  atas  dapat  disimpulkan bahwa, hasil dari proses pendidikan yang diharapkan adalah terbentuknya peserta
didik yang memiliki keterampilan sosial yang tinggi sebagai pondasi utama dalam menjalani  kehidupan  sebagai  makhluk  sosial.  Dengan  kata  lain,  pendidikan
merupakan alat untuk memperbaiki permasalahan sosial, moral, dan akhlak. Dari mulai indonesia merdeka sampai dengan sekarang, dunia pendidikan
berusaha  untuk  selalu  mejadikan  manusia  sebagi  insan  yang  mempunyai  sikap sosial,  moral  dan  akhlak  yang  baik.  Usaha  pendidikan  ini  terlihat  dari  adanya
perubahan-perubahan kurikulum dari waktu ke waktu.Pada tahun 1950kurikulum dikenal  dengan  istilah  rencana  pelajaran  terurai,  tahun  1960  dikenal  dengan
Rizal Ahmad Fauzi, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku
Sosial Dan Keterampilan Bermain Bola Voli Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
kurikulum kewajiban belajar sekolah dasar, tahun 1968 dikenal dengan kurikulum 1968,  kurikulum  tahun  1975,  1991  dikenal  dengan  Cara  Belajar  Siswa  Aktif
CBSA,  kemudian  diganti  dengan  kurikulum  1994,  tahun  2004  dikenal  dengan KBK  Kurikulum  Berbasis  Kompetensi  dan  sekarang  dikenal  dengan  istilah
kurikulum KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bukan  hanya  dunia  pendidikan  secara  umum  saja  yang  mengalami
perubahan dari waktu  ke waktunya, pendidikan jasmanipun  mengalami  beberapa perubahan.  Perubahan  itu  dimulai  dari  istilah-istilah  yang  digunakan,  yang  dulu
dikenal dengan istilah gerak badan, pendidikan jasmani, pendidikan olahraga dan kesehatan dan sampai  dengan sekarang  yang dikenal  dengan pendidikan jasmani
olaharaga dan kesehatan. Perubahan  istilah  di  atas  bukan  tanpa  alasan,  kebutuhan-kebutuhan  siswa
yang  berbeda  dari  waktu  ke  waktu  menuntut  dilakukannya  perubahan itu.Perubahan  didunia  penjas  itu  seyogyanya  bersifat  menyeluruh,  bukan  hanya
pada istilah.Sistem,  metode, model, pendekatan  serta penanganan pada siswapun tentunya  perlu  adanya  perubahan  yang  disesuaikan  dengan  keadaan  siswa  yang
berbeda-beda,  agar  tujuan  pendidikan  dapat  tercapai  dengan  baik.Namun ironisnya,  perubahan  itu  tidak  di  iringi  dengan  perubahan  pola  mengajar  yang
dilakukan oleh guru. Penyampaian materi pendidikan jasmani saat ini masih saja menganut cara yang dilakukan pengajar pada zaman dulu atau bersifat tradisional,
yakni  mengedepankan  pada  keterampilan  fisik  dan  mengesampingkan  aspek- aspek lain seperti aspek kognisi dan aspek sosial afektif. Hal ini tentu saja akan
berdampak pada aktivitas  yang dijalani siswa dilingkungannya seperti  minimnya
Rizal Ahmad Fauzi, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku
Sosial Dan Keterampilan Bermain Bola Voli Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
keterampilan  sosial  yang  dimiliki  siswa  dalam  menjalani  hidupnya  sebagai makhluk  yang  berdampingan  dengan  orang  lain.  Sehingga  permasalahan  sosial
yang terjadi saat ini tidak dapat terselesaikan dengan baik.
Pada  dasarnya  Pendidikan  Jasmani  merupakan  salah  satu  mata  pelajaran yang  memiliki  peranan  yang  sangat  strategis  dalam  upaya  mengembangkan
perilakusosial  siswa.Pendidikan  jasmani  dengan  kelengkapan  yang  dimilikinya diharapkan mampu memberikan sumbangan  yang positif tehadap pengembangan
perilaku  sosial  siswa.Sebagaimana  yang  dikemukakan  Lutan  1998:1 bahwa
“tujuan yang ingin dicapai bukan saja perkembangan aspek fisik tetapi juga aspek mental, sosial dan moral
”.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Subroto 2006:6, bahwa: Meskipun  pendidikan  jasmani  itu  merupakan  proses  pendidikan  melalui
aktivitas  jasmani  dan  olahraga,  namun  tujuan  yang  hendak  dicapai  oleh pendidikan  jasmani  bukan  hanya  aspek  fisik,  tapi  lebih  bersifat  pedagogis
proporsional.  Artinya  nilai-nilai  pendidikan  yang  terkait  dengan  aspek intelektual, moral, sikap, keterampilan fisik dan kebugaran jasmani serta etika
dikembangkan secara selaras, seimbang dan serasi.
Dari  kedua  kutipan  di  atas,  maka  jelas  bahwa  tujuan  utama  pendidikan jasmani bukan hanya pada aspek fisik saja, tapi aspek kognitif, sosial, moral  dan
mentalpun ikut dikembangkan secara seimbang.
Dengan  pendidikan  jasmani  siswa  akan  memperoleh  berbagai  ungkapan yang  erat  kaitannya  dengan  kesan  pribadi  yang  menyenangkan  serta  berbagai
ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat, memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap gerak manusia serta
Rizal Ahmad Fauzi, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku
Sosial Dan Keterampilan Bermain Bola Voli Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
kemampuan  sosial  seperti  mampu  bertanggung  jawab,  kerjasama,  saling menghargai dan lain-lain.
Agar  tujuan  pendidikan  yang  diharapkan  dapat  tercapai  dengan  baik, tentunya  ada  hal-hal  yang  perlu  diperhatikan  guru  dalam  menyampaikan  suatu
materi.Diantaranya adalah dengan menciptakan kondisi belajar kondusif. Usman 2008:21 berpendapat bahwa:
Dalam menciptakan kondisi belajar mengajar  yang efektif setidaknya ada lima  variable  yang  menentukan  keberhasilan  siswa,  yaitu  melibatkan  siswa
secara  aktif,  menarik  minat  dan  perhatian  siswa,  membangkitkan  motivasi siswa, memperhatikan kemampuan siswa dan menggunakan alat peraga yang
tepat.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa guru dituntut harus mampu menciptakan kondisi  belajar  yang dapat  membuat  siswa tertarik  untuk  mengikuti
proses pembelajaran yang dibawakan oleh guru. Salah satu caranya adalah dengan mengunakan model pembelajaran.
Menurut burden dan Byrd dalam Juliantine 2011:8 menyatakan bahwa: Model  pembalajaran  merupakan  kerangka  konseptual  yang  melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Pendapat  diatas  senada  dengan  pendapat  Knirk  dan  Gustafon  dalam Juliantine 2011:8, yaitu:
Model  pembelajaran  adalah  rancangan  yang  dibuat  oleh  guru  untuk membantu seseorang mempelajari suatu dan atau nilai baru dalam suatu proses
yang  sistematis  melalui  tahap  rencana,  pelaksanaan  dan  evaluasi  dalam konteks kegiatan belajar mengajar.
Rizal Ahmad Fauzi, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku
Sosial Dan Keterampilan Bermain Bola Voli Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Dari  kedua  pendapat  di  atas,  dapat  disimpulkan  bahwa  model pembelajaran  merupakan  suatu  rancangan  yang  menggambarkan  prosedur  yang
sistematis yang dibuat guru agar proses kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Setiap  model  pembelajaran  memiliki  karakter  dan  tujuan  yang  berbeda- beda.Ada  model  yang  berpusat  pada  guru,  ada  model  yang  menekankan  pada
pemahaman  konsep  bermain  dan  ada  juga  yang  menekankan  pada  keterampilan gerak.Berdasarkan  literatur  yang  penulis  temukan,  model  pembelajaran  yang
dianggap dapat mengembangkan perilaku sosial siswa diantaranya adalah dengan model pembelajaran kooperatif.
Eggen dan Kauchak berpendapat dalamJuliantine2011:52, bahwa: Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran
yang  melibatkan  siswa  untuk  bekerja  secara  berkolaborasi  untuk  mencapai tujuan bersama.
sedangkanRoger, dkkdalamHuda 2011: 29, berpendapat bahwa: Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitaspembelajaran kelompok yang
diorganisir  oleh  satu  prinsip  bahwa  pembelajaran  harus  didasarkan  pada perubahan  informasi  secara  sosial  di  antara  kelompok-kelompok  pembelajar
yang didalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas  pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang
lain.
Dari  kedua  pendapat  di  atas,  dapat  dijelaskan  bahwa  pembelajaran kooperatif  merupakan  model  pembelajaran  yang  menekankan  pada  kemampuan
kerjasama  antar  siswa  dan  siswa  berusaha  meningkatkan  kemampuan  individu untuk  kepentikan  kelompok  dalam  proses  pembelajaran.  Sehingga  terciptanya
Rizal Ahmad Fauzi, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku
Sosial Dan Keterampilan Bermain Bola Voli Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
suasana saling menghargai, menolong, mengkoreksi, dan saling mendorong antar siswa dalam suatu kelompok.
Sedangkan  mengenai  pengaturan  kelompok  dalam  model  pembelajaran kooperatif, Lie 2010:41 mengemukakan sebagai berikut:
Pengelompokkan  heterogenitas  kemacamragaman  merupakan  ciri-ciri yang  menonjol  dalam  metode  pembelajaran  kooperatif.  Kelompok
heterogenitas  bisa  dibentuk  dengan  memperhatikan  keanekaragaman  gender, latar  belakang,  agama,  sosial,  ekonomi,  etnik  dan  kemampuan  akademik.
Dalam  hal  keanekaragaman  akademis,  kelompok  pembelajaran  kooperatif biasanya  terdiri  dari  satu  orang  berkemampuan  akademis  tinggi,  dua  orang
dengan kemampuan akademik sedang dan satu lagi dari siswa yang memiliki kemampuan akademikkurang.
Dari  pendapat  di  atas,  dapat  dijelasakan  bahwa  model  pembelajaran kooperatif  adalah  model  pembelajaran  yang  membagi  siswanya  ke  dalam
beberapa  kelompok  kecil  yang  terdiri  dari  latar  belakang  yang  berbeda  baik  itu jenis  kelamin,  agama,  sosio-ekonomi,  suku  maupun  kemampuan  akademik.
Model  pembelajaran  ini  tentu  saja  berbeda  dengan  model  pembelajaran  yang sering  digunakan  oleh  guru  saat  ini.  Pembelajaran  sering  dilakukan  secara
langsung  atau  lebih  dikenal  dengan  istilah  direct  intruction  dan  pengelompokan siswa dilakukan secara homogen.
Beberapa  kelebihan  dari  pengelompokan  secara  heterogen  menurut  Lie 2010:43, adalah sebagai berikut:
Pertama,  kelompok  heterogen  memberikan  kesempatan  untuk  saling mengajar  Peer  Tutoring  dan  saling  mendukung.Kedua,  kelompok  ini
meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, agama, etnik dan gender.Terakhir,
Rizal Ahmad Fauzi, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku
Sosial Dan Keterampilan Bermain Bola Voli Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
kelompok  heterogen  memudahkan  pengolalaan  kelas  karena  dengan  adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru mendapat satu asisten.
Mengingat  model  pembelajaran  kooperatif  memiliki  beberapa  tipe  dan karakteristik  yang  berbeda-beda,maka  dari  itu  penulis  memilih  tipe  Teams  game
tournament TGT dalam melakukan penelitian ini. Model  pembelajaran  kooperatif  tipe  TGT  merupakan  tipe  dimana  setiap
orang  dalam  satu  tim  saling  membantu  untuk  mencapai  tujuan  bersama,  yakni memenangkan suatu pertandingan. Adapun menurut Slavin 2005:170 komponen
tipe TGT antara lain: “Pengajaran; Belajar tim; Turnamen dan Rekognisi tim”
Pengajaran  meliputi  pemberian  intruksi,  materi,  demonstrasi,  tugas  serta arahan dari guru yang berlangsung dalam proses pembelajaran. Belajar tim, yaitu
proses  pengulangan  dan  latihan  secara  bersama-sama  sesuai  dengan  tugas  yang diberikan  guru.  Turnamen,  yaitu  suatu  kondisi  dimana  semua  siswa  dalam
kelompok diuji kemampuannya dalam suatu pertandingan melawan kelompok lain dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan tiap kelompok. Rekognisi tim, yaitu
pemberian penghargaan pada kelompok pemenang dalam suatu pertandingan yang didasarkan pada skor atau nilai yang diperoleh.
Melalui  langkah-langkah  pembelajaran  di  atas,  akan  memungkinkan terciptanya  kondisi  pembelajaran  yang  menuntut  siswa  untuk  saling  berinteraksi
antara  siswa  satu  dengan  siswa  yang  lain.  Dalam  proses  interaksi  yang  terjadi dalam proses pembelajaran itulah diharapkan terbinanya sikap sosial. Siswa yang
memiliki  kemampuan  yang  tinggi  bersedia  untuk  membantu  siswa  lain  dalam pencapaian  tujuan  pembelajaran  dan  begitu  pula  sebaliknya  bagi  siswa  yang
Rizal Ahmad Fauzi, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku
Sosial Dan Keterampilan Bermain Bola Voli Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
memiliki  kemampuan  yang  rendah  tidak  akan  leluasa  meminta  bimbingan  dari temannya tanpa rasa canggung karena usia mereka yang relatif sama. Sebagimana
dikemukakan Djamarah dan Zain 2002:64 bahwa: Anak  didik  dibiasakan  hidup  bersama,  bekerjasama  dalam  kelopok,  akan
menyadari  bahwa  dirinya  ada  kekurangan  dan  kelebihan  yang  mempunyai kelebihan dengan ikhas mau membantu mereka yang mempunyai kekurangan.
Sebaliknya mereka yang mempunyai kekurangan dengan rela hati mau belajar dari mereka yang mempunyai kelebihan, tanpa ada rasa minder.
Selain  itu  dengan  adanya  kompetisi  dalam  proses  pembelajaran,  siswa akanmempersiapkan  timnya  dan  saling  bekerjasama  agar  dapat  memenangkan
suatu  pertandingan.  Dalam  kondisi  seperti  itu  akan  terciptanya  budaya  saling membantu  dan  saling  ketergantungan  antar  siswa  satu  dengan  yang  lainnya.  Hal
tersebut diharapkan akan memberikan kesadaran bahwa manusia sebagai makhluk sosial  tidak  dapat  hidup  sendiri,  mereka  membutuhkan  orang  lain  untuk  dapat
memenuhi  kebutuhan hidupnya. Sebagaimana  yang dikemukakan oleh Djamarah dan zain 2002:64, bahwa:
Hidup  ini  saling  ketergantungan,  seperti  ekosistem  dalam  mata  rantai kehidupan  semua  makhluk  hidup  di  dunia.  Tidak  ada  makhluk  hidup  yang
terus menerus berdiri sendiri tanpa keterlibatan makhluk, langsung atau tidak langsung,  disadari  atau  tidak,  makhluk  lain  itu  ikut  ambil  bagian  dalam
kehidupan makhluk tertentu.
Berdasarkan  kurikulum  Tingkat  Satuan  Pendidikan,  ruang  lingkup pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan meliputi:
1. Permainan  dan  olahraga  meliputi:  olahraga  tradisional,  keterampilan
lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bolavoli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis,
dan beladiri, serta aktivitas lainnya
Rizal Ahmad Fauzi, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku
Sosial Dan Keterampilan Bermain Bola Voli Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
2. Aktivitas  pengembangan  meliputi:  mekanika  sikap  tubuh,  komponen
kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya 3.
Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya
4. Aktivitas  ritmik  meliputi:  gerak  bebas,  senam  pagi,  SKJ,  dan  senam
aerobic serta aktivitas lainnya 5.
Aktivitas  air  meliputi:  permainan  di  air,  keselamatan  air,  keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya
6. Pendidikan  luar  kelas,  meliputi:  piknikkaryawisata,  pengenalan
lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung 7.
Kesehatan,  meliputi  penanaman  budaya  hidup  sehat  dalam  kehidupan sehari-hari,  semua  aspek  yang  berkenaan  dengan  kesehatan  seperti
pencegaha dan pertolongan cedera dan lain-lain. Dari  macam-macam  materi  di  atas,  penulis  memilih  permainan  bolavoli
sebagai  alat  dalam  penerapan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  TGT  dalam penelitian  yang  akan  penulis  lakukan.  Permainan  bolavolipada  dasarnya
merupakan  permainan  tim  yang  dilakukan  oleh  6  orang  dengan  posisi  yang berbeda-beda  yang  menuntut  kerjasama  antar  tim  untuk  mengembalikan  bola  ke
daerah permainan lawan sampai lawan tidak mampu mengembalikan bola.hal ini sesuai dengan yang dijelaskan Tarigan 2001:4, bahwa “Prinsip bermain bolavoli
adalah  menjaga  bola  jangan  sampai  jatuh  dilapangan  sendiri  dan  berusaha menjatuhkan  bola  di  lapangan  lawan”.  Sehubungan  dengan  itu,  Yudiana  dan
Subroto 2010:25  menjelaskan  bahwa  “Permainan  bolavoli  adalah  permainan
beregu  yang  menuntut  adanya  kerjasama  dan  saling  pengertian  dari  masing- masing  anggota  regu”.Berdasarkan  kedua  pendapat  di  atas,  dapat  disimbulkan
bahwa permainan bolavoli tidak dapat dilakukan secara sendirian individu, perlu adanya  siswa  lain  untuk  dapat  saling  membantu  untuk  menahan  bola  agar  tidak
jatuh di lapangan permainan sendiri.
Rizal Ahmad Fauzi, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku
Sosial Dan Keterampilan Bermain Bola Voli Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Pada  prakteknya,  siswa  akan  diajak  untuk  dapat  belajar  mengembangkan perilaku  sosial  dalam  suasana  bermain.  Sehingga  kegiatan  belajar  mengajar
menjadi lebih menyenangkan dan pada akhirnya, siswa secara tidak sadar perilaku sosial siswa dan keterampilan bermain bolavolinya akan berkembang.
Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan di atas, mendorong penulis untuk mencoba  melakukan  penelitian  dengan  menggunakan  model  pembelajaran
kooperatif  tipe  TGT  agar  masalah-masalah  di  atas  dapat  terpecahkan.  Maka  dari
itu penulis mengambil judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team-Game-TournamentTerhadap
PerilakuSosial dan
Keterampilan Bermain Bolavoli
”.
B. Rumusan Masalah