253993875 Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pendidikan

Murwati NPM 07310297

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM IKIP PGRI SEMARANG 2011

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN BAGIAN KELAS VII SEMESTER 2 SMP NEGERI 3 REMBANG TAHUN AJARAN 2010 / 2011

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pendidikan

Murwati NPM 07310297

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM IKIP PGRI SEMARANG 2011

ABSTRAK

Murwati, 2011. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games

Tournament (TGT) dan Model Group Investigation terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan himpunan bagian kelas VII semester 2 SMP Negeri

3 Rembang tahun ajaran 2010/2011. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan rata-rata prestasi belajar matematika untuk siswa yang dikenai model Teams Games Tournament (TGT) dan model Group Investigation serta model ekspositori pada pokok bahasan himpunan bagian kelas VII semester 2 SMP N 3 Rembang tahun pelajaran 20010/2011.

Berdasarkan hasil analisis uji ANAVA diperoleh F hitung = 8,15 dan F tabel = 3,09. Dengan kriteria pengujian untuk α = 5 % diperoleh F hitung >F tabel sehingga

Ho:  1   2   3 ditolak. Dengan demikian bila pembelajaran diberikan dengan perlakuan yang berbeda maka akan memberikan prestasi belajar matematika yang

berbeda. Dilanjutkan dengan analisis uji lanjut setelah ANAVA yaitu uji t. Dari hasil perhitungan uji t untuk siswa kelompok eksperimen 1 dan kelompok kontrol, diperoleh t hitung = 3,787 dan t tabel = 1,67. Dengan kriteria pengujian untuk α=5%

diperoleh t hitung >t tabel maka H 0 ditolak, artinya kelompok eksperimen 1 lebih baik daripada kelompok kontrol dan dapat disimpulkan bahwa rata-rata prestasi belajar matematika untuk siswa yang dikenai model Teams Games Tournament (TGT) lebih baik daripada model yang biasa dilakukan oleh guru yaitu konvensional (ekspositori). Berdasarkan hasil perhitungan uji t untuk siswa kelompok eksperimen 2 dan kelompok kontrol, diperoleh t hitung = 2,052 dan t tabel = 1,67.

Dengan kriteria pengujian untuk α = 5% diperoleh t hitung >t tabel maka H 0 ditolak, artinya kelompok eksperimen 2 lebih baik daripada kelompok kontrol dan dapat disimpulkan bahwa rata-rata prestasi belajar matematika untuk siswa yang dikenai model Group Investigation lebih baik daripada model yang biasa dilakukan oleh guru yaitu konvensional (ekspositori). Dari hasil perhitungan uji t untuk siswa kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2, diperoleh t hitung = 2,129 dan t tabel = 1,67. Dengan kriteria pengujian untuk α = 5% diperoleh t hitung >t tabel maka

H 0 ditolak, artinya kelompok eksperimen 1 lebih baik daripada kelompok eksperimen 2 dan dapat disimpulkan bahwa rata-rata prestasi belajar matematika untuk siswa yang dikenai model Teams games Tournament (TGT) lebih baik daripada model Group Investigation.

Dari hasil analisis uji t dapat disimpulkan bahwa rata – rata prestasi belajar matematika kelompok eksperimen (baik yang dikenai model Teams Games Tournament (TGT) maupun model Group Investigation lebih baik daripada model yang biasa dilakukan oleh guru yaitu model konvensional (ekspositori). Hal ini disebabkan karena pada kelompok eksperimen diterapkan pembelajaran kooperatif dimana pembelajaran tersebut memacu seluruh keterampilan dan kerja sama antar siswa sehingga siswa lebih aktif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

LEMBAR PERSETUJUAN

Kami selaku Pembimbing I dan Pembimbing II dari mahasiswa Progdi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Semarang Nama

: Murwati NPM

: 07310297 Fakultas/Progdi : FPMIPA/Pendidikan matematika Judul Skripsi

: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT ( TGT ) DAN MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN BAGIAN KELAS VII SEMESTER 2 SMP N 3 REMBANG TAHUN AJARAN 2010/2011.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang dibuat oleh mahasiswa tersebut di atas telah selesai dan siap diujikan.

Semarang, 2011 Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Sutrisno, S.E, M.M Drs. Rasiman, M.Pd. NIP 19601121 198703 1 001

NIP 19560218 198603 1 001

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games Tournament (TGT) dan Model Group Investigation Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Himpunan Bagian Kelas VII Semester 2 SMP N 3 Rembang Tahun Ajaran 2010/2011” yang dipersiapkan dan disusun oleh : Nama

: Murwati NPM

: 07310297 Jurusan

: Pendidikan Matematika Telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang. Hari

: Selasa Tanggal

: 24 Mei 2011

Panitia Ujian Skripsi FPMIPA IKIP PGRI Semarang

Ketua Sekretaris

Drs. Nizaruddin, M.Si Drs. Rasiman, M.Pd.

NIP. 19680325 199403 1 004 NIP. 19560218 198603 1 001

Anggota Penguji,

1. Drs. Sutrisno, S.E, M.M (……………………) NIP. 19601121 198703 1 001

2. Drs. Rasiman, M.Pd (……………………) NIP. 19560218 198603 1 001

3. Supandi, S.Si, M.Si (……………………) NPP. 097401245

MOTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO

” Ilmu yang pertama adalah diam, kedua mendengarkan, ketiga menghafal, keempat mengamalkan, dan kelima menyebarkannya.”

(Prof. Jasim Muhammad Al-Muthawa’) ” Setiap orang bodoh mengambil manfaat dari keuntungan-keuntungannya. Tetapi orang yang cerdas adalah orang yang mengalihkan kerugian-kerugiannya menjadi keuntungannya.”

(Poletzo)

” Yang layak menjadi teladan itu adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain dan yang gagal itu adalah orang yang meminta manfaat dari orang lain.”

(Fransis Bycon)

PERSEMBAHAN  Bapak dan Ibu tercinta, yang selalu mendo’akan

dan membimbing setiap tingkah dan langkahku, selalu ada disaat situasi apapun.

 Kakakku tersayang, yang telah membantu dan

mendukungku hingga aku bisa menyelesaikan pendidikanku.

 Sahabat-sahabatku (Imah, Rumiati, Winarsih,

Karlina, Evi, Dina, Umi, Dyah dan Tika).

 Teman-teman Jurusan Matematika seangkatan

khusunya kelas G.

 Almamaterku “IKIP PGRI SEMARANG.

KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Allah Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan kasih dan kemurahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selama menyusun skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan, kerjasama dan sumbangan pikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Muhdi, S.H., M.Hum selaku Rektor IKIP PGRI Semarang.

2. Drs. Nizaruddin, M.Si. Dekan Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) IKIP PGRI Semarang.

3. Drs. Sutrisno, S.E., M.M. Pembimbing I yang telah memberikan petunjuk, arahan dan bimbingan pada penulis.

4. Drs. Rasiman, M.Pd. Pembimbing II sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Matematika yang telah memberikan bimbingan dan masukan dalam pelaksanaan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Matematika yang telah memberikan bekal kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Supardi, S.Pd selaku. Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Rembang yang telah memberi ijin penelitian.

7. Nety Dina Andriyani, S.Pd. dan seluruh staf SMP Negeri 3 Rembang atas bantuan yang diberikan selama proses penelitian.

8. Siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 3 Rembang yang telah membantu proses penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca demi kebaikan di masa yang akan datang.

Semarang,

April 2011

PENULIS

14

2. Ciri – Ciri Belajar ..................................................

15

3. Prinsip – Prinsip Belajar ........................................

17

4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Belajar........

28

B. Prestasi Belajar...........................................................

31

C. Pembelajaran Kooperatif............................................

31

1. Konsep Pokok Pembelajaran Kooperatif...............

32

2. Ciri – Ciri Pembelajaran Kooperatif......................

D. Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games Tournament (TGT) ..............................

33

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games Tournament (TGT) .........................

33

2. Komponen Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games Tournament (TGT) .........................

34

37

3. Kelemahan dan Kelebihan .....................................

E. Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation ....................................................

38

1. Konsep Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation ...............................................

38

2. Tahapan Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation ...............................................

39

41

3. Kelemahan dan Kelebihan .....................................

42

F. Pembelajaran Konvensional.......................................

43

G. Materi Himpunan Bagian...........................................

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. RPP Model TGT (Pertemuan 1) Lampiran 2. RPP Model TGT (Pertemuan 2) Lampiran 3. RPP Model GI (Pertemuan 1) Lampiran 4. RPP Model GI (Pertemuan 2) Lampiran 5. RPP Model Konvensional (Pertemuan 1) Lampiran 6. RPP Model Konvensional (Pertemuan 2) Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa Model TGT (Pertemuan 1) Lampiran 8. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa Model TGT (Pertemuan 1) Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa Model TGT (Pertemuan 2) Lampiran 10. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa Model TGT (Pertemuan 2) Lampiran 11. Lembar Kerja Siswa Model GI (Pertemuan 1) Lampiran 12. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa Model GI (Pertemuan 1) Lampiran 13. Lembar Kerja Siswa Model GI (Pertemuan 2) Lampiran 14. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa Model GI (Pertemuan 2) Lampiran 15. Daftar Kelompok Model TGT Lampiran 16. Daftar Kelompok Turnamen Model TGT Lampiran 17. Daftar Kelompok Model GI Lampiran 18. Kisi – Kisi Soal Tes Uji Coba Lampiran 19. Soal Tes Uji Coba Instrumen Lampiran 20. Kunci Jawaban Soal Tes Uji Coba Instrumen Lampiran 21. Soal Tes Penelitian

Lampiran 22. Lembar Jawab Siswa Lampiran 23. Kunci Jawaban Soal Tes Penelitian Lampiran 24. Daftar Nama Siswa (Kelas Eksperimen 1) Lampiran 25. Daftar Nama Siswa (Kelas Eksperimen 2) Lampiran 26. Daftar Nama Siswa (Kelas Kontrol) Lampiran 27. Daftar Nama Siswa (Kelas Uji Coba) Lampiran 28. Daftar Nilai Semester Siswa (Kelas Eksperimen 1) Lampiran 29. Daftar Nilai Semester Siswa (Kelas Eksperimen 2) Lampiran 30. Daftar Nilai Semester Siswa (Kelas Kontrol) Lampiran 31. Daftar Skor Uji Coba Lampiran 32. Analisis Butir Soal Lampiran 33. Perhitungan Validitas Tiap Butir soal Lampiran 34. Perhitungan Reliabilitas Lampiran 35. Perhitungan Taraf Kesukaran Lampiran 36. Perhitungan Daya Beda Soal Lampiran 37. Penentuan Butir yang Dipakai Lampiran 38. Uji Normalitas Sebelum Perlakuan (Kelas Eksperimen 1) Lampiran 39. Uji Normalitas Sebelum Perlakuan (Kelas Eksperimen 2) Lampiran 40. Uji Normalitas Sebelum Perlakuan (Kelas Kontrol) Lampiran 41. Uji Homogenitas Sebelum Perlakuan Lampiran 42. Daftar Nilai Tes Siswa (Kelas Eksperimen 1) Lampiran 43. Daftar Nilai Tes Siswa (Kelas Eksperimen 2) Lampiran 44. Daftar Nilai Tes Siswa (Kelas Kontrol)

Lampiran 45. Uji Normalitas Setelah Perlakuan (Kelas Eksperimen 1) Lampiran 46. Uji Normalitas Setelah Perlakuan (Kelas Eksperimen 2) Lampiran 47. Uji Normalitas Setelah Perlakuan (Kelas Kontrol) Lampiran 48. Uji Homogenitas Setelah Perlakuan Lampiran 49. Uji Kesamaan Dua Varians Hasil Belajar antara

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 50. Uji Lanjut Analisis Varians (Uji – t) antara Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol Lampiran 51. Ketuntasan Belajar (Kelas Eksperimen 1) Lampiran 52. Ketuntasan Belajar (Kelas Eksperimen 2) Lampiran 53. Ketuntasan Belajar (Kelas Kontrol) Lampiran 54. Lembar Aktivitas Siswa Kelompok Eksperimen 1 Lampiran 55. Lembar Aktivitas Siswa Kelompok Eksperimen 2 Lampiran 56. Daftar Luas Di bawah Lengkung Kurva Normal Lampiran 57. Daftar Nilai – Nilai Chi Kuadrat Lampiran 58. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi Student Lampiran 59. Daftar Harga Uji F Lampiran 60. Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 61. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Secara estimologi perkataan matematika berarti “ ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar “. Hal ini dimaksudkan bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio ( penalaran ), sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau eksperimen di samping penalaran. Matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran(Ruseffendi dikutip Tim MKPBM, 2001: 18)

Menurut Bruner ( Hudoyo, 1990 : 48 ), belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-stuktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan – hubungan antara konsep – konsep dan struktur – struktur matematika itu.

Belajar mengajar merupakan suatu proses yang rumit, karena bukan sekedar menyerap informasi dari guru tetapi mengikutsertakan siswa secara aktif guna mengembangkan kemampuan mengamati, merumuskan tujuan, Belajar mengajar merupakan suatu proses yang rumit, karena bukan sekedar menyerap informasi dari guru tetapi mengikutsertakan siswa secara aktif guna mengembangkan kemampuan mengamati, merumuskan tujuan,

Dalam proses belajar mengajar diperlukan seorang guru yang profesional dalam menyampaikan materi pelajaran di depan kelas. Setiap siswa mempunyai kemampuan berpikir yang berbeda, sehingga dengan kemampuan dan keahlian itu seorang guru dapat memilih model yang tepat agar siswa menguasai pelajaran sesuai target yang di tempuh dalam kurikulum. Ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif dalam matematika akan dapat membantu para siswa meningkatkan sikap positif siswa dalam matematika. Siswa secara individu membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah–masalah matematika sehingga akan mengurangi bahkan menghilangkan rasa cemas terhadap matematika yang dialami para siswa.

Pembelajaran kooperatif sangat erat kaitannya dengan peningkatan prestasi belajar siswa karena pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan hubungan antarkelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, meningkatkan rasa harga diri, menumbuhkan kesadaran bahwa siswa perlu belajar untuk berpikir, menyelesaikan masalah, dan mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka.

Ada beberapa model pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah Teams games Tournament ( TGT ) dan Group Investigation. Model Teams Games Tournament ( TGT ) adalah model pembelajaran kooperatif dimana siswa dikelompokkan dalam tim belajar yang terdiri atas lima-enam orang yang heterogen. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran ( Slavin, 2010 : 13 ) dan Model Group Investigation adalah perencanaan pengaturan - kelas yang umum di mana para siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok, serta perencanaan dan proyek kooperatif ( Sharan and Sharan, 1992 ). Dalam model ini, para siswa dibebaskan membentuk kelompoknya sendiri yang terdiri dari dua sampai enam orang anggota ( Slavin, 2010 : 24 ).

Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament ( TGT ) dan model Group Investigation prestasi belajar siswa akan mengalami peningkatan karena dalam model ini siswa dituntut aktif dalam pembelajaran baik secara individu maupun tim / kelompok. Siswa diajak untuk melakukan suatu permainan yang menyenangkan melalui sebuah turnamen. Dengan begitu siswa akan mudah memahami dan menguasai materi yang disampaikan. Hal ini juga didukung dengan adanya penelitian dalam ( Slavin, 2010 : 59,75 ) bahwa model Teams Games Tournament ( TGT ) memberikan efek atau pengaruh terhadap prestasi siswa sebesar +.33 artinya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara eksperimental - kontrol sebesar 3.3 skala kuantitatif. Sedangkan model Group Investigation Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament ( TGT ) dan model Group Investigation prestasi belajar siswa akan mengalami peningkatan karena dalam model ini siswa dituntut aktif dalam pembelajaran baik secara individu maupun tim / kelompok. Siswa diajak untuk melakukan suatu permainan yang menyenangkan melalui sebuah turnamen. Dengan begitu siswa akan mudah memahami dan menguasai materi yang disampaikan. Hal ini juga didukung dengan adanya penelitian dalam ( Slavin, 2010 : 59,75 ) bahwa model Teams Games Tournament ( TGT ) memberikan efek atau pengaruh terhadap prestasi siswa sebesar +.33 artinya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara eksperimental - kontrol sebesar 3.3 skala kuantitatif. Sedangkan model Group Investigation

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aprilia Eka Sulistiawati ( 2010 : 88 ) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament ( TGT ) dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 97,37%. Sedangkan untuk pembelajaran kooperatif model Group Investigation penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Erna Juniartati ( 2010 : 63 ) menjelaskan bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat sebesar 88%. Dari kedua penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament ( TGT ) dan model Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan meningkatnya hasil belajar siswa maka meningkat pula prestasi belajar siswa.

Selama ini pembelajaran matematika di SMP N 3 Rembang masih menggunakan pembelajaran konvensional. Secara otomatis, hanya siswa yang memiliki kecenderungan aktif saja yang akan maju dan berkembang. Siswa yang belum aktif akan menerima begitu saja yang diberikan dalam penjelasan guru. Mereka tidak akan menerima penjelasan lebih lanjut, sehingga pemahamam dan pendalaman terhadap materi oleh siswa masih kurang. Selain itu, pembelajaran di SMP N 3 Rembang hanya memperhatikan kemampuan kognitif saja. Sehingga tujuan pembelajaran belum dapat dicapai secara maksimal dan prestasi belajar siswa belum tampak adanya peningkatan. Selain itu pembelajaran matematika di SMP N 3 Rembang juga belum mencapai kualitas yang baik hal itu tampak dari kriteria ketuntasan Selama ini pembelajaran matematika di SMP N 3 Rembang masih menggunakan pembelajaran konvensional. Secara otomatis, hanya siswa yang memiliki kecenderungan aktif saja yang akan maju dan berkembang. Siswa yang belum aktif akan menerima begitu saja yang diberikan dalam penjelasan guru. Mereka tidak akan menerima penjelasan lebih lanjut, sehingga pemahamam dan pendalaman terhadap materi oleh siswa masih kurang. Selain itu, pembelajaran di SMP N 3 Rembang hanya memperhatikan kemampuan kognitif saja. Sehingga tujuan pembelajaran belum dapat dicapai secara maksimal dan prestasi belajar siswa belum tampak adanya peningkatan. Selain itu pembelajaran matematika di SMP N 3 Rembang juga belum mencapai kualitas yang baik hal itu tampak dari kriteria ketuntasan

Berdasarkan wawancara dengan guru matematika kelas VII SMP N 3 Rembang bahwa rata – rata siswa kelas VII masih mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran matematika di kelas. Siswa masih takut untuk bertanya tentang sesuatu yang belum dimengerti sehingga siswa yang cenderung aktif saja yang akan maju dan berkembang. Selain itu prestasi belajar matematika siswa kelas VII belum seperti yang diharapkan. Hal tersebut terlihat dari data hasil ulangan pada soal – soal himpunan di tahun 2009 / 2010 diperoleh nilai rata- rata kelas hanya 6,0 dan jauh dibawah kriteria ketuntasan minimal. Oleh karena itu diperlukan bentuk pembelajaran yang berbeda untuk materi himpunan sehingga pembelajaran akan lebih bervariatif yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan demikian, penulis mencoba menerapkan pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament ( TGT ) dan model Group Investigation.

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengadakan penelitian tentang Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games Tournament ( TGT ) dan Model Group Investigation Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Pada Pokok Bahasan Himpunan Bagian Kelas VII Semester 2 SMP N 3 Rembang Tahun Ajaran 2010 / 2011.

B. Penegasan Istilah

Untuk membatasi masalah dan menjaga agar tidak menimbulkan berbagai penafsiran yang berbeda dari istilah - istilah yang ada, maka perlu diberikan penjelasan dan penegasan yang berkaitan dengan judul tersebut.

Adapun penegasan tersebut adalah:

1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu, orang, benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang berkekuatan. ( Suharso dan Retnoningsih, 2009 : 369 )

Pengaruh model Teams Games Tournament ( TGT ) dan model Group Investigation berarti daya yang timbul dari model Teams Games Tournament (TGT) dan model Group Investigation terhadap prestasi belajar.

2. Pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif mencakupi suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya.( Tim MKPBM, 2001 : 218 )

3. Model Teams Games Tournament ( TGT ) Model Teams Games Tournament ( TGT ) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dimana siswa memainkan game akademik dengan 3. Model Teams Games Tournament ( TGT ) Model Teams Games Tournament ( TGT ) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dimana siswa memainkan game akademik dengan

4. Model Group Investigation Group Investigation yang dikembangkan oleh Shlomo dan Yael Sharan merupakan perencanaan pengaturan - kelas yang umum di mana para siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok, serta perencanaan dan proyek kooperatif ( Sharan and Sharan, 1992 ). Dalam model ini, para siswa dibebaskan membentuk kelompoknya sendiri yang terdiri dari dua sampai enam orang anggota. ( Slavin, 2010 : 24 )

5. Prestasi Belajar Prestasi adalah tingkatan sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan ( Arikunto, 2006 : 276 ) Prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan dan sebagainya. ( Suharso dan Retnoningsih, 2009 : 390 ) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. ( Slameto, 2010 : 2 )

Belajar adalah berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. ( Suharso dan Retnoningsih, 2009 : 21 )

Jadi prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan individu dari suatu proses usaha untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, yang disebabkan pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya untuk mengetahui tingkatan – tingkatan sejauh mana siswa menguasai materi himpunan bagian sehingga siswa dapat mencapai tujuan yang ditetapkan .

6. Himpunan Bagian Himpunan bagian adalah pokok bahasan yang terdapat pada materi pokok himpunan kelas VII semester 2 pada peserta didik SMP yang tercantum dalam KTSP.

Berdasarkan dari penegasan istilah, secara keseluruhan maksud dari judul skripsi ini adalah keberhasilan dari pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament ( TGT ) Dan Model Group Investigation pada pokok bahasan himpunan bagian. Ditandai dengan peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas VII semester 2 SMP Negeri 3 Rembang tahun ajaran 2010 / 2011.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah terdapat perbedaan pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament ( TGT ) dengan pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan himpunan bagian kelas VII semester 2 SMP N 3 Rembang tahun ajaran 2010 / 2011 ?

2. Apakah terdapat perbedaan pembelajaran kooperatif model Group Investigation dengan pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan himpunan bagian kelas VII semester 2 SMP N

3 Rembang tahun ajaran 2010 / 2011 ?

3. Apakah terdapat perbedaan pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament ( TGT ) dan model Group Investigation terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan himpunan bagian kelas VII semester 2 SMP N 3 Rembang tahun ajaran 2010 / 2011 ?

D. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui perbedaan pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament ( TGT ) dengan pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan himpunan bagian kelas VII semester 2 SMP N 3 Rembang tahun ajaran 2010 / 2011.

b. Untuk mengetahui perbedaan pembelajaran kooperatif model Group Investigation dengan pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan himpunan bagian kelas VII semester

2 SMP N 3 Rembang tahun ajaran 2010 / 2011.

c. Untuk mengetahui perbedaan pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament ( TGT ) dan model Group Investigation terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan himpunan bagian kelas VII semester 2 SMP N 3 Rembang tahun ajaran 2010 / 2011 ?

2. Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan himpunan bagian.

2) Dapat meningkatkan prestasi siswa baik dari segi afektif, kognitif maupun psikomotor yang dimiliki siswa.

3) Menumbuhkan kebiasaan bekerjasama dan berkomunikasi dengan teman dan kelompoknya.

b. Bagi Guru

1) Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih model pembelajaran yang bervariatif yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran sehingga memberikan layanan yang terbaik bagi siswa.

2) Memberikan informasi tentang seberapa besar pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap prestasi belajar siswa.

c. Bagi Sekolah Meningkatkan kualitas pembelajaran matematika sehingga prestasi belajar siswa dalam belajar di sekolah akan lebih baik terutama dalam pembelajaran matematika.

d. Bagi Peneliti

1) Memperoleh pengalaman langsung dalam memilih model pembelajaran yang tepat dan variatif.

2) Memperoleh bekal tambahan sebagai calon guru matematika sehingga diharapkan dapat bermanfaat ketika terjun di lapangan.

E. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika skripsi memegang peranan penting dalam laporan penelitian, laporan skripsi ini secara garis besar dibagi dalam tiga bagian yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir skripsi.

Bagian awal skripsi secara urut terdiri atas halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar lampiran.

Bagian inti skripsi dibagi menjadi lima bab yaitu pendahuluan, landasan teori dan hipotesis, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran-saran dirinci sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, cara pemecahan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika skripsi. Bab II : Landasan teori berisi tentang teori-teori yang merupakan pedoman bagi pemecahan masalah dalam skripsi ini dan materi yang terkait serta kerangka berfikir dan hipotesis tindakan. Bab III : Metode penelitian yang berisi tentang subjek penelitian, desain penelitian, metode pengumpulan data, metode penyusunan instrumen, dan metode analisis data. Bab IV : Hasil penelitian, laporan data, dan analisis hasil penelitian serta pembahasannya.

Bab V : Kesimpulan dan saran berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran.

Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka yang memberikan informasi tentang sumber-sumber referensi sebagai literature yang digunakan serta lampiran - lampiran.

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Pengertian Belajar

Masalah pengertian belajar para ahli psikologi dan pendidikan mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing. Tentu saja mereka mempunyai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Cronbach berpendapat bahwa belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman ( Cronbach dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah, 2002 : 13 )

Drs. Slameto ( 2010 : 2 ) merumuskan pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Howard L. Kingskey mengatakan bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku(dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan ( Howard L. Kingskey dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah, 2002 : 13 )

Herman Hudoyo ( 1990 : 1 ) merumuskan bahwa belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan, kebiasaan,

kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar.

James O. Whittaker merumuskan belajar sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman ( James O. Whittaker dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah, 2002 : 12 )

Dari penjelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah proses suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya yang ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.

2. Ciri-Ciri Belajar

Adapun beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut:

a. Perubahan yang terjadi secara sadar Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan atau sekurang kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya misalnya menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah.

b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis, dimana perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan Aktif Perubahan - perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri.

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap atau permanen.

e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai dan terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Bila individu belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, ketrampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa suatu individu dikatakan telah melakukan proses belajar bilamana dalam dirinya telah terjadi perubahan secara sadar, bersifat fungsional , bersifat positif dan Aktif, bukan bersifat sementara, bertujuan atau terarah dan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

3. Prinsip – Prinsip Belajar

Menurut Slameto ( 2010 : 27 - 28 ) prinsip – prinsip belajar adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.

2) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.

3) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

b. Sesuai hakikat belajar

1) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.

2) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.

3) Belajar adalah proses kontinguitas ( hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain ) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan.

c. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari

1) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap penertiannya.

2) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.

d. Syarat keberhasilan belajar

1) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.

2) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali – kali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses

belajar individu harus mengetahui prinsip – prinsip belajar agar tujuan belajar dapat tercapai secara maksimal yaitu proses belajar harus berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar, sesuai hakikat belajar, sesuai materi/bahan yang harus dipelajari dan harus mengetahui syarat keberhasilan belajar.

4. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut:

a. Menurut Tim Pengembangan MKDK ( 1989 : 148 – 155 )

1) Faktor Dalam Faktor dalam, yaitu faktor - faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar yang berasal dari siswa yang sedang belajar.

a) Kondisi Fisiologis Kondisi psikologis umumnya sangat berpengaruh terhadap belajarnya seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berbeda belajarnya dari orang yang dalam keadaan lemah. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya dibawah anak-anak yang tidak

kekurangan gizi, mereka lekas lelah, mudah ngantuk dan tidak mudah menerima pelajaran.

b) Kondisi Psikologis Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi belajar adalah: (1) Kecerdasan Orang yang cerdas akan cepat menguasai pelajaran dibanding dengan orang yang kurang cerdas, meskipun fasilitas dan waktu yang digunakan untuk mempelajari materi pelajaran itu sama.

(2) Bakat Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat yang dimiliki, akan memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu.

(3) Minat Kalau seseorang mempelajari sesuatu dengan penuh minat, maka dapat diharapkan bahwa hasilnya akan lebih baik, sebaliknya kalau seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu, jangan diharapkan bahwa akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut.

(4) Motivasi Motivasi adalah kondisi psikologi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, jadi motivasi untuk

belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar.

(5) Emosi Keadaan emosi yang labil, seperti mudah marah, mudah tersinggung, merasa tertekan, merasa tidak aman, dapat mengganggu keberhasilan anak dalam belajar. Perasaan aman, gembira, bebas, merupakan aspek yang mendukung dalam kegiatan belajar.

(6) Kemampuan Kognitif Kemampuan penalaran yang tinggi akan memungkinkan seorang siswa dapat belajar lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan penalaran sedang.

2) Faktor Luar Faktor luar yaitu faktor – faktor yang berasal dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor – faktor yang dimaksud antara lain:

a) Faktor lingkungan (1) Lingkungan alami Lingkungan alami yaitu kondisi alami yang dapat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar, seperti suhu udara, kelembaban udara, cuaca, musim yang sedang

berlangsung, termasuk didalamnya kejadian – kejadian alam yang ada.

(2) Lingkungan sosial Lingkungan sosial ini baik yang berujud manusia dan representasinya ( wakilnya ) maupun ujud lain yang langsung berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.

b) Faktor instrumental Faktor instrumental adalah faktor yang adanya dan penggunaannya dirancangkan sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor instrumental antara lain:

(1) Kurikulum Kurikulum sekolah yang belum mantap dapat menyebabkan perubahan – perubahan yang dapat mengganggu proses belajar siswa.

(2) Program Program – program yang jelas tujuannya, sasarannya, waktunya, kegiatannya, dapat dilaksanakan dengan mudah akan membantu siswa dalam proses belajar dan sebaliknya.

(3) Sarana dan fasilitas Keadaan gedung / tempat belajar siswa, termasuk di dalamnya penerangan, fentilasi, tempat duduk dapat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar.

(4) Guru / tenaga pengajar Kelengkapan

guru, kemampuan, kedisiplinan dan cara mengajar yang baik yang dimiliki oleh setiap guru, akan memungkinkan para murid dapat belajar secara baik.

jumlah

b. Menurut Slameto ( 2010 : 54 – 72 )

1) Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.

a) Faktor jasmani (1) Faktor kesehatan Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan terganggu begitu juga sebaliknya.

(2) Cacat tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Siswa yang cacat tubuh belajarnya akan terganggu dan hendaknya belajar pada lembaga pendidikan khusus.

b) Faktor psikologis (1) Intelegensi Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Walaupun begitu siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya.

(2) Perhatian Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajari.

(3) Minat Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.

(4) Bakat Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu.

(5) Motif Motif yang kuat sangatlah perlu di dalam belajar, di dalam membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan – latihan / kebiasaan – kebiasaan.

(6) Kematangan Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap ( matang ), kemajuan siswa untuk memiliki kecakapan tergantung dari kematangan dan belajar.

(7) Kesiapan Jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

c) Faktor kelelahan Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya.

2) Faktor Ekstern

a) Faktor keluarga (1) Cara orang tua mendidik Orang yang kurang / tidak memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak tidak / kurang berhasil dalam belajarnya.

(2) Relasi antar anggota keluarga Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut.

(3) Suasana rumah Agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. (4) Keadaan ekonomi keluarga Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi akibatnya kesehatan anak terganggu sehingga belajar anak juga terganggu. Begitu juga sebaliknya.

(5) Perhatian orang tua Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas – tugas rumah.

(6) Latar belakang kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar.

b) Faktor sekolah

(1) Metode mengajar Agar siswa dapat belajar dengan baik maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien dan efektif mungkin.

(2) Kurikulum Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar, begitu juga sebaliknya. (3) Relasi guru dengan siswa Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab menyebabkan proses belajar – mengajar kurang lancar.

(4) Relasi siswa dengan siswa Menciptakan relasi yang baik antarsiswa dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa. (5) Disiplin sekolah Agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan. (6) Alat pelajaran Alat pelajaran yang baik dan lengkap dapat mendukung guru dalam mengajar dengan baik sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula.

(7) Waktu sekolah Memilih waktu sekolah yang tepat dapat memberika pengaruh positif terhadap belajar. (8) Standar pelajaran di atas ukuran Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing – masing. (9) Keadaan gedung Keadaan gedung yang memadai akan mendukung kegiatan belajar mengajar sehingga belajar siswa dapat berlangsung dengan enak.

(10) Metode belajar Memilih cara belajar yang tepat dan pembagian waktu yang baik akan meningkatkan hasil belajar. (11) Tugas rumah Tugas rumah yang diberikan guru diharapkan jangan terlalu banyak dan menjangkau kemampuan pemahaman siswa.

c) Faktor masyarakat (1) Kegiatan siswa dengan masyarakat Perlulah kiranya membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat supaya tidak mengganggu belajarnya.

(2) Mass media Mass media yang baik akan memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya, begitu juga sebaliknya.

(3) Teman bergaul Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakn agar siswa memiliki teman bergaul yang baik – baik.

(4) Bentuk kehidupan masyarakat Masyarakat yang terdiri dari orang – orang yang tidak terpelajar dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik akan berpengaruh jelek kepada siswa yang berada di situ.

Berdasarkan penjelasan dari dua ahli diatas dapat disimpulkan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi belajar meliputi faktor intern / dalam dan faktor ektern / luar. Faktor intern / dalam terdiri dari faktor fisiologis / jasmani, faktor psikologis, faktor kelelahan. Faktor psikologis mencakup kecerdasan / intelegensi, bakat, perhatian, minat, motivasi, motif, kematangan, emosi, kesiapan, kemampuan kognitif. Sedangkan faktor ekstern / luar terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat dan lingkungan alami. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga , suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua , dan l atar belakang kebudayaan. Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,

relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dengan masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Lingkungan alami meliputi suhu udara, kelembaban udara, cuaca dan musim.

5. Prestasi Belajar

Didalam pendidikan prestasi belajar merupakan faktor yang sangat penting dan sering dijadikan pokok pembicaraan atau permasalahan antar pendidik karena prestasi belajar mencerminkan kemampuan siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran.

Prestasi adalah tingkatan – tingkatan sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.( Arikunto, 2006 : 276 ) Prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan dan sebagainya. ( Suharso dan Retnoningsih, 2009 : 390 ) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. ( Slameto, 2010 : 2 )

Belajar adalah berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. ( Suharso dan Retnoningsih, 2009 : 21 ) Jadi prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan individu dari suatu proses usaha untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, yang disebabkan pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya untuk mengetahui tingkatan – tingkatan sejauh mana siswa menguasai materi himpunan bagian sehingga siswa dapat mencapai tujuan yang ditetapkan .

Dalam penelitian ini prestasi belajar yang diteliti adalah prestasi belajar siswa dibidang kognitif yang berupa hasil belajar yang diperoleh siswa, sikap atau tanggapan siswa dan ketrampilan siswa menyelesaikan soal - soal setelah siswa mendapatkan perlakuan model pembelajaran Teams Games Tournament ( TGT ), model Group Investigation dan pembelajaran konvensional dalam pelajaran matematika pokok bahasan himpunan bagian kelas VII semester 2 SMP N 3 Rembang tahun ajaran 2010 / 2011.

6. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dalam diri ( faktor internal ) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

Menurut Abu dan Widodo ( 2003 : 138-139 ) faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut :

Yang tergolong faktor internal adalah:

a. Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh.Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas:

1) Faktor intelektif yang meliputi:

a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

2) Faktor non - intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

c. Faktor kematangan fisik maupun psikis. Yang tergolong faktor eksternal, ialah:

a. Faktor sosial yang terdiri atas:

1) Lingkungan keluarga

2) Lingkungan sekolah

3) Lingkungan masyarakat

4) Lingkungan kelompok

b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.

c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

d. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dalam mencapai prestasi. Sedangkan menurut Jamaludin ( 2002 : 6 , 12 ) faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah lingkungan belajar sekolah, kebijakan sekolah, struktur, norma – norma, proses pendidikan yang terjadi, program yang dilaksanakan di sekolah.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern meliputi faktor jasmani ( fisiologi ), faktor psikologis dan faktor kematangan fisik maupun psikis. Faktor eksternal meliputi faktor sosial, faktor budaya, faktor lingkungan fisik, faktor lingkungan spiritual atau keamanan, kebijakan sekolah, struktur, normal – normal, proses pendidikan yang terjadi dan program yang dilaksanakan di sekolah.

7. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif dalam matematika akan dapat membantu siswa meningkatkan sikap positif siswa dalam matematika. Siswa secara individu membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah – masalah matematika sehingga akan mengurangi bahkan menghilangkan rasa cemas terhadap matematika yang banyak dialami para siswa. Pembelajaran kooperatif telah terbukti sangat

bermanfaat bagi siswa yang heterogen dengan kemampuan dan latar belakang yang berbeda yang menonjolkan interaksi dalam kelompok.

Pembelajaran kooperatif mencakupi suatu kelomok kecil siswa yang bekerja, sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya.

Ada beberapa hal yang perlu dipenuhi dalam pembelajaran kooperatif agar lebih menjamin para siswa bekerja secara kooperatif. Hal – hal tersebut meliputi :

a. Siswa yang tergabung dalam suatu kelompok harus merasa bahwa mereka adalah bagian dari sebuah tim dan mempunyai tujuan bersama yang harus dicapai.

b. Siswa yang tergabung dalam sebuah kelompok harus menyadari bahwa masalah yang mereka hadapi adalah masalah kelompok dan bahwa berhasil atau tidaknya kelompok itu akan menjadi tanggung jawab bersama oleh seluruh anggota kelompok itu.

c. Untuk mencapai hasil yang maksimum, para siswa yang tergabung dalam kelompok itu harus berbicara satu sama lain dalam mendiskusikan masalah yang dihadapinya.

Akhirnya siswa yang tergabung dalam suatu kelompok harus menyadari bahwa setiap pekerjaan siswa mempunyai akibat langsung pada keberhasilan kelompoknya.

Penggunaan pembelajaran kooperatif selain dapat meningkatkan prestasi belajar siswa juga dapat mengembangkan hubungan antarkelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri ( Slavin, 2010 : 4 – 5 )

8. Model Teams Games Tournament (TGT)