Abyani Gustya, 2013 Analisis Pengaruh Value Equity Dan Brand Equity Brownies Vannisa Terhadap Keputusan
Pembelian Wisatawan Domestik Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Peranan industri pariwisata dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai salah satu sumber penerimaan devisa negara maupun sebagai pembuka
kesempatan kerja, kini semakin penting keberadaanya. Upaya-upaya dalam pengembangan industri pariwisata diharapkan dapat mengoptimalkan segala
potensi sumber daya masyarakat sekitar untuk merangsang pertumbuhan pembangunan nasional.
Pariwisata baik jenis domestik maupun internasional di dalamnya mengandung berbagai aspek, yaitu aspek sosiologis, psikologis, hukum, ekonomi,
ekologis, dan aspek lainnya. Namun demikian di antara aspek-aspek tersebut yang sering mendapat perhatian tersendiri dan dianggap penting adalah aspek ekonomi.
Hal ini karena pariwisata sangat berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan pajak. Selain itu, aktivitas dari pariwisata yang bisa menghasilkan
produk barang dan jasa, seperti munculnya produk-produk berupa hasil kerajinan tangan, cendramata, transportasi, bahkan penginapan yang merupakan kebutuhan
bagi wisatawan dalam melakukan wisata. Widoyono, 2006:101 Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki obyek-obyek wisata
yang sangat menarik telah secara serius memperhatikan perkembangan sektor pariwisata. Terdiri dari 33 provinsi dengan jumlah penduduk 237.556.363 jiwa
Sensus Penduduk 2010 dan memiliki beberapa kota-kota besar dengan jumlah
Abyani Gustya, 2013 Analisis Pengaruh Value Equity Dan Brand Equity Brownies Vannisa Terhadap Keputusan
Pembelian Wisatawan Domestik Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
penduduk di kota-kota besar tersebut diatas 1 juta penduduk. Setiap provinsi dengan kota-kota besar ini memiliki keadaan perekonomian, kebudayaan,
infrastruktur yang berbeda-beda, termasuk untuk kuliner atau makanan khasnya. Berikut ini perkembangan wisatawan nusantara tahun 2006 - 2010.
Tabel 1.1 Perkembangan Wisatawan Nusantara
Tahun 2006 - 2010
Tahun Wisatawan
ribuan orang
Perjalanan ribuan
Rata-Rata Perjalanan
kali Pengeluaran
Per Perjalanan
ribu Rp Total
Pengeluaran triliun Rp
2006 114.270
204.553 1.79
431.24 88.21
2007 115.335
222.389 1.93
489.95 108.96
2008 117.213
225.041 1.92
547.33 123.17
2009 119.944
229.731 1.92
600.30 137.91
2010 122.312
234.377 1.92
641.76 150.41
Sumber : Pusdatin Kemenparekraf BPS, 2012
Salah satu provinsi dengan jumlah daerah tujuan wisata DTW yang banyak adalah Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat terkenal dengan keindahan
alamnya, hamparan sawah dan pegunungan yang menghijau serta hawanya yang sejuk menjadi daya tarik utama pariwisata di Jawa Barat Disbudpar KabKota di
Provinsi Jawa Barat, 2010. Perkembangan industri yang ada di Jawa Barat tidak lepas dari pengaruh
potensi yang dimiliki. Berikut adalah tabel jumlah industri di Jawa Barat :
Abyani Gustya, 2013 Analisis Pengaruh Value Equity Dan Brand Equity Brownies Vannisa Terhadap Keputusan
Pembelian Wisatawan Domestik Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.2 Data Jumlah Perusahaan Menurut Golongan Industri di Jawa Barat
Tahun 2006 – 2008
Golongan Industri Tahun
Jumlah Perusahaan
Industri Makanan dan Minuman
2006 1320
2007 1229
2008 1143
Industri Tekstil 2006
859 2007
1143 2008
987 Industri Pakaian Jadi
2006 582
2007 732
2008 663
Industri Kendaraan Bermotor 2006
152 2007
140 2008
155
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Barat. diolah kembali, 2012
Tabel 1.2 mendeskripsikan bahwa dari 4 industri yang memiliki jumlah perusahaan di Jawa Barat, terlihat industri makanan dan minuman memiliki
jumlah perusahaan terbanyak dari industri lainnya. Hal ini menunjukan bahwa, industri makanan dan minuman memiliki daya tarik tersendiri ditengah persaingan
yang begitu ketat, baik pada perusahaan yang memproduksi produk sejenis maupun yang berbeda.
Ibu kota Jawa Barat, Bandung, dengan populasi penduduk sebanyak 2.394.873 jiwa Sensus Penduduk 2010, Badan Pusat Statistik Kota Bandung
merupakan pusat dari industri makanan dan minuman baik dalam skala UKM maupun perusahaan besar. Banyak julukan untuk Bandung seperti kota kembang,
Paris van Java dan kota belanja karena banyak terdapat factory outlet di Kota
Abyani Gustya, 2013 Analisis Pengaruh Value Equity Dan Brand Equity Brownies Vannisa Terhadap Keputusan
Pembelian Wisatawan Domestik Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Bandung. Berikut ini tabel data kunjungan wisatawan yang datang ke Kota Bandung tahun 2011 :
Tabel 1.3 Data Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung
Tahun Jumlah
Wisatawan
2008 2.638.555
2009 3.096.869
2010 3.205.269
2011 4.076.072
Sumber: Disbudpar Kota Bandung, 2012 Kota Bandung memiliki potensi yang besar dalam bidang wisata, kini yang
sedang menjadi trend adalah wisata kuliner. Potensi tersebut menjadi faktor yang mendukung perkembangan industri makanan dan minuman. Aneka kuliner di
Kota Bandung memang sangat bervariasi, mulai dari makanan tradisional, modern, bahkan makanan tradisional yang dimodifikasi menjadi modern juga ada.
Kreatifitas masyarakat Bandung yang selalu membuat inovasi baru ternyata sangat berhasil menarik minat wisatawan untuk datang dan sekedar ingin mencicipinya.
Berwisata ke Kota Bandung tidak lengkap rasanya jika tidak membeli buah tangan untuk sanak saudara atau kerabat. Banyak produk oleh-oleh yang
ditawarkan, seperti batagor, brownies, pisang bolen, keripik dan sebagainya. Dari berbagai jenis oleh-oleh tersebut para wisatawan banyak mencari oleh-oleh yang
menjadi icon khusus Kota Bandung. Berikut ini adalah hasil survey keputusan pembelian produk oleh-oleh wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung :
Abyani Gustya, 2013 Analisis Pengaruh Value Equity Dan Brand Equity Brownies Vannisa Terhadap Keputusan
Pembelian Wisatawan Domestik Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.4 Data Keputusan Pembelian Wisatawan terhadap Oleh-Oleh
Khas Kota Bandung No.
Jenis Oleh-Oleh Frekuensi
1 Brownies
36 2
Pisang bolen 21
3 Makanan ringan
Berbagai jenis keripik 24
4 Batagor
8 5
Tahu 11
Total 100
Sumber : data hasil pra-penelitian diolah kembali, 2012 Tabel 1.4 diatas mendeskripsikan bahwa 36 orang dari 100 orang membeli
brownies sebagai oleh-oleh, yang membeli pisang bolen sebanyak 21 orang, yang membeli makanan ringan sebanyak 24 orang, yang membeli batagor sebanyak 8
orang dan yang membeli tahu sebagai oleh-oleh sebanyak 11 orang. Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa produk brownies sudah
menjadi top of mind oleh-oleh khas Kota Bandung. Industri brownies di Kota Bandung merupakan salah satu industri yang sedang berkembang. Semenjak
menjadi trend dari tahun 2002 sampai sekarang, banyak perusahaan brownies bermunculan sehingga semakin memperketat persaingan. Salah satu perusahaan
brownies yang cukup ternama di kota Bandung adalah Brownies Vannisa.
Abyani Gustya, 2013 Analisis Pengaruh Value Equity Dan Brand Equity Brownies Vannisa Terhadap Keputusan
Pembelian Wisatawan Domestik Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Brownies Vannisa merupakan salah satu perusahaan brownies yang sedang berkembang. Dibandingkan dengan pelopor brownies di Kota Bandung,
Brownies Vannisa masih terus bersaing ketat.
Tabel 1.5 Data Penjualan Brownies Vannisa Januari-Oktober 2012
Bulan Jumlah Penjualan
Januari 19.699
Februari 16.792
Maret 19.074
April 23.083
Mei 21.118
Juni 26.246
Juli 22.621
Agustus 25.941
September 21.410
Oktober 22.878
November 23.194
Desember 26.952
TOTAL 269.008
Sumber : CV. Vannisa, 2012 Berdasarkan tabel 1.5 diatas, penjualan brownies Vannisa cenderung
stabil. Adapun naik dan turunnya dikarenakan bertambah atau berkurangnya jumlah outlet penjualan.
Produk Brownies Vannisa merupakan produk makanan yang diproduksi di kota Bandung yang memiliki citarasa yang khas. Dibuat dengan menggunakan
Abyani Gustya, 2013 Analisis Pengaruh Value Equity Dan Brand Equity Brownies Vannisa Terhadap Keputusan
Pembelian Wisatawan Domestik Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
bahan-bahan yang berkualitas, serta resep olahan sendiri, menjadikannya layak untuk dijadikan buah tangan. Brownies Vannisa telah memiliki sertifikat LP-POM
MUI-JB 01101013750506 sehingga terjamin kehalalannya, serta telah terdaftar di Dinas Kesehatan Kota Bandung.
Wisatawan domestik yang berkunjung ke Kota Bandung bisa dengan mudah mendapatkan produk Brownies Vannisa, dalam hal ini, yang menjadi
wisatawan domestik adalah wisatawan yang berasal dari luar Kota Bandung yang melakukan keputusan pembelian terhadap produk brownies yang memang sudah
sangat terkenal dan menjadi ciri khas. Di Kota Bandung sendiri, Brownies Vannisa memiliki sepuluh outlet sehingga para wisatawan domestik bisa
melakukan proses keputusan pembelian terhadap produk Brownies Vannisa dengan mudah.
Tabel 1.6 Daftar Outlet Brownies Vannisa
Outlet Alamat
GBI Komplek Griya Bandung Indah 2 Jl. Alam Permai
I, Blok G 5 Bandung Margacinta
Jl. Margacinta No.39 Bandung Moh. Toha
Jl. Soekarno Hatta No.397 Bandung Cijerah
Jl. Raya Cijerah Pal 3 No.14 Bandung Kiaracondong
Jl. Ibrahim Adjie No.383 Bandung Cinunuk
Jl. Cibiru-cileunyi Sukajadi
Jl. Sukajadi No.1 Bandung Antapani
Jl. Purwakarta No.3 Bandung Riung Bandung
Jl. Cipamakolan No.7 Bandung Buah Batu
Jl. Terusan Buah-Batu No.44 Bandung Sumber : CV. Vannisa, 2012
Abyani Gustya, 2013 Analisis Pengaruh Value Equity Dan Brand Equity Brownies Vannisa Terhadap Keputusan
Pembelian Wisatawan Domestik Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Proses keputusan pembelian menurut Philip Kotler 2012:170 terdiri dari lima tahap, yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian dan pasca pembelian. Ditengah maraknya bisnis yang serupa dengan rasa, kemasan, bahkan logo
yang hampir sama dengan perusaan pesaing yang merupakan pelopor dari produk brownies, maka perlu dilakukan upaya semaksimal mungkin untuk dapat
mempertahankan bahkan meningkatkan jumlah konsumen dalam membeli produk Vannisa yang sedang berkembang.
Kekuatan merek dan nilai suatu produk akan memberikan nilai tambah bagi produk tersebut. Merek dan nilai produk yang kuat akan memiliki daya tarik yang
kuat dimata konsumen. Oleh karena itu dengan mengetahui Value equity dan Brand equity, Brownies Vannisa dapat mementukan strategi pasar apa yang cocok
bagi konsumen. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis merasa
tertarik untuk membuat penelitian yang berjudul :
“ANALISIS PENGARUH VALUE EQUITY DAN BRAND EQUITY BROWNIES
VANNISA TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN
WISATAWAN DOMESTIK DI KOTA BANDUNG”
Abyani Gustya, 2013 Analisis Pengaruh Value Equity Dan Brand Equity Brownies Vannisa Terhadap Keputusan
Pembelian Wisatawan Domestik Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah