Prinsip-Prinsip Negara Hukum Tinjauan Umum Mengenai Negara Hukum. a. Pengertian Negara Hukum

commit to user dalam tindakan-tindakannya terhadap para warga negara dan dalam hubungannya dengan warga negara tidak boleh sewenang-wenang, melainkan harus memperhatikan peraturan-peraturan hukum yang berlaku, dan semua orang dalam hubungan kemasyarakatan harus tunduk pada peraturan-peraturan hukum yang berlaku.

b. Prinsip-Prinsip Negara Hukum

Konsep negara hukum atau Rule of law menurut A. V. Dicey memiliki arti sebagai berikut: 1 Supremasi absolute ada pada hukum, bukan pada tindakan kebijaksanaan atau prerogative penguasa; 2 Berlakunya prinsip persamaan dalam hukum equality before the law, dimana semua orang harus tunduk kepada hukum dan tidak seorang pun di atas hukum above the law; 3 Konstitusi merupakan dasar dari segala hukum bagi negara yang bersangkutan. Dalam hal ini, hukum yang berdasarkan konstitusi harus melarang setiap pelanggaran terhadap hak dan kemerdekaan rakyat Munir Fuady, 2009 : 4. Menurut Jimmly Assiddiqie terdapat 12 prinsip pokok negara hukum dizaman modern sekarang ini. Kedua belas prinsip pokok tersebut merupakan pilar-pilar utama yang menyangga berdiri tegaknya suatu negara modern sehingga dapat disebut sebagai negara hukum dalam arti yang sebenarnya. Kedua belas prinsip pokok negara hukum tersebut antara lain Jimmly Asshiddiqie, 2006: 122-128: 1. Supremasi Hukum. 2. Persamaan kedudukan dalam hukum equality before the law. 3. Asas Legalitas. 4. Pembatasan Kekuasaan. 5. Organ Eksekutif Independen. 6. Peradilan yang bebas dan tidak memihak Independent and Impartiality. 7. Adanya Peradilan Tata Usaha Negara. 8. Peradilan Tata Negara. commit to user 9. Perlindungan Hak Asasi Manusia. 10. Bersifat Demokratis. 11. Berfungsi sebagai sarana mewujudkan tujuan bernegara. 12. Adanya Transparasi dan kontrol sosial. Secara garis besar ada 2 dua konsep negara hukum. Konsep yang pertama adalah konsep negara hukum formal, konsep negara hukum formal ini muncul bersamaan dengan negara ”modern” sekitar abad ke 18, diketahui bahwa negara modern muncul sebagai sebuah konfigurasi kekuasaan yang bersifat hegemonistik, artinya kekuasaan yang ada sebelumnya ada di dalam masyarakat ditarik dan dimasukkan ke dalam kekuasaan negara. Kemudian, negara dengan kekuasaan yang dimilikinya itu membuat peraturan untuk melindungi hak-hak warganya. Karena itu, dalam kehidupan masyarakat timbul kecemasan yang luar biasa sehingga muncul lagi ebuah konsep negara hukum yang terkenal dengan ”Government of Law, Not of Men” atau konsep ” Rule of Law”. Tetapi di dalam praktiknya kemudian, negara hukum seperti itu kurang bermanfaat, sehingga munculah konsep negara hukum yang kedua, yaitu konsep negara hukum substansial. Pada dasarnya konsep negara hukum substansial ini adalah sebuah konsep negara hukum yang berintikan dan mencerminkan keadilan dan kebenaran obyektif. Negara hukum substansial ini bertujuan tidak saja melindungi masyarakat terhadap kekuasaan negara, tetapi aktif meningkatkan martabat warga dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik. Dari sejumlah pandangan di atas, dapat dianalisis bahwa konstitusionalisme merupakan pemikiran untuk menghendaki pembatasan kekuasaan negara, terutama melalui konstitusi, yang berorientasi untuk menentukan batas penggunaan kekuasaan politik.

7. Tinjauan Umum Mengenai Demokrasi a. Arti Demokrasi