Monyet Ekor Panjang Pakan

13 Taman Nasional Alas Purwo pada Resor Rowobendo adalah 27,71 ha, Trianggulasi 23,64 ha dan Pura Giri Salaka 20,84 ha. Hal ini menunjukkan bahwa luas wilayah jelajah monyet ekor panjang di CAP relatif lebih kecil.

2. Lutung

Luas wilayah jelajah lutung di TWAP adalah 4,7–8,8 ha Brotoisworo Dirgayusa 1991, Megantara Dirgayusa 1992 sedangkan menurut Husodo Megantara 2002, luas wilayah jelajah lutung di TWAP sebesar 2,78–6,67 ha atau rata-rata 3,46 ha. Berdasarkan hal tersebut maka luas wilayah jelajah lutung di TWAP mengalami penurunan. Apabila dibandingkan dengan luas wilayah jelajah lutung di kawasan hutan jati Jawa Tengah sebesar 32-43 ha Djuwantoko 1994 maka luas wilayah jelajah lutung tersebut sangatlah kecil.

E. Pakan

Primata membedakan pakannya dalam secara luas seperti frugivory dan folivory Cluton Brock Harvey 1977 namun sering kali lebih detil. Sebagai contoh buah-buahan mungkin dipilih sebagai pakan karena tingkat kemasak- kannya, ukuran, keasaman, kandungan kimiawi Ungar 1995, ukuran butiran dan penyebarannya Peres 1996. Ukuran tubuh juga menjadi faktor utama dalam pemilihan pakan. Satwa bertubuh kecil yang membutuhkan pakan berenergi tinggi cenderung lebih banyak makan serangga, sedangkan satwa yang bertubuh besar yang memerlukan pakan berenergi rendah cenderung memakan dedaunan Kay 1984.

1. Monyet Ekor Panjang

Monyet ekor panjang lebih bersifat omnivora daripada lutung. Monyet ekor panjang memakan buah-buahan, biji-bijian, pucuk, serangga, kepiting, katak, kadal dan moluska Lekagul Mc Neely 1977. Jenis pakan monyet ekor panjang adalah buah karet Hevea brasiliensis, pucuk padi Oryza sativa dan jagung Zea mays . Pada daerah rawa mangrove monyet ekor panjang juga merupakan satwa yang bersifat frugivore–omnivore karena memakan buah Sonneratia spp. dan Nypa fruticans serta kepiting Crockett Wilson 1977. 14 Menurut Lucas Corlett 1998, monyet ekor panjang dapat membantu penyebaran biji tumbuhan tetapi tergantung dari morfologi biji dan buah itu sendiri. Buah yang berdaging dengan lebar biji sekitar 3-4 mm akan tertelan, karena mulutnya tidak dapat merasakan biji tersebut. Biji yang tercampur dengan dagingnya akan dikunyah dan dimuntahkan setelah bersih. Daun yang umum dimakan oleh monyet ekor panjang di Suaka Alam Bukit Timah Singapura adalah Moraceae Artocarpus elasticus, Ficus spp. dan Streblus elongatus, Anacardiaceae Gluta walichii, Polygalaceae Xantophyllum maingayi, Rubiaceae Urophyllum spp. dan Symplococaceae Symplocos fasciculata. Jenis tumbuhan yang tergolong sering dimakan oleh monyet ekor panjang di Pulau Tinjil adalah peuris Antidesma montanum, songgom Melanorhoea walichii , butun Barringtonia asiatica, waru Hibiscus tiliaceus, jambu klampok Eugenia cymosa, ketapang Terminalia catapa, kiampelas Ficus ampelas , kopeng Ficus variegata dan kiara Ficus glomerata. Dari jenis-jenis tersebut tumbuhan yang paling disukai adalah butun Barringtonia asiatica, sedangkan berdasarkan tingkatannya vegetasi yang disukai adalah pada tingkat pancang Santosa 1996. Menurut Yeager 1976, urutan bagian tumbuhan yang paling banyak dimakan berturut-turut adalah buah, daun dan bunga. Jenis pohon yang sering dimakan buahnya oleh monyet ekor panjang adalah Ganua molucana , Diospyros maingayi, Licania splendes, Eugenia sp. dan Lophopetalum javanicum dengan total konsumsi sekitar 86, kemudian sebagai pelengkapnya yaitu daun, bunga, insekta, jamur dan lumpur Wheatley 1974. Menurut Hadinoto 1993, kebutuhan pakan monyet ekor panjang setiap ekor perhari sebanyak 4 dari bobot tubuhnya, serta memerlukan air untuk minum sebanyak 1 liter per ekor setiap harinya. Lawrence 1989 menemukan bahwa buah yang besar oleh monyet akan dimakan langsung tanpa dipetik terlebih dahulu dengan tujuan efisiensi energi. Untuk memperoleh air dalam memenuhi kebutuhannya, selain minum dari sumber air, primata dan burung juga memanfaatkan embun yang menempel pada dedaunan dan air yang menggenang pada batang-batang pohon Alikodra 1990. 15

2. Lutung