Aspek-aspek dalam regulasi REGULASI EMOSI PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENJALANI PROSES PEMBUATAN SKRIPSI Regulasi Emosi Pada Mahasiswa Yang Sedang Menjalani Proses Pembuatan Skripsi.

4 bisa disebut sebagai regulasi emosi yang terfokus pada anteseden antecedent focus, dalam hal ini regulasi emosi terjadi saat sebelum adanya penilaian appraisals yang mengakibatkan munculnya kecenderungan berkembangnya respon emosi, dan kelompok terakhir yaitu respon modulation merupakan regulasi emosi yang terfokus pada respon response focus yang terjadi setelah adanya respon emosi Gross Munoz, 1995. Selanjutnya menurut Gratz 2004 ada sebuah alat ukur untuk mengukur dimensi-dimensi regulasi emosi yakni: a. kesadaran dan pemahaman terhadap emosi; b. penerimaan terhadap emosi; c kemampuan berperilaku yang diarahkan pada tujuan, dan menahan diri dari perilaku impulsif ketika mengalami emosi negatif; d. mampu membuat strategi regulasi emosi seefektif mungkin, yakni berupaya untuk membuat strategi yang tepat untuk memodulasi respon-respon emosi. .

3. Faktor-faktor yang

mempengaruhi regulasi emosi Terdapat berbagai faktor yang dianggap berpengaruh terhadap regulasi emosi baik secara intrinsik maupun ekstrinsik , diantaranya yaitu : a. Usia. Faktor usia dalam hal ini terkait dengan kematangan organ, menurut Beer dan Lombardo dalam Gross, 2007 menyatakan bahwa regulasi emosi seseorang melibatkan peran dari proses kerja lobus frontal di otak, cingulate anterior, lobus temporal, dan kemungkinan amygdala. b. Jenis kelamin. Secara neural, McRae 2008 dalam penelitiannya menyatakan bahwa gender berpengaruh dalam regulasi emosi seseorang. Gender ini terkait dengan respon amygdala yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Dibanding perempuan, laki-laki memperlihatkan lebih sedikit peningkatan dalam area prefrontal yang berhubungan dengan reappraisal, selain itu laki- laki mengalami penurunan yang lebih besar dalam amygdala yang berhubungan dengan respon emotional, lalu perluasan area ventral striatal nya lebih sedikit dibanding perempuan yang mana hal ini berkaitan dengan reward processing. c. Kognitif. Zelazo dalam Gross, 2007 menyatakan bahwa regulasi emosi berhubungan langsung dengan executive function EF. EF merupakan pemahaman tentang kontrol kesadaran akan pemikiran dan aksi. Walaupun berhubungan langsung namun EF ini bukan satu- satunya rute regulasi emosi. d. Motivasi. Motivasi berperan dalam terbentuknya regulasi emosi, hal ini sebetulnya terkait juga dengan aspek budaya, dimana motivasi sosial bisa membentuk regulasi emosi yang dilakukan. Menurut Fischer dalam Philipot, 2004 orang cendrung menginginkan situasi yang nyaman dan kemudian ia menghindari keadaan negatif dalam arti hubungan interpersonal. 5 e. Aspek sosial terutama pengaruh keluarga. Keluarga dan teman sebaya dianggap dapat menjadi komponen dalam konstruksi sosial pada berbagai keadaan individu. Begitu pula regulasi emosi dibentuk oleh berbagai pengaruh ekstrinsik yang berinteraksi dengan pengaruh intrinsik yang telah dibahas sebelumnya, dan dari sudut perkembangan, Thompson dan Meyer dalam Gross, 2007 menyatakan bahwa regulasi emosi dipengaruhi oleh keluarga dan teman sebaya. f. Budaya. Cultural models theory menekankan bahwa proses sosial dan psikologis bermakna secara bervariasi di berbagai budaya Mesquita dalam Gross 2007, dan menurutnya begitu pun dalam hal regulasi emosi. Regulasi emosi tidak hanya berkaitan dengan proses intra personal, akan tetapi emosi di regulasi sesuai dengan dimana dan bagaimana cara individu tersebut menjalani kehidupan. Regulasi emosi terjadi pada tataran budaya praktis melalui penstrukturan situasi sosial dan dinamika interaksi sosial, usaha orang terdekat untuk memodifikasi situasi individu yang bersangkutan, fokus perhatian seseorang atau makna yang diambil dalam berbagai situasi, dan kesempatan yang tersedia dalam perilaku emosional dalam hal ini regulasi emosi. g. Norma. Norma sebenarnya berkaitan dengan aspek lain yang telah dibahas sebelumnya seperti budaya, motivasi dan gender, akan tetapi Fischer dalam Philippot, 2004 menyebutkan bahwa norma memainkan peran penting dalam regulasi emosi.

B. Mahasiswa yang Sedang

Menjalani Proses Skripsi 1. Pengertian Mahasiswa Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989. Mahasiswa sebagai pelaku utama dan agent of exchange dalam gerakan- gerakan pembaharuan memiliki makna yaitu sekumpulan manusia intelektual, memandang segala sesuatu dengan pikiran jernih, positif, kritis yang bertanggung jawab, dan dewasa. Secara moril mahasiswa akan dituntut tangung jawab akademisnya dalam mengha silkan “buah karya” yang berguna bagi kehidupan lingkungan.

2. Pengertian Skripsi

Skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis di Perguruan Tinggi Poerwadarminta, 2002. Semua mahasiswa wajib mengambil mata kuliah skripsi, karena skripsi digunakan sebagai prasyarat bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar akademisnya sebagai sarjana. Mahasiswa yang sedang menulis skripsi diharapkan dapat menyesuaikan diridengan proses belajar yang ada dalam penyusunan skripsi. Proses belajar dalam skripsi berlangsung secara individual, kondisi tersebut berbeda ketika mahasiswa mengikuti mata kuliah lain yang umumnya