Kemampuan mengelola emosi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi : studi deskriptif pada mahasiswa Prodi BK USD angkatan tahun 2012.

(1)

KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI

MAHASISWA YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI

Studi Deskriptif pada Mahasiswa Prodi BK USD

Angkatan Tahun 2012

Cicilia Indah Nuraeny Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kemampuan mahasiswa prodi BK USD angkatan tahun 2012 yang sedang mengerjakan skripsi dalam mengelola emosinya dan membuat usulan-usulan kegiatan untuk meningkatkan kemampuan mengelola emosi.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa prodi BK USD angkatan tahun 2012 yang sedang mengerjakan skripsi yang berjumlah 62 orang. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kemampuan mahasiswa dalam mengelola emosinya yang terbagi dalam lima aspek, yaitu kemampuan mengendalikan diri, memiliki sifat dapat dipercaya, menunjukan sifat bersungguh-sungguh, menunjukan adaptabilitas, dan kemampuan berinovasi. Kategorisasi kemampuan mahasiswa prodi BK USD angkatan tahun 2012 yang sedang mengerjakan skripsi dalam mengelola emosinya berdasarkan kriteria Likert. Terdapat lima tingkat kemampuan mahasiswa dalam mengelola emosinya yaitu, sangat tinggi/ sangat mampu, tinggi/ mampu, sedang/ cukup mampu, rendah/ kurang mampu, sangat rendah/ sangat kurang mampu.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: 8 (12, 9%) mahasiswa tergolong sangat mampu (sangat tinggi) mengelola emosinya, 49 (79, 03%) mahasiswa tergolong mampu (tinggi) mengelola emosinya, 5 (8, 06%) mahasiswa tergolong cukup mampu (sedang) mengelola emosinya, dan tidak ada (0%) mahasiswa yang tergolong kurang mampu (rendah) mengelola emosinya, tidak ada (0%) mahasiswa yang tergolong sangat kurang mampu (sangat rendah) mengelola emosinya. Usul-usul mahasiswa BK USD angkatan tahun 2012 bagi prodi BK USD untuk membantu mahasiswa meningkatkan kemampuan mengelola emosi, diharapkan dari pihak mahasiswa. Usul-usul tersebut diantaranya adalah diadakan seminar mengenai cara mengelola emosi bagi mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi, diadakan kegiatan sharing setiap minggu bersama dosen pembimbing, diadakan kegiatan dinamika kelompok di luar kampus bersama dengan teman-teman dan dosen pembimbing setiap minggu, diadakan kegiatan relaksasi di luar kampus bersama dengan teman-teman dan dosen pembimbing setiap minggu.


(2)

THE ABILITY OF THE STUDENTS WHO ARE WRITING

THE UNDERGRADUATE THESIS

Descriptive Study Of the Students Of Guidance And Counseling

Program At Sanata Dharma University Batch 2012

By:

Cicilia Indah Nuraeny Sanata Dharma University

2016

This research aims to obtain a description of the ability of the students of guidance and counseling study program at Sanata Dharma University batch 2012 who are writing the undergraduate thesis in managing their emotions and make proposals for activities to improve the ability to manage emotions.

This research belongs to a descriptive research with a survey method. The subjects of this research is were 62 students of guidance and counseling study program at Sanata Dharma University batch 2012 who were writing undergraduate thesis. The research instrument used is in the form of questionnaire that descibes the ability of students in managing their emotions which was divided into five aspects, namely the ability to control oneself, to have trustworthiness, to show earnest, show adaptability, and the ability to innovate. The technique of data analysis usedwascategorization of the ability of the students of guidance and counseling study program at Sanata Dharma University batch 2012, who are writing the undergraduate thesis in managing their emotions based on Likert’s criteria. There are five levels of students' ability in managing emotions, namely, very high/very capable, high/capable, medium/average, low/less capable, very low/very poor.

The results shows that: 8 students (12, 9%) had a very high ability in managing their emotions, 49 students (79, 03%) had a high ability in managing their emotions, 5 students (8, 06%) had a moderate ability in managing their emotions, and no students (0%) had low ability in managing their emotions, no students (0%) had a very low ability in managing their emotions. The proposals studentsof guidance and cunseling program at Sanata Dharma University batch 2012 to help students improve the ability to manage emotions, it is expected of the students. The proposed activity include holding seminars on how to manage emotions for student writing thesis, conducting weekly haring with lecturers, holding weekly group dynamics outside campus with friends and lectturers, held relaxation activities in outside the campus along with friends and lecturers each week.


(3)

KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI

MAHASISWA YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI

Studi Deskriptif pada Mahasiswa Prodi BK USD

Angkatan Tahun 2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh: Cicilia Indah Nuraeny

NIM : 111114069

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016


(4)

(5)

(6)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Orang yang menabur dengan berlinang air

mata akan menuai dengan bersorak sorai

“To get a success, your courage must be greater than your

fear.”

Untuk mendapatkan kesuksesan, keberanianmu harus

lebih besar daripada ketakutanmu.

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Allah Bapa di Sorga

Ibu tercinta

Almarhum Bapak tercinta

Kakak-kakakku tersayang

Program Studi Bimbingan dan Konseling


(7)

(8)

(9)

ABSTRAK

KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI

MAHASISWA YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI

Studi Deskriptif pada Mahasiswa Prodi BK USD

Angkatan Tahun 2012

Cicilia Indah Nuraeny Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kemampuan mahasiswa prodi BK USD angkatan tahun 2012 yang sedang mengerjakan skripsi dalam mengelola emosinya dan membuat usulan-usulan kegiatan untuk meningkatkan kemampuan mengelola emosi.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa prodi BK USD angkatan tahun 2012 yang sedang mengerjakan skripsi yang berjumlah 62 orang. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kemampuan mahasiswa dalam mengelola emosinya yang terbagi dalam lima aspek, yaitu kemampuan mengendalikan diri, memiliki sifat dapat dipercaya, menunjukan sifat bersungguh-sungguh, menunjukan adaptabilitas, dan kemampuan berinovasi. Kategorisasi kemampuan mahasiswa prodi BK USD angkatan tahun 2012 yang sedang mengerjakan skripsi dalam mengelola emosinya berdasarkan kriteria Likert. Terdapat lima tingkat kemampuan mahasiswa dalam mengelola emosinya yaitu, sangat tinggi/ sangat mampu, tinggi/ mampu, sedang/ cukup mampu, rendah/ kurang mampu, sangat rendah/ sangat kurang mampu.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: 8 (12, 9%) mahasiswa tergolong sangat mampu (sangat tinggi) mengelola emosinya, 49 (79, 03%) mahasiswa tergolong mampu (tinggi) mengelola emosinya, 5 (8, 06%) mahasiswa tergolong cukup mampu (sedang) mengelola emosinya, dan tidak ada (0%) mahasiswa yang tergolong kurang mampu (rendah) mengelola emosinya, tidak ada (0%) mahasiswa yang tergolong sangat kurang mampu (sangat rendah) mengelola emosinya. Usul-usul mahasiswa BK USD angkatan tahun 2012 bagi prodi BK USD untuk membantu mahasiswa meningkatkan kemampuan mengelola emosi, diharapkan dari pihak mahasiswa. Usul-usul tersebut diantaranya adalah diadakan seminar mengenai cara mengelola emosi bagi mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi, diadakan kegiatan sharing setiap minggu bersama dosen pembimbing, diadakan kegiatan dinamika kelompok di luar kampus bersama dengan teman-teman dan dosen pembimbing setiap minggu, diadakan kegiatan relaksasi di luar kampus bersama dengan teman-teman dan dosen pembimbing setiap minggu.


(10)

ABSTRAK

THE ABILITY OF THE STUDENTS WHO ARE WRITING

THE UNDERGRADUATE THESIS

Descriptive Study Of the Students Of Guidance And Counseling

Program At Sanata Dharma University Batch 2012

By:

Cicilia Indah Nuraeny Sanata Dharma University

2016

This research aims to obtain a description of the ability of the students of guidance and counseling study program at Sanata Dharma University batch 2012 who are writing the undergraduate thesis in managing their emotions and make proposals for activities to improve the ability to manage emotions.

This research belongs to a descriptive research with a survey method. The subjects of this research is were 62 students of guidance and counseling study program at Sanata Dharma University batch 2012 who were writing undergraduate thesis. The research instrument used is in the form of questionnaire that descibes the ability of students in managing their emotions which was divided into five aspects, namely the ability to control oneself, to have trustworthiness, to show earnest, show adaptability, and the ability to innovate. The technique of data analysis used was categorization of the ability of the students of guidance and counseling study program at Sanata Dharma University batch 2012, who are writing the undergraduate thesis in managing their emotions based on Likert’s criteria. There are five levels of students' ability in managing emotions, namely, very high/very capable, high/capable, medium/average, low/less capable, very low/very poor.

The results shows that: 8 students (12, 9%) had a very high ability in managing their emotions, 49 students (79, 03%) had a high ability in managing their emotions, 5 students (8, 06%) had a moderate ability in managing their emotions, and no students (0%) had low ability in managing their emotions, no students (0%) had a very low ability in managing their emotions. The proposals students of guidance and cunseling program at Sanata Dharma University batch 2012 to help students improve the ability to manage emotions, it is expected of the students. The proposed activity include holding seminars on how to manage emotions for student writing thesis, conducting weekly haring with lecturers, holding weekly group dynamics outside campus with friends and lectturers, held relaxation activities in outside the campus along with friends and lecturers each week.


(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus penulis ucapkan atas segala rahmat pertolongan, penyertaan, dan bimbinganNya dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa terselesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

2. Drs. RHj. Sinurat, M.A selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan waktu, bimbingan, dan masukan dan pembelajaran berharga yang sangat berguna dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali penulis dengan ilmu-ilmu yang berguna bagi penulis.

4. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan tahun 2012 atas ketersediannya untuk mengisi kuesioner.

5. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan tahun 2011 dan 2012 yang telah memberikan dukungan berupa doa dan semangat yang luar biasa.


(12)

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA vi

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

KATA PENGANTAR x

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 5

C. Pembatasan Masalah 6

D. Rumusan Masalah 6

E. Tujuan Penelitian 6

F. Manfaat Penelitian 7


(14)

BAB II KAJIAN PUSTAKA 10 A. Mahasiswa Sebagai Individu Pada Masa Dewasa Awal 10 1. Definisi Masa Dewasa Awal 10 2. Emosi pada Masa Dewasa Awal 10

B. Mengelola Emosi 11

1. Pengertian Emosi dan Perasaan 11

2. Penggolongan Emosi 14

3. Proses Terjadinya Emosi 16 4. Kegunaan Emosi 18 5. Pengertian Kemampuan Mengelola Emosi 20 6. Aspek Kemampuan Mengelola Emosi 21

7. Cara Mengelola Emosi 23

C. Hasil Penelitian Lain 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32

A. Jenis Penelitian 32

B. Populasi Penelitian 32

C. Kuesioner Penelitian 33

D. Validitas dan Reliabilitas 35

E. Prosedur Pengumpulan Data 39


(15)

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN USULAN MAHASISWA PRODI BK USD ANGKATAN TAHUN 2012 BAGI PIHAK PRODI BK USD GUNA MEMBANTU MAHASISWA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI ... 42

A. Kemampuan Mahasiswa Prodi BK USD Angkatan Tahun 2012 yang Sedang Mengerjakan Skripsi dalam Mengelola Emosinya ... 42

B. Pembahasan Hasil Penelitian Mengenai Kemampuan Mahasiswa Prodi BK USD Angkatan Tahun 2012 yang Sedang Mengerjakan Skripsi dalam Mengelola Emosi ... 44

C. Usul dari Mahasiswa Prodi BK Angkatan Tahun 2012 untuk Prodi BK USD Guna Membantu Mahasiswa Meningkatkan Kemampuan Mengelola Emosi pada saat Mengerjakan Skripsi ... 49

D. Keterbatasan Penelitian ... 53

BAB V PENUTUP ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 57


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi Kuesioner Pengalaman Mahasiswa 34 Tabel 2. Jumlah Item-item yang Valid dan Tidak Valid 37

Tabel 3. Kriteria Guilford 39

Tabel 4. Norma Kategorisasi 41

Tabel 5. Kategorisasi Kemampuan Mahasiswa Prodi BK USD Angkatan 2012 yang Sedang Mengerjakan Skripsi dalam Mengelola

Emosinya 43

Tabel 6. Usul-usul Mahasiswa Prodi BK USD Angkatan 2012 untuk Prodi BK USD Guna Membantu Meningkatkan Kemampuan Mengelola Emosi Pada Saat Mengerjakan Skripsi 50


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian 60 Lampiran 2. Kuesioner Pengalaman Mahasiswa 61 Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 66 Lampiran 4. Tabulasi Data Penelitian 71


(18)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Mengerjakan skripsi dengan baik membutuhkan keuletan, ketelatenan, niat, dan motivasi yang tinggi. Penulisan skripsi menjadi semakin lama apabila keuletan, ketelatenan, niat dan motivasi yang dimiliki mahasiswa rendah. Waktu yang ideal untuk penyelesaian skripsi adalah sekitar satu semester atau enam bulan. Berdasarkan kurikulum 2006, mahasiswa prodi BK USD harus menempuh sedikitnya 144 SKS dan dapat diselesaikan dalam waktu 8 semester atau paling lambat 10 semester. Namun data yang diambil dari sekretariat program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma, menunjukan bahwa sejak angkatan 2008 hingga 2011 mahasiswa prodi BK yang lulus empat tahun sekitar 29 orang dari 310 mahasiswa terdaftar. Data tersebut menunjukkan angka kelulusan mahasiswa yang lulus dalam waktu 4 tahun masih rendah.

Pengerjaan skripsi menjadi momok bagi sebagian besar mahasiswa. Mahasiswa kerap beranggapan bahwa pengerjaan skripsi merupakan hal yang sulit dan menakutkan. Beberapa hal yang menyebabkan adanya anggapan bahwa pengerjaan skripsi merupakan hal yang sulit dan menakutkan antara lain adanya


(19)

adanya kekhawatiran mahasiswa tidak bisa mencari literatur yang relevan, adanya kecemasan tidak dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu, dan rendahnya kemampuan mengelola emosi. Kurangnya kemampuan untuk menangkap maksud bacaan dengan baik, untuk menyusun tulisan dengan tata tulis yang baik, dan untuk menyusun sebuah kerangka berpikir yang baik untuk melakukan penelitian juga kerap menghambat mahasiwa untuk menyelesaikan skripsinya.

Mahasiswa yang dapat mengelola emosinya dengan baik cenderung terhindar dari stres, kegelisahan, dan keputusasaan. Mahasiswa yang kemampuannya mengelola emosinya rendah akan cenderung mudah stres, mudah tersinggung, mudah kehilangan semangat/putus asa, dsb. Safaria dan Saputra (2009: 8) menegaskan bahwa individu yang memiliki kemampuan mengelola emosi akan lebih cakap menangani ketegangan emosi, akan lebih mampu menghadapi dan memecahkan konflik secara efektif.

Emosi adalah perasaan yang dialami seseorang yang dapat mempengaruhi pikiran dan tindakannya. Emosi berkaitan erat dengan pikiran dan tindakan yang akan dilakukan. Emosi terbagi menjadi dua yaitu emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif adalah perasaan positif yang dialami yang mempengaruhi pikiran dan tindakan menjadi positif, seperti bahagia, gembira, semangat. Sedangkan emosi negatif adalah sebaliknya yaitu perasaan negatif yang dialami yang membuat pikiran dan tindakan menjadi negatif pula, seperti sedih, cemas, takut, marah, kawatir.


(20)

Untuk dapat mengerjakan skripsi dengan baik, mahasiswa perlu memiliki kemampuan mengelola emosi. Kemampuan mengelola emosi adalah kemampuan mengarahkan emosinya kepada tindakan yang benar, memiliki sifat bersungguh-sungguh dan sifat dapat dipercaya dengan menunjukan integritas dan sikap tanggung jawab dalam mengelola diri sendiri, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yaitu memiliki adaptabilitas yang tinggi dan luwes memandang sesuatu hal, serta memiliki inovasi dengan cara bersikap terbuka terhadap gagasan, pendekatan baru, dan informasi terkini. Kemampuan mengelola emosi adalah kemampuan untuk menyadari segala perasaannya baik positif maupun negatif dan mengarahkan emosinya kepada tindakan yang benar. Individu yang mampu mengelola emosinya akan lebih objektif dan realistis dalam menganalisis permasalahannya (Safaria dan Saputra, 2009:9). Kemampuan mengelola emosi akan membuat seseorang akan merasa lebih bahagia, percaya diri, dan optimis. Seseorang akan merasa lebih tenang dalam menghadapi peristiwa atau keadaan yang membuatnya marah atau sedih apabila yang bersangkutan dapat mengelola emosinya dengan baik. Penyaluran emosi yang tepat dapat membuat seseorang mampu mengarahkan pikiran ke tindakan tepat yang harus dilakukan.

Dari hasil wawancara peneliti kepada 18 mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling angkatan tahun 2011 mengenai pengalamannya dalam menyelesaikan skripsi, ditemukan berbagai hal yang membuat penyelesaian skripsi menjadi lama yaitu kurangnya motivasi dan niat yang kuat untuk


(21)

kepada dosen pembimbing yang dianggap menyulitkan proses pengerjaan skripsi, kesulitan menemukan buku/literatur yang relevan, sulit mengatur waktu antara pertemuan dengan dosen pembimbing, adanya mata kuliah tertentu yang belum lulus, kehilangan semangat sesudah melihat coretan dosen pada skripsi, merasa kecewa sesudah mendengarkan kata-kata dari dosen pembimbing. Berbagai hal tersebut dapat membuat mahasiswa menunda-nunda pengerjaan skripsi; penyelesaian skripsi menjadi semakin lama, dan mahasiswa menjadi stres, kawatir, gelisah.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan 15 mahasiswa Prodi BK USD angkatan tahun 2012 mengenai pengalamannya mengerjakan skripsi, ditemukan berbagai hal yang membuat peneliti menemukan indikasi bahwa kemampuan mahasiswa BK USD angkatan tahun 2012 rendah dalam mengelola emosinya yaitu seringnya merasa stres setelah melaksanakan bimbingan, menjadi malas melanjutkan mengerjakan skripsi karena begitu banyak coretan pada konsep skripsinya, menjadi malas datang ke kampus untuk melaksanakan bimbingan karena dosen yang kerap membatalkan bimbingan. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan mahasiswa Prodi BK USD angkatan tahun 2012 dalam mengelola emosinya. Selain itu, mereka juga menjelaskan mengenai harapan-harapan mereka yang belum terealisasi dalam penyusunan skripsi diantaranya teraturnya jadwal bimbingan, waktu luang dari dosen pembimbing, konsistennya dosen melaksanakan bimbingan pada jam/waktu yang telah disepakati, dsb.


(22)

Peneliti menduga bahwa ada mahasiswa Prodi BK USD yang sedang menyusun skripsi yang kurang mampu mengelola emosinya dengan baik. Kemampuan mengelola emosi sangat penting dalam proses penyusunan skripsi. Apabila kemampuan mengelola emosi rendah, penyelesaian skripsi dapat menjadi lama.

Kalau ternyata mahasiswa prodi BK angkatan tahun 2012 kurang mampu mengelola emosinya, maka dapat diusulkan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa prodi BK dalam mengelola emosinya. Dalam penelitian ini diungkap juga usul-usul mahasiswa prodi BK USD angkatan tahun 2012 bagi Prodi BK USD guna membantu mahasiswa meningkatkan kemampuan mengelola emosi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis mengidentifikasi permasalahan yang timbul, sebagai berikut:

1. Kemampuan mahasiswa Prodi BK angkatan tahun 2012 dalam mengelola emosinya pada saat mengerjakan skripsi rendah.

2. Mahasiswa mengalami berbagai kesulitan dalam menyelesaikan skripsinya. 3. Ada berbagai harapan mahasiswa yang belum terealisasi dalam penyusunan


(23)

C. Pembatasan Masalah

Fokus penelitian ini adalah kemampuan mahasiswa Prodi BK angkatan tahun 2012 yang sedang mengerjakan skripsi dalam mengelola emosinya dan usul-usul mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa mengelola emosi.

D. Rumusan Masalah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa Prodi BK angkatan tahun 2012 yang sedang mengerjakan skripsi dalam mengelola emosinya dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk membantu mahasiswa agar semakin mampu mengelola emosi dengan baik. Pertanyaan yang dicoba dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seberapa tinggi kemampuan mahasiswa Prodi BK angkatan tahun 2012 yang sedang mengerjakan skripsi dalam mengelola emosinya?

2. Apa usul-usul mahasiswa Prodi BK angkatan tahun 2012 yang sedang menulis skripsi bagi program studi Bimbingan dan Konseling guna membantu mahasiswa meningkatkan kemampuan mengelola emosi?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui kemampuan mahasiswa Prodi BK angkatan tahun 2012 yang sedang mengerjakan skripsi dalam mengelola emosinya.

2. Mengetahui usul-usul mahasiswa Prodi BK angkatan tahun 2012 yang berguna bagi program studi Bimbingan dan Konseling guna membantu mahasiswa meningkatkan kemampuannya dalam mengelola emosi.


(24)

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis penelitian ini adalah memberikan informasi dan sumbangan bagi pengembangan pengetahuan di bidang Bimbingan dan Konseling, khususnya tentang kemampuan mahasiswa prodi BK yang sedang mengerjakan skripsi dalam mengelola emosinya. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis

a. Bagi dosen prodi BK USD

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan bagi prodi BK USD berupa informasi mengenai kemampuan mahasiswa prodi BK USD angkatan tahun 2012 yang sedang mengerjakan skripsi dalam mengelola emosinya, yang kiranya dapat memberikan inspirasi mengenai hal-hal yang perlu dilakukan untuk membantu mahasiswa mengelola emosinya dengan baik pada saat mengerjakan skripsi.

b. Bagi mahasiswa prodi BK USD

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai keadaan emosi mahasiswa prodi BK angkatan tahun 2012 pada saat mengerjakan skripsi.

c. Bagi penulis


(25)

1) Memperoleh pengalaman meneliti kemampuan mengelola emosi mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi.

2) Memperdalam pengetahuan mengenai emosi, khususnya mengelola emosi.

3) Mengetahui usul-usul untuk prodi BK USD untuk membantu mahasiswa mengelola emosi dengan baik pada saat mengerjakan skripsi.

G. Definisi Operasional

1. Mahasiswa prodi BK USD angkatan tahun 2012 yang sedang

menyusun skripsi

Mahasiswa prodi BK USD angkatan tahun 2012 yang sedang mengerjakan skripsi adalah mahasiswa yang sedang menempuh studi S1 di Universitas Sanata Dharma yang berada di program studi Bimbingan dan Konseling angkatan tahun 2012 yang sedang dalam proses menulis skripsi.

2. Kemampuan untuk mengelola emosi

Kemampuan mengelola emosi adalah kemampuan mahasiswa prodi BK USD angkatan tahun 2012 yang sedang mengerjakan skripsi untuk mengelola emosinya yang ditandai dengan kemampuan mengendalikan diri, memiliki sifat dapat dipercaya, menunjukkan sifat bersungguh-sungguh, menunjukan adaptabilitas yang baik, dan mampu berinovasi


(26)

sewaktu mengerjakan skripsi, seperti yang dimaksudkan dalam butir-butir kuesioner yang digunakan.

3. Usulan kegiatan meningkatkan kemampuan mengelola emosi

Usulan kegiatan meningkatkan kemampuan mengelola emosi adalah kegiatan-kegiatan yang diusulkan oleh mahasiswa prodi BK angkatan tahun 2012 yang sedang menulis skripsi untuk dilakukan oleh pihak Prodi BK USD untuk membantu mahasiswa meningkatkan kemampuannya dalam mengelola emosi.


(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan mahasiswa sebagai individu yang sedang menjalani masa dewasa awal, mengelola emosi, dan hasil penelitian lain.

A. Mahasiswa Sebagai Individu yang sedang Menjalani Masa Dewasa Awal

1. Definisi Masa Dewasa Awal

Hurlock (1990: 246) berpendapat bahwa istilah adult berasal dari bahasa latin adultus yang berarti “telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna” atau telah menjadi dewasa.” Oleh karena itu orang dewasa dipandang sebagai individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun. Hurlock (1990: 246) menemukan bahwa “periode ini dikatakan sulit sebab sebagian anak mempunyai orang tua, teman, sahabat, guru yang dapat membantu mereka untuk penyesuaian diri, namun sekarang sebagai orang dewasa, mereka diharapkan dapat menyesuaikan diri secara mandiri”.

2. Emosi pada Masa Dewasa Awal

Hurlock (1990: 249) menjelaskan bahwa masa dewasa awal merupakan masa ketegangan emosional karena sebagai manusia dalam


(28)

kelompok usia hampir dewasa atau baru saja dewasa. Pada umumnya pada masa ini orang masih sekolah dan di ambang memasuki dunia pekerjaan. Masa dewasa awal juga merupakan masa dimana mereka ingin mengubah hal-hal yang tidak mereka sukai.

Individu dapat dikatakan mempunyai kematangan emosi apabila tidak meledakan emosinya di hadapan orang lain melainkan menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara yang lebih dapat diterima (Hurlock 1990: 213). Selain itu, Hurlock (1990: 213) menyatakan bahwa petunjuk kematangan emosi yang lain adalah individu menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara emosional, tidak lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti anak-anak atau orang yang tidak matang. Individu yang berhasil mengendalikan emosinya akan bahagia karena dapat bersifat terbuka dalam menghadapi kenyataan hidup, tabah menghadapi kesulitan dan persoalan hidup, mampu merasa puas, serta lapang dada.

B. Mengelola Emosi

1. Emosi

a. Pengertian emosi dan perasaan

Chia (Safira dan Saputra, 2009: 12) berpendapat bahwa emosi berasal dari kata e yang berarti energi dan motion yang berarti getaran. Emosi kemudian bisa dikatakan sebagai sebuah energi yang


(29)

1996: 411) mendefinisikan emosi sebagai “Setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap”. Emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran -pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak (Goleman, 1996: 411). Chaplin (Safaria dan Saputra, 2009: 12) merumuskan emosi sebagai suatu keadaan yang merangsang perubahan-perubahan yang disadari seperti perubahan perilaku. Emosi cenderung terjadi dalam kaitannya dengan perilaku yang mengarah (approach) atau menyingkir (avoidance) terhadap sesuatu (Safaria & Saputra, 2009:12). Menurut James (Purwanto dan Mulyono, 2006) emosi adalah keadaan jiwa yang menampakkan diri dengan sesuatu perubahan yang jelas pada tubuh.

Pada dasarnya emosi manusia bisa dibagi menjadi dua kategori umum. Kategori pertama adalah emosi positif atau afek positif. Emosi positif memberikan dampak yang menyenangkan dan menenangkan, seperti tenang, santai, rileks, gembira, lucu, haru, dan senang (Safaria dan Saputra, 2009: 13). Menurut Gohm & Clore (Safaria & Saputra, 2009: 13) emosi manusia terbagi menjadi dua yaitu emosi positif dan negatif. Emosi positif adalah emosi yang menenangkan dan menyenangkan seperti ceria, gembira, semangat, senang rileks, dll. Emosi positif ini akan membuat keadaan psikologis


(30)

manusia menjadi positif. Sebaliknya emosi negatif adalah emosi yang menyusahkan dan tidak menyenangkan seperti marah, dendam, kecewa, depresi, putus asa, frustrasi. Emosi negatif ini akan membuat keadaan psikologis manusia menjadi negatif. Ketika manusia gagal menyeimbangkan emosi negatif ini maka keadaan suasana hati menjadi buruk.

Perasaan dan emosi disifatkan sebagai suatu keadaan kejiwaan pada organisme atau individu sebagai akibat adanya peristiwa atau persepsi yang dialami oleh organisme (Walgito, 2001: 202). Sedangkan Chaplin (Walgito, 2004: 203) mengemukakan bahwa perasaan adalah keadaan atau state individu sebagai akibat dari persepsi terhadap stimulus baik eksternal maupun internal, sedangkan emosi merupakan reaksi yang kompleks yang mengandung aktivitas dengan derajat yang tinggi dan adanya perubahan dalam kejasmaniannya serta berkaitan dengan perasaan yang kuat. Karena hal itulah emosi lebih intens daripada perasaan, dan sering terjadi perubahan perilaku, hubungan dengan lingkungan kadang-kadang terganggu. Sobur (2009: 427) berpendapat bahwa perasaan (feeling) mempunyai dua arti berdasarkan tinjauan fisiologis dan psikologis; ditinjau secara fisiologis, perasaan berarti pengindraan, sehingga merupakan salah satu fungsi tubuh untuk mengadakan kontak dengan


(31)

menilai, yaitu menilai suatu hal; misalnya “Saya rasa Susi Susanti

akan memenangkan olimpiade tersebut”. Ungkapan ini menunjukan

bahwa menurut penilaian saya, Susi Susanti akan menjadi pemenang. Melihat berbagai definisi mengenai emosi dan perasaan, dapat disimpulkan bahwa emosi dan perasaan berbeda. Dalam emosi terkandung perasaan. Emosi melibatkan berbagai perubahan tubuh yang tampak dan tersembunyi, baik yang dapat diketahui atau tidak, seperti perubahan dalam pencernaan, denyut jantung, tekanan darah, jumlah hemoglobin, sekresi adrenalin, jumlah dan jenis hormon, malu, sesak nafas, gemetar, pucat, pingsan, menangis, dan rasa mual (Sobur, 2009: 400).

b. Penggolongan Emosi

Goleman (2007: 411) menggolongkan emosi sebagai berikut:

1) Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, tindakan kekerasan dan kebencian patologis.

2) Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan kalau menjadi patologis, depresi berat.

3) Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, waswas, perasaan takut sekali, khawatir, waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, takut sekali, kecut; sebagai patologi, fobia dan panik.


(32)

4) Kenikmatan: bahagia, gembira, ringan, puas, senang, riang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi, kegirangan luar biasa, senang, senang sekali, dan batas ujungnya, mania.

5) Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih.

6) Terkejut: terkejut, terkesiap, takjub, terpana.

7) Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah. 8) Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati

hancur lebur.

Menurut Ekman dan Friesen (Walgito, 2005: 229) emosi terbagi menjadi tiga macam yang dikenal dengan display rules yaitu

masking, modulation, dan simulation. Masking adalah keadaan

seseorang yang dapat menyembunyikan atau menutupi emosi yang dialaminya. Emosi yang dialaminya tidak tercetus keluar melalui ekspresi kejasmananiannya. Misalnya, seorang siswa yang menutupi rasa marahnya karena dibentak oleh gurunya, kemarahannya tersebut ditutupi sehingga tidak ada gejala kejasmaniannya yang menampakkan rasa marahnya. Modulasi (modulation) orang tidak dapat meredam secara tuntas mengenai gejala kejasmaniannya, tetapi hanya menguranginya saja. Misalnya, karena sedih ia menangis


(33)

simulasi (simulation) orang tidak mengalami suatu emosi, tetapi

seolah-olah mengalami emosi dengan menampakan gejala kejasmaniannya.

Mahmud (Sobur, 2009: 410) menyatakan bahwa tingkah laku emosional dapat dibagi menjadi empat macam atas dasar aktivitasnya, yaitu sebagai berikut:

1) Marah, seseorang menjadi marah karena ia bergerak menentang sumber frustrasi.

2) Takut, kebalikan dari rasa marah, seseorang menjadi takut karena bergerak meninggalkan sumber frustrasi.

3) Cinta, seseorang bergerak menuju sumber kesenangan.

4) Depresi, seseorang yang menghentikan respons-respons terbukanya dan mengalihkan emosi ke dalam dirinya sendiri.

c. Proses terjadinya emosi

Menurut pandangan teori kognitif, emosi lebih banyak ditentukan oleh hasil interpretasi seseorang terhadap sebuah peristiwa. Kita bisa memandang dan menginterpretasikan sebuah peristiwa secara negatif, sebagai hal yang tidak menyenangkan, menyengsarakan, menjengkelkan, mengecewakan atau sebaliknya secara positif sebagai sebuah kewajaran, sebagai hal yang indah, sesuatu yang mengharukan, atau membahagiakan. Interpretasi yang kita buat atas sebuah peristiwa mengkondisikan dan membentuk


(34)

perubahan fisiologis kita secara internal. Ketika kita menilai sebuah peristiwa secara lebih positif, perubahan fisiologis kita pun menjadi lebih positif (Safaria dan Saputra, 2009: 15).

Greenberg dan Wastson (Safaria dan Saputra, 2009: 15) menjelaskan proses terjadinya emosi dalam sebuah bagan sebagai berikut

Proses kemunculan emosi melibatkan faktor psikologis dan faktor fisiologis. Emosi kita muncul akibat adanya stimulus atau sebuah peristiwa, yang bisa netral, positif, ataupun negatif. Stimulus tersebut kemudian ditangkap oleh reseptor kita, lalu melalui otak, kita menginterpretasikan kejadian tersebut sesuai dengan kondisi Stresor/kejadian

Efek akhir

Perubahan otak (neuro-kimiawi)

Perubahan wajah dan tubuh (detak jantung, tekanan darah, pernapasan) Interpretasi terhadap kejadian

Bahasa tubuh dan wajah

Ungkapan verbal

Nama emosi Promting


(35)

kejadian. Interpretasi yang kita buat kemudian memunculkan perubahan secara internal dalam tubuh kita, misalnya napas tersengal, mata memerah, keluar air mata, dada menjadi sesak, wajah berubah, intonasi suara meninggi atau melemah, cara menatap menjadi tajam, dan perubahan tekanan darah menjadi tinggi (Safaria dan Saputra, 2009: 14).

d. Kegunaan Emosi

Emosi berguna untuk menuntun kita menghadapi saat-saat kritis dan tugas-tugas berat bila. Emosi akan menawarkan pola persiapan tindakan tersendiri; masing-masing menuntun kita ke arah yang telah terbukti berjalan dengan baik ketika menangani tantangan yang datang berulang-ulang dalam hidup manusia (Goleman, 2009: 4).

Safaria dan Saputra (2009: 16) mengemukakan pendapatnya bahwa emosi dapat digunakan sebagai berikut:

1) Sebagai bentuk komunikasi yang dapat mempengaruhi orang lain. Guratan ekspresi yang terlihat pada raut muka seseorang adalah bagian dari emosi. Guratan ekspresi merupakan bentuk komunikasi yang lebih cepat dari kata-kata.

2) Emosi dapat digunakan untuk mengorganisasi dan memotivasi tindakan. Emosi secara teoritis dapat memotivasi perilaku. Manusia perlu mempersiapkan segala sesuatu untuk menghadapi


(36)

situasi penting karena emosi akan mempersiapkan segalanya untuk dapat melewati rintangan yang ada dalam pikiran dan lingkungan manusia.

Coleman dan Hamen (Sobur, 2009: 400) menjelaskan empat kegunaan emosi sebagai berikut:

1) Emosi adalah pembangkit energi (energizer). Tanpa emosi kita tidak sadar atau mati. Orang yang hidup akan merasai, mengalami, bereaksi, dan bertindak. Emosi membangkitkan dan memobilisasi energi kita; takut menggerakan kita untuk berlari, cinta menggerakan kita untuk saling berdekatan dan bermesraan. 2) Emosi adalah pembawa informasi (messenger). Keadaan diri kita dapat diketahui dari emosi kita. Jika senang, kita berhasil mencapai sebuah tujuan; sedih berarti kita kehilangan sesuatu yang berharga.

3) Emosi bukan saja pembawa informasi dalam komunikasi intrapersonal, tetapi juga pembawa pesan dalam komunikasi interpersonal. Kita mengetahui bahwa pembicaraan di depan umum atau pidato yang melibatkan seluruh emosi dipandang lebih hidup, lebih dinamis, dan lebih meyakinkan.

4) Emosi juga merupakan sumber informasi tentang keberhasilan kita. Kita mendambakan kesehatan dan mengetahuinya ketika


(37)

mengetahui bahwa kita memperolehnya ketika kita merasakan kenikmatan estetis dalam diri kita.

2. Kemampuan Mengelola Emosi

a. Pengertian kemampuan mengelola emosi

Kemampuan mengelola emosi adalah kemampuan melepaskan suasana hati yang tidak mengenakkan (Goleman, 1999: 76). Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan individu untuk menangani perasaan agar terungkap dengan tepat dan selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Kemampuan mengelola emosi mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan, atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan (Goleman, 1999: 58). Kemampuan mengelola emosi adalah kemampuan untuk mengendalikan perasaan-perasaan yang berlebihan sehingga pikiran dan tindakannya menjadi tepat. Kemampuan mengelola emosi yang baik akan mengantarkan seseorang untuk berpikir dan bertindak selaras. Safaria dan Saputra (2009: 14) berpendapat bahwa orang yang mampu memahami emosi yang sedang mereka alami dan rasakan, akan lebih mampu mengelola emosinya secara positif. Sebaliknya, orang yang kesulitan memahami emosi yang sedang mereka alami dan rasakan, akan terpenjara oleh emosinya sendiri. Mereka menjadi


(38)

bingung dan bimbang akan makna dari suasana emosi yang sedang mereka rasakan.

b. Aspek-aspek kemampuan mengelola emosi

Goleman (1999, 512) menjelaskan bahwa kemampuan mengelola emosi merupakan salah satu aspek yang terkandung pada kecerdasan emosi atau emotional intelligence (kemampuan mengenali perasaan kita sendiri, kemampuan mengenali perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dalam hubungan dengan orang lain). Kelima aspek tersebut pada dasarnya saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Kecakapan atau keterampilan emosi seseorang untuk dapat mengendalikan diri, memiliki sifat dapat dipercaya, sifat bersungguh-sungguh, adaptabilitas, dan inovasi (Goleman, 1999: 151). Dalam penelitian ini, peneliti mengikuti aspek-aspek kemampuan mengelola emosi seperti yang dikemukakakan Goleman (1999, 130-151), yaitu:

1) Mengendalikan diri: Orang yang mampu mengendalikan diri artinya mampu mengelola emosi dan impuls yang merusak dengan efektif, orang yang mampu mengendalikan diri mampu untuk: a) Mengelola dengan baik perasaan-perasaan impulsif dan


(39)

b) Tetap teguh, tetap positif, dan tidak goyah walaupun dalam situasi yang paling berat.

c) Berpikir jernih dan tetap terfokus kendati dalam tekanan. 2) Sifat dapat dipercaya: Orang yang memiliki sifat dapat dipercaya

yaitu orang yang mampu menunjukan kejujuran dan integritas, orang yang dapat dipercaya mampu untuk:

a) Bertindak menurut etika dan tidak pernah mempermalukan orang.

b) Membangun kepercayaan lewat keandalan diri dan otentisitas. c) Mengakui kesalahan sendiri dan berani menegur perbuatan

tidak etis orang lain.

d) Berpegang pada prinsip secara teguh walaupun bila akibatnya adalah menjadi tidak disukai.

3) Sifat bersungguh-sungguh: Orang yang memiliki sifat bersungguh-sungguh yaitu orang yang mampu diandalkan dan menunjukan sikap bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban, orang yang memiliki kehati-hatian mampu untuk: a) Memenuhi komitmen dan mematuhi janji.

b) Bertanggung jawab untuk mencapai tujuannya. c) Terorganisasi dan cermat dalam bekerja.


(40)

4) Adaptabilitas: Orang yang memiliki adaptabilitas yaitu orang yang memiliki keluwesan dalam menangani perubahan dan tantangan, orang yang memiliki adaptabilitas mampu untuk:

a) Terampil menangani beragamnya kebutuhan, bergesernya prioritas, dan pesatnya perubahan.

b) Siap mengubah tanggapan dan taktik untuk menyesuaikan diri dengan keadaan.

c) Luwes dalam memandang situasi.

5) Inovasi: Orang yang memiliki inovasi yaitu orang yang mampu bersikap terbuka terhadap gagasan, pendekatan baru, dan informasi terkini, orang yang memiliki inovasi mampu untuk: a) Selalu mencari gagasn baru dari berbagai sumber.

b) Mendahulukan solusi-solusi yang orisinil dalam pemecahan masalah.

c) Menciptakan gagasan-gagasan baru.

d) Berani mengubah wawasan dan mengambil risiko akibat pemikirannya.

c. Cara Mengelola Emosi

Ada banyak cara untuk mengelola emosi, antara lain mengungkapkan emosi dengan tepat dan melakukan relaksasi:


(41)

Planalp (Safaria dan Saputra, 2009: 81) menjelaskan bahwa pengungkapan emosi adalah upaya mengkomunikasikan status perasaannya yang berorientasi pada tujuan. Johnson (Supratiknya, 1995: 55) menjelaskan bahwa ada dua cara mengungkapkan emosi, yaitu secara verbal dan secara non verbal. Yang dimaksud secara verbal yaitu mengungkapkan emosi dengan menggunakan kata-kata, baik mengatakan perasaan kita secara langsung maupun tidak. Sedangkan pengungkapan emosi secara non verbal adalah mengungkapkan emosi dengan menggunakan isyarat lain selain kata-kata, misalnya sorot mata, raut muka, kepalan tinju, dsb. Menurut Johnson (Supratiknya, 1995: 57) emosi dapat diungkapkan secara jelas dan langsung dengan cara mendeskripsikan emosi tersebut. Ada empat cara mendeskripsikan emosi yaitu:

a) Mengidentifikasikan atau menyebut nama emosi itu. Misalnya, untuk mengungkapkan kesedihan seseorang berkata “Saya sedang sedih”.

b) Menggunakan kiasan emosi. Misalnya, mengatakan “Hati saya

seperti teriris-iris” untuk mendeskripsikan hati yang pedih akibat tersinggung.

c) Menunjukan bentuk tindakan yang ingin dilakukan karena terdorong oleh emosi yang dialami. Misalnya, “Saya seperti


(42)

ingin membelai rambutnya” untuk mendeskripsikan kekaguman.

d) Menggunakan kiasan kata-kata. Misalnya, mengatakan ”Saya

merasa seperti kehilangan arah” untuk mendeskripsikan

kekecewaan karena kehilangan.

Orang yang tidak mengungkapkan emosinya secara langsung akan mengungkapkannya secara tidak langsung, dalam bentuk-bentuk sebagai berikut:

a) Mencap atau memberikan label: Misalnya, kita tidak senang pada seorang teman yang banyak bicara. Untuk

mengungkapkannya kita mencap teman itu “Si cerewet”.

b) Memerintah: Misalnya, kita merasa kecewa dengan teman, untuk mengungkapkan kekecewaan kita, kita berkata kepada teman itu, “Pergi kau”.

c) Bertanya: Perasaan tersinggung yang disebut pada nomor 2 juga dapat diungkapkan dalam bentuk pertanyaan.

Misalnya, “Apakah Anda mengerti apa yang saya

rasakan?”.

d) Menuduh: Misalnya, kita merasa kehilangan sebuah pensil kemudian kita menuduh adik kita misalnya yang mengambil dengan mengatakan “Pasti kamu yang mengambil pensilku”.


(43)

e) Menyindir (sarkasme): Misalnya, seorang gadis merasa iri terhadap barang-barang mewah yang dimiliki seorang temannya. Kemudian gadis itu berkata “Orang kampung semua barang-barangnya dibawa ke sekolah supaya terlihat kaya”.

f) Memuji: Misalnya, seorang murid mengagumi seorang gurunya lalu setiap kali murid itu bertemu dengan gurunya, ia memberikan pujian “Bapak rapi sekali dalam berpakaian”, “Bapak tampan sekali”, dan sebagainya.

g) Mencela: Misalnya, seorang kakak kelas tidak menyukai sikap adik kelasnya. Kemudian dia mencelanya dengan cara berkata “Aku seniormu, kalau berjalan di depan senior bilang permisi dong”.

Menurut Adam dan Lenz (1995: 25-29) ada tiga macam pengungkapan emosi, yaitu:

a) Non asertif: tidak menyatakan emosi yang dialami, kebutuhan, keinginan, pendapat kita pada orang lain. Orang yang non asertif selalu berusaha dengan kesadaran penuh untuk menghindari konflik. Orang non asertif lebih banyak beraksi daripada beraksi. Mereka lebih banyak menanggapi apa yang dikatakan dan dilakukan oleh orang lain daripada mengambil inisiatif untuk berkomunikasi dan bertindak atas kemauan


(44)

sendiri. Oleh karena itu banyak orang lain mengambil keuntungan dari mereka, meremehkan masukan-masukan mereka, bahkan memberi mereka lebih banyak pekerjaan. b) Agresif: memenuhi keperluan sendiri tetapi bertindak

demikian dengan mengorbankan orang lain. Orang-orang agresif menyatakan emosi, pendapat, kebutuhannya tetapi dengan cara menghina, mengabaikan atau menyakiti orang lain. Perilaku agresif yang ekstrim dapat membuat hubungan dengan orang lain menjadi rusak. Ada juga perilaku agresif yang pasif, yang dilakukan dengan cara memanipulasi orang lain, membohongi orang lain, atau dengan diam-diam melawan orang lain.

c) Asertif: mengerti apa yang kita perlukan dan inginkan, menjelaskan hal tersebut pada orang lain, bekerja dengan cara kita sendiri untuk memenuhi kebutuhan kita sendiri sembari tetap menunjukan rasa hormat kepada orang lain. Bersikap asertif sangat membutuhkan keterbukaan diri secara jujur tanpa melanggar hak dan kebutuhan orang lain. Orang yang asertif bersedia menyelesaikan konflik dengan cara yang dapat diterima oleh masing-masing pihak. Pengungkapan emosi yang secara asertif inilah yang terbaik


(45)

2) Mengelola emosi dengan melakukan relaksasi

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengelola emosi adalah melalui relaksasi (Safaria dan Saputra, 2009: 7). Latihan relaksasi memiliki tujuan menurunkan tingkat ketegangan psikis dan fisiologis akibat stresor yang menekan dan menggantinya dengan keadaan santai dan tenang. Jika tubuh kita dalam keadaan santai dan relaks keadaan emosi kita juga akan menjadi relatif santai dan relaks. Salah satu teknik relaksasi yang mudah dan dapat dilakukan sendiri adalah relaksasi cue-controlled. Safaria dan Saputra (2009: 158) menjelaskan bahwa teknik relaksasi cue-controlled

menggabungkan pernapasan dengan kalimat-kalimat atau kata-kata sugestif yang dapat menimbulkan keadaan santai, tenang, dan tenteram. Teknik relaksasi ini dapat dilakukan dengan posisi berbaring atau duduk. Jika kita menerapkannya sambil duduk, posisi punggung harus lurus, jangan sampai membengkok. Jika kita menerapkannya sambil berbaring, gunakan busa sebagai alas, luruskan tangan, dan kaki senyaman mungkin.

Langkah-langkah melakukan teknik relaksasi cue-controlled adalah sebagai berikut:

a) Pertama-tama tarik napas lewat hidung, kembungkan di perut, tahan di perut, kemudian sambil menahan napas hitung


(46)

dalam hati (1-5) pada hitungan ke 5 katakan dalam hati “seluruh pikiran dan tubuh saya tenang”. Lakukan instruksi di atas sampai kita merasa benar-benar sangat tenang. b) Selama melaksanakan teknik relaksasi ini konsentrasikan

kesadaran kita pada seluruh bagian tubuh rasakan setiap tarikan napas kita, rasakan perubahan-perubahan yang terjadi selama melakukan relaksasi, lupakan sejenak semua masalah yang ada.

c) Kalimat sugesti yang kita ucapkan dapat diganti dengan kalimat lain yang lebih kuat sugestinya seperti kaliamat doa yang dapat menimbulkan rasa damai dan tenang.

C. Hasil Penelitian Lain

Peneliti menemukan penelitian mengenai kemampuan mahasiswa mengelola emosi, yang dilakukan oleh Elisabeth Pathrisia Purnomo (2014). Penelitian tersebut dilatar belakangi data yang diamati oleh peneliti bahwa berdasarkan kurikulum 2006, sebanyak 152 SKS dalam kurikulum prodi BK Universitas Sanata Dharma dapat diselesaikan dalam waktu 8 sampai paling lama 14 semester; masa studi yang ideal adalah kurang lebih empat tahun. Data yang diperoleh dari sekretariat program studi Bimbingan dan Konseling dari tahun 2008 hingga 2013 mahasiswa yang lulus


(47)

mahasiswa yang ada di program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan tahun 2004-2009. Data tersebut menunjukan angka kelulusan yang rendah.

Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling angkatan tahun 2010 yang sedang menulis skripsi termasuk cukup mampu dalam mengelola emosinya: ada 30 (41,6%) mahasiswa yang sangat tinggi kemampuannya dalam mengelola emosinya, ada 42 (58,3%) mahasiswa yang tergolong cukup mampu (sedang) kemampuannya dalam mengelola emosinya, tidak ada (0%) mahasiswa yang tergolong kurang mampu (rendah) kemampuan mengelola emosinya.

Penelitian tersebut memberikan sumbangan pada penelitian ini berupa gambaran aspek-aspek yang digunakan sebagai dasar membuat butir item dalam kuesioner. Pada penelitian ini peneliti membuat ulang instrumen yang berupa kuesioner dengan jumlah butir item sebanyak 60 item. Selain itu, penelitian tersebut menjabarkan tentang usul-usul dari mahasiswa prodi BK angkatan tahun 2010 untuk prodi BK USD agar mempercepat penyelesaian skripsi, sedangkan dalam penelitian ini peneliti mencoba mengupas lebih dalam mengenai kemampuan mengelola emosi dengan menjabarkan usul-usul dari mahasiswa prodi BK angkatan tahun


(48)

2012 untuk prodi BK USD guna meningkatkan kemampuan mengelola emosi.


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan jenis penelitian, subjek penilitian, kuesioner penelitian, validitas dan reliabilitas, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang bertujuan mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada baik fenomena-fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Penelitian deskripstif adalah penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi yang meliputi kegiatan sikap atau pendapat terhadap individu (Sangadji & Sopiah, 2010: 21). Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai kemampuan mahasiswa prodi BK Universitas Sanata Dharma yang sedang menyelesaikan skripsi dalam mengelola emosinya.

B. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa prodi BK universitas Sanata Dharma angkatan tahun 2012 yang sedang menulis skripsi. Adapun jumlah mahasiswa yaitu 62 orang. Semua anggota populasi menjadi subjek penelitian. Karena itu penelitian ini termasuk penelitian populasi.


(50)

C. Kuesioner Penelitian

Penelitian ini menggunakan kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2013: 199). Sedangkan menurut Sangadji dan Sopiah (2010: 47) kuesioner adalah teknik penelitian yang dilakukan dengan menyebarkan angket, sehingga dalam waktu relatif singkat dapat menjangkau banyak responden. Item kuesioner berisikan dua macam item yaitu item tertutup dan item terbuka. Item tertutup dinamakan

unfavorable yang menunjukan tidak adanya kemampuan dalam mengelola

emosi. Sedangkan item terbuka dinamakan favorable yang menunjukan adanya kemampuan dalam mengelola emosi. Skor dari item favorable yaitu sangat sesuai (4), sesuai (3), kurang sesuai (2), dan tidak sesuai (1). Sebaliknya dari item unfavorable yaitu sangat sesuai (1), sesuai, (2), kurang sesuai (3), tidak sesuai (4). Adapun pembuatan setiap butir item kuesioner bertolak dari lima aspek mengelola emosi yaitu:

1) Pengendalian diri: Mengelola emosi yang merusak dengan efektif. 2) Dapat dipercaya: Menunjukan kejujuran dan integritas.

3) Sifat bersungguh-sungguh: Dapat diandalkan dan bertanggungjawab. 4) Adaptabilitas: Keluwesan dalam menangani perubahan dan tantangan. 5) Inovasi: Bersikap terbuka terhadap gagasan, pendekatan baru, dan


(51)

Kisi-kisi kuesioner disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Kisi-kisi Kuesioner Kemampuan Mengelola Emosi

No Aspek Mengelola

Emosi

Indikator Item Fav Item

Unfav 1.

Pengendalian diri

Mengelola dengan baik perasaan-perasaan yang menekan.

1, 3 2, 4 Tetap teguh, tetap positif, dan tidak

goyah.

5, 7, 9 6, 8, 10 Berpikir dengan jernih dan tetap

terfokus walaupun dalam tekanan

11, 12, 13, 14

2.

Dapat dipercaya

Bertindak menurut etika dan tidak pernah mempermalukan orang lain.

15, 17, 18 16 Membangun kepercayaan dan

keandalan lewat otentisitas.

19, 20, 21 Mengakui kesalahan sendiri dan

menegur perbuatan orang lain yang tidak etis.

22, 25 23, 24

Berpegang kepada prinsip secara teguh bahkan bila akibatnya tidak disukai.

26 27

3.

Sifat bersungguh-sungguh

Mematuhi komitmen 28, 29, 30 31 Bertanggung jawab untuk

memperjuangkan sebuah tujuan

32, 33, 34, 35

Terorganisasi dengan cermat dalam bekerja

36, 39 37, 38 4.

Adaptabilitas

Terampil menangani pesatnya perubahan situasi

40, 42, 44 41, 43, 45 Siap mengubah tanggapan untuk

menyesuaikan diri dengan keadaan.

46, 47, 48 Luwes memandang situasi 50, 51 49 5. Inovasi Selalu mencari wawasan terbaru dari

berbagai sumber.

52 53

Menciptakan gagasan-gagasan baru. 55, 56 54, 57 Berani mengubah wawasan 58, 59 60


(52)

D. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti (Sugiyono, 2013: 4). Sangadji & Sopiah (2010: 47) berpendapat bahwa “validitas adalah kebenaran suatu pemikiran bahwa pemikiran benar-benar dilakukan”. Penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi adalah derajat jika sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur (Sangadji & Sopiah, 2010: 147).

Teknik statistik yang digunakan untuk menganalisa butir-butir kuesioner adalah teknik korelasi product moment. Rumus teknik korelasi product moment adalah sebagai berikut (Arikunto, 2010: 171):

Keterangan:

= korelasi product moment X = nilai setiap butir

Y = nilai dari jumlah butir N = jumlah responden

Analisis butir menggunakan patokan 0,30. Jadi, apabila koefisien korelasi butir instrumen sama dengan 0,30 atau lebih dari 0,30 (paling kecil 0,30), maka butir instrumen tersebut dinyatakan memiliki daya beda yang baik. Namun apabila koefisien butir instrumen kurang dari 0,30,


(53)

Proses perhitungan taraf validitas dilakukan dengan cara memberi skor pada butir instrumen dan mentabulasi data dengan menggunakan

microsoft office excel 2013. Data yang telah ditabulasi, dimasukan ke

dalam SPSS 15 untuk menghitung validitas tiap butir instrumen. Hasil uji validitas dan reliabilitas selengkapnya disajikan dalam Lampiran 2. Rincian jumlah item yang valid dan tidak valid disajikan pada Tabel 2.


(54)

Tabel 2. Jumlah item-item yang Valid dan Tidak Valid

No Aspek

Mengelola Emosi

Indikator Jumlah

Item Item yang valid Item yang gugur 1. Pengendalian

diri

a. Mengelola dengan baik perasaan-perasaan yang menekan.

4 1, 3, 2 4 b. Tetap teguh, tetap positif, dan tidak

goyah.

6 5, 7, 6, 8, 10 c. Berpikir dengan jernih dan tetap

terfokus walaupun dalam tekanan

4 11, 12 13, 14 2. Dapat dipercaya a. Bertindak menurut etika dan tidak

pernah mempermalukan orang lain.

4 15, 17, 18, 16 b. Membangun kepercayaan dan

keandalan lewat otentisitas.

3 19, 20, 21 c.Mengakui kesalahan sendiri dan

menegur perbuatan orang lain yang tidak etis.

4 22, 25, 24 23

d. Berpegang kepada prinsip secara teguh bahkan bila akibatnya tidak disukai.

2 26, 27

3.

Sifat

bersungguh-sungguh

a. Mematuhi komitmen 4 28, 29, 30, 31 b.Bertanggung jawab untuk

memperjuangkan sebuah tujuan

4 32, 33, 34, 35 c. Terorganisasi dengan cermat dalam

bekerja

4 36, 39, 37, 38 4.

Adaptabilitas

a. Terampil menangani pesatnya perubahan situasi

6 40, 42, 44, 41, 43, 45 b. Siap mengubah tanggapan untuk

menyesuaikan diri dengan keadaan.

3 46, 47, 48 c. Luwes memandang situasi 3 50, 51, 49 5. Inovasi a. Selalu mencari wawasan terbaru dari

berbagai sumber.

2 52, 53 b. Menciptakan gagasan-gagasan baru. 4 55, 56, 54,

57 c. Berani mengubah wawasan 3 58, 59, 60


(55)

Uji coba instrumen ini bersifat uji coba terpakai yang berarti peneliti hanya satu kali menyebarkan instrumen untuk dipakai dalam mengumpulkan data penelitian. Butir instrumen yang tidak memiliki daya beda yang baik, yaitu di bawah 0, 30 tidak dipakai dalam analisa data.

2. Reliabilitas

Reliabilitas (keandalan) diartikan sebagai keajegan (consistency) hasil suatu instrumen (Sangadji dan Sopiah, 2010: 47). Masidjo (1995: 209) menjelaskan reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (split half), dengan rumus berikut ini.

Keterangan:

= reliabilitas internal seluruh instrumen.

= korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua.

Hasil perhitungan reliabilitas instrumen dari 56 item adalah 0,886. Menurut kriteria Guilford (dalam Masidjo, 1995: 209) yang disajikan pada Tabel 3, hasil ini termasuk tinggi.


(56)

Tabel 3. Kriteria Guilford

No Koefisien Korelasi Kualifikasi 1 0,91 – 1,00 Sangat tinggi 2 0,71 – 0,90 Tinggi 3 0,41 – 0,70 Cukup 4 0,21 – 0, 40 Rendah

5 Negatif – 0,20 Sangat Rendah

E. Prosedur Pengumpulan Data

Peneliti mengumpulkan data dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data mahasiswa prodi BK USD angkatan tahun 2012

yang sedang menulis skripsi.

2. Menjabarkan aspek-aspek kemampuan mengelola emosi ke dalam indikator-indikator.

3. Menyusun butir-butir kuesioner yang sesuai dengan indikator-indikator kemampuan mengelola emosi.

4. Uji coba alat (kuesioner) dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas. Uji coba kuesioner dalam penelitian ini adalah uji coba terpakai. Hal ini dilakukan karena keterbatasan waktu. Uji coba dilakukan pada tanggal 09-16 Mei 2016.


(57)

F. Teknik Analisis Data

Data dianalisis dengan langkah-langkah berikut:

1. Memberi skor pada item kuesioner dilakukan dengan cara memberikan nilai dari angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring yang berlaku dengan melihat sifat pernyataan favorable dan unfavorable.

2. Membuat tabulasi data dan menghitung skor total dari masing-masing item kuesioner dan skor rata-rata butir dengan menggunakan microsoft

office excel.

3. Menghitung validitas instrumen kemampuan mahasiswa prodi BK USD angkatan tahun 2012 yang sedang menyelesaikan skripsi dalam mengelola emosinya dengan menggunakan rumus Product Moment dari

Pearson melalui program komputer SPSS 15.

4. Menghitung reliabilitas instrumen kemampuan mahasiswa prodi BK USD angkatan tahun 2012 yang sedang menyelesaikan skripsi dalam mengelola emosinya dengan menggunakan teknik belah dua dari Spearman Brown (split half).

5. Norma pengkategorisasian yang digunakan berpedoman pada norma kategorisasi yang dikemukakan oleh Azwar (2016: 148). Terdapat lima jenjang kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Norma kategorisasi dapat dilihat pada Tabel 4.


(58)

Tabel 4. Norma Kategorisasi

Keterangan:

Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala Skor maksimum : Skor terendah yang diperoleh subjek

penelitian menurut perhitungan skala Standar deviasi (σ / sd) : Luas jarak rentang yang dibagi dalam 6

satuan deviasi sebaran

µ (mean teoritik) : Rata-rata teoritis skor maksimum dan minimum

Penghitungan Skor Keterangan

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah


(59)

BAB IV

HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN USULAN MAHASISWA PRODI BK USD ANGKATAN TAHUN 2012 BAGI PIHAK PRODI BK USD

GUNA MEMBANTU MAHASISWA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI

Pada bab ini disajikan hasil penelitian mengenai kemampuan mahasiswa prodi BK USD angkatan tahun 2012 yang sedang mengerjakan skripsi dalam mengelola emosinya, pembahasan hasil penelitian mengenai kemampuan mahasiswa prodi BK USD angkatan tahun 2012 yang sedang mengerjakan skripsi dalam mengelola emosinya, usul-usul mahasiswa prodi BK USD angkatan tahun 2012 bagi pihak prodi BK USD guna membantu mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan mengelola emosi, pembahasan hasil penelitian mengenai usul mahasiswa prodi BK USD angkatan tahun 2012 untuk pihak Prodi BK USD guna membantu mahasiswa meningkatkan kemampuan mengelola emosi, dan keterbatasan penelitian.

A. Kemampuan Mahasiswa Prodi BK USD Angkatan Tahun 2012 yang

Sedang Mengerjakan Skripsi dalam Mengelola Emosinya

Norma yang digunakan untuk mengelompokkan tinggi rendahnya kemampuan mahasiswa dalam mengelola emosinya sudah disajikan dalam bab III. Dengan mengikuti norma kategorisasi tersebut, diperolehlah hasil perhitungan sebagai berikut:

X maksimum teoritik : 4 x 56 = 224 X minimum teoritik : 1 x 56 = 56


(60)

Luas jarak : 224 – 56 = 168 σ (standar deviasi) : 168 – 6 = 28

µ (mean teoritik) : (224 + 56) : 2 = 140

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapatlah dilihat klasifikasi kemampuan mahasiswa dalam mengelola emosinya seperti yang disajikan dalam Tabel 5.

Tabel 5. Kategori Kemampuan Mahasiswa Prodi BK USD angkatan 2012 yang Sedang Mengerjakan Skripsi dalam Mengelola Emosinya.

Formula Kriteria Skor Frekuensi Persentase

(%)

Kategori

<84 0 0% Sangat rendah/ Sangat kurang mampu 84 – 119 0 0% Rendah/ Kurang

mampu

120 – 159 5 8, 06% Sedang/ Cukup mampu

160 – 196 49 79, 03% Tinggi/ Mampu >196 8 12, 9% Sangat tinggi/ Sangat

mampu

Dari Tabel 5 tampak bahwa:

1. Ada 8 (12,9%) mahasiswa yang tergolong sangat mampu (sangat tinggi) mengelola emosinya.

2. Ada 49 (79,03%) mahasiswa yang tergolong mampu (tinggi) mengelola emosinya.


(61)

4. Tidak ada (0%) mahasiswa yang tergolong kurang mampu (rendah) mengelola emosinya.

5. Tidak ada (0%) mahasiswa yang tergolong sangat kurang mampu (sangat rendah) mengelola emosinya.

Peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan dari sebagian besar mahasiswa prodi BK USD angkatan tahun 2012 yang sedang mengerjakan skripsi dalam mengelola emosinya termasuk tinggi; sebagian besar mahasiswa prodi BK angkatan tahun 2012 Universitas Sanata Dharma mampu mengelola emosinya.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Mengenai Kemampuan Mahasiswa Prodi

BK USD Angkatan Tahun 2012 yang Sedang Mengerjakan Skripsi

dalam Mengelola Emosinya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Elisabeth Pathrisia Purnomo (2014) yang meneliti mengenai kemampuan mahasiswa prodi BK USD angkatan tahun 2010 yang sedang menulis skripsi dalam mengelola emosinya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa prodi BK USD angkatan tahun 2012 yang sedang mengerjakan skripsi termasuk mampu dalam mengelola emosinya. Hasil penelitian ini berbeda dengan dugaan awal peneliti, bahwa kemampuan mahasiswa prodi BK USD yang sedang mengerjakan skripsi dalam mengelola emosinya rendah. Kemungkinan hal yang membuat hasil penelitian berbeda dengan dugaan awal peneliti antara lain sebagian besar mahasiswa boleh jadi memiliki


(62)

kesungguhan untuk segera menyelesaikan skripsi. Kesan peneliti ini berdasarkan pengamatan dan pengalaman peneliti terhadap mahasiswa yang adalah teman-teman peneliti. Faktor yang mempengaruhi tingginya kesungguhan untuk segera menyelesaikan skripsinya antara lain adalah keinginan yang tinggi untuk dapat segera menyelesaikan skripsinya secara baik. Peneliti juga mendapat kesan bahwa sebagian besar subjek ingin memberikan jawaban yang menyenangkan. Kesan peneliti ini berdasarkan pengamatan peneliti pada saat mengawasi pengisian kuesioner.

Kemampuan mahasiswa prodi BK USD angkatan tahun 2012 yang sedang mengerjakan skripsi dalam mengelola emosinya tergolong tinggi boleh jadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti 1) mahasiswa mampu mengendalikan emosi negatif pada saat mengalami situasi dan kondisi yang menekan sewaktu mengerjakan skripsi, 2) mahasiswa memiliki motivasi yang tinggi dengan menunjukan prestasinya sewaktu mengerjakan skripsi, 3) mahasiswa memiliki sikap bersungguh-sungguh untuk dapat menyelesaikan skripsinya dengan baik, 4) mahasiswa pandai menyesuaikan diri dalam menangani perubahan situasi pada saat mengerjakan skripsi, 5) mahasiswa memiliki inovasi yang tinggi dan tidak terpaku oleh keadaan.

Safaria dan Saputra (2009: 13) menjelaskan bahwa “ketika kita gagal mengendalikan atau menyeimbangkan emosi negatif, maka ketika itu keadaan suasana hati kita menjadi buruk”. Macam dari emosi negatif di antaranya


(63)

dan masih banyak lagi (Safaria dan Saputra, 2009: 13). Berbagai emosi negatif maupun positif dapat dialami sewaktu mengerjakan skripsi. Sebagai contoh, mahasiswa sudah memperbaiki skripsinya sekuat tenaga, ternyata dosen pembimbing kembali merevisi skripsinya dengan memberikan banyak coretan dengan goresan tinta merah. Kemungkinan hal ini membuat mahasiswa merasa kecewa. Mahasiswa yang tidak dapat mengendalikan emosi negatifnya pada saat mengerjakan skripsi, situasi hatinya akan menjadi buruk. Peneliti menduga kemampuan mahasiswa dalam mengendalikan emosi negatif yang dialaminya boleh jadi dipengaruhi oleh faktor belajar. Selama belajar di prodi BK USD, mahasiswa mendapatkan materi mengenai emosi, kegunaan emosi, dan bagaimana mengungkapkan emosi dengan tepat. Materi tersebut didapatkan dari salah satu mata kuliah yang paling banyak membahas mengenai emosi yaitu komunikasi antar pribadi. Mahasiswa juga dibiasakan untuk melakukan refleksi setelah melakukan suatu kegiatan. Refleksi yang dibuat lebih menekankan pada hal-hal yang positif. Prodi BK USD membiasakan mahasiswanya untuk selalu memandang suatu hal lebih banyak dari segi positifnya sehingga peneliti menduga bahwa mahasiswa terbiasa untuk berpikiran positif. Selain itu, mahasiswa mempunyai pengalaman yang baik mengenai pengendalian emosi negatif. Mahasiswa mampu membina hubungan sosial yang baik dengan teman-temannya, sehingga dapat dimungkinkan mahasiswa tidak canggung untuk dapat mengungkapkan emosi yang sedang dialaminya.


(64)

lih. Morgan, dkk (Walgito, 2005: 237) mengemukakan bahwa emosi itu menimbulkan energi untuk motivasi. Seperti yang sudah dijelaskan pada halaman 15 mengenai kegunaan emosi, bahwa “emosi dapat mengorganisasi dan memotivasi tindakan” (Safaria dan Saputra, 2009: 17). Motivasi yang tinggi membuat mahasiswa mampu mengelola emosinya. Motivasi mengarahkan mahasiswa untuk dapat mencapai tujuannya dengan mengerahkan segala kemampuannya. Motivasi yang tinggi dapat dilihat dari usaha mahasiswa yang selalu menunjukan prestasinya sewaktu mengerjakan skripsi. Mahasiswa menunjukkan prestasinya dengan cara selalu berusaha menunjukan kemajuannya dalam penulisan skripsi dan mempunyai semangat yang tinggi untuk dapat memperbaiki skripsinya apabila ada kesalahan. Sikap ini menunjukan sikap dapat dipercaya. Sikap ini dipengaruhi oleh kesadaran pentingnya motivasi dalam pengerjaan skripsi agar skripsi dapat segera terselesaikan.

Kesungguhan hati adalah pangkal sukses dalam semua bidang (Goleman, 1999: 149). Kesungguhan hati dipengaruhi oleh daya juang yang tinggi untuk segera menyelesaikan skripsi. Mahasiswa yang memiliki daya juang yang tinggi boleh jadi akan membuat target untuk penyelesaian skripsinya, selalu berjuang untuk dapat memenuhi target penyelesaian skripsinya, tidak menyerah ketika menemui kesulitan dalam mencari literatur yang tepat, tidak putus asa ketika dosen memberikan koreksian yang begitu


(65)

Goleman (1999: 124) menjelaskan bahwa kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan memungkinkan individu bersikap tenang dalam menghadapi berbagai situasi. Selama skripsi, mahasiswa boleh jadi akan selalu dihadapkan pada situasi-situasi yang menuntut dirinya untuk dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang tidak menentu. Keadaan yang tidak menentu tersebut misalnya jadwal bimbingan yang sering berubah-ubah, revisi skripsi, target skripsi yang belum tercapai karena situasi dan kondisi yang berubah tiba-tiba, dsb. Kemampuan untuk merasa nyaman di tengah situasi dan kondisi yang tidak menentu adalah cerminan dari penyesuaian diri yang baik. Penyesuaian diri mahasiswa dapat ditunjukan dengan dengan kemampuan mahasiswa mencari alternatif-alternatif baru ketika menghadapi perubahan situasi.

Memiliki inovasi dan tidak terpaku oleh keadaan adalah sikap yang sangat penting dimiliki oleh mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki sikap tersebut boleh jadi ditunjukan oleh selalu berusaha memperbaiki tata tulis konsep skripsinya yang belum tepat, berani mengemukakan ide-ide untuk penulisan skripsinya, tidak terpaku pada arahan dosen.

Kemampuan mengelola emosi sangat penting bagi mahasiswa, sebab mahasiswa yang memiliki kemampuan mengelola emosi akan mampu menghadapi masalah dan memecahkan konflik secara efektif. Mahasiswa yang memiliki kemampuan mengelola emosi dapat menyeimbangkan rasa marah, rasa kecewa, frustrasi putus asa pada saat proses mengerjakan skripsi,


(66)

menyelesaikan skripsi lebih cepat, mendapatkan kehidupan yang nyaman dan bahagia. Suatu penelitian menunjukan bahwa individu dengan kecerdasan emosi akan cenderung berada dalam kondisi bahagia lebih percaya diri, dan lebih sukses di sekolah (Safaria dan Saputra, 2009: 8). Mahasiswa dapat memelihara kemampuan mengelola emosi dengan berbagai cara, antara lain 1) berusaha untuk mengendalikan emosi negatif dengan cara berpikir positif, 2) meningkatkan motivasi untuk terus menunjukan prestasi, 3) meningkatkan kesungguhan hati, 4) berusaha menyesuaikan diri dengan selalu menyiapkan alternatif-alternatif yang baru ketika menghadapi perubahan situasi dan kondisi, 5) memiliki inovasi dan tidak terpaku oleh keadaan.

C. Usul dari Mahasiswa Prodi BK Angkatan Tahun 2012 untuk Prodi BK

USD Guna Membantu Mahasiswa Meningkatkan Kemampuan

Mengelola Emosi pada saat Mengerjakan Skripsi

Usul dari mahasiswa prodi BK USD angkatan tahun 2012 untuk prodi BK USD guna membantu mahasiswa meningkatkan kemampuan mengelola emosi pada saat mengerjakan skripsi diungkap melalui kuesioner terbuka, dan disajikan pada Tabel 6.


(67)

Tabel 6. Usul-usul mahasiswa prodi BK angkatan tahun 2012 untuk prodi BK USD guna membantu mahasiswa meningkatkan kemampuan mengelola emosi pada saat mengerjakan skripsi

No Usulan Mahasiswa Frekuensi Presentase

1. Diadakan seminar mengenai cara mengelola emosi bagi mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi.

6 9, 67%

2. Diadakan kegiatan sharing/ bertukar pikiran/ bertukar saran setiap minggu bersama dengan teman-teman dan dosen pembimbing.

8 12, 90%

3. Diadakan kegiatan dinamika kelompok di luar kampus bersama dengan teman-teman dan dosen pembimbing setiap minggu.

7 11, 29%

4. Diadakan kegiatan relaksasi di luar kampus bersama dengan teman-teman dan dosen pembimbing setiap minggu.

4 6, 45%

Ada 13 responden yang tidak memberikan usul.

1) Pembahasan hasil penelitian mengenai usul mahasiswa prodi BK USD

angkatan tahun 2012 untuk pihak Prodi BK USD guna membantu

mahasiswa meningkatkan kemampuan mengelola emosi pada saat

mengerjakan skripsi.

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengisian kuesioner terbuka tentang usulan mahasiswa untuk pihak prodi BK USD untuk membantu mahasiswa meningkatkan kemampuan mengelola emosi, usulan dengan presentase tertinggi yaitu sebanyak 12, 90% atau ditulis oleh 8 responden


(68)

adalah diadakan kegiatan sharing/ bertukar pikiran/ bertukar saran setiap minggu bersama dengan teman-teman dan dosen pembimbing. Kegiatan tersebut diharapkan dapat rutin diadakan selama proses pengerjaan skripsi agar mahasiswa mampu menyampaikan pendapatnya, mengetahui letak penulisan skripsi yang masih salah dan harus diperbaiki, mencari jalan keluar atas kesulitan-kesulitan yang dihadapi ketika proses mengerjakan skripsi, berkeluh kesah, dsb. Ketika menghadapi kesulitan, mahasiswa sering mengalami kebingungan harus berkeluh kesah dengan siapa. Mahasiswa juga sering mengalami kesulitan dalam mengerjakan skripsi sehingga timbullah rasa malas untuk mengerjakannya sehingga penyelesaian skripsi menjadi tertunda.

Usulan dengan presentase kedua yaitu sebanyak 11, 29% atau ditulis oleh 7 responden adalah diadakan kegiatan dinamika kelompok di luar kampus bersama dengan teman-teman dan dosen pembimbing setiap minggu. Mengerjakan skripsi perlu menuangkan pikiran dan tenaga yang tidak sedikit. Apabila pikiran terus menerus bekerja maka akan timbul kejenuhan. Peneliti menduga, mahasiswa mengusulkan kegiatan dinamika kelompok yaitu supaya mahasiswa dapat refreshing sejenak dan mengistirahatkan pikiran yang biasanya digunakan untuk mengerjakan skripsi. Kegiatan dinamika kelompok di luar kampus dapat membawa angin segar bagi mahasiswa sehingga setelah kembali ke kampus mahasiswa dapat lebih siap


(69)

Usulan dengan presentase ketiga yaitu sebanyak 9, 67% atau ditulis oleh 6 responden adalah diadakan seminar mengenai cara mengelola emosi bagi mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Sebagian Mahasiswa masih belum mampu menyadari pentingnya mengelola emosi pada saat mengerjakan skripsi. Pada saat mengerjakan skripsi mahasiswa akan akan menemui banyak hal yang memicu emosi positif maupun negatif sehingga penting bagi mahasiswa mengetahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengelola emosinya agar mengelola konflik yang terjadi pada saat mengerjakan skripsi dengan efektif.

Usulan dengan presentase keempat yaitu sebanyak 6, 45% atau ditulis oleh 4 responden adalah diadakan kegiatan relaksasi di luar kampus bersama dengan teman-teman dan dosen pembimbing setiap minggu. Usul tersebut bisa jadi di latar belakangi oleh pengalaman mahasiswa yang kerap mengalami stres pada saat mengerjakan skripsi. Mahasiswa membutuhkan keadaan santai dan relaks di samping mengerjakan skripsi yang cukup menghabiskan pikiran dan tenaga.

Semua usulan mahasiswa untuk pihak prodi BK pada dasarnya membantu mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan mengelola emosi. Kegiatan-kegiatan yang disarankan mahasiswa sangat membantu mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan mengelola emosinya pada saat mengerjakan skripsi seperti seminar pengelolaan emosi ketika skripsi dan relaksasi, namun usulan-usulan untuk pihak prodi BK USD ini sekiranya dapat diimbangi


(70)

dengan usaha mahasiswa untuk berusaha mengelola emosinya dengan sebaik-baiknya sewaktu mengerjakan skripsi. Mahasiswa diharapkan lebih mempersiapkan konsep skripsi dengan matang, rajin membaca, berpikir positif, dan lebih berfokus pada apa yang bisa dilakukannya untuk dapat menyelesaikan skripsi sebaik-baiknya.

D. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah tidak diadakan expert judgement.

Expert judgement yaitu pemeriksaan instrumen penelitian yang dilakukan

oleh ahli seperti ahli psikologi, ahli bahasa, dan ahli pendidikan. Instrumen penelitian ini hanya dikoreksi oleh dosen pembimbing dan beberapa teman sesama penulis skripsi. Selain itu uji coba alat adalah uji coba terpakai, jumlah item idealnya perlu lebih banyak.


(1)

67

No Item Parameters Hasil Hitung Keputusan

15

Pearson Correlation .374*

Valid

Sig. (2-tailed) .015

N 42

16

Pearson Correlation .349*

Valid

Sig. (2-tailed) .112

N 42

17

Pearson Correlation .623**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 42

18

Pearson Correlation .423**

Valid

Sig. (2-tailed) .157

N 42

19

Pearson Correlation .499**

Valid

Sig. (2-tailed) .001

N 42

20

Pearson Correlation .544**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 42

21

Pearson Correlation .461**

Valid

Sig. (2-tailed) .002

N 42

22

Pearson Correlation .674**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 42

23

Pearson Correlation .294

Tidak Valid

Sig. (2-tailed) .058

N 42

24

Pearson Correlation .433**

Valid

Sig. (2-tailed) .004

N 42

25

Pearson Correlation .446**

Valid

Sig. (2-tailed) .003

N 42

26

Pearson Correlation .438**

Valid

Sig. (2-tailed) .004

N 42

27

Pearson Correlation .561**

Valid

Sig. (2-tailed) .000


(2)

40

Pearson Correlation .639**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 42

41

Pearson Correlation .324

Valid

Sig. (2-tailed) N .153 42 28

Pearson Correlation .586**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 42

29

Pearson Correlation .634**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 42

30

Pearson Correlation .614**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 42

31

Pearson Correlation .534**

Valid

Sig. (2-tailed) .101

N 42

32

Pearson Correlation .550**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 42

33

Pearson Correlation .540**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 42

34

Pearson Correlation .511**

Valid

Sig. (2-tailed) .001

N 42

35

Pearson Correlation .402**

Valid

Sig. (2-tailed) .008

N 42

36

Pearson Correlation .434**

Valid

Sig. (2-tailed) .004

N 42

37

Pearson Correlation .514**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 42

38

Pearson Correlation .409**

Valid

Sig. (2-tailed) .007

N 42

39

Pearson Correlation .311

Valid

Sig. (2-tailed) .038


(3)

69

No Item Parameters Hasil Hitung Keputusan

42

Pearson Correlation .488**

Valid

Sig. (2-tailed) .001

N 42

43

Pearson Correlation .516**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 42

44

Pearson Correlation .454**

Valid

Sig. (2-tailed) .003

N 42

45

Pearson Correlation .566**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 42

46

Pearson Correlation .659**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 42

47

Pearson Correlation .627**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 42

48

Pearson Correlation .518**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 42

49

Pearson Correlation .503**

Valid

Sig. (2-tailed) .001

N 42

50

Pearson Correlation .450**

Valid

Sig. (2-tailed) .003

N 42

51

Pearson Correlation .403**

Valid

Sig. (2-tailed) .008

N 42

52

Pearson Correlation .498**

Valid

Sig. (2-tailed) .001

N 42

53

Pearson Correlation .363*

Valid

Sig. (2-tailed) .018


(4)

No Item Parameters Hasil Hitung Keputusan

54

Pearson Correlation .404**

Valid

Sig. (2-tailed) .008

N 42

55

Pearson Correlation .518**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 42

56

Pearson Correlation .564**

Valid

Sig. (2-tailed) .000

N 42

57

Pearson Correlation .473**

Valid

Sig. (2-tailed) .002

N 42

58

Pearson Correlation .379

Valid

Sig. (2-tailed) .156

N 42

59

Pearson Correlation .333*

Valid

Sig. (2-tailed) .031

N 42

60

Pearson Correlation .445**

Valid

Sig. (2-tailed) .003

N 42

Reliability Statistics

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(5)

LAMPIRAN IV


(6)