8 dapat menumbuhkembangkan sikap wirausaha dan membuka pandangan siswa
tentang wirausaha. Berdasarkan pemikiran di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah “Program Bimbingan Karir seperti apa yang diharapkan dapat mengem bangkan sikap wirausaha siswa SMA ?”. Secara rinci rumusan masalah di atas
dapat dikemukakan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1.
Seperti apakah profil sikap wirausaha siswa kelas XI SMA Negeri 91 Jakarta? 2.
Seperti apakah profil sikap wirausaha siswa kelas XI SMA Negeri 91 Jakarta dilihat dari aspek-aspek: percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil,
mengambil resiko, kepemimpinan, keorisinilan, dan berorientasi ke masa depan?
3. Seperti apa rumusan program bimbingan karir yang diharapkan dapat
mengembangkan sikap wirausaha siswa SMA Negeri 91 Jakarta? 4.
Seberapa jauh peningkatan sikap wirausaha siswa SMA Negeri 91 Jakarta setelah mendapatkan layanan bimbingan karir ?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini secara umum adalah menjawab pertanyaan penelitian yang telah dikemukakan pada rumusan masalah,
sehingga akan diperoleh informasi tentang: a Profil sikap wirausaha siswa SMA Negeri 91 pada umumnya saat ini, b Profil sikap wirausaha siswa SMA Negeri
91 dilihat dari aspek-aspeknya c rumusan Program bimbingan karir yang diharapkan dapat mengembangkan sikap wirausaha siswa SMA Negeri 91 Jakarta
9 d perkembangan sikap wirausaha siswa SMA Negeri 91 setelah dilakukan
intervensi Program Bimbingan Karir. Secara teoritis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan
khasanah ilmu pengetahuan bimbingan dan konseling dalam upaya memandirikan siswa. Seperti telah dikemukakan bahwa sikap wirausaha merupakan sikap yang
diperlukan oleh semua orang baik yang akan bekerja maupun yang akan berwirausaha. Mengembangkan sikap wirausaha siswa SMA merupakan bagian
dari tanggungjawab pemerintah, masyarakat, orang tua dan pendidik termasuk guru bimbingan dan konseling di SMA.
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat: 1 menjadi bahan pertimbangan bagi guru bimbingan dan konseling di SMA dalam pengembangan
kegiatan bimbingan yang dapat memandirikan siswa di masa mendatang; 2 mem beri masukan bagi guru bimbingan dan konseling untuk mengembangkan sikap
wirausaha melalui program bimbingan karir; dan 3 mendorong peneliti lainnya untuk melakukan penelitian lanjutan tentang upaya mengembangkan sikap
wirausaha melalui kegiatan bimbingan karir.
D. Metodologi Penelitian
Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, maka pendekatan yang dianggap cukup relevan untuk digunakan adalah pendekatan
kuantitatif non-eksperimental dengan jenis metode deskriptif Sukmadinata, 2008:53. Pertimbangan penggunaan metode deskriptif adalah bahwa dalam
penyusunan program bimbingan karir untuk mengembangkan sikap wirausaha siswa SMA diperlukan data faktual saat ini yaitu data sikap wirausaha siswa
10 SMA. Setelah data deskriptif tentang sikap wirausaha siswa SMA terkumpul
kemudian dianalisis secara kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 91 Jakarta sebagai
populasi dengan melibatkan 160 orang siswa kelas XI IPA dan IPS sebagai sampel. Latar belakang ekonomi dan pekerjaan orang tua yang menjadi sampel cukup
bervariasi, artinya dari segi ekonomi ada yang di bawah garis kemiskinan ada yang berkecukupan dan ada yang berasal dari keluarga ekonomi atas. Sedangkan dari
segi pekerjaan, ada yang orang tuanya sebagai PNS, karyawan, dan ada yang berwirausaha.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk skala yang disusun berdasarkan pengembangan aspek dan indikator sikap
wirausaha ditambah dengan catatan lapangan. Skala sikap yang akan digunakan disusun menurut prosedur dan kaidah yang berlaku dalam penyusunan instrumen
penelitian. Sedangkan pengolahan data yang bersifat kuantitatif akan menggunakan
statistik non-paramentrik dengan menggunakan teknik SPSS versi 17.00. Selanjutnya data yang dihasilkan dianalisis untuk memperoleh temuan-temuan
yang akan dideskripsikan dalam bentuk tabel persentase dan grafik. Berdasarkan data ini disusun program bimbingan karir yang dapat mengembangkan sikap
wirausaha siswa SMA. Untuk mengetahui efektivitas program yang disusun akan dilakukan ujicoba
dengan melakukan intervensi melalui layanan responsif kepada sejumlah siswa yang memiliki sikap wirausaha berkategori sedang dan rendah dalam aspek-aspek
tertentu maupun dalam keseluruhan aspek. Dari hasil pengujian tersebut akan
11 diketahui perkembangan sikap wirausaha siswa sekaligus untuk mengetahui
efektifitas program bimbingan karir yang disusun.
89
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab III ini akan diuraikan berturut-turut yaitu: metodologi penelitian; subjek dan lokasi penelitian; alat pengumpul data; uji coba alat pengumpul data;
teknik analisa data dan; langkah-langkah penelitian.
A. Metode Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian terapan dengan pende katan kuantitatif non eksperimental. Adapun jenis metode yang dianggap relevan
adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Sukmadinata 2008:54 “Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau”. Dengan demikian penelitian deskriptif ini bermaksud menggambarkan fenomena
yang diteliti apa adanya pada saat ini. Adapun fenomena yang dimaksud adalah tentang sikap wirausaha siswa SMA
saat ini. Dengan kata lain seperti apa sikap wirausaha siswa SMA saat ini. Alasan menggunakan pendekatan kuantitatif non eksperimental dengan jenis
metode penelitian deskriptif adalah bahwa sebelum program pengembangan sikap wirausaha disusun, dibutuhkan informasi tentang profil sikap wirausaha siswa SMA
saat ini. Metode yang dianggap relevan untuk memperoleh data tersebut adalah metoda deskriptif karena penggunaan metode deskriptif akan dapat menjaring data
apa adanya. Alasan lain adalah bahwa metode penelitian deskriptif ini sesuai dengan masalah penelitian yang diajukan pada bab I yaitu seperti apa profil sikap wirausaha
siswa SMA Negeri 91 Jakarta?, dan seperti apa profil sikap wirausaha siswa SMA Negeri 91 berdasarkan aspek-aspeknya?.
Metode penelitian deskriptif ini juga sesuai dengan tujuan penelitian baik secara umum maupun secara khusus seperti yang telah dirumuskan pada bab I yaitu untuk
memperoleh informasi tentang profil sikap wirausaha siswa SMA Negeri 91secara umum dan profil sikap wirausaha berdasarkan aspek-aspeknya.
Data yang diperoleh akan digunakan dalam penyusunan program hipotetik untuk mengembangkan sikap wirausaha siswa SMA. Untuk menguji keefektifan
program tersebut supaya dapat berfungsi khususnya di lembaga pendidikan SMA 91 Jakarta, dilakukan ujicoba kepada sejumlah sampel terbatas. Apabila profil sikap
wirausaha siswa SMA Negeri 91 jakarta berkategori sedang dan rendah maka uji coba terbatas akan difokuskan pada layanan dasar dan apabila profil sikap wirausaha
siswa SMA Negeri 91 jakarta berkategori tinggi, maka ujicoba difokuskan kepada sejumlah siswa yang memerlukan layanan responsif.
B. Subjek dan Lokasi Penelitian Subjek dalam penelitian ini sebagai populasi adalah siswa SMA Negeri 91
Jakarta. Adapun sampel penelitian ini melibatkan siswa kelas XI IPA sebanyak 2
kelas 40 orang dan kelas XI IPS sebanyak 2 kelas 38 orang. Karakteristik siswa kelas XI IPA-1 terdiri dari Laki-laki 17 orang dan Perempuan 23 orang, kelas
XI IPA-2 terdiri dari laki-laki 17 orang dan perempuan 23 orang, sedangkan kelas XI IPS-1 terdiri dari laki-laki 19 orang dan perempuan 18 orang, kelas XI IPS-3
terdiri dari laki-laki 22 orang dan perempuan 16 orang, kelas XI IPS-4 terdiri dari
laki-laki 21 orang dan perempuan 16 orang. Latar belakang ekonomi dan pekerjaan orang tua mereka bervariasi, artinya dari segi ekonomi ada yang di bawah garis
kemiskinan ada yang berkecukupan dan ada yang berasal dari keluarga ekonomi atas. Sedangkan dari segi pekerjaan, ada yang orang tuanya sebagai PNS, karyawan,
dan ada yang berwirausaha. Anggota populasi yang berasal dari kelas XI sudah mendapatkan layanan
bimbingan dan konseling secara umum seperti hanya kelas X dan kelas XII. Besarnya ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini, ditentukan
berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto 1997: 94 bahwa apabila populasi cukup homogen terhadap populasi dibawah 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya apabila jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 atau 20-25 atau lebih. Jumlah murid kelas
XI terdiri dari kelas IPA sebanyak 2 kelas dan kelas IPS sebanyak 4 kelas. Atas dasar pertimbangan bahwa makin tinggi tingkat kepercayaan yang
dituntut akan makin besar jumlah sampel, dan makin kecil bias yang diterima juga akan makin besar jumlah sampel Sukmadinata: 264, maka peneliti menetapkan
mengambil sampel sebesar 70 dari jumlah populasi yaitu 225 orang. Dengan demikian besarnya sampel dalam penelitian ini berjumlah 70 x 225 siswa=157,5
siswa, agar lebih respresentatif maka jumlah sampel ini dibulatkan menjadi 160 siswa.
Lokasi penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 91 Jakarta. Alasan dipilihnya lokasi SMA Negeri 91 Jakarta adalah bahwa SMA Negeri 91 secara umum
merupakan SMA Negeri yang cukup baik dengan akreditasi A, sehingga dengan
karakteristik seperti itu akan menunjukan karakteristik subyek sesuai dengan fokus permasalahan yang diteliti, dan 2 di SMA Negeri 91 Jakarta menyelenggarakan
program layanan bimbingan dan konseling termasuk bimbingan karir yang setiap minggunya guru BK diberi 1 jam pelajaran setara 45 menit masuk kelas untuk
memberikan layanan dasar termasuk bimbingan karir kepada siswanya dengan materi-materi bimbingan karir yang telah ditetapkan.
C. Alat Pengumpul Data