PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENGEMBANGKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA :Studi Deskriptif di SMP Negeri 1 Majasari Kabupaten Pandeglang Tahun Pelajaran 2009-2010.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GRAFIK ………. xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

D. Definisi Operasional ... 9

E. Metode Penelitian ... 11

BAB II KERANGKA TEORETIK PENYESUAIAN DIRI DAN BIMBINGAN KELOMPOK A. Definisi Penyesuaian Diri ... 13

B. Karakteristik Penyesuaian Diri ... 17

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri…. 22

D. Permasalahan-permasalahan Penyesuaian Diri ... 28

E. Program Bimbingan dan Konseling Kelompok………. 30


(2)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 49

B. Definisi Operasional ... 50

C. Subjek Penelitian ... 54

D. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 56

E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ... 57

F. Proses Pengumpulan Data ... 60

G. Pengolahan dan Analisis Data Penelitian ... 62

H. Prosedur Penelitian………. 68

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 70

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 102

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 118

B. Rekomendasi ... 119

DAFTAR PUSTAKA ... 120 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(3)

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional dan metode penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat pada masa globalisasi ini mengalami perubahan yang sangat cepat. Keadaan tersebut mengakibatkan ada manusia yang mampu menyesuaikan diri dan mengimbanginya bahkan ada pula yang gagal dalam melakukan penyesuaian diri. Proses globalisasi terus berlangsung, berbagai informasi mengalir tanpa batas ruang maupun waktu. Bagi individu yang tidak mampu menyesuaikan dengan tuntutan perubahan tersebut akan mengalami hambatan. Dalam hal ini sekolah harus mengantisipasinya supaya tidak berpengaruh terhadap siswa. Perubahan yang terjadi di luar lingkungan sekolah tetap akan berpengaruh terhadap perilaku siswa. Perilaku yang muncul sebagai akibat tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan adalah perilaku menyimpang (maladjustment).

Pada saat manusia memasuki lingkungan baru, individu dituntut dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut, sehingga ia mampu hidup, tumbuh, dan berkembang serta dapat melangsungkan hidupnya. Demikian pula dengan siswa yang memasuki lingkungan sekolah yang baru, ia akan dihadapkan pada berbagai keadaan yang berbeda dengan sekolah sebelumnya.


(4)

Siswa dihadapkan pada berbagai tuntutan dan harapan yang sangat kompleks. Siswa dituntut supaya mampu melakukan penyesuaian dengan baik. Siswa berhadapan dengan mata pelajaran baru, guru-guru yang baru, teman baru, lingkungan sekolah yang baru dan sebagainya. Kondisi tersebut menuntut siswa berhasil dalam hal penyesuaian dirinya.

Dalam melakukan penyesuaian dengan lingkungan, siswa terkadang dihadapkan pada kondisi sulit, pola perilaku yang dikembangkan di rumah, menimbulkan kesulitan hubungan sosial di luar di luar rumah; rumah kurang memberikan teladan yang baik pada perilaku anak; kurangnya motivasi untuk belajar menyesuaikan diri. Hal ini banyak terjadi karena pengalaman sosial awal yang tidak menyenangkan; anak tidak mendapat bimbingan dan bantuan yang cukup dalam proses belajarnya. Elizabeth B. Hurlock (1992: 213) mengemukakan bahwa salah satu tugas perkembangan tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuiakan dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah.

Dikatakan tersulit dalam penyesuaian diri, menurut Elizabeth B. Hurlock kerena meningkatnya pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokkan sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan, nilai-nilai baru dalam dukungan dan penolakan sosial, dan nilai-nilai baru dalam memilih pemimpin. Di samping itu, untuk mencapai


(5)

tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus membuat banyak penyesuaian baru.

Siswa menempuh berbagai macam cara di dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Cara yang dilakukan, yaitu memilih teman (interaksi dengan siswa lain), interaksi dengan guru, dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Siswa melakukan interaksi sosial yang baik dengan lingkungan sekitarnya, karena ia telah memiliki teman. Melalui interaksi sosial, diharapkan dapat memperlancar proses belajar siswa, karena interaksi sosial yang baik akan memberikan informasi tentang banyak hal dari lingkungannya. Melalui interaksi sosial, siswa belajar mengenai bagaimana sikap yang dapat diterima dengan baik oleh teman-temannya, diterima hanya sekedarnya saja atau ditolak oleh teman-temannya. Siswa juga dapat belajar tentang penilaian orang lain terhadap dirinya.

Bimbingan sebagai upaya membantu siswa untuk meningkatkan penyesuaian dirinya dapat dilakukan dengan strategi bimbingan dan konseling, yaitu: kegiatan konseling individual, konsultasi, bimbingan kelompok, konseling kelompok, atau pengajaran remedial, Juntika, (2007: 9). Bimbingan kelompok merupakan salah satu cara yang dilakukan dalam kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengembangkan penyesuaian diri siswa di lingkungan sekolah. Dengan layanan bimbingan kelompok beberapa siswa dan beberapa fungsi bimbingan dicapai dalam layanan tersebut. Fungsi bimbingan dan konseling, yaitu: fungsi pemahaman, fungsi fasilitasi, fungsi penyesuaian, fungsi penyaluran, fungsi adaptasi, fungsi pencegahan,fungsi perbaikan, fungsi


(6)

penyembuhan, fungsi pemeliharaan, dan fungsi pengembangan. Direktorat Jenderal Manajemen Pendididkan Dasar Dan Menengah, (2007:16).

Bimbingan kelompok sangat bermanfaat bagi siswa karena melalui interaksi dengan anggota-anggota kelompok mereka dapat memenuhi beberapa kebutuhan psikologis seperti kebutuhan menyesuaikan diri dengan teman sebaya dan diterima oleh mereka, kebutuhan untuk saling berbagi pengalaman, kebutuhan untuk menemukan nilai-nilai yang ada di sekitar sebagai pedoman, serta kebutuhan lebih demokratis dan mandiri.

Dari pengamatan yang dilakukan di SMPN 1 Majasari Kabupaten Pandeglang banyak sekali ditemukan siswa bermasalah. Adapun masalah tersebut, yaitu pelanggaran tata tertib, kecenderungan masuk ke kelas terlambat, membolos, perkelahian, rendahnya prestasi yang dicapai siswa, menurunnya semangat belajar yang disebabkan dari masalah-masalah pribadi, bahkan ada beberapa siswa yang acuh tak acuh dalam menerima pelajaran. Perilaku tersebut dapat dijadikan indikator bahwa mereka tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Apabila hal ini dibiarkan, akan menghambat proses perkembangan diri dan perwujudan diri yang bermakna sesuai dengan tujuan pendidikan

Keadaan seperti tersebut merupakan tugas pokok layanan bimbingan yaitu membantu siswa mengatasi hambatan-hambatan yang mengganggu dalam melaksanakan tugas-tugas belajarnya. Sebab tujuan pelayanan bimbingan ialah agar siswa dapat: (1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang; (2) mengembangkan seluruh


(7)

potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

Beberapa indikasi masalah yang dialami siswa, yaitu tidak mampu melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah. Hal ini dapat dilihat dari perilaku anak yang tidak mematuhi peraturan yang dibuat bagi para siswa, seperti membolos, tidak masuk sekolah tanpa alasannya, mengikuti upacara tidak tertib, memalak, berkelahi, kurang konsentrasi dalam belajar,enggan melaksanakan piket kelas, malas mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, tidak memahami kemampuan dirinya, tidak berpakaian seragam secara lengkap sesuai aturan yang telah ditetapkan, malas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, malas berkunjung ke perpustakaan, dan sebagainya.

Dengan mempertimbangkan keadaan diatas, peneliti mencoba melakukan penelitian yang berhubungan dengan mengembangkan penyesuaian diri siswa melalui bimbingan kelompok di SMPN 1 Majasari Kabupaten Pandeglang. B. Identifikasi Dan Rumusan Masalah

Tujuan layanan bimbingan dan konseling di SMP ialah membantu

siswa yang memiliki karakteristik, kebutuhan, dan tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhinya. Adapun tugas-tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut:

1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beiman dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.


(8)

2. Mengembangkan hubungan sosial yang mantap dengan teman sebaya, baik pria maupun wanita, yaitu mampu bekerja sama dalam kelompok, menerima teman dari lawan jenis yang berbeda, dan tidak memaksakan kehendak pada kelompoknya.

3. Mengembangkan peran sosial sebagai pria atau peran perempuan untuk siswa perempuan sesuai dengan norma masyarakat yaitu mengetahui, mendalami, menerima, mau dan mampu mengerjakan peran sosial pria atau wanita sesuai norma masyarakat.

4. Menerima keadaan diri dan menerapkannya secara efektif, yaitu

menerima keadaan fisik, bakat, memelihara fisik, mengembangkan bakat, serta menghargai keadaan dirinya (self- esteem).

5. Memiliki sikap dan perilaku emosional yang mantap, yaitu tidak cepat putus asa, tidak manja, berani mengambil resiko, menyayangi orang tua setulus hati, dan menghargai guru secara ikhlas.

6. Mempersiapkan kearah kemandirian ekonomi, yaitu penuh pertimbangan dalam membeli sesuatu, berusaha untuk menabung, membantu pekerjaan orang tua, berusaha agar studi tepat pada waktunya, memilih kegiatan ekstrakurikuler yang nantinya dapat menghasilkan nafkah.

7. Memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan, yaitu mampu memilih jurusan yang sesuai dengan cita-cita pekerjaannya, mampu memilih kegiatan ektrakurikuler yang akan mendukung terhadap cita-cita pekerjaannya, memahami program studi yang ada di perguruan tinggi yang


(9)

sesuai dengan cita-cita pekerjaannya, serta memahami syarat-syarat yang diperlukan untuk pekerjaan yang dicita-citakan.

8. Memiliki sikap positif terhadap perkawinan dan hidup berkeluarga, yaitu menghargai perkawinan dan memahami hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga.

9. Memiliki ketrampilan intelektual dan memahami konsep-konsep yang diperlukan untuk menjadi warga negara yang baik, yaitu mampu membuat pilihan yang sehat, membuat keputusan secara efektif, dapat menyelesaikan koflik atau masalah, memahami konsep hukum, ekonomi,politik, yang berlaku di negaranya.

10.Memilki sikap dan perilaku sosial yang bertanggung jawab, yaitu

berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial di sekolah dan masyarakat, menolong teman yang memerlukan bantuan, menyantuni fakir miskin dan menengok teman yang sakit, serta.

11.Memahami nilai-nilai dan etika hidup bermasyarakat,yaitu sopan santun dalam bergaul, jujur dalam bertindak, dan menghargai perasaan orang lain. Juntika (2006: 43-44).

Remaja memiliki ciri suka berkelompok terutama dengan teman sebaya. Di dalam kelompok, mereka dapat mengembangkan dirinya. Apabila kelompok teman sebaya tersebut dikelola dengan baik kemungkinan besar akan berkontribusi positif terhadap pengembangan diri remaja. Layanan bimbingan dan koseling di SMP dapat memaanfaatkan situasi kelompok sebagai media untuk memberikan bantuan kepada remaja.


(10)

Masalah pokok dalam penelitian ini adalah: “ Seperti apa program bimbingan dan konseling kelompok yang dapat digunakan untuk mengembangkan penyesuaian diri siswa di Sekolah?”

Untuk menjawab pertanyaan penelitian di atas, maka dirumuskan pertanyaan-pertanyaan operasional sebagai berikut :

1. Bagaimana kemampuan penyesuaian diri siswa di lingkungan sekolah ?

2. Seperti apa program bimbingan dan konseling kelompok untuk mengembangkan penyesuaian diri siswa di SMPN 1 Majasari Pandeglang ?

3. Bagaimana efektifitas program bimbingan dan konseling kelompok untuk mengembangkan penyesuaian diri siswa ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini dilakukan adalah menghasilkan strategi bimbingan dan konseling kelompok untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa.

Untuk mencapai tujuan tersebut ada beberapa tujuan khusus yang akan dicapai terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut:

1. Dapat diketahui gambaran penyesuaian diri siswa di lingkungan sekolah. 2. Dapat dibuat program bimbingan dan konseling kelompok untuk

mengembangkan penyesuaian diri siswa di SMPN 1 Majasari Pandeglang. 3. Dapat diketahui efektifitas program bimbingan dan konseling kelompok untuk

mengembangkan penyesuaian diri siswa.

Adapun manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini secara teoritik diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai strategi bimbingan kelompok untuk mengembangkan


(11)

penyesuaian diri siswa yang terstruktur dan sistematis. Secara praktis hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Dapat digunakan oleh guru pembimbing dalam membantu siswa untuk mengembangkan penyesuaian diri di lingkungan pendidikan.

2. Adanya program bimbingan dan konseling melalui strategi bimbingan kelompok dapat meningkatkan kesadaran guru pembimbing untuk menerapkan dan mengembangkan strategi bimbingan kelompok sebagai komponen dalam program pendidikan secara keseluruhan.

3. Dapat bermanfaat bagi siswa untuk mengembangkan penyesuaian diri di lingkungan sekolah.

D. Definisi Operasional

1. Program Bimbingan dan Konseling Melalui Bimbingan Kelompok

Program dapat diartikan sebagai suatu deretan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan. Program bimbingan dan konseling melalui bimbingan kelompok yaitu sederetan kegiatan bimbingan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan. Program tersebut dituangkan dalam kerangka kerja yang sistematis, terarah, dan terpadu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Suherman (2009:51) mengemukakan Program bimbingan dan konseling sekolah merupakan serangkaian rencana aktivitas layanan bimbingan dan konseling di sekolah, yang selanjutnya akan menjadi pedoman bagi setiap personel dalam pelaksanaan dan pertanggungjawabannya …, secara mendasar program bimbingan dan konseling sekolah direkomendasikan sebagai upaya


(12)

pemberian layanan langsung bagi seluruh siswa, jadi setiap siswa menerima manfaat program tersebut.

Penyusunan program bimbingan dan konseling melalui bimbingan kelompok diungkap melalui beberapa aspek, yaitu: (1) perencanaan program; (2) pengorganisasian dan administrasi; (3) sarana; (4) anggaran; (5) koordinasi dan kerjasama; (6) pelaksanaan; (7) penilaian.

Berdasarkan uraian di atas, pengembangan program bimbingan dan konseling melalui bimbingan kelompok adalah upaya peneliti bersama-sama dengan personel sekolah di SMPN 1 Majasari Kabupaten Pandeglang merumuskan program bimbingan dan konseling melalui bimbingan kelompok untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa berdasarkan aspek kegiatan penting yang perlu dilakukan, yaitu (1) perencanaan program; (2) pengorganisasian dan administrasi; (3) penentuan sarana yang akan digunakan; (4) penentuan anggaran yang diperlukan; (5) koordinasi dan kerjasama; (6) pelaksanaan; (7) penilaian. 2.Penyesuaian Diri Siswa

Menurut Schneiders (Yusuf, 2009:28-29) Penyesuaian (adjustment) adalah suatu proses yang melibatkan respon-respon mental dan perbuatan dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan, dan mengatasi ketegangan, frustrasi dan konflik secara sukses, serta mengehasilkan hubungan yang harmonis antara kebutuhan dirinya dengan norma atau tuntutan lingkungan dimana dia hidup. Adapun ciri-ciri orang yang well adjusted, yaitu mampu merespon kebutuhan dan masalah secara matang, efisien, puas, dan sehat (wholesome). Efisien artinya hasil yang diperolehnya tidak banyak membuang energi, waktu, atau kekeliruan.


(13)

Wholesome artinya respon individu itu sesuai dengan hakikat kemanusiaanya, hubungan dengan yang lain, dan hubungannya dengan Tuhan.

Kemampuan menyesuaikan yang baik ditandai oleh adanya kemampuan seseorang untuk mereaksi secara efektif dan bermanfaat di lingkungan siswa berada. Dalam lingkungan sekolah, perilaku siswa merupakan cerminan dari kemampuan penyesuaian dirinya. Cerminan tersebut dapat kita lihat dari contoh perilaku sebagai berikut: homat dan menerima kebijakan dari kepala sekolah dan dewan guru, berminat dan berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, bergaul secara sehat, baik dan bermanfaat, bersahabat dengan teman-temannya maupun dengan gurunya, keinginan untuk menerima aturan-aturan sekolah, menerima tanggung jawab, membantu sekolah dalam mencapai tujuannya.

Kemampuan penyesuaian diri siswa di lingkungan sekolah dalam penelitian ini adalah perilaku siswa yang diukur dengan menggunakan skala pengukuran kemampuan penyesuaian diri siswa mengenai keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar di sekolah yang akan tercermin dalam: (1) kemampuan siswa dalam hubungan dengan teman sebaya maupun guru; (2) penyesuaian terhadap tata tertib sekolah; (3) partisipasi dalam kegiatan belajar di sekolah; (4) keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

E. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu instrumen angket. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 1 Majasari Kabupaten Pandeglang. Karena populasi terlalu besar maka supaya penelitian


(14)

efektif dan efisien, peneliti hanya mengambil sampel yaitu sebagian atau yang mewakili populasi yang akan menjadi subyek atau objek penelitian. Dalam hal ini penulis mengambil sampel dengan teknik random sampling atau sampel yang diambil secara acak.

Teknik analisis data untuk penyesuaian diri siswa SMPN 1 Majasari Kabupaten Pandeglang dengan menggunakan analisis statistik uji t.


(15)

49

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tentang metode penelitian, definisi operasional, subjek penelitian, pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data penelitian, proses pengumpulan data, pengolahan dan analisis data penelitian. A. Metode Penelitian

Proses penelitian ilmiah dimulai dari perencanaan, pengumpulan data dan pengolahan data yang harus diputuskan secara pasti dalam bentuk metode penelitian yang tepat. Ketepatan dimaksudkan mengenai relevansi antara metode penelitian yang dipergunakan dengan masalah yang diteliti, sehingga penelitian tersebut akan berhasil secara efektif serta dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan akhir dari suatu penelitian yaitu untuk memecahkan masalah dan menghasilkan suatu kesimpulan yang sebenarnya serta tidak diragukan lagi.

Metode dapat diartikan sebagai cara atau pendekatan yang digunakan untuk mencari jawaban dari permasalahan yang diteliti. Oleh karena itu, suatu penelitian memerlukan metode atau pendekatan yang sesuai dengan tujuan penelitian dan karakteristik masalah yang diteliti agar permasalahan penelitian dapat terpecahkan.

Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan yang digunakan yaitu deskriptif. Menurut Sugiyono (2010: 207), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau


(16)

50

generalisasi. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran empiris mengenai pengembangan program bimbingan dan konseling melalui bimbingan kelompok untuk mengembangkan penyesuaian diri siswa. Gambaran yang diperoleh kemudian dianalisis secara kuantitatif. Berdasarkan generalisasi yang diperoleh dari pelaksanaan bimbingan kelompok untuk mengembangkan penyesuaian diri siswa, sehingga diperoleh suatu program bimbingan dan konseling yang efektif untuk mengembangkan penyesuaian diri siswa di lingkungan sekolah. Program bimbingan kelompok untuk mengembangkan penyesuaian diri siswa SMP Negeri 1 Majasari Kabupaten Pandeglang efektivitasnya diukur dengan menggunakan uji t.

Hipotesis yang masih merupakan jawaban sementara tersebut, kemudian dibuktikan kebenarannya secara empiris/nyata. Oleh karena itu peneliti melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan pada populasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti. Karena keterbatasan waktu penelitian, sedangkan populasi terlalu banyak, peneliti dapat mengambil sebagian dari populasi atau yang dinamakan sampel dari populasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik random sampling.

B. Definisi Operasional

1. Program Bimbingan dan Konseling Kelompok

Program dapat diartikan sebagai suatu deretan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan. Bimbingan kelompok merupakan salah satu strategi bimbingan dan konseling yang berisikan mengenai rencana kerja yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatau tujuan yang diinginkan.


(17)

51

Di dalam menyusun program bimbingan dan konseling tersebut berisikan kegiatan-kegiatan yang dituangkan dalam kerangka kerja yang sistematis, terarah dan terpadu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Yusuf (2009: 68), salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru pembimbing atau konselor adalah Mengelola Program Bimbingan dan Konseling. Kemampuan mengelola program bimbingan dan konseling, yaitu: (1) merencanakan, (2) melaksanakan; (3) mengevaluasi; dan (4) merancang tindak lanjut atau mendesain perbaikan atau pengembangan program bimbingan dan konseling.

Menurut Suherman (2009: 51), program bimbingan dan konseling sekolah merupakan serangkaian rencana aktivitas layanan bimbingan dan konseling di sekolah, yang selnjutnya akan menjadi pedoman bagi setiap personel dalam pelaksanaan dan pertanggungjawabannya …, secara mendasar program bimbingan dan konseling sekolah direkomendasikan sebagai upaya pemberian layanan langsung bagi seluruh siswa, jadi setiap siswa menerima manfaat dari program tersebut.

Menurut Natawidjaja (2009: 9), bahwa program bimbingan di sekolah ditekankan, sekurang-kurangnya pada empat jenis layanan, yaitu: (1) pengumpulan data bimbingan yang berupa data tentang setiap siswa besrta keadaan lingkungannya; (2) konseling yang berupa pemberian bantuan khusus untuk menangani kesulitan para siswa dalam membuat keputusan yang tepat dan memecahkan masalah yang dihadapinya; (3) penyajian informasi dikaitkan dengan pemberian alternatif dalam rangka kemungkinan penempatan siswa, baik


(18)

52

dalam kelanjutan studi maupun dalam lapangan pekerjaan yang akan dipilihnya; dan (4) penilaian terhadap keberhasilan program dan layanan bimbingan kepada siswa dilanjutkan dengan penelitian yang diperlukan untuk mengembangkan dan memperbaiki program dan layanan bimbingan selanjutnya.

Dalam penyusunan program bimbingan dan konseling melalui bimbingan kelompok perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) adanya rumusan yang jelas tentang tujuan program yang hendak dicapai; (2) skala prioritas jenis kegiatan yang akan diselenggarakan; (3) adanya personel bimbingan yang memiliki keahlian, sikap, dan pribadi serta kompetensi yang diharapkan; (4) adanya mekanisme kerja yang teratur dalam proses pelaksanaan bimbingan kelompok; (5) adanya kerjasama yang baik antara pembimbing dengan personel sekolah lainnya; dan (6) adanya fasilitas yang memadai bagi pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok.

Struktur pengembangan program bimbingan dan konseling menurut Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, (2007:36-40) sebagai berikut: (1) rasional; (2) visi dan misi; (3) deskripsi kebutuhan; (4) tujuan; (5) komponen program; (6) rencana operasional (action plannn); (7) pengembangan tema/ topik (bisa dalam bentuk dokumen tersendiri); (8) pengembangan satuan pelayanan (bisa dalam bebtuk dokumen tersendiri); (9) evaluasi; (10) Anggaran.

Berdasarkan uraian diatas, pengembangan program bimbingan dan konseling melalui bimbingan kelompok adalah upaya peneliti menyusun program bimbingan kelompok untuk mengembangkan penyesuaian diri siswa SMPN 1


(19)

53

Majasari Pandeglang merumuskan program bimbingan dan konseling sekolah melalui bimbingan kelompok untuk mengembangkan penyesuaian diri siswa berdasarkan aspek kegiatan penting yang perlu dilakukan, yaitu: (1) perencanaan program; (2) pengorganisasian dan adminitrasi; (3) penentuan sarana yang akan digunakan; (4) penentuan anggaran yang diperlukan; (5) koordinasi dan kerjasama; (6) pelaksanaan; dan (7) penilaian.

2. Penyesuaian Diri Siswa

Ada seperangkat yang diharapakan dimiliki oleh siswa SMP. Dari segi individu, apa yang dimilikinya itu dikaitkan dengan perkembangan pikiran, sikap dan perasaan, keinginan dan perlakuan nyata, dan dari segi lingkungan ada semacam tuntutan dari faktor-faktor sosial, religius, serta nilai-nilai dan norma yang ada di lingkungan tersebut. Keberhasilan siswa dalam menyesuaikan dirinya terhadap kondisi tersebut akan memberikan kebahagiaan kepada siswa tersebut, namun jika terjadi kegagalan dalam mencapai suatu keinginan dapat menimbulkan permasalahan bagi dirinya.

Kemampuan penyesuaian diri yang baik ditandai oleh adanya kemampuan seseorang untuk mereaksi secara efektif dan bermanfaat di lingkungan siswa berada. Dalam lingkungan sekolah, perilaku siswa merupakan cerminan dari kemampuan penyesuaian dirinya. Cerminan tersebut dapat kita lihat dari contoh perilaku sebagai berkut: hormat dan menerima kebijakan dari kepala sekolah dan dewan guru, berminat dan berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, bergaul secara sehat, baik dan bermanfaat, bersahabat dengan teman-temannya maupun dengan


(20)

54

gurunya, keinginan untuk menerima aturan-aturan sekolah, menerima tanggung jawab, membantu sekolah dalam mencapai tujuannya.

Kemampuan penyesuaian diri siswa di lingkungan sekolah dalam penelitian ini adalah perilaku siswa yang diukur dengan menggunakan skala pengukuran kemampuan penyesuaian diri siswa mengenai keterlibatan siswa dalam : (1) penyesuaian terhadap dirinya; (2) penyesuaian terhadap orang lain; (3) penyesuaian terhadap tata tertib sekolah; (4) partisipasi dalam kegiatan belajar; (5) keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

C. Subjek Penelitian

Macam-macam data yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu: (a) data tentang program bimbingan dan konseling kelompok, dan (b) data tentang penyesuaian diri siswa.

Berdasarkan data yang diperlukan, selanjutnya peneliti menentukan subyek penelitian. Untuk mendapatkan data tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling melalui bimbingan kelompok ditentukan subyek penelitian.

Untuk diperoleh data mengenai penyesuaian diri siswa SMPN 1 Majasari Pandeglang pada semester dua tahun pelajaran 2009-2010 yang tersebar di 20 (dua puluh) kelas. Jumlah subyek dalam penelitian ini bersifat terhingga, yaitu sebanyak 688 siswa yang tersebar di 20 kelas. Dengan pertimbangan efektivitas dan efisiensi, maka subyek penelitian (dari siswa) tersebut diambil sebagian atau mewakili dari setiap tingkatan yang membentuk sampel penelitian atau unit penelitian.


(21)

Selanjutnya u digunakan teknik Sim

Dikatakan sim populasi yang dilaku populasi tersebut. C homogen.

Teknik pengam dalam Rakhmat (Ridu

Keterangan: n = Ukuran s N = Ukuran p d = Presisi 1 = Angka ko Secara kuanti Dalam penelitian-pen dengan 10%. Pada pe diperoleh:

n = n = Jadi jumlah s menjadi sampel penel

55

untuk menentukan unit penelitian dari su imple Random Sampling

simple (sederahana ) karena pengambilan angg kukan secara acak tanpa memandang strata y Cara demikian dilakukan bila anggota pop

gambilan sampel menggunakan rumus dari Taro iduwan, 2005:65) sebagai berikut:

1

n sampel minimal populasi

konstan

ntitatif dalam Nomogram Herry King ( Sugi enelitian sosial besarnya presisi biasanya an penelitian ini peneliti mengambil presisi sebes

225

subyek penelitian sebanyak 225 responden nelitian.

subyek tersebut,

ggota sampel dari a yang ada dalam opulasi dianggap

aro Yamame

ugiyono 2007:70). antara 5% sampai besar 5% sehingga


(22)

56

Tabel 3.1

KEADAAN SUBJEK PENELITIAN PENYESUAIAN DIRI SISWA

NO KELAS POPULASI SAMPEL

1 VII 266 87

2 VIII 176 57

3 IX 246 81

JUMLAH SISWA 688 225

D.Pengembangan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian sangat diperlukan karena dipergunakan untuk mengumpulkan informasi atau keterangan-keterangan tentang obyek penelitian. Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini berbentuk angket (kuesioner).

Dari aspek-aspek dalam penelitian ini, disusun kisi-kisi sebagai instrumen penelitian sebagai berikut:

1. Program bimbingan dan konseling kelompok meliputi: (a) menentukan indikator; (b) menentukan sub-indikator; (c) menentukan tujuan; (d) menentukan materi; (e) menentukan metode bimbingan; (f) menentukan teknik yang digunakan dalam layanan bimbingan.

2. Penyesuaian diri siswa, yaitu meliputi: (a) tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional; (b) tidak menunjukkan adanya mekanisme psikologis; (c) tidak menunjukkan adanya frusrtasi pribadi; (d) memiliki pertimbangan rasional


(23)

57

dan pengarahan diri; (e) mampu dalam belajar; (f) menghargai pengalaman; (g) bersikap realistic dan objektif.

E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data merupakan cara-cara atau langkah-langkah yang ditempuh untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan permasalahan penelitian. Dalam pengumpulan data diperlukan teknik-teknik tertentu sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket (kuesioner) sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang sangat efisien tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung untuk dijawab.

Untuk mengungkap data tentang kemampuan penyesuaian diri siswa digunakan angket ( kuisioner). Angket merupakan alat pengumpul data dalam bentuk formulir yang disebar untuk mengumpulkan informasi mengenai sesuatu yang terdiri dari pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Kuisioner ini berbentuk angket bergradasi atau berperingkat 1 sampai dengan 5, yaitu subyek dimohon untuk memberikan pilihan jawaban. “SS” (sangat sering),


(24)

58

“S” (sering), “K” (kadang-kadang), “P” (pernah), “TP” (tidak pernah). Pada setiap pernyataan sesuai dengan kesan, perasaan, atau pun pengalaman subyek. Butir-butir kuisioner diskor sesuai dengan pernyataan positif atau negatif.

Dalam menetapkan cara penyekoran, instrument yang digunakan dalam penelitian ini berkisar dari 1 sampai dengan 5. Perincian kriteria penskoran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2

KRITERIA PENILAIAN (SKOR) ALTERNATIF JAWABAN UNTUK TIAP ITEM

NO OPTION SKOR

+ -

1 SS ( Sangat Sering) 5 1

2 S ( Sering) 4 2

3 K (Kadang-kadang) 3 3

4 P (Pernah) 2 4

5 TP ( Tidak Pernah) 1 5

Dalam menyusun alat pengumpulan data, peneliti berpedoman pada ruang lingkup variabel penelitian, dan untuk memudahkan dalam menyusun alat pengumpulan data ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun indikator-indikator dari variable penelitian yang akan ditanyakan pada responden berdasarkan pada teori yang telah dikemukakan dalam pembahasan sebelumnya.

2. Menetapkan bentuk alat pengumpul data.

3. Membuat kisi-kisi dalam bentuk matriks yang sesuai dengan indikator setiap variabel. Kisi-kisinya dapat dilihat pada lampiran.


(25)

59

4. Menyusun pertanyaan-pertanyaan disertai alternatif jawaban yang akan dipilih oleh responden dengan berpedoman pada kisi-kisi butir angket yang telah dibuat.

5. Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban serta bobot penilaiannya.

6. Membuat petunjuk pengisian angket. Responden membubuhkan tanda cheklis ( √ ) pada jawaban yang sesuai.

Dibawah ini disajikan kisi-kisi instrument dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.3

KISI-KISI INSTRUMEN PENYESUAIAN DIRI SISWA TUJU

AN PENE

LITI AN

ASPEK INDIKATOR

NO ITEM

JUM-LAH Positif Negatif

PENYE SUAI AN DIRI SISWA 1. Tidak menunjuk- kan adanya ketegangan emosional a.Terhindar dari ekspresi emosi yang berlebihan

1,2,3,4 4

b. Terhindar dari emosi yang merugikan

5,6,7,8, 4 c. Mampu mengontrol

diri

11,12 9,10 4 2. Tidak

menunjuk- kan adanya

mekanisme psikologis

a. Terhindar dari sikap rasionalistik

14,15, 16

13 4

b. Terhindar dari sikap agresi

18,19 17,20 4 c. Terhindar dari sikap

kompensasi 21,22,2 3,24 4 3. Tidak menunjuk- kan adanya frustrasi pribadi a.Terhindar dari perasaan frustasi 26,27, 28,29, 31 25,30,3 2 8 4. Memiliki pertimbang an rasional a. Mampu memecahkan masalah berdasarkan 33,34, 35,37


(26)

60 dan pengarahan diri pertimbangan yang matang b. Mampu mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil 38,39, 41

40 4

5. Mampu dalam belajar a. Mampu mengembangkan dirinya 42,44, 45,46

43 5

b. Mampu mengatasi masalah 47,48, 49,50 4 6. Menghar-gai pengala-man a.Mampu memanfaatkan pengalaman masa lalu 51,52, 54

53 4

b. Mampu bercermin pada masa lalu yang berkaitan dengan keberhasilan atau kegagalan

55 56,57, 58,59 5 7. Bersikap realistik dan objektif

a. Mampu bersikap wajar dalam realita hidup ini

61,62, 60 3

b. Mampu menerima kenyataan secara wajar

63,64, 65,66

67 5

c. Mampu bserikap baik (Tidak didasari oleh prasangka buruk

69,70 68 3

JUMLAH 39 31 70

Setelah kisi-kisi dibuat, kemudian dikembangkan beberapa butir pernyataan. Butir-butir pernyataan itu berimbang berdasarkan jumlah komponen dan aspek peniliaian dalam kisi-kisi.

F. Proses Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data menyangkut prosedur dan tahapan kegiatan yang ditempuh dalam upaya pengumpulan data.


(27)

61

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti mulai dengan melakukan observasi data kepada pihak sekolah untuk memperoleh berbagai informasi mengenai keadaan lapangan yang berhubungan dengan penelitian, terutama keadaan subyek penelitian mengenai penyesuaian diri siswa di SMP Negeri 1 Majasari Kabupaten Pandeglang. Setelah data dan keterangan yang diperlukan telah terkumpul, selanjutnya mengurus berbagai perijinan kepada pihak-pihak terkait.

2. Tahap Penyebaran dan Pengumpulan Instrumen

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data penelitian. Kegiatan yang dilakukan peneliti sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Untuk memperoleh data tentang kemampuan penyesuaian diri siswa kegiatan yang dilakukan peneliti adalah dengan cara menyebarkan instrument/angket penelitian. Peneliti menyebarkan angket kepada seluruh responden yaitu siswa SMP Negeri 1 Majasari Kabupaten Pandeglang pada semester kedua tahun pelajaran 2009-2010 mulai dari tanggal 18 Maret sampai dengan 27 April 2010. Pengumpulan Instrumen/angket dilaksanakan pada waktu yang sama, yaitu semua data dari responden dikumpulkan dan dicek jumlahnya berdasarkan jumlah sampel. Jumlah instrument/angket yang masuk sebanyak 225 responden. Dengan demikian data yang ditargetkan sebanyak 225 responden sesuai target dan terkumpul instrument/angket sebanyak 225 responden. Sehingga data yang terkumpul tersebut layak untuk dilakukan pengolahan selanjutnya.


(28)

62

G. Pengolahan dan Analisis Data Penelitian

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Ukuran bagi memadai atau tidaknya instrumen sebagai alat pengumpul data dan sebagai alat pengukur variable penelitian, harus memenuhi syarat utama, yaitu syarat validitas atau keshahihan dan syarat reliabilitas atau keajegan.

Sanafiah Faisal dan G.W. Mulyadi ( 1982:24) menjelaskan maksud dari validitas dan reliabilitas sebagai berikut:

Validitas pengukuran berhubungan dengan kesesuaian dan kecermatan fungsi ukur dari alat yang digunakan. Suatu alat pengukuran dikatakan valid jika benar-benar sesuai dan menjawab secara cermat tentang variabel yang mau diukur. Sedangkan reliabilitas pengukuran, berhubungan dengan daya konstan alat pengukur didalam melahirkan ukuran-ukuran yang sebenarnya dari apa yang diukur. Alat pengukur yang reliabel kecil kemungkinannya melahirkan ukuran yang berbeda-beda bila kenyataan obyeknya memang sama, walaupun dilakukan oleh lain petugas dan/atau lain kesempatan.

Menurut Sugiyono (1999:267) bahwa “valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”, sedangkan “instrument yang reliable berarti instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas suatu instrument pengumpul data, peneliti perlu mengadakan uji terhadap instrument tersebut, dalm hal ini uji terhadap angket yang telah disusun. Tujuan dari uji instrument ini adalah untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi terutama pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat peneliti.

Untuk keperluan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen pengumpul data disebar angket kepada siswa kelas VII, VIII, dan IX di SMP Negeri 1 Majasari


(29)

63

Kabupaten Pandeglang. Adapun pelaksanaannya dilaksanakan pada tanggal 25 sampai 27 Maret 2010 terhadap 40 orang siswa sebagai responden.

Pengujian terhadap validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini sebagai berikut:

a) Uji Validitas Instrumen

Sugiyono (2007:348) menjelaskan maksud validitas sebagai berikut:

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid, valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Meteran yang valid dapat digunakan untuk mengukur panjang dengan teliti, karena meteran memang alat untuk mengukur panjang. Meteran tersebut menjadi tidak valid jika digunakan untuk mengukur berat.

Untuk mengetahui apakah angket yang telah disusun tepat untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data atau tidak. Dalam uji validitas ini penulis menggunakan pengujian validitas tiap butir item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir item dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Adapaun rumus yang digunakan dalam pengujian validitas instrument ini, penulis menggunakan rumus koefisien korelasi ( r ) dengan teknik Spearman yang dikenal dengan “rho Spearman”. Rumus ini digunakan untuk mengkorelasikan urutan tingkatan menurut Spearman dengan rumus sebagai berikut:

rhoxy = 1 – ∑

( )

Arikunto (2006:278) Keterangan:

Rhoxy = koefisien korelasi tata jenjang

D = Diference ( sering juga digunakan B singkatan dari Beda) D adalah beda antar jenjang setiap subyek


(30)

64

Selanjutnya dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi (r), menggunakan teknik korelasi untuk menentukan validitas item yang dikemukakan Masrun (Sugiyono, 1999:106) sebagai berikut:

Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasinya yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid.

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan Program SPSS for Windows versi 10.0 di atas, diperoleh hasil untuk uji validitas. Dari hasil uji validitas tersebut dilakukan seleksi angket dan membuang pernyataan/item yang tidak valid dan item-item yang valid digunakan untuk pengolahan data.

Instrumen yang telah ditimbang oleh para ahli dan dosen pembimbing, serta telah diujiketerbatasan terhadap 3 orang siswa, berjumlah 81 item. Kemudian ke-81 item itu diujicobakan kepada 40 siswa untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen.

Dari hasil pengujian dengan bantuan Program SPSS for Windows 10.0 diatas, dengan analisis korelasi dapat diketahui dari jumlah subyek sebanyak 40 orang, diperoleh sebanyak 70 item berada pada tingkat kepercayaan antara 90% sampai 99%, sedangkan sebanyak 11 item, yaitu item nomor 1,7,17,23,38,41,54,58,70,76,dan 81 berada pada rentang kepercayaan 70% sampai dengan 80%, dengan tingkat kepercayaan semacam itu maka ke-70 item pernyataan dipakai, dan sebelas item langsung dibuang. Oleh karena itu, item alat pengungkap data penyesuaian diri siswa yang dipergunakan dalam penelitian ini


(31)

sebanyak 70 item pe dilihat pada lampiran b)Uji reliabilitas Ins

Reliabilita instrument cukup dap karena instrument ter tendensius mengarah Instrument yang suda data yang dapat diperc Uji reliabilitas item yang digunakan menggunakan intern instrument dilakukan methode) dari Spea instrument menjadi ke

1. Uji Reliabilitas Al

Rumus yang d

Keterangan: = reliabili

= korelasi

65

pernyataan. Hasil perhitungan validitas selen an 3..

Instrumen

itas menunjukkan pada satu pengertian apat dipercaya untuk digunakan sebagai alat p tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tida ahkan responden untuk memilih jawaban-jaw

dah dapat dipercaya, yang reliabel akan dapa ercaya juga ( Arikunto:2006:178).

tas ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kan. Pengujian reliabilitas instrument dalam ernal consistency sehingga pengujian ting an dengan menggunakan metode belah du earman Brown, yaitu dilakukan dengan kelompok ganjil dan kelompok genap.

Alat Variabel Penyesuaian Diri

g digunakan adalah sebagai berikut:

=

(Sugiyono, 2007:359)

ilitas internal seluruh instrument

asi product moment antara belahan pertama dan

lengkapnya dapat

bahwa sesuatu at pengumpul data idak akan bersifat jawaban tertentu. apat menghasilkan

at ketepatan setiap am penelitian ini ingkat reliabilitas dua ( split half membelah dua

59)


(32)

Setelah koef dikonsultasikan denga rtabel pada taraf kepe sebaliknya jika rhitung

Dari hasil perh koefisien korelasi se Kemudian dari hasil total ( ) seperti ber

=

=

= 0.82 Makin tinggi terjadi akan semakin k

Rentang Sk < 0.20 0.21 – 0.4 0.41 – 0.7 0.71 – 0.9 0.91 – 1.0

66

oefisien korelasi dan reliabilitas diperol ngan menggunakan tabel r dari product mome epercayaan tertentu maka instrument tersebu

ng < rtabel maka instrument tersebut tidak reliabe erhitungan untuk alat penyesuaian diri siswa, sebesar 0.704 dengan tingkat kepercayaan sil tersebut dimasukan ke dalam rumus koefi berikut:

(Arikunto, 200

.826

gi harga reliabilitas instrument, kemungkinan in kecil.

Tabel 3.4

Kriteria Koefisien Reliabilitas

Skor Katagori

Derajat keterandalannya sangat renda 0.40 Derajat keterandalannya rendah 0.70 Derajat keterandalannya sedang 0.90 Derajat keterandalannya tinggi 1.00 Derajat keterandalannya sangat tinggi

roleh, kemudian ment. Jika rhitung > ebut reliabel, dan abel.

a, diperoleh harga an sebesar 99%. efisien reliabilitas

2006:180)

an kesalahan yang

dah


(33)

Hasil perhitun dengan tingkat kepe penelitian penyesuai signifikan. Tentunya Hasil perhitungan sele 2. Analisis Data Pen

Kegiatan men penelitian terutama un

Untuk meng ketekunan dengan p dengan analisis data, data adalah proses kategori, dan satuan memberikan arti yang mencari hubungan dia Data yang di yang sesuai dengan pe akan digunakan adala

Untuk mengg analisis data, mulai d sehingga diketahui tar

Program bim yang disesuaikan den

67

ungan rumus di atas menunjukkan bahwa percayaan 99% atau p < 0.01. Hal ini bera

aian diri siswa memiliki tingkat ketepata ya dengan begitu alat ini dapat digunakan u

elengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4. Penelitian

enganalisis merupakan kegiatan yang sangat untuk memberikan makna terhadap data yang d ngatur, mengolah, dan mengorganisasikan d penuh kesungguhan dalam memberikan ma ta, Patton dalam Nasution ( 1992) menjelaskan

s mengatur data mengorganisasikan ke dala an uraian dasar. Ia membedakannya dengan p ang signifikan terhadap analisis, menjelaskan p

diantara dimensi uraian-uraian.

diperoleh dari lapangan diolah dengan meng pertanyaan dan tujuan penelitian ini. Teknik p alah dengan mengacu kepada pertanyaan penelit ggambarkan kecenderungan penyesuaian diri s i dari penyekoran hingga diperoleh hasil yang taraf kemampuan penyesuaian diri siswa.

imbingan dan konseling disusun berdasarkan k dengan aspek yang ada dalam penelitian yan

sebesar 0.826 erarti bahwa alat atan yang sangat untuk penelitian.

gat penting dalam g dikumpulkan.

data diperlukan makna. Berkaitan an bahwa analisis alam suatu pola, n penafsiran yaitu n pola urutan, dan

nggunakan teknik k pengolahan yang

elitian.

siswa digunakan g dipersentasekan

n kebutuhan yaitu ang terdiri dari 7


(34)

68

aspek, yaitu tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional, tidak menunjukkan adanya mekanisme psikologis,tidak menunjukkan adanya frustrasi pribadi,memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri, mampu dalam belajar, menghargai pengalaman, dan bersikap realistik dan objektif.

Adapun gambaran mengenai efektifitas program bimbingan dan konseling kelompok untuk mengembangkan penyesuaian diri siswa dapat dianalisis dengan menggunakan uji t.

H. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah penelitian yang dikembangkan adalah sebagai berikut: 1. Melaksanakan kajian teori sebagai pendahuluan untuk konsep penyesuaian diri

siswa.

2. Melaksanakan kajian empirik dengan memotret kondisi objektif kemampuan penyesuaian diri siswa sebagai dasar mengembangkana program bimbingan kelompok.

3.Mengembangkan program bimbingan kelompok unuk mengembangkan penyesuaian diri siswa.

4. Melakukan validasi empiric atas program melalui eksperimen denga desain “ one-group pre test- post test design” untuk mengukur efektivitas bimbingan kelompok dalam rangka mengembangkan penyesuaian diri siswa Sekolah Menengah Pertama.

5. Merekomendasikan program hipotetik yang telah diuji.

Dari langkah-langkah tentang prosedur penelitian tersebut di atas dapat dibuat gambar sebagai berikut:


(35)

69

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian KAJKAN TEORK

KAJKAN EMPKRKK

PROGRAM HKPOTETKK YG DKREKOMENDAEKKAN

VALKDAEK EMPKRKK PROGRAM BKMBKNG-

AN KELOMPOK KE KELOMPOK


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan dan rekomendasi yang merupakan hasil telaahan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada

bagian sebelumnya. A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi dan pembahasan hasil-hasil penelitian yang disesuaikan dengan permasalahan penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Secara umum tingkat penyesuaian diri siswa SMP Negeri 1 Majasari kabupaten Pandeglang cenderung baik. Dilihat dari masing-masing aspek diperoleh hasil tingkat penyesuaian diri siswa tertinggi adalah aspek menghargai pengalaman. Sedangkan tingkat terendah adalah aspek memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri.

2. Pengembangan program bimbingan kelompok untuk mengembangkan penyesuaian diri siswa didasarkan atas hasil penelitian dan kajian teoritik tentang bimbingan kelompok. Struktur program berisi hal-hal yang bersifat filosofis dan teknis.

3. Terdapat perbedaan sangat signifikan nilai penyesuain diri siswa sebelum dan sesudah diberi bimbingan kelompok. Dengan demikian program bimbingan kelompok efektif untuk mengembangkan penyesuaian diri siswa.


(37)

B. Rekomendasi

Bertolak dari hasil temuan dan analisis terhadap kemampuan penyesuaian diri siswa serta pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di sekolah,direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Sekolah hendaknya memberikan perhatian dan dukungan yang lebih besar terhadap perkembangan kemampuan penyesuaian diri siswa, melalui kerjasama antara seluruh personil sekolah, melalui program intra dan ekstra kurikuler, serta pengembangan diri siswa.

2. Bagi Guru Pembimbing

Guru pembimbing dapat memberikan layanan bimbingan yang bersifat preventif dan pengembangan supaya siswa mampu memelihara dan mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang telah dimilikinya. Program bimbingan dapat dilaksanakan secara terpadu dengan program sekolah yang ada, dengan mengoptimalkan dukungan sistem sekolah lainnya (personel sekolah).

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Temuan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan penyesuaian diri siswa SMP Negeri 1 Majasari dalam kategori baik. Namun masih ditemukan sebagaian siswa yang memiliki penyesuaian diri dalam kategori rendah apabila ditinjau dari aspek penelitian. Diharapkan mendorong peneliti selanjutnya untuk lebih memperdalam faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya penyesuaian diri siswa.


(38)

129

DAFTAR PUSTAKA

Azwar Saiffudin. (2005). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Corey Gerald. (2007). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.

Dariyo Agoes. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia.

DEPDIKNAS. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal.

Friedman Howards. (2002). Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Furqon. (2008). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Hammal El Azzam. (2008). Kesehatan Mental Orang Dewasa. Jakarta: Restu Agung.

Hartinah Sitti, (2009), Konsep Dasar Bimbingan Kelompok, Bandung; Refika Aditama.

Natawidjaja Rochman. (1987). Pendekatan-Pendekatan Dalam Penyuluhan Kelompok. Bandung: Penerbit CV. Dipenogoro..

Nurihsan A Juntika. (2006). Bimbingan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Nurihsan A. Juntika. (2007). Stategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Refika Aditama.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. No. 27 Tahun 2006. Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.

Romlah Tatiek. (2006). Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang; Universitas Negeri Malang.

Rusmana Nandang.(2009).Permainan (Game & Play).Bandung: Rizqi.

Rusmana Nandang.(2009).Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah (Metode, Teknik, dan Aplikasi).Bandung: Rizqi.


(39)

130

Schneider A. Alexander .(1964).Personal Adjustment and Mental Health. New york, Holt; Rinehart and Winston.

Sarwono Sarlito Wirawan. (2008). Psikologi Remaja. Jakarta; Raja Grafindo Persada.

Subana, Rahadi Moersetyo. (2005). Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Subino. (1987). Kontruksi dan Analisis Tes. Jakarta: Depdikbud.

Suherman Uman, (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi: Madani Production.

Sunarto, Hartono B. Agung. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud dan Rineka Cipta.

Surya M. (2003). Psikologi Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Yusuf Syamsu LN. (2008). “Mental Hygiene”. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Yusuf Syamsu, Nurihsan A Juntika. (2007). Teori Kepribadian. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Yusuf Syamsu. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: remaja Rosdakarya.

Yusuf Syamsu, Nurihsan A Juntika. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yusuf Syamsu. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi.

Willis S.Sofyan (2004). Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.


(1)

68

aspek, yaitu tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional, tidak menunjukkan adanya mekanisme psikologis,tidak menunjukkan adanya frustrasi pribadi,memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri, mampu dalam belajar, menghargai pengalaman, dan bersikap realistik dan objektif.

Adapun gambaran mengenai efektifitas program bimbingan dan konseling kelompok untuk mengembangkan penyesuaian diri siswa dapat dianalisis dengan menggunakan uji t.

H. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah penelitian yang dikembangkan adalah sebagai berikut: 1. Melaksanakan kajian teori sebagai pendahuluan untuk konsep penyesuaian diri

siswa.

2. Melaksanakan kajian empirik dengan memotret kondisi objektif kemampuan penyesuaian diri siswa sebagai dasar mengembangkana program bimbingan kelompok.

3.Mengembangkan program bimbingan kelompok unuk mengembangkan penyesuaian diri siswa.

4. Melakukan validasi empiric atas program melalui eksperimen denga desain “ one-group pre test- post test design” untuk mengukur efektivitas bimbingan kelompok dalam rangka mengembangkan penyesuaian diri siswa Sekolah Menengah Pertama.

5. Merekomendasikan program hipotetik yang telah diuji.

Dari langkah-langkah tentang prosedur penelitian tersebut di atas dapat dibuat gambar sebagai berikut:


(2)

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian KAJKAN TEORK

KAJKAN EMPKRKK

PROGRAM HKPOTETKK YG DKREKOMENDAEKKAN

VALKDAEK EMPKRKK PROGRAM BKMBKNG-

AN KELOMPOK KE KELOMPOK


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan dan rekomendasi yang merupakan hasil telaahan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada

bagian sebelumnya. A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi dan pembahasan hasil-hasil penelitian yang disesuaikan dengan permasalahan penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Secara umum tingkat penyesuaian diri siswa SMP Negeri 1 Majasari kabupaten Pandeglang cenderung baik. Dilihat dari masing-masing aspek diperoleh hasil tingkat penyesuaian diri siswa tertinggi adalah aspek menghargai pengalaman. Sedangkan tingkat terendah adalah aspek memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri.

2. Pengembangan program bimbingan kelompok untuk mengembangkan penyesuaian diri siswa didasarkan atas hasil penelitian dan kajian teoritik tentang bimbingan kelompok. Struktur program berisi hal-hal yang bersifat filosofis dan teknis.

3. Terdapat perbedaan sangat signifikan nilai penyesuain diri siswa sebelum dan sesudah diberi bimbingan kelompok. Dengan demikian program bimbingan kelompok efektif untuk mengembangkan penyesuaian diri siswa.


(4)

B. Rekomendasi

Bertolak dari hasil temuan dan analisis terhadap kemampuan penyesuaian diri siswa serta pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di sekolah,direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Sekolah hendaknya memberikan perhatian dan dukungan yang lebih besar terhadap perkembangan kemampuan penyesuaian diri siswa, melalui kerjasama antara seluruh personil sekolah, melalui program intra dan ekstra kurikuler, serta pengembangan diri siswa.

2. Bagi Guru Pembimbing

Guru pembimbing dapat memberikan layanan bimbingan yang bersifat preventif dan pengembangan supaya siswa mampu memelihara dan mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang telah dimilikinya. Program bimbingan dapat dilaksanakan secara terpadu dengan program sekolah yang ada, dengan mengoptimalkan dukungan sistem sekolah lainnya (personel sekolah).

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Temuan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan penyesuaian diri siswa SMP Negeri 1 Majasari dalam kategori baik. Namun masih ditemukan sebagaian siswa yang memiliki penyesuaian diri dalam kategori rendah apabila ditinjau dari aspek penelitian. Diharapkan mendorong peneliti selanjutnya untuk lebih memperdalam faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya penyesuaian diri siswa.


(5)

129

DAFTAR PUSTAKA

Azwar Saiffudin. (2005). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Corey Gerald. (2007). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.

Dariyo Agoes. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia.

DEPDIKNAS. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal.

Friedman Howards. (2002). Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Furqon. (2008). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Hammal El Azzam. (2008). Kesehatan Mental Orang Dewasa. Jakarta: Restu Agung.

Hartinah Sitti, (2009), Konsep Dasar Bimbingan Kelompok, Bandung; Refika Aditama.

Natawidjaja Rochman. (1987). Pendekatan-Pendekatan Dalam Penyuluhan Kelompok. Bandung: Penerbit CV. Dipenogoro..

Nurihsan A Juntika. (2006). Bimbingan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Nurihsan A. Juntika. (2007). Stategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Refika Aditama.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. No. 27 Tahun 2006. Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.

Romlah Tatiek. (2006). Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang; Universitas Negeri Malang.

Rusmana Nandang.(2009).Permainan (Game & Play).Bandung: Rizqi.

Rusmana Nandang.(2009).Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah (Metode, Teknik, dan Aplikasi).Bandung: Rizqi.


(6)

Schneider A. Alexander .(1964).Personal Adjustment and Mental Health. New york, Holt; Rinehart and Winston.

Sarwono Sarlito Wirawan. (2008). Psikologi Remaja. Jakarta; Raja Grafindo Persada.

Subana, Rahadi Moersetyo. (2005). Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Subino. (1987). Kontruksi dan Analisis Tes. Jakarta: Depdikbud.

Suherman Uman, (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi: Madani Production.

Sunarto, Hartono B. Agung. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud dan Rineka Cipta.

Surya M. (2003). Psikologi Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Yusuf Syamsu LN. (2008). “Mental Hygiene”. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Yusuf Syamsu, Nurihsan A Juntika. (2007). Teori Kepribadian. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Yusuf Syamsu. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: remaja Rosdakarya.

Yusuf Syamsu, Nurihsan A Juntika. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yusuf Syamsu. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi.

Willis S.Sofyan (2004). Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.


Dokumen yang terkait

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN PENYESUAIAN DIRI SANTRI: Studi Deskriptif Terhadap Santri Pondok Pesantren Assa’Adah Ciwaringin Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014.

0 5 84

PROGRAM BIMBINGAN MELALUI STRATEGI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA : Studi Deskriptif pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 45

PROGRAM BIMBINGAN UNTUK MENGEMBANGKAN KENDALI DIRI SISWA SMA : Studi Deskriptif di SMA BPPI Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2008/2009.

0 0 49

PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENGEMBANGKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA JALUR NON AKADEMIS :Studi Pengembangan di SMA Negeri 3 Bandung.

0 0 37

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENGEMBANGKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA SMPN 2 PONTANG SERANG BANTEN TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 0 30

PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP WIRAUSAHA SISWA SMA :Studi Deskriptif tentang Sikap Wirausaha untuk Mengembangkan Program Bimbingan Karir pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 91 Jakarta Tahun Pelajaran 2009-2010.

0 0 34

MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI DALAM PEMILIHAN KARIER MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 14 SEMARANG TAHUN AJARAN 2009/ 2010.

0 2 166

Efektifitas Layanan Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2006/2007.

0 0 104

EVALUASI PROGRAM KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DI KECAMATAN MAJASARI KABUPATEN PANDEGLANG

0 0 138

Penyesuaian diri para siswa kelas VII SMP Negeri 2 Baturaja terhadap sekolah tahun pelajaran 2009/2010 - USD Repository

0 1 143