PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KEPUTUSAN KARIR SISWA.

(1)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan dalam Bidang

Bimbingan dan Konseling

Oleh

MARDI LESTARI 1201366

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

Oleh Mardi Lestari

S. Pd. Unversitas Negeri Makassar, 2011

Sebuah Tesis Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M. Pd.) pada Program Studi Bimbingan dan Konseling

© Mardi Lestari. 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

(4)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Mardi Lestari. (2015). Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas IX SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015).

Penelitian mengenai kemampuan keputusan karir siswa SMP dilatabelakangi oleh banyaknya muncul fenomena siswa yang saat ini belum mempunyai kesiapan dalam merencanakan, kesiapan eksplorasi karir dan pengetahuan tentang membuat keputusan karir. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan program bimbingan karir yang efektif untuk dapat mengembangkan kemampuan keputusan karir siswa SMP. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Desain penelitian ini adalah nonequivalent control group design

dengan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini yaitu 70 siswa kelas IX SMP Kartika XIX-2 Bandung tahun ajaran 2014/ 2015. Sampel dikelompokkan menjadi dua kelas yaitu 35 siswa untuk kelas eksperimen dan 35 siswa untuk kelas kontrol. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket kemampuan keputusan karir. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa program bimbingan karir untuk mengembangkan kemampuan siswa menetukan karir terbukti efektif dengan adanya peningkatan pada kemampuan keputusan karir siswa secara umum yang terlihat di kelas eksperimen pada setiap aspek dan indikator. Rekomendasi penelitian ini ditujukan kepada berbagai pihak diantaranya; (1) guru bimbingan dan konseling dapat memanfaatkan hasil penelitian sebagai rujukan dalam mengembangkan program bimbingan karir di sekolah; (2) peneliti selanjutnya dapat mengembangkan program bimbingan karir pada jenjang pendidikan lainnya serta dapat mengembangkan kemampuan keputusan karir dengan desain penelitian yang berbeda.


(5)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Mardi Lestari. (2015). A Career Counseling Program to Develop Students’ Career Decision Making Ability (A Quasi Experimental Research towards Students of Class IX (Junior High School) SMP Kartika XIX-2 Bandung Academic Year of 2014/ 2015).

The research related to the career decision making ability of Junior High School students was based on a lot of emerging phenomenon of current students who do not yet have the readiness in planning, readiness in career exploration and the resources of making career decision. The purpose of this research was to create an effective career counseling program to develop students’ career decision making ability. This research applied quantitative approach with quasi experiment method. The design of this research was nonequivalent control group design through purposive sampling technique. This research took the sample of 70 students of class IX (Junior High School) SMP Kartika XIX-2 Bandung academic year of 2014/ 2015. The samples were split into two classes which were 35 students for experimental class and 35 students for control class. The instrument applied in this research was the questionnaire of career decision making ability. The research findings displayed that the career counseling program to develop students’ ability to decide their career was effective based on the increase of students’ ability in career decision making in general of the experimental class on each aspect and indicator. The recommendation of this research are addressed to several personnel, whihc are; (1) the teachers of guidance and counseling are able to take the advantage of this research as a source in developing career counseling program in school;(2) the future researchers are able to develop caree counseling program on the other levels of education and they are able to develop their ability in career decision making through different research design.

Keywords: Career Counseling Program. Students’ ability in career decision making.


(6)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN………. i

ABSTRAK………... ii

ABSTRACT………... iii

KATA PENGANTAR………... iv

UCAPAN TERIMA KASIH……… v

DAFTAR ISI……….. vii

DAFTAR TABEL………. x

DAFTAR GAMBAR………. xii

DAFTAR LAMPIRAN………. xiii

BAB I. PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian………... 6

C. Penjelasan Istilah………... 7

1. Kemampuan Keputusan Karir……….. 7

2. Program Bimbingan Karir……… 10

D. Tujuan Penelitian………... 12

E. Manfaat Penelitian………. 12

F. Struktur Organisasi Tesis……….. 13

G. Alur Kerangka Penelitian……….. 14

BAB II. KEMAMPUAN KEPUTUSAN KARIR DAN PROGRAM BIMBINGAN KARIR……….. 16

A. Konsep Kemampuan Keputusan Karir………... 16

1. Definisi Kemampuan Keputusan Karir………... 16

2. Teori Kemampuan Keputusan Karir……… 19

3. Aspek-Aspek Kemampuan Keputusan Karir………... 25

4. Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Keputusan Karir Siswa………... 27

5. Konstruk Penelitian Terdahulu Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir……… 30


(7)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Konsep Program Bimbingan Karir……….... 34

1. Definisi Program Bimbingan Karir………. 34

2. Kerangka teoritik program bimbingan karir……… 36

C. Kerangka Pemikiran, Asumsi dan Hipotesis Penelitian……… 58

1. Kerangka Pemikiran……… 58

2. Asumsi dan Hipotesis Penelitian………. 60

BAB III. METODE PENELITIAN……….. 62

A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian………. 62

B. Populasi dan Sampel Penelitian………. 64

1. Populasi Penelitian……….. 64

2. Sampel Penelitian……… 64

C. Definisi Operasional……….. 66

D. Teknik Pengumpulan Data……… 67

E. Pengembangan Instrumen Penelitian………. 67

F. Pengembangan Program Hipotetik Bimbingan Karir……… 76

1. Penyusunan Draf Program Hipotetik……….. 76

2. Uji Kelayakan Program………... 77

G. Prosedur Pengolahan Data……… 77

H. Teknik Analisis Data………. 78

I. Prosedur Penelitian……… 83

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 86

A. Deskripsi Hasil Penelitian……….. 86

1. Profil Kemampuan Keputusan Karir Siswa kelas IX SMP Kartika XIX-2 Bandung………. 86

2. Gambaran Kondisi Awal Kemampuan Keputusan Karir Siswa….. 92

3. Kelayakan Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Keputusan Karir Siswa……….. 93

4. Keefektifan Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa kelas IX SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015………... 105


(8)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pembahasan Profil Kemampuan Keputusan Karir Siswa Kelas

IX SMP Kartika XIX-2 Bandung……….. 111

2. Pembahasan Rumusan Program Bimbingan Karir yang Layak Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa…. 123 3. Pembahasan Uji Evektifitas Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa………… 126

C. Keterbatasan Penelitian………. 128

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI……… 130

A. Simpulan………. 130

B. Implikasi..………... 131

C. Rekomendasi………. 133

DAFTAR PUSTAKA………. 136

RIWAYAT HIDUP……… 140


(9)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini dibahas tentang latar belakang masalah yang menjadi titik tolak penelitian, identifikasi masalah dan pertanyaan penelitian, penjelasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi tesis, dan alur kerangka penelitian.

A.Latar Belakang Masalah

Era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi, telah berdampak pada munculnya bidang-bidang baru dalam dunia pekerjaan. Bidang pekerjaan semakin terspesifikasi sehingga disamping dirasakan semakin banyak dan luas juga mempersyaratkan kemampuan khusus. Sementara itu, persaingan untuk memasuki dunia kerja juga semakin ketat dan kompetitif. Disisi lain, terjadinya paradigma baru dalam penerimaan pegawai atau karyawan dari system formasi ke kualifikasi telah menuntut perlunya persiapan sumber daya manusia yang lebih berkualitas dan optimal sehingga dapat menghasilkan calon-calon tenaga kerja yang handal, kualified dan komperhensif dalam memasuki dunia kerja.

Survei terbaru Badan Pusat Statistik (BPS, 2013) mengungkap fakta bahwa pengangguran terbuka sampai saat ini di Negara Republik Indonesia sebanyak 7.170.523 orang. Fakta ini menjadi pedoman bahwa sangat perlunya pengarahan ataupun bimbingan lebih lanjut dalam setiap lini pendidikan agar kedepannya masalah pengangguran di Indonesia dapat teratasi.

Dalam konteks pendidikan di Sekolah, upaya membantu siswa dalam merencanakan keputusan karir di masa mendatang secara tepat merupakan aspek yang sangat krusial, sehingga telah menempatkan pentingnya layanan bimbingan karir bagi siswa sebagai bagian integral dari pelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah untuk meningkatkan pengenalan, pemahaman dan kesadaran diri siswa (Manrihu, 1988, hlm. 15-17).


(10)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian Budiamin (2002, hlm, 259-266) menyatakan bahwa kemampuan siswa SMU di kabupaten Bandung dalam merencanakan masa depan menunjukkan, 90% siswa menyatakan bingung dalam memilih karir masa depannya dan 70% siswa menyatakan perencanaan masa depan tergantung pada pilihan orang tua. Hasil penelitian di atas, meyatakan kesulitan yang dihadapi siswa dalam membuat keputusan, membuat mereka menyerahkan pilihan karir pada orangtua dari pada pilihannya sendiri atau cenderung mengikuti pilihan teman.

Hasil penelitian Maulani (2010) menunjukkan kondisi nyata kemandirian prilaku siswa SMP Al-Falah Dago Bandung dalam membuat keputusan karir berada pada kategori 31% tinggi 49% sedang dan 20% rendah. Hasil ini menunjukkan bahwa masih terdapat banyak siswa yang belum dapat membuat keputusan secara mandiri karirnya. Lebih lanjut, Jamilah (2013) penelitiannya tentang kemampuan pembuatan keputusan karir siswa di kelas XII Man 1 kota Bandung tahun ajaran 2010/2011 menunjukkan bahwa secara umum kemampuan pembuatan keputusan karir siswa 60% berada pada kategori sedang dan 23% berada pada kategori rendah.

Safrudin (2010) dalam penelitiannya di salah satu sekolah menengah di Karawang, mengungkap bahwa saat ini tingkat kemampuan perencanaan dan pengambilan keputusan karir siswa masih pada kategori sedang dan bahkan masih ada siswa yang berada pada kategori rendah.

Beberapa pemaparan fakta di atas secara umum dapat dikatakan bahwa siswa saat ini sepenuhnya di setiap jenjang pendidikan belum mempunyai kesiapan dalam hal: Perencanaan karir, eksplorasi karir, pengetahuan tentang membuat keputusan karir, dan realisme keputusan karir.

Sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang disebutkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa yang dilaksanakan melalui pendidikan. Cita-cita tersebut senada dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Republik


(11)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3 yang berisi sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Fungsi tersebut bermakna bahwa pendidikan merupakan dasar bagi kemajuan dan kelangsungan hidup individu. Melalui pendidikan diharapkan potensi individu berkembang ke arah individu yang berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi seorang yang bertanggung jawab. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan kegiatan pembelajaran secara formal maupun informal pada setiap jenjang pendidikan.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus berupaya membantu siswa untuk mengembangkan diri juga menggali potensi yang dimiliki untuk mencapai kesuksesan di masa depan. Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan salah satu tingkat satuan pendidikan pada pendidikan formal yang harus ditempuh oleh siswa.

Manrihu (1992, hlm. 112-114) menjelaskan bahwa masalah-masalah memilih sekolah lanjutan merupakan masalah yang penting di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada fase perkembangan, siswa SMP berada pada rentang usia 12-15 tahun digolongkan pada fase awal pubertas yang pada hakikatnya mereka lebih asik bersama teman-teman sebaya yang sejenis dan lebih menginginkan kebebasan. Super, (Munadir, 1996, hlm. 93-96) menyebutkan bahwa siswa SMP berada pada rentang usia 12-15 tahun digolongkan pada tahap transisi antara tahap pertumbuhan dan tahap eksplorasi yakni pada tahap ini seseorang lebih ditekankan pada pencarian informasi, pengenalan diri, kesadaran yang mendalam mengenai diri, meyakini kemampuan, potensi dan cita-cita diri sendiri. Kesadaran siswa SMP tersebut, seharusnya siswa sudah dapat berusaha belajar dari


(12)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lingkungan dan mulai mencari nilai-nilai tertentu seperti kebaikan, tanggung jawab, dan memilih apa yang diyakininya.

Kemampuan keputusan mutlak adanya bagi setiap individu. Ragam kehidupan dengan segala dinamika dan permasalahannya bermuara kepada keharusan seseorang membuat keputusan yang tepat, cerdas dan dilakukan secara bertanggung jawab. Ditinjau dari perkembangan kognitif pada masa remaja, Piaget (Sciarra. 2004, hlm. 129) menyatakan bahwa remaja dengan rentang umur 12-15 tahun berada pada tahap berpikir formal yang sekiranya dapat berfikir abstrak dan logis dalam membuat keputusan. Suatu keputusan yang dibuat dianggap tepat jika keputusan tersebut didasarkan pada sejumlah pertimbangan yang memperhatikan segala faktor. Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Santrock (2007, hlm. 362), membuat keputusan adalah sebuah pemikiran di mana individu mengevaluasi berbagai pilihan dan memutuskan pilihan dari sekian banyak pilihan.

Supriatna (2010, hlm. 22), menjelaskan bahwa posisi siswa sekolah menengah sedang berada pada tahap eksplorasi dalam perkembangan karirnya, salah satu tugas perkembangan yang harus dicapai oleh siswa adalah mengenal keterampilan pembuatan keputusan karir dan memperoleh informasi yang relevan untuk membuat keputusan karir. Dengan kemampuan pembuatan keputusan karir yang dimiliki, siswa akan mampu menentukan sekolah lanjutan yang akan ditempuh sesuai dengan kemampuan, minat dan bakatnya. Namun pembuatan keputusan karir bukan merupakan tindakan yang mudah bagi siswa. Sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Santrock (2007, hlm. 485), bahwa “..banyak remaja yang berada dalam kebimbangan, ketidakpastian dan stress dalam pembuatan keputusan”. Pendapat tersebut diyakinkan oleh Friedman (Gati. 2001, hlm. 331) yang melakukan penelitian pada remaja kelas IX, X dan XI di Israel. Pada penelitian yang dilakukannya, Friedman menjelaskan bahwa masalah yang banyak dihadapi remaja adalah masalah kependidikan (43% dari masalah berkisar tentang pendidikan dan keputusan karir).


(13)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam life span tahap dari teori Erikson perkembangan identitas diri adalah tugas perkembangan utama pada masa remaja. Eksplorasi dan pembentukan komitmen dipandang sebagai dua dimensi penting dalam pembangunan identitas. Dengan eksplorasi, individu secara serius mempertimbangkan berbagai kemungkinan sebelum mereka membentuk komitmen. Pembentukan komitmen berarti membuat pilihan tentang apa yang sebenarnya penting bagi mereka, dan bagaimana mereka terlibat secara pribadi (Kunnen, et al. 2013). Sekolah dan karir adalah domain yang paling penting di mana komitmen harus dipilih dan untuk mempelajari pilihan karir sebagai bagian dari pengembangan jati diri, pengetahuan yang diperlukan tentang jalur perkembangan pembentukan komitmen.

Kunnen et al. (2013) menyatakan perkembangan identitas dimulai dari suatu kondisi yang ditandai oleh rendahnya tingkat eksplorasi. Jadi bisa dikatakan bahwa kekuatan komitmen seseorang dalam memilih tergantung keberhasilan dalam tahap explorasi. Pada kasus komitmen karir, komitmen tersebut terdiri dari kesesuaian antara studi atau karir yang dipilih dan nilai-nilai pribadi, keterampilan, dan preferensi. Ini berarti bahwa komitmen kejuruan dalam bentuk yang optimal bukan hanya pilihan yang dirasakan semenarik saat ini, tetapi mencakup pengetahuan tentang siapa seseorang dan ingin menjadi apa nantinya, sehingga memerlukan pengembangan komitmen pribadi.

Hasil dari berbagai penelitian yang dipaparkan di atas, hendaknya lembaga pendidikan formal yakni sekolah tidak hanya menyediakan program akademik saja, tetapi juga harus dilengkapi dengan program layanan bimbingan dan konseling yang dapat memfasilitasi siswa untuk berkembang dan dapat memaksimalkan segala potensi yang ada pada dirinya, agar siswa tidak mengalami hambatan dan kesulitan dalam memilih jurusan dan kelanjutan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

Bimbingan karir merupakan salah satu bidang layanan dari bimbingan dan konseling. Yusuf (2009, hlm. 56) mengemukakan bahwa bimbingan karir bertujuan membantu siswa agar dapat mengenal dan memahami dirinya,


(14)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengenal pendidikan lanjutan dan dunia kerja, dan mengembangkan masa depannya yang sesuai dengan bentuk kehidupannya yang diharapkan. siswa melalui bimbingan karir diharapkan mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggungjawab atas apa yang diambilnya, sehingga mereka mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.

Bimbingan karir di sekolah sangat penting dalam membantu siswa agar dapat melakukan pilihan dan membuat keputusan karir berdasarkan informasi dan saran yang diberikan oleh konselor. Pemberian informasi dan saran dari konselor atau guru bimbingan dan konseling tersebut sesuai dengan prinsip bimbingan karir yang dikemukakan oleh Supriatna (2010, hlm. 15) bahwa “bimbingan karir berperan memfasilitasi siswa untuk mempertimbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan karir melalui pembuatan keputusan yang tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya”. Salah satu upaya untuk membantu siswa menghadapi masalah karir tersebut yaitu dengan menyusun sebuah program bimbingan karir yang efektif untuk mengembangkan kemampuan keputusan karir siswa.

Program bimbingan karir merupakan rencana kegiatan yang disusun secara operasional dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan pelaksanaannya. Faktor itu berupa masukan yang terdiri dan aspek tujuan, jenis kegiatan, personil, waktu, teknik atau strategi, pelaksanaan dan fasilitas lainnya (Suherman dan Sudrajat, 1998, hlm. 1).

Fokus permasalahan karir pada penelitian ini adalah pilihan kelanjutan pendidikan yang sesuai dengan pilihan karir siswa. Studi terhadap tingkat kemampuan keputusan karir siswa dapat dijadikan landasan dalam pengembangan program bimbingan yang dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan keputusan karir, agar siswa nantinya dapat memilih sekolah lanjutan sesuai dengan keinginan, bakat dan potensi yang ada dalam dirinya.


(15)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B.Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Pemaparan latar belakang di atas menjelaskan berbagai permasalahan tentang kurangnya kesiapan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) saat ini dalam pembuatan keputusan karir. Kesulitan yang dihadapi dalam pembuatan keputusan, membuat mereka menyerahkan pilihan jenjang sekolah lanjutan pada orangtua dari pada pilihannya sendiri. Siswa juga terpengaruh oleh teman sepergaulannya tanpa memperhatikan kemampuan yang dimilikinya (Budiamin. 2002, hlm, 259-266). Sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Santrock (2008, hlm. 485), bahwa “banyak remaja yang kebimbangan, ketidakpastian dan stress dalam pembuatan keputusan”. Jika kondisi ini terus dibiarkan, maka para siswa akan terus menerus membuat keputusan karir tanpa alasan yang tepat dan tentu akan berpengaruh terhadap karirnya di masa depan.

Masalah utama yang harus segera dijawab melalui penelitian ini adalah program bimbingan karir seperti apa yang efektif mengembangkan kemampuan keputusan karir siswa kelas IX di SMP? Masalah pokok tersebut secara rinci dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana profil kemampuan keputusan karir siswa kelas IX di SMP? 2. Seperti apa rumusan program bimbingan karir secara hipotetik yang layak

menurut pakar dan praktisi?

3. Bagaimana gambaran keefektifan program bimbingan karir untuk mengembangkan kemampuan keputusan karir siswa di kelas IX SMP?

C.Penjelasan Istilah

Rumusan masalah di atas memiliki dua istilah yang harus dijelaskan, yaitu kemampuan keputusan karir dan program bimbingan karir. Kedua istilah tersebut dijelaskan sebagai berikut.


(16)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Kemampuan Keputusan Karir

Para ahli seperti Dillard, Tolbert, Super, Amundson, Tiedeman, dan Supriatna mengungkapkan pengertian kemampuan pembuatan keputusan karir sebagai berikut.

Dillard (1985, hlm. 56) menjelaskan bahwa “kemampuan keputusan karir merupakan hal penting dalam perencanaan karir”. Dalam proses tersebut akan diketahui seberapa tepat individu membuat keputusan akan menentukan seberapa efektif ia berada dalam mencapai tujuan karir. Lebih lanjut Dillard menambahkan bahwa kemampuan keputusan karir membutuhkan serangkaian keterampilan, diantaranya individu mempelajari perilaku, menggambarkan cara untuk memecahkan masalah dan kemudian membuat keputusan.

Sejalan dengan pendapat Dillard di atas, Tolbert (Manrihu, 1992, hlm. 33-34), menyebutkan istilah pengambilan keputusan karir untuk kemampuan keputusan karir. Tolbert menjelaskan bahwa “kemampuan keputusan karir adalah suatu proses sistematis dari berbagai data yang digunakan dan dianalisis atas dasar prosedur-prosedur yang eksplisit dan hasilnya dievaluasi sesuai dengan yang diinginkan individu”. Jadi dapat diperjelas bahwa seseorang dalam pembuatan keputusan karirnya didasari oleh serangkaian keterampilan, diantaranya individu mempelajari perilaku, menggambarkan cara untuk memecahkan masalah dan kemudian membuat keputusan.

Super (Sharf, 1992, hlm. 157-158), mengungkapkan bahwa kemampuan keputusan karir didasari oleh aspek pengetahuan, aspek sikap terhadap karir serta aspek keterampilan; (a) aspek pengetahuan yang mendasari kemampuan dalam pembuatan keputusan karir adalah pengetahuan tentang langkah-langkah membuat keputusan karir, kesesuaian suatu karir dengan kemampuan bakat, minat, serta pengetahuan tentang pentingnya pembuatan keputusan karir secara mandiri, (b) aspek sikap terhadap penilaian keterlibatan, keinginan mempelajari informasi serta aktivitas penunjang, dan (c) aspek keterampilan pembuatan keputusan karir


(17)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengacu kepada penggunaan pengetahuan dan penggunaan pikiran dalam

pembuatan keputusan karir”.

Amundson (1995, hlm. 11-15), menjelaskan bahwa “keputusan karir adalah proses yang terjadi sepanjang hidup sebagai usaha yang dilakukan individu untuk perubahan melalui keterampilan dalam bidang pendidikan, pekerjaan dan pengalaman hidup lainnya”. Amundson menambahkan bahwa, untuk memiliki kemampuan keputusan karir, individu membutuhkan kesadaran tidak hanya dalam teknik pembuatan keputusan tetapi juga adanya keinginan untuk membentuk persepsi, mengetahui apa yang menentukan dalam sebuah keputusan, memahami bagaimana keputusan itu dibuat dan memahami bagaimana hasil keputusan itu dilaksanakan.

Pernyataan Amundson di atas tentang kemampuan pembuatan keputusan karir lebih menekankan bahwa pengambilan keputusan karir seseorang didasarkan pada kesadaran dan keinginan seseorang dalam memilih sesuai dengan apa yang terbaik untuk dirinya.

Tiedeman dan O’Hara (Brown, 2002, hlm. 312-315) menyebukan bahwa

career decision making is: a response to the need we perceive to expand the horizons of previosiusly mapped dimensions of career development and

decision-making proceses”. Arti dari pernyataan di atas, yaitu membuat keputusan karir adalah sebuah jawaban yang kita perlukan untuk mengembangkan ketertarikan dengan perencanaan yang matang dari perkembangan karir dan proses membuat keputusan pemilihan karir.

Pendapat Tiedeman dan O’Hara diatas secara sederhana dapat diartikan

bahwa kemampuan keputusan karir adalah proses perkembangan karir yang berkesinambungan dengan mempertimbangkan dan merencanakan secara matang dalam mengambil keputusan. Sejalan dengan beberapa pendapat di atas, Supriatna (2010, hlm. 55), mengungkapkan bahwa:

Kemampuan keputusan karir didasarkan oleh tiga hal yaitu pengetahuan, kesiapan dan keterampilan sebagai berikut: (a) pengetahuan ditandai dengan indikator-indikator yang meliputi: pemahaman diri, tujuan hidup, lingkungan, nilai-nilai, dunia kerja. (b) kesiapan ditunjukkan


(18)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan indikator keyakinan dan keinginan. (c) keterampilan membuat keputusan merupakan tindakan nyata atau in action.

Pendapat di atas berarti kemampuan keputusan karir siswa adalah proses penentuan pilihan-pilihan kegiatan yang mendukung atau relevan dengan karir masa depan siswa yang sesuai dengan dirinya dengan mempertimbangkan pengetahuan diri dan kesiapan diri (sikap) dalam mengambil keputusan.

Berbagai pendapat para ahli yang telah dipaparkan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pada hakikatnya kemampuan keputusan karir adalah kompetensi individu dalam menentukan pilihan karir sesuai dengan keinginannya yang didasarkan atas aspek pengetahuan diri, sikap dan kemampuan yang akan mempengaruhi masa depannya. Aspek pengetahuan diri ditandai dengan kesadaran diri, pengidentifikasian nilai-nilai, pertimbangan lingkungan, Aspek sikap ditandai dengan keyakinan diri, keinginan diri, dan keterlibatan diri. Aspek kemampuan ditandai dengan pemahaman langkah-langkah pembuatan keputusan karir dan pembuatan keputusan karir secara mandiri dalam pemilihan karir.

2. Program Bimbingan Karir

Pelayanan bimbingan di sekolah, terlaksana dengan mengadakan sejumlah kegiatan bimbingan. Kegiatan-kegiatan tersebut terselenggara dalam suatu program bimbingan. Winkel (1991, hlm. 105), bahwa “program bimbingan adalah suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana dan terorganisasi dan terkoordinasi selama periode tertentu”.

Artinya, program bimbingan dan konseling merupakan aspek penting yang harus ada dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Program bimbingan dan konseling di sekolah terdiri dari program bimbingan pribadi-sosial, program bimbingan akademik dan program bimbingan karir.

Program bimbingan karir yang dimaksud dalam penelitian ini adalah serangkaian kegiatan bimbingan yang disusun secara rinci dan terstruktur yang berorientasi pada kebutuhan karir siswa untuk membantu mengembangkan kemampuan keputusan karir. Supriatna (2010, hlm. 22) menjelaskan tugas


(19)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkembangan karir pada masa eksplorasi yang dapat menjadi pedoman pembuatan keputusan karir yakni sebagai berikut:

a. Mengenal keterampilan membuat keputusan karir dan memperoleh informasi yang relevan untuk membuat keputusan karir.

b. Menyadari minat dan kemampuan dan menghubungkannya dengan kesempatan karir.

c. Mengidentifikasi bidang dan tingkat pekerjaan yang cocok dengan minat dan kemampuan.

d. Memperoleh latihan untuk mengembangkan keterampilan dan mempercepat memasuki pekerjaan guna memenuhi minat dan kemampuannya.

Berdasarkan tugas perkembangan karir pada masa eksplorasi diatas, Program bimbingan kemampuan keputusan karir pada penelitian ini menggunakan

ground theory dari perkembangan karir yang dibuat oleh Super (Crites, 1981; Sharf, 1993; Savikas, 2001) yang dimodifikasi sesuai dengan taraf kebutuhan siswa pada umur 12-15 tahun yang digolongkan pada tahap transisi antara tahap pertumbuhan dan tahap eksplorasi.

Super (Munadir, 1996, hlm. 93-96) Pada tahap ini seseorang lebih ditekankan pada pencarian informasi, pengenalan diri, kesadaran yang mendalam mengenai diri, meyakini kemampuan, potensi dan cita-cita diri sendiri. Adapun program bimbingan karir yang disusun untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan keputusan karir dilaksanakan dalam tiga tahapan layanan, yakni; Tahap awal(orientasi), tahap inti, dan tahap akhir.

Tiga tahapan layanan pada program bimbingan karir pengembangan kemampuan keputusan karir ini dijalankan pada sembilan sesi layanan, yaitu: (1) sesi pengungkapan kondisi awal; (2) sesi pemahaman umum kemampuan keputusan karir siswa; (3) sesi kesadaran diri; (4) sesi pertimbangan lingkungan; (5) sesi keyakinan diri; (6) sesi keinginan diri; (7) sesi keterlibatan diri; (8) sesi refleksi; dan (9) sesi penutup. Selanjutnya, akan dikembangkan dengan menggunakan struktur program bimbingan karir.


(20)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara operasional, program bimbingan karir adalah program bimbingan yang dibuat secara sistematis yang dirancang berdasarkan teori keputusan karir dari teori perkembangan karir; serta dipadukan secara praktis dengan hasil kondisi awal profil kemampuan keputusan karir siswa kelas IX SMP. Program bimbingan karir yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan pedoman pelaksanaan kegiatan bimbingan karir yang direncanakan secara sistematis yang dirancang berdasarkan aspek pengetahuan diri dan sikap siswa untuk mengembangkan keputusan karir siswa kelas IX SMP. Struktur program bimbingan karir yang dibuat akan berisi; (a) Rasional, (b) deskripsi kebutuhan, (c) tujuan program, (d) sasaran program, (e) tahapan kegiatan, (f) pengembangan tema/ topik, (g) pengembangan satuan kegiatan layanan bimbingan dan konseling (SKLBK), (h) evaluasi dan tindak lanjut, dan (I) indikator keberhasilan.

D.Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menghasilkan program bimbingan karir yang efektif untuk mengembangkan kemampuan keputusan karir siswa kelas IX di SMP.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan fakta empirik tentang:

1. Profil kemampuan keputusan karir siswa kelas IX di SMP.

2. Rumusan program bimbingan karir yang layak menurut pakar dan praktisi. 3. Keefektifan program bimbingan karir untuk mengembangkan kemampuan

keputusan karir siswa kelas IX di SMP.

E.Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat baik secara teoretis maupun secara praktis.

Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat dalam pengembangan konsep program bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan keputusan karir siswa dan memperkaya khasanah teori karir dan konsep karir yang berkenaan dengan teori keputusan karir di Sekolah Menegah Pertama (SMP).


(21)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara praktis, penelitian ini berguna bagi guru bimbingan dan konseling di sekolah Menengah Pertama (SMP). Penelitian ini memberikan arahan pelaksanaan kegiatan layanan program kepada guru bimbingan dan konseling dalam melaksanakan bimbingan karir yang sesuai dengan kebutuhan siswa agar dapat mengembangkan program bimbingan di Sekolah. Penelitian ini juga bermanfaat dalam optimalisasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling karir di Sekolah agar siswa mampu membuat keputusan karir secara tepat khususnya pada kelas IX.

F. Struktur Organisasi Tesis

Penulisan tesis ini dibagi menjadi lima bagian, yaitu bagian pendahuluan, tinjauan pustaka, meotodologi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta bagian kesimpulan. Masing-masing bagian ini memiliki penjelasan yang menyeluruh dan terdapat penekanan tertentu.

Bagian pendahuluan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: latar belakang masalah yang menjadi titik tolak penelitian, identifikasi masalah dan pertanyaan penelitian, penjelasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi tesis dan alur kerangka penelitian. Bagian latar belakang menjelaskan mengenai alasan pentingnya melakukan penelitian ini. Bagian identifikasi masalah dan pertanyaan penelitian ini menjelaskan mengenai masalah-masalah yang diungkap dalam penelitian agar penelitian yang dilakukan lebih terarah. Bagian penjelasan istilah berisi pokok istilah pembahasan yang harus dijelaskan dan menjelaskan mengenai batasan-batasan terhadap permasalahan yang diteliti sehingga tidak keluar dari hal-hal yang diteliti. Dalam bagian identifikasi masalah ini juga terdapat rumusan masalah.. Bagian tujuan penelitian ini berisi tentang tujuan dilakukannya penelitian. Bagian manfaat penelitian yang menjelaskan mengenai manfaat setelah dilakukannya penelitian bagi berbagai pihak. Bagian struktur organisasi tesis berisi penjelasan mengenai berbagai pokok bahasan pada tesis, serta alur kerangka penelitian merupakan gambaran umum mengenai proses penelitian yang dilakukan.


(22)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagian tinjauan pustaka terdiri dari landasan-landasan teoritis yang terkait dan digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini kajian teori berisi tentang konsep kemampuan keputusan karir, konsep program bimbingan karir, kerangka berfikir, asumsi dan hipotesis.

Pada bagian metodologi penelitian menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam penelitian, subjek yang diteliti dalam penelitian, defenisi operasional yang berguna agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda. Selain itu, dalam metodologi penelitian ini juga dijelaskan mengenai instrumen yang digunakan dalam penelitian tata cara atau prosedur penelitian, cara menganalisis dan mengolah data yang telah didapatkan, serta alur penelitian memperlihatkan tahap yang dilakukan dari awal penelitian sampai memperoleh data.

Pada bagian hasil penelitian memaparkan data-data yang telah didapatkan baik dalam bentuk tabel, gambar, dan grafik serta temuan-temuan yang didapatkan dari proses penelitian. Hasil penelitian ini mengacu pada pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah dijabarkan dalam rumusan masalah pada BAB I. Data-data serta temuan-temuan yang didapatkan selanjutnya dibahas secara menyeluruh untuk menjawab pertanyaan penelitian. Pembahasan ini dikaitkan dengan temuan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain sehingga didapatkan pembahasan yang mendalam.

Pada bagian BAB V terdapat kesimpulan dari hasil penelitian yang dijelaskan secara ringkas. Hasil penelitian ini kemudian dijadikan landasan untuk memberikan saran kepada peneliti lain yang ingin meneliti terkait dengan penelitian ini namun dengan fokus yang berbeda.

G.Alur Kerangka Penelitian

Alur kerangka penelitian merupakan penggambaran tahapan-tahapan yang akan ditempuh peneliti selama penelitian ini berlangsung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi experimental nonequivalent control group design dengan asumsi bahwa penelitian ini akan menguji pelaksanaan program


(23)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bimbingan karir untuk mengembangkan kemampuan keputusan karir siswa. Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap pelaksanaan yakni; (1) Studi pendahuluan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap hasil pelaporan. Adapun lebih jelasnya, kerangka penelitian ini digambarkan berupa bagan pada gambar 1.1 di bawah ini.

Studi Lapangan Pengungkapan Profil

Pendahuluan Identifikasi Masalah

Studi Pustaka

Studi Lapangan Validasi Istrumen Judgement Ahli

Uji Validitas dan Realibilitas Uji Keterbacaan Instrumen Terstandar


(24)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa


(25)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi penjabaran mengenai pendekatan, metode dan desain penelitian. Lokasi, populasi dan sampel penelitian. Definisi operasional, teknik pengumpulan data, pengembangan instrumen penelitian, pengembangan program hipotetik bimbingan karir, prosedur pengolahan data, teknik analisis data, dan. prosedur penelitian.

A.Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian 1. PendekatanPenelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan pada angka-angka (numerikal) yang pengelolaha datanya dengan metode statistik (Campbell, 1963, hlm. 45 dan Cresswell, 2012, hlm. 295). Alasan penggunaan pendekatan kuantitatif pada penelitian ini adalah dimungkinkannya perhitungan statistik guna mengungkap kemampuan keputusan karir siswa dalam memilih karir sesuai dengan pengetahuan diri dan sikapnya.

2. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan program bimbingan yang efektif untuk mengembangkan keputusan karir siswa, sehingga metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Terdapat beberapa bentuk dalam metode penelitian eksperimen, yaitu Pre-Experimental, True Experimental Design, Factorial Design dan Quasi Experimental (Campbell, 1963, hlm. 45; Sugiyono, 2012, hlm. 109; dan Cresswell, 2012, hlm. 307 ).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan bentuk metode Quasi Experimental model desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Menurut Cresswell, (2012, hlm. 307) metode Quasi Experimental


(26)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Eksperimen Kuasi) digunakan dalam penelitian eksperimen apabila mempunyai dua kelompok yang tidak dipilih secara acak. Pada desain penelitian ini sampel penelitian tidak dipilih secara acak untuk menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol melainkan dengan beberapa pertimbangan (Purposive Sampling). Proses pelaksanaan eksperimen kuasi yakni:

a. Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pengukuran awal

b. Perlakuan berupa pelaksanaan program bimbingan karir diberikan kepada kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol tidak diberikan perlakuan. c. Setelah perlakuan, diberikan pengukuran akhir kepada kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

Untuk lebih jelas, desain penelitian ini dapat dilihat pada skema

Nonequivalent Control Group Design pada gambar 3. 1 berikut. Kelas Eksperimen O1 X O2

Kelas Kontrol O3 O4

Gambar 3.1.

Desain penelitian dengan skema Nonequivalent Control Group Design Keterangan:

O1 : Pengukuran sebelum perlakuan (Pretest) untuk mengungkap kondisi awal kemampuan keputusan karir kelas eksperimen.

O2 : Pengukuran setelah perlakuan (Postest) untuk mengungkap kondisi akhir kemampuan keputusan karir kelas eksperimen.

O3 : Pengukuran sebelum perlakuan (Pretest) untuk mengungkap kondisi awal kemampuan keputusan karir kelas kontrol.

O4 : Pengukuran setelah perlakuan (Postest) untuk mengungkap kondisi akhir kemampuan keputusan karir kelas kontrol.

X : Perlakuan berupa layanan program bimbingan karir untuk mengembangkan kemampuan keputusan karir siswa pada kelas


(27)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

eksperimen.

B.Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah siswa SMP Kartika XIX-2 Bandung kelas IX Tahun Ajaran 2014/2015 sebanyak 194 orang. Populasi tersebut dipilih atas dasar pertimbangan bahwa "siswa sekolah menengah berada pada tahapan transisi antara tahap pertumbuhan dan eksplorasi karir dalam perkembangan karirnya" (Sharf, 1991, hlm. 123) Salah satu tugas pada tahap transisi ini adalah mengenal keterampilan pembuatan keputusan karir dan memperoleh informasi yang relevan untuk membuat keputusan karir (Manrihu, 1992, hlm. 139).

Adapun jumlah populasi siswa kelas IX SMP Kartika XIX-2 Bandung tahun ajaran 2014/2015 terdiri dari 6 kelas. Untuk lebih jelas tentang jumlah populasi penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3. 1 berikut.

Tabel 3.1. Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah

1. IX A 31 Siswa

2. IX B 35 Siswa

3. IX C 35 Siswa

4. IX D 31 Siswa

5. IX E 31 Siswa

6. IX F 31 Siswa

Jumlah Total Populasi 194 Siswa

Sumber: Arsip Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kartika XIX-2 Bandung.

2. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling dengan pertimbangan bahwa teknik sampling ini digunakan jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya


(28)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Riduwan, 2012, hlm. 63-64).

Kategori yang menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol pada penelitan ini yakni kelas yang memiliki tingkat kemampuan keputusan karir yang paling rendah dalam populasi dari hasil studi awal kemampuan keputusan karir siswa. Adapun tingkat ketercapaian kemampuan keputusan karir tiap kelasnya disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3. 2.

Tingkat Ketercapaian Kemampuan Keputusan Karir Siswa Kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kartika XIX-2 Bandung

No Kelas Tinggi Sedang Rendah Jumlah Tingkat

Ketercapaian 1. IX A 25,8 % (8 Siswa) 51,6 % (16 Siswa) 22,6 % (7 Siswa) 31 Siswa Kategori sedang 2. IX B 14,3 % (5 Siswa) 48.6 % (17 Siswa) 37,1 % (13 Siswa) 35 Siswa Kategori sedang 3. IX C 8,6 % (3 Siswa) 48,6 % (17 Siswa) 42,9 % (15 Siswa) 35 Siswa Kategori sedang 4. IX D 19,4 % (6 Siswa) 45,2 % (14 Siswa) 35,5 % (11 Siswa) 31 Siswa Kategori sedang 5. IX E 29 % (9 Siswa) 41,9 % (13 Siswa) 29 % (9 Siswa) 31 Siswa Kategori sedang 6. IX F 23 % (7 Siswa) 45,2 % (14 siswa) 32 % (10 Siswa) 31 Siswa Kategori sedang

Jumlah 194

Siswa Kategori Sedang

Sumber: Angket kategorisasi tingkat keputusan karir siswa

Berdasarkan hasil kategori tingkat kemampuan keputusan karir siswa di atas, semua kelas berada pada kategori sedang namun hanya ada dua kelas yang dijadikan sampel penelitian.

Sampel penelitian pada penelitian ini berjumlah 70 siswa. 35 siswa menjadi kelas eksperimen dan 35 siswa menjadi kelas kontrol. Untuk lebih jelas mengenai sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 3. Sampel Penelitian


(29)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Kelas Eksperimen IX C 35 Siswa 2. Kelas Kontrol IX B 35 Siswa

Jumlah Total Sampel 70 Siswa

C.Definisi Operasional

Menghindari terjadinya interpretasi yang berbeda-beda dan kerancuan pemahaman tentang aspek-aspek yang menjadi variabel penelitian, maka berikut penjelasan definisi operasional pada penelitian ini. Berdasarkan identifikasi masalah, terdapat dua konsep pokok dalam penelitian ini yaitu keputusan karir siswa dan program bimbingan karir, yang akan dijelaskan secara operasional sebagai berikut.

1. Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Secara operasional yang dimaksud dengan kemampuan keputusan karir dalam penelitian ini adalah respon siswa terhadap pernyataan tentang kemampuan diri dalam menentukan pilihan kelanjutan studi dan aktivitas produktif yang ditandai dengan pemahaman atas aspek pengetahuan dan sikap.

Indikator dari aspek pengetahuan yakni; (1) kesadaran diri, adalah kemampuan siswa dalam memahami potensi, bakat, dan minat yang ada dalam diri; (2) pengenalan nilai-nilai, adalah kemampuan siswa dalam mengenal macam-macam nilai yang berkembang serta kebenarannya dalam kehidupan sehari-hari; (3) pertimbangan lingkungan, adalah kemampuan siswa dalam mempertimbangkan pilihan kelanjutan pendidikan dengan kondisi lingkungan keluarga dan sosial masyarakat di sekitar.

Indikator dari aspek sikap yakni; (1) keyakinan diri, adalah kepercayaan diri untuk membuat keputusan secara tepat serta optimis dalam melanjutkan studi; (2) keinginan diri, adalah Dorongan diri untuk mencari informasi yang dibutuhkan mengenai pilihan kelanjutan studi yang telah ditetapkan. dan (3) keterlibatan diri, adalah kemampuan dimana siswa dapat melibatkan diri pada aktivitas yang


(30)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjang pilihan kelanjutan studinya.

2. Program Bimbingan Karir

Secara operasional, program bimbingan karir yang dimaksud dalam penelitian ini adalah serangkaian kegiatan bimbingan yang disusun secara rinci dan terstruktur yang berorientasi pada kebutuhan siswa yang diperoleh dari hasil analisis instrumen kemampuan keputusan karir yang telah diberikan untuk membantu meningkatkan kemampuan keputusan karir siswa kelas IX SMP.

Struktur program bimbingan yang dibuat berisi; (a) Rasional, (b)

deskripsi kebutuhan, (c) tujuan program, (d) komponen program, (e) tahapan kegiatan, (f) pengembangan tema, (g) pengembangan satuan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, (f) evaluasi program, tindak lanjut dan indikator keberhasilan.

D.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen berupa Angket. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, baik berupa informasi pribadi maupun informasi tentang keinginan dan persepsi pribadi responden (Arikunto, hlm. 194-195). Angket yang digunakan pada penelitian ini menggunakan angket tertutup dengan bentuk check list guna memudahkan responden untuk memilih pilihan yang sesuai dengan keadaan atau kondisi dirinya. Angket yang digunakan dalam penelitian dikembangkan berdasarkan pengembangan dari perumusan teori mengenai keputusan karir. Butir-butir pernyataan dalam angket merupakan gambaran kondisi kemampuan keputusan karir siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Angket dikembangkan menggunakan skala penilaian model

rating-scales summated ratings, dengan 4 alternatif pilihan interval jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), kurang sesuai (KS), tidak sesuai (TS).


(31)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E.Pengembangan Instrumen Penelitian

Pengembangan instrumen penelitian ini dilakukan dalam rangka memperoleh instrument yang standar sebagai alat pengungkap data profil kemampuan keputusan karir siswa. Pengembangan instrumen ini dilakukan dua kali kegiatan pengujian yaitu pengujian secara konseptual dan empirik yang melibatkan para pakar pendidikan dan evaluasi. Pengujian dimaksudkan untuk mereviu konstruk, konten dan redaksional instrumen.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam rangka pengembangan instrumen yaitu; (1) Perumusan definisi konsep kemampuan keputusan karir; (2) Perumusan definisi operasional kemampuan keputusan karir; (3) Penyusunan kisi-kisi instrumen; (4) Perumusan skoring dan penafsiran instrumen; (5) Penyusunan butir pernyataan instrumen; (6) Pengujian instrumen. Lebih rinci mengenai langkah-langkah pengembangan instrument dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Perumusan Definisi Konsep Kemampuan Keputusan Karir

Definisi konsep kemampuan keputusan karir ini didasarkan atas teori keputusan karir yang bersumber dari beberapa ahli yakni Dillard (1985), Sharf (1992), Tiedeman (1992; 2002), dan Supriatna (2009). Konsep keputusan karir berkaitan dengan kemampuan dalam menggunakan pengetahuan dan pemikiran dalam membuat perencanaan karir (Sharf, 1992, hlm. 157). Keputusan karir merupakan suatu proses yang dipelajari karena serupa dengan membuat keputusan pada bidang-bidang non akademis, keputusan sebagai suatu keterampilan yang dapat digunakan dalam semua bidang kehidupan (Manrihu, 1992, hlm. 107). Sejalan dengan pendapat di atas, Supriatna (2009, hlm. 54) menyatakan keputusan karir adalah "penentuan pilihan karir, pilihan karir adalah pilihan-pilihan kegiatan yang mendukung atau relevan degan karir masa depan peserta didik".

Dillard (1985, hlm. 53-56) menyatakan bahwa "keputusan karir merupakan usaha individu yang melibatkan perasaan, nilai, perilaku, komitmen, persepsi dan informasi yang cocok". Lebih lanjut Dillard menambahkan bahwa dalam membuat keputusan karir dibutuhkan seperangkat


(32)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterampilan. Diantaranya, individu mempelajari perilaku, menggambarkan cara untuk memecahkan masalah dan kemudian membuat keputusan. Dalam membuat keputusan karir individu harus berdasarkan pada aspek pengetahuan diri, informasi lingkungan sekitar dan tanggung jawab. (a) Indikator aspek pengetahuan diri meliputi: pengetahuan akan tujuan karir, pemahaman cara mencapai tujuan karir dan pertimbangan langkah pembuatan keputusan karir. (b) Indikator aspek informasi lingkungan sekitar meliputi: memiliki informasi akurat tentang lingkungan sosial dan fisik (lingkungan pekerjaan), mengetahui fakta-fakta tentang individu lain secara mendetail dan spesifik yang berkaitan dengan pilihan karir. (c) Indikator aspek tanggung jawab: individu menerima dengan senang hati konsekuensi yang dihasilkan dan pilihan.

Sharf (1992, hlm. 157-158) menyatakan bahwa " keputusan karir adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan dan pemikiran untuk membuat perencanaan karir". Kemampuan individu dalam membuat keputusan karir didasari oleh aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Adapun indikator pada setiap aspek yaitu: (1) Pengetahuan yang mendasari kemampuan membuat keputusan karir adalah pengetahuan tentang langkah-langkah pembuatan keputusan karir, kesesuaian karir dengan kemampuan bakat. minat, serta pengetahuan tentang pentingnya membuat keputusan karir secara mandiri. (2) Sikap terdiri atas dua sub dimensi yaitu perencanaan karir dan eksplorasi karir. Indikator sikap tersebut meliputi: mempelajari informasi karir, membicarakan karir dengan orang dewasa, mengikuti kursus sesuai dengan karir yang diharapkan, berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakulikuler sesuai dengan karir yang diharapkan, mengikuti pendidikan atau pelatihan yang mengarah pada karir masa depan. (3) Keterampilan membuat keputusan karir mengacu pada kemampuan menggunakan pengetahuan dan pemikiran untuk membuat keputusan karir.

Menurut Tiedemen dan O'Hara (Shaf, 1992, hlm. 102) keputusan karir adalah upaya individu menyadari semua faktor yang melekat dalam diri untuk membuat keputusan, sehingga mampu membuat pilihan yang tepat didasari oleh pengetahuan tentang diri dan informasi eksternal yang sesuai. Lebih lanjut,


(33)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tiedeman dan O’Hara (Brown, 2002, hlm. 312-315) menyebukan bahwa “career decision making is: a response to the need we perceive to expand the horizons of previosiusly mapped dimensions of career development and decision-making

proceses.” Arti dari pernyataan di atas, yaitu keputusan karir adalah sebuah jawaban yang kita perlukan untuk mengembangkan ketertarikan dengan perencanaan yang matang dari perkembangan karir dan proses membuat keputusan pemilihan karir.

Tiedemen (Sharf, 1992, hlm. 303) menjelaskan tahapan perkembangan dalam membuat keputusan karir sebagai tipe membuat keputusan karir yang menekankan pada diri, nilai diri, dan kesadaran internal dalam membuat keputusan karir. Tahapan membuat keputusan karir terdiri dari tahapan antisipasi dan tahapan penyesuaian. Tahapan antisipasi terdiri dari tahap eksplorasi, tahap, kristalisasi, tahap pilihan dan tahap klarifikasi. Sedangkan tahap penyesuaian terdiri dan tahapan induksi, reformasi dan integrasi.

Menurut Supriatna (2010, hlm. 55), keputusan karir didasarkan oleh tiga hal yaitu pengetahuan, kesiapan dan keterampilan sebagai berikut: (a) pengetahuan ditandai dengan indikator-indikator yang meliputi: pemahaman diri, tujuan hidup, lingkungan, nilai-nilai, dunia kerja. (b) kesiapan ditunjukkan dengan indikator keyakinan dan keinginan. (c) keterampilan membuat keputusan merupakan tindakan nyata atau in action. Pendapat di atas berarti keputusan karir siswa adalah proses penentuan pilihan-pilihan kegiatan yang mendukung atau relevan dengan karir masa depan siswa yang sesuai dengan dirinya dengan mempertimbangkan pengetahuan diri dan kesiapan diri dalam mengambil keputusan.

Dari pendapat para ahli yang telah dipaparkan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pada hakikatnya keputusan karir adalah kemampuan individu dalam menentukan pilihan karir sesuai pemahaman atas aspek pengetahuan diri, sikap dan keterampilan yang akan mempengaruhi masa depannya. Aspek pengetahuan diri ditandai dengan kesadaran diri, pengenalan nilai-nilai, pertimbangan lingkungan. Aspek sikap ditandai dengan keyakinan diri, keinginan


(34)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diri, dan keterlibatan diri. Aspek keterampilan ditandai dengan tindakan penentuan pilihan kelanjutan studi dan aktivitas produktif.

2. Perumusan Definisi Operasional Kemampuan Keputusan Karir

Perumusan definisi operasional kemampuan keputusan karir ini didasarkan pada konsep kemampuan keputusan karir yang telah dirumuskan sebelumnya dari teori keputusan karir oleh beberapa ahli. Secara operasional yang dimaksud dengan kemampuan keputusan karir dalam penelitian ini adalah respon siswa terhadap pernyataan tentang kemampuan diri dalam menentukan pilihan kelanjutan studi dan aktivitas produktif yang ditandai dengan pemahaman atas aspek pengetahuan dan sikap.

Indikator dari aspek pengetahuan yakni; (1) kesadaran diri, adalah kemampuan siswa dalam memahami potensi, bakat, dan minat yang ada dalam diri; (2) pengenalan nilai-nilai, adalah kemampuan siswa dalam mengenal macam-macam nilai yang berkembang serta kebenarannya dalam kehidupan sehari-hari; (3) pertimbangan lingkungan, adalah kemampuan siswa dalam mempertimbangkan pilihan kelanjutan pendidikan dengan kondisi lingkungan keluarga dan sosial masyarakat di sekitar.

Indikator dari aspek sikap yakni; (1) keyakinan diri, adalah kepercayaan diri untuk membuat keputusan secara tepat serta optimis dalam melanjutkan studi; (2) keinginan diri, adalah dorongan diri untuk mencari informasi yang dibutuhkan mengenai pilihan kelanjutan studi yang telah ditetapkan. dan (3) keterlibatan diri, adalah kemampuan dimana siswa dapat melibatkan diri pada aktivitas yang menunjang pilihan kelanjutan studinya.

3. Penyusunan kisi-kisi instrumen

Penyusunan kisi-kisi instrumen yang dikembangkan dari batasan operasional variabel. Untuk setiap indikator, ditentukan beberapa pertanyaan yang dapat mengukur indikator siswa dinyatakan dapat mengambil keputusan karir.

Instrumen yang disusun bertujuan untuk mendapatkan data tentang tingkat kemampuan keputusan karir siswa. Kisi-kisi instrumen dikembangkan dari


(35)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

definisi operasional variabel penelitian keputusan karir yang mencangkup aspek pengetahuan dan sikap. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3. 4

Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Aspek Indikator Ruang lingkup/ Batasan Item

Positif Negatif

Pengetahuan diri

Kesadaran diri Memahami potensi, bakat, dan minat yang ada dalam diri

1, 2, 3, 5, 6, 8

4, 7 8 Pengenalan

nilai-nilai

Mengenal macam-macam nilai yang berkembang serta kebenarannya dalam kehidupan sehari-hari 9, 11, 14, 16 10, 12, 13, 15 8 Pertimbangan lingkungan

Mempertimbangkan pilihan kelanjutan pendidikan dengan kondisi lingkungan keluarga dan sosial masyarakat di sekitar.

17, 18, 19, 20, 21, 22,

23

24 8

Sikap

Keyakinan diri Kepercayaan diri untuk membuat keputusan secara tepat serta optimis dalam melanjutkan studi

25, 26, 27, 28, 29 30, 31, 32 8

Keinginan diri Dorongan diri untuk mencari informasi yang dibutuhkan mengenai pilihan kelanjutan studi yang telah ditetapkan.

33, 34, 37, 38, 39 35, 36, 40 8

Keterlibatan diri Kesadaran untuk melibatkan diri pada aktivitas yang menunjang pilihan kelanjutan studinya. 41, 42, 45, 46 43, 44, 47 7

4. Perumusan Skoring dan Penafsiran Instrumen

Perumusan skoring pada penelitian ini dikembangkan menggunakan skala penilaian model rating-scales summated ratings dengan 4 alternatif pilihan interval jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), kurang sesuai (KS), tidak sesuai (TS). Penentuan konversi skor sebagai standardisasi dalam menafsirkan skor ditujukan untuk mengetahui makna skor yang dicapai individu dalam


(36)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendistribusian responsnya terhadap instrumen. Konversi skor disusun berdasarkan skor yang diperoleh subjek uji coba pada setiap aspek maupun skor total instrumen dengan jumlah kelas. Untuk lebih jelas mengenai perumusan scoring dan penafsiran instrumen akan di jabarkan pada bagian prosedur pengolahan data dan teknik analisis data pada pembahasan selanjutnya.

5. Penyusunan Butir Pernyataan Instrumen

Penyusunan butir pertanyaan untuk masing-masing indikator pada instrumen sesuai dengan yang telah ditentukan dalam kisi-kisi. Pernyataan dirumuskan diantaranya memiliki tingkat sikap terendah dan tertinggi sesuai dengan pedoman scoring untuk menghasilkan tujuan yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai penyusunan butir pertanyaan instrumen penelitian dapat dilihat jelas pada bagian lampiran.

6. Pengujian Instrumen

Pada bagian ini lebih dijelaskan mengenai proses pengujian instrumen agar instrumen tersebut dapat mengukur secara akurat apa yang harus diukur. Dalam istilah lain proses ini dikenal sebagai validasi, yaitu proses untuk membuat suatu alat ukur menjadi absah. Angket sebagai alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini telah melalui tiga tahap pengujian yakni uji kelayakan instrumen, uji keterbacaan, uji validitas dan uji reliabilitas. Untuk lebih jelasnya mengenai proses pengujian akan dijelaskan sebagai berikut.

a.Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan instrumen, bertujuan mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, konstruk, dan isi. Uji kelayakan instrumen dilakukan oleh tiga dosen ahli, yaitu Dr. Mubyar Agustin, M.Pd., Dr. Amin Budiamin, M.Pd., dan Dr. Nurhudaya, M.Pd. Uji kelayakan instrumen dilakukan dengan meminta pendapat dosen ahli untuk memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Item yang diberi nilai M berarti item tersebut dapat digunakan dan item yang diberi nilai TM dapat


(37)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki dua kemungkinan yaitu item tersebut tidak dapat digunakan atau masih dapat digunakan dengan revisi.

Hasil penilaian menunjukkan secara konstruk hampir seluruh item pada instrumen keputusan karir termasuk memadai. Terdapat item-item yang perlu diperbaiki dari segi bahasa dan isi. Hasil penimbangan dari tiga dosen ahli dapat disimpulkan pada dasarnya item-item pernyataan dapat digunakan dengan beberapa perbaikan redaksi supaya mudah dipahami siswa.

b.Uji Keterbacaan

Uji keterbacaan dilakukan terhadap tiga orang siswa SMP yang tidak diikutsertakan dalam sampel penelitian akan tetapi memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel penelitian. Uji keterbacaan dimaksudkan untuk melihat sejauh mana keterbacaan instrumen oleh responden sebelum digunakan untuk kebutuhan penelitian. Hasil uji keterbacaan item pernyataan pada instrumen dapat dipahami oleh tiga orang siswa yang melakukan uji keterbacaan.

c.Uji Validitas dan Reliabilitas

1) Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010, hlm. 211). Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012, hlm. 173).

Uji validitas pada dasarnya menunjukkan pada tingkat ketepatan dalam mengungkap data yang seyogianya diungkap (Rakhmat dan Solehuddin. 2006, hlm. 21). Pengujian validitas butir item menggunakan metode statistika berdasarkan rumus korelasi pearson product moment karena hasil pengukuran instrumen dengan jawaban sangat sesuai (SS), sesuai (S), kurang sesuai (KS), tidak sesuai (TS) menghasilkan skala interval. Selain itu, penggunaan rumus korelasi pearson product moment memerlukan asumsi normalitas dan homogenitas.

Uji validitas instrumen dilakukan kepada 30 orang siswa SMP dengan jumlah item yang diujicobakan sebanyak 50 butir item. Hasil pengujian


(38)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

validitas instrumen kemampuan keputusan karir siswa dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan program SPSS 20.0 for windows (hasil terlampir). Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil uji validitas menunjukkan dari 50 butir item pernyataan dari angket keputusan karir siswa 46 butir dinyatakan valid. Hasil uji validitas disajikan sebagai berikut.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Item

Signifikasi No Butir Item Keterangan Jumlah

Valid

1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, , 45, 46, 47, 48, dan 49

Dipakai 46

Tidak Valid 5, 10, 44, dan 50 Dibuang 4

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan kepada tingkat ketepatan atau kemantapan. Suatu tes atau instrumen dikatakan memiliki taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (Rakhmat dan Solehuddin. 2006, hlm. 21). Makin tinggi harga reliabilitas instrumen, kemungkinan kesalahan yang terjadi akan semakin kecil.

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan pengujian rumus Cronbach’s Alpha. Proses pengujian reliabilitas instrumen ini dilakukan secara statistik dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2007 dan program SPSS 20.0 for windows (hasil terlampir).

Dalam menentukan tingkat koefisien reliabilitas instrumen pada penelitian ini, digunakan kriteria interpretasi nilai reliabilitas sebagai berikut.

Tabel 3. 6


(39)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria Interval Koefisien Kategori

0,80 < r ≤ 1,00 Derajat keterandalan sangat tinggi

0,60 < r ≤ 0,79 Derajat keterandalan tinggi

0,40 < r ≤ 0,59 Derajat keterandalan sedang

0,20 < r ≤ 0,39 Derajat keterandalan rendah R < 0,20 Derajat keterandalan sangat rendah Sumber: Sugiyono. 2008, hlm. 216

Hasil perhitungan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan program SPSS 20.0 for windows dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 3. 7

Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0.960 50

Berdasarkan tabel 3.9 di atas, diperoleh gambaran nilai koefisien reliabilitas dengan menggunakan pengujian rumus Cronbach’s Alpha adalah 0,960. Maka dapat disimpulkan bahwa instrumen kemampuan keputusan karir siswa dalam penelitian ini reliabel dengan tingkat keterandalan sangat tinggi. Tingkat keterandalan sangat tinggi berarti instrumen yang digunakan baik dan dapat dipercaya sebagai alat ukur dan pengumpul data kemampuan keputusan karir siswa kelas IX SMP.

F. Pengembangan Program Hipotetik Bimbingan Karir

Pengembangan program hipotetik bimbingan karir dilakukan dalam rangka mengembangkan program bimbingan karir yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan keputusan karir siswa. Kegiatan pengembangan program hipotetik bimbingan karir ini dilakukan dua kali kegiatan, yaitu: (1) Penyusunan draft program hipotetik dan (2) uji kelayakan program secara konseptual dan empirik dengan melibatkan para pakar pendidikan dan evaluasi. Pengujian dimaksudkan


(40)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(5) Uji Coba Program

(4) Validasi Program (1)

Pengkajian konsep Bimbingan Karir dan

keputusan karir

(2)

Kajian empiris tentang profil keputusan karir

siswa

(3)

Pengembangan Program Hipotetik

(6) Program yang di Rekomendasikan

untuk mereviu konstruk, konten dan redaksional program.

1. Penyusunan Draf Program Hipotetik

Setelah memperoleh landasan teoritis mengenai konsep keputusan karir serta data awal tentang profil keputusan karir siswa di Sekolah, maka kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah pengembangan program bimbingan karir. Dalam mengembangkan program bimbingan karir diawali dengan menyusun darft program yang meliputi, (a) rasional; (b) deskripsi kebutuhan; (c) tujuan program; (d) sasaran program; (e) tahapan kegiatan; (f) pengembangan tema/topik; (g) evaluasi dan tindak lanjut; dan (h) indikator keberhasilan.

Sedangkan perangkat program berisi pedoman khusus operasional program meliputi; (a) modul satuan layanan BK; dan (b) modul materi dan lembar refleksi kegiatan program bimbingan karir siswa.

Alur kegiatan pengembangan program yang dimaksud adalah seperti gambar di bawah ini.

2. Uji Kelayakan Program

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan program sebelum dilaksanakan. Uji kelayakan program ini dinilai oleh tiga orang dosen ahli dalam bidang program dan satu orang praktisi Bimbingan dan Konseling di sekolah. Penilaian dilakukan melalui draft penilaian dengan pemberian tanda

cheklist ( ) dengan memakai empat skala penilaian yaitu; (1) = program kurang

Gambar 3. 2.

Skema Langkah Penyusunan Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Keputusan Karir Siswa


(41)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memadai; (2) = program cukup memadai; (3) = program memadai; (4) = program

sangat memadai.

Untuk lebih jelas terhadap penilaian program oleh pakar dan praktisi dapat dilihat pada tabel 3. 10 sebagai berikut.

Tabel 3. 8

Penilaian Pakar Terhadap isi Program Bimbingan Karir

No Komponen Program

Skala

Penilaian Komentar/ Saran 1 2 3 4

1. Rasional

2. Deskripsi Kebutuhan 3. Tujuan Program 4. Sasaran Program 5. Tahapan Kegiatan

6. Pengembangan Tema/ Topik 7. Pengembangan SKLBK 8. Evaluasi Dan Tindak Lanjut 9. Indikator Keberhasilan

Sumber data: Ahli Program BK dan Praktisi

G.Prosedur Pengolahan Data

Prosedur pengolahan data yang dilaksanakan pada penelitian ini meliputi penyeleksian data dan penyekoran. Langkah prosedur pengolahan data dijelaskan sebagai berikut.

1. Penyeleksian Data

Penyeleksian data bertujuan untuk memilih data yang memadai untuk diolah berdasarkan kelengkapan jawaban, baik identitas maupun jawaban. Penyeleksisan data ini adalah penyeleksian dan pengecekan kelengkapan jumlah angket yang terkumpul dan terjawab oleh siswa yang harus sesuai dengan jumlah angket yang disebarkan.

2. Penyekoran Data

Instrumen menggunakan skala penilaian model rating-scales summated ratings dengan 4 alternatif pilihan interval jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), kurang sesuai (KS), tidak sesuai (TS). Penggunaan skala empat


(1)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Kepada Wali Kelas

Peran wali kelas dalam tataran pembinaan langsung pada siswa sangat diharapkan karena tidak dapat dipungkiri bahwa program bimbingan yang dilakukan di kelas tidak dapat optimal apabila tidak ada arahan terlebih dahulu dari wali kelas. Oleh karena itu, rekomendasi dari hasil penelitian ini kepada wali kelas yakni:

a. Wali kelas diharapkan dapat membantu terlaksananya program dan layanan yang diberikan kepada siswa dengan menciptakan lingkungan dan situasi kondusif sebelum dan setelah pelaksanaan program.

b. Wali kelas diharapkan dapat membantu guru bimbingan dan konseling dalam mengidentifikasi siswa yang membutuhkan pelayanan bimbingan dan konseling khususnya dalam mengambil keputusan bidang karir.

3. Kepada Guru Bimbingan dan Konseling

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek kemampuan keputusan karir berkaitan erat dengan perkembangan karir siswa. Oleh karena itu rekomendasi dari hasil penelitian ini kepada guru bimbingan dan konseling atau pembimbing antara lain sebagai berikut.

a. Guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan program bimbingan karir ini sebagai bagian terpadu dalam program bimbingan dan konseling pada bidang karir di sekolah.

b. Guru bimbingan dan konseling pada tingkat SMP, dapat menggunakan skala atau angket kemampuan keputusan karir sebagai alat need assessment untuk mengungkap kemampuan keputusan karir siswa.

c. Guru bimbingan dan konseling dapat mengaplikasikan teknik, strategi, dan materi yang ada dalam program bimbingan karir ini dalam pelaksanaan bimbingan karir kepada siswa di sekolah.

4. Kepada Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini masih terbatas pada aspek yang diteliti, populasi, sampel dan desain penelitian, sehingga masih ada ruang yang masih perlu


(2)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikaji oleh peneliti selanjutnya. Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya yakni:

a. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan pengungkapan profil kemampuan keputusan karir yang masih terbatas pada dua aspek yaitu pengetahuan dan sikap, menjadi tiga aspek utuh kemampuan keputusan karir dengan menambahkan aspek keterampilan.

b. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan tema yang sama, namun pada populasi dan sampel yang berbeda, di antaranya pada siswa SD, MTs, SMA, MA dan Perguruan Tinggi, sehingga dapat menghasilkan profil kemampuan keputusan karir pada jenjang yang lebih luas.

c. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan desain penelitian yang lain untuk mengetahui kestabilan keadaan kemampuan keputusan karir siswa dan dapat menguji pelaksanaan program, sehingga perubahan tingkat kemampuan keputusan karir pada siswa lebih terlihat jelas.


(3)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Amundson, Norman. (1995). An Interactive Model of Career Decision Making. Vancouver, Canada: Journal of Employment Counseling Department of Counseling Psychology Faculty of Education University of British Columbia Volume 32, 11-21.

Bavolar, Joszef. Validation of the Adult Decision-Making Competence in Slovak students. 2013. Judgment and Decision Making, Vol. 8, No. 3, May 2013, pp. 386–392

BPS. (2013). Survei BPS 2013 Pengangguran Terbuka. [Online]. Tersedia di http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_suby ek=06&notab=4. Diakses pukul 20.11 WIB, 26 Maret 2014

Brown, Duane. (2002). Career Choice and Development. San Francisco: Jossey Bass.

Budiamin, Amin. (2002.) Manajemen Layanan Bimbingan Karier pada SMU Negeri di Kabupaten Bandung. Dalam Jurnal Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Psikopedagogia Vol. 2 November 2002, Hal 259-266.

Damanik, Esther. (2011). Program bimbingan karir berdasarkan profil kematangan karir siswa (dikembangkan berdasarkan studi deskriktif siswa kelas XI di SMA Negeri 21 Jakarta ajaran 2010-2011). Tesis pada jurusan BK UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

De Bruin. et al. Individual Differences in Adult Decision-Making Competence. Journal of Personality and Social Psychology. 2007, Vol. 92, No. 5. Hal. 938–956 the American Psychological Association

Depdiknas. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung: Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI.

Dillard, John Milton. (1985). Lifelong Career Planning. Charles E. Merril Publishing Company.

Drosos, Nikos. et al. (2012). Career Beliefs of Greek and Non-Greek Vocational Education Students. Journal Creative Education Vol.3, No.7, Hal. 1241-1250.


(4)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gati, & Saka. (2001). High school students’ career-related decision-making difficulties. Journal of Counseling & Development, 79, 331–340

Gladding, T. Samuel. (2012). Konseling: Profesi yang Menyeluruh. Indeks: Jakarta.

Herr, E. L. & Crammer. S. H. (1984) Career Guidance and Counseling Through the life span. Toronto: Little, Brown and Company.

Hurlock, Elizabeth. (2004). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Kartono, Kartini. (2007). Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: CV. Mandar Maju.

Kidd, Jennifer M. (2006). Understanding career counseling. London: Sage Publications Ltd.

Kunnen, Saskia. The Effects of Career Choice Guidance on Identity Development. 2013. Hindawi Publishing Corporation Education Research International Volume 2013, Article, 9 pages. Universitas Groningen Belanda.

Lapan, Richard T. (2006) Vocational Skills and Outcomes Among Native American Adolescents: A Test of the Integrative Contextual Model of Career Development. Journal Career Development March. 2006. Vol. 54 No. 3. the National Career Development Association.

LEE Ching May, Mimi. (2007). Career Maturity, Career Decision-making Self-efficacy, Interdependent Self-construal, Locus of Control and Gender Role Ideology of Chinese Adolescents in Hong Kong. Journal Hong Kong Baptist University.

Manrihu, Mohammad Thayeb. (1992). Pengantar Bimbingan dan Konseling Karier.

Jakarta: Bumi Aksara

Mar’at. (2009). Sikap Manusia, Perubahan dan Pengukurannya. Jakarta: Gramedia Maulani, Novi. (2010). Program Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Kemandirian Perilaku Siswa dalam Membuat Keputusan Karir. Skripsi pada Jurusan PPB UPI. Tidak diterbitkan.

Munandir. (1996). Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Osipow, Samuel H. (1983). Theories of Career Development. The Ohio State University. New Jersey.


(5)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ruth, Marom. et. al. (1993). Perceived Consequences of Risky Behaviors: Adults and Adolescents. Journal Developmental Psychology.. Vol. 29 No. 3 Hal: 549-563. American Psychologikal Association.Inc.

Santrock. (2007). Adolesence. Alih bahasa Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih.

Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sciarra. (2004). School Counseling: Foundation and Contemporary Issues. Canada: Thomson Brooks/ Cole.

Sharf, Richard. (1992). Applying Career Development Theory to Counseling.

California: Brooks/Cole Publishing Company.

Suherman, Uman & Sudrajat, Dadang. (1998). Evaluasi dan Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Publikasi Jurusan PPB FIP UPI.

Sukardi, Dewa Ketut & Sumiati. (1990). Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukardi, Dewa Ketut. (1993). Psikologi Pemilihan Karier. Jakarta: Rineka Cipta. Sukardi, Dewa Ketut. (1994). Bimbingan Karier di Sekolah-sekolah. Jakarta: CV.

Ghalia indonesia.

Supriatna, Mamat. (2010). Layanan Bimbingan Karir di Sekolah Menengah. Departemen Pendidikan Nasional UPI.

Suryani, Ira Kartika. (2010). Program bimbingan karir untuk meningkatkan kematangan karir siswa menengah kejuruan(studi deskriktif siswa kelas XI di SMK Nasional Depok tahun ajaran 2009-2010). Tesis pada jurusan BK UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Syahbana, Ali. (2012). Peningkatan Kemampuan Berpikir Sistematis Siswa SMP melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning. Educatica Volume 02 Nomor 01, April 2012, halaman 47. Universitas Muhammadiyah Bengkulu.

Udoro, Dwono. (2010). Obsesi Orang Tua atau Cita-Cita Anak?. [Online]. Tersedia di http://dworo.wordpress.com/2010/05/17/obsesi-orang-tuaatau-cita-cita-anak/ Diakses 22 Februari 2013

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika.

UPI. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak Diterbitkan


(6)

Mardi Lestari, 2014

Program Bimbingan Karir Untuk Mengembangkan Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Vondracek, F. W. (2007). Vocational Identity Across The Life Span: A Developmental-Contextual Perspective On Achieving Selft-Realization Through Vocational Careers. London: Man and Work.

Watson, Curtis L. (2010). A study of secondary students’ decision-making

processes with respect to information use, particularly students’ judgements

of relevance and reliability. Australia: International Association of School Librarianship.

Yusuf, Syamsu & Nurihsan, Juntika. (2009). Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yusuf, Syamsu. (2009). Program Bimbingan & Konseling di Sekolah.