Pendapatan Negara dan Hibah Belanja Negara 1.042,10 Keseimangan Primer 41,5 Pembiayaan 91,6

Universitas Kristen Maranatha Target penerimaan pajak setiap tahun mengalami peningkatan secara signifikan, hal ini dapat dilihat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN tahun 2010-2013 sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1.1 Ringkasan APBN 2010 – 2013 2010 2011 2012 2013 LKPP LKPP APBN-P RAPBN

A. Pendapatan Negara dan Hibah

995,3 1.210,60 1.358,90 1.507,70 I. Penerimaan Dalam Negeri 992,2 1.205,30 1.357,40 1.503,30 1. Penerimaan Perpajakan 723,3 873,9 1.016,20 1.178,90 2. Penerimaan Negara Bukan dari Pajak 268,9 331,5 341,10 324,30 II. Penerimaan Hibah 3 5,3 0,80 4,50

B. Belanja Negara 1.042,10

1.295 1.548,30 1.657,90 I.Belanja Pemerintah Pusat 697,4 883,7 1.069,50 1.139 1. KementianLembaga 332,9 417,6 547,90 547,40 2. Non KementrianLembaga 364,5 466,1 521,60 591,60 II. Transfer Ke Daerah 344,7 411,3 478,80 518,90 1. Dana Perimbangan 316,7 347,2 408,40 435,30 2. Dana Otonomi Khusus dan Penyusuaian 28 64,1 70,40 83,60

C. Keseimangan Primer 41,5

8,9 -72,3 -36,90 D. SurplusDefisit Anggaran -46,8 -84,4 -190,10 -150,20 Universitas Kristen Maranatha defisit terhadap PDB 0.73 1.14 2.23 1.62

E. Pembiayaan 91,6

130,9 190,10 150,20 I. Pembiayaan Dalam Negei 96,1 148,7 194,50 169,60 II. Pembiayaan Luar Negeri netto -4,6 -17,8 -4,4 -19,50 KelebihanKekurangan Pembiayaan 44,67 46,5 0,00 0,00 Sumber: www.anggaran.depkeu.go.id Dari tabel di atas, terlihat jelas penerimaan negara dari sektor pajak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN. Kontribusi pajak dalam mendanai pengeluaran negara yang terus meningkat membutuhkan dukungan dari Pemerintah selaku pemungut dan Wajib Pajak untuk memenuhi kewajibannya secara jujur dan bertanggung jawab Hafsyah 2013. Dalam upaya peningkatan penerimaan perpajakan tentunya pemerintah harus memperhatikan Wajib Pajak, upaya yang dilakukan oleh Pemerintah salah satu dimulai dengan Modernisasi Sistem Perpajakan dengan memperhitungkan, membayar, dan melaporkan besarnya pajak terutangnya atau disebut sebagai Self Assessment Syste. Menurut irma 2012 dalam sistem perpajakan yang dianut sekarang ini, yaitu dengan sistem Self Assesment, anggota masyarakat wajib pajak WP diberikan kepercayaan untuk melaksanakan kegotongroyongan nasional melalui sistem menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak terhutang Self Assesment dengan melalui surat pemberitahuan pajak SPP. Dalam hal ini pemerintah memberi nilai tinggi terhadap kebebasan wajib pajak, Universitas Kristen Maranatha maka dari itu pembatasan yang ditetapkan oleh pemerintah terhadap kebebasan wajib pajak ini harus sekecil mungkin. Dalam sistem Self Assesment yang diterapkan, tugas-tugas fiskus sudah jelas, selain memberikan pelayanan dan penyuluhan juga melakukan tugas pengawasan Nur Cahyani 2007. Dasar hukum yang dilakukan pemeriksaan pajak secara reformasi fiskal tahun 1983 adalah Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 pasal 29, kemudian dilakukan perubahan terakhir dengan Undang-undang No. 16 tahun 2000 pasal 29 ayat 1. Namun dalam pelaksanaan menciptakan peluang kecurangan . Kelemahan self assessment system yang memberikan kepercayaan pada Wajib Pajak untuk menghitung, menyetorkan dan melaporkan sendiri pajak terutang, dalam praktiknya sulit berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau bahkan disalah gunakan Tarjo dan Kusumawati, 2006: 102. Belakangan ini profesi pemeriksa pajak atau pun pegawai pajak menjadi sorotan masyarakat, berbagai tindakan kecurangan dan kejahatan terkuak salah satu kasus yang menjadi sorotan ialah kasus Mafia Pajak yang dilakukan oleh Gayus HP Tambunan diduga melakukan penyimpangan pajak pada tahun 2010 sehingga pemeriksa pajak dituntut harus memiliki kemampuan profesional dalam melakukan tugas yang diembannya. Peningkatan profesionalisme pemeriksa pajak merupakan persyaratan utama dalam membangun profesi ini, agar mampu menjalankan tugas- tugas dengan baik. Karyawan yang memiliki profesionalisme tinggi diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pencapaian tujuan organisasi. Selain itu dalam mencapai tujuan organisasi dalam penelitian yang dilakukan Nur Cahyani 2007 tedapat faktor lain yang yang dapat menunjang profesionalisme dalam mencapai tujuan organisasi, kepuasan kerja dan komitmen organisasi juga harus dimiliki. Lui et al., 2003 merumuskan definisi-definisi yang masih ada tentang Universitas Kristen Maranatha profesionalisme dalam literatur manajemen adalah ambisius. Mengadopsi sebuah perspektif sosialisasi, Lui et al., 2003 melihat profesionalisme sebagai nilai-nilai, tujuan dan norma-norma yang dipelajari dalam sosialisasi profesionalisme. Berdasar pada Miner’s 1993 dalam Lui et al., 2003, teori peran motivasi, mengembangkan suatu skala baru dari profesionalisme. Selanjutnya Lui et al., 2003 menyelidiki hasil sebelumnya dan hasil-hasil profesionalisme serta menguji sejumlah hipotesis dari 251 akuntan di Hongkong.. Hasilnya Kepuasan kerja menunjukkan respon efektif seseorang terhadap pekerjaan. Kepuasan kerja menunjukkan respon efektif seseorang terhadap pekerjaan. Indikator khusus yang digunakan untuk menilai kepuasan kerja merupakan obyek sikap khusus, dimana anggota organisasi memiliki beberapa posisi pada ujung suka atau tidak suka atau setuju-tidak setuju. Indikator pekerjaan tersebut meliputi jenis pekerjaan itu sendiri, supervisi, gaji yang diberikan, promosi yang diperoleh serta kondisi kerja yang meliputi rekan kerja maupun suasana kerja. Seringkali kepuasan kerja diperlakukan seolah-olah sama dengan komitmen organisasi namun sebenarnya cukup berbeda yaitu kepuasan kerja berkaitan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap pekerjaan sedangkan komitmen organisasi berkaitan dengan perilaku individu sebagai bagian dari organisasi dan berkeinginan melanjutkan partisipasi aktif didalamnya Nur Cahyani 2007. Penelitian McNeese-Smith 1996 mengkur pengaruh komitmen organisaso terhadap kinerja karyawan . Konsep komitmen muncul dari studi yang mengeksplorasi kaitan atau hubungan antara karyawan dengan organisasi. Motivasi untuk melakukan studi tentang komitmen didasari suatu keyakinan bahwa karyawan yang berkomitmen akan menguntungkan bagi perusahaan karena kemampuan Universitas Kristen Maranatha potensialnya untuk mengurangi turnover dan meningkatkan kinerja.. Hasil penelitian McNeese-Smith 1996 menunjukkan bahwa komitmen organisasi berhubungan signifikan positif terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini dilakukan pada kantor pajak di wilayah Bandung yang merupakan lembaga milik pemerintah dan memiliki peran sebagai sumber penerimaan negara untuk keperluan pembangunan nasional. Alasan dilakukannya penelitian psada kantor pajak di wilayah Bandug karena peneliti adanya kecenderungan penurunan kinerja pegawai pajak setelah terungkap berbagai kasus yang melibatkan pegawai pajak yang disebabkan karena profesionalisme pemeriksa pajak yang rendah yang mengakibatkan rendahnya komitmen organisasi dan kepuasan kerjanya Shafer et al., 2001. Pengukuran kinerja karyawan pada kantor pajak di wilayah Bandung , merupakan salah satu langkah yang dapat ditempuh pada kantor pajak di wilayah Bandung untuk dapat keluar dari masalah tersebut. Berdasarkan uraian di atas, penulis menguji pengaruh tingkat Profesionalisme Fiskus, Kepuasan,Kerja Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Fiskus. Oleh karena itu, peneliti ingin mencoba melakukan penelitian dengan judul “ PENGARUH PROFESIONALISME FISKUS, KEPUASAN KERJA, KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA FISKUS STUDI KASUS PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KAREES BANDUNG ”

1.2 Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Penelitian / Pemeriksaan Faktur Pajak Yang Disampaikan Wajib Pajak (WP) Kepada Fiskus Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan.

2 28 72

Pengaruh Profesionalisme Kerja Pegawai Terhadap Kualitas Pelayanan Publik (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota)

21 149 134

Pengaruh Profesionalisme Kerja Pegawai Terhadap Kualitas Pelayanan Publik (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah)

23 108 190

The Influence of Tax Consciousness, Service Tax Authorities and Tax Sanctions on Tax Compliance (Survey On Individual Taxpayer Conducting Business Operations and Professional Service in Jakarta)

0 4 137

Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan dan Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Terhadap Kinerja Fiskus Di Kantor Pelayanan Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara)

1 12 53

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BOYOLALI.

0 1 15

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN FISKUS TERHADAP TINGKAT KEPUASAN WAJIB PAJAK Pengaruh Kualitas Pelayanan Fiskus Terhadap Tingkat Kepuasan Wajib Pajak (Studi Kasus Pada Wajib Pajak Yang Terdaftar Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta).

0 0 16

PENGARUH PELAYANAN FISKUS DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN: Survei Persepsi Wajib Pajak pada Wilayah KPP Pratama Bandung Karees.

0 8 39

Pengaruh Komitmen Organisasi dan Profesionalisme Fiskus terhadap Kinerja Fiskus (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur).

0 0 20

Pengaruh Profesionalisme Fiskus, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Fiskus (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Garut di Kabupaten Garut).

0 3 24