Latar Belakang Hubungan Peran Ibu dengan Persiapan Remaja Menghadapi Masa Pubertas di SMP Negeri 1 Juli Kecamatan Juli kabupaten Bireuen

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi yang ditetapkan dalam Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan International Conference on Populatian and DeelopmentICPD adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, tetapi dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksidan fungsi serta proses-prosesnya Depkes, 2010. Penelitian Hanifah 2000 tentang pengetahuan remaja terhadap kesehatan reproduksi tidak merata memadai, sehingga muncul bentuk-bentuk frustasi yang akan merangsang remaja untuk melakukan tindakan-tindakan menyimpang yang berkaitan dengan seks bebas, penyebaran penyakit kelamin, kehamilan di luar nikah atau kehamilan yang tidak di kehendaki di kalangan remaja.Untuk menghindari hal tersebut maka upaya pendekatan keluarga adalah salah satu aspek penting untuk mengatasi masalah ini.Peran keluarga merupakan salah satu pendekatan untuk remaja dengan keluarga sehingga terhindar dari permasalahan tersebut Muncie dkk, 1995. Selain itu, peran keluarga sebagai suatu tempat perlindungan keluarga pada remaja dalam mengatasi masalahnyaFaturochman, 2001. Masa remaja adalah oleh masa pubertas, dimana masa terjadi perubahan- perubahan fisik, meliputi penampilan fisik bentuk tubuh proporsi tubuh, dan fungsi fisiologis, berupa kematangan organ-organ seksual MCR PKBI, 1999. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian Arifin 2007 dari hasil survey pada tahun 2006 di dua kota besar di Indonesia, sebanyak 20,50 responden mengaku alasan remaja melakukan seks bebas di luar nikah adalah supaya di anggap sebagai remaja yang modern.Berbagai hail penelitian menunjukkan perilaku seksual khususnya di kalangan remaja saat ini sudah mencapai pada kondisi yang cukup memprihatinkan Wulansari, 2005. Remaja yang termasuk diantaranya adalah siswa sekolah dan mahasiswa sebanyak 6-20 pernah melakukan hubungan seks bebas pranikah, 17,5 remaja lainnya pernah melakukan kegiatan petting dan hubungan seks bersama pacar, 8 lainnya melakukan hubungan seks dengan sahabat atau teman mereka sendiri. Dari survei kesehatan reproduksi remaja Indonesia SKRRI yang dilakukan pada tahun 2002-2003 didapatkan 2,4 remaja berusia 15-19 tahun dan 8,6 remaja berusia 20-24 tahun yang belum menikah di indonesia pernah melakukan hubungan seks pra nikah dan lebih banyak terjadi pada remaja di perkotaan 5,7 . Menurut hasil survei BKKBN LDFE UI pada tahun 2002 di indonesia terjadi 2,4 kasus aborsi pertahun dan sekitar 21 dilakukan oleh remaja Widiastuti, 2005 Peran ibu sangat penting untuk mengatasi masalah-masalah pada remaja, hal ini dikarenakan ibu merupakan orang yang paling mengerti akan kondisi dari remaja. Ibu, sudah membekali anak dengan pengetahuan tentang masalah dan bagaimana untuk menghadapi fase remaja ini. Peran orang tua merupakan aspek penting yang dapat mempengaruhi permasalahan tersebut Yusi, 2007. Menurut data yang diperoleh dari lokasi penelitian itu sendiri, yaitu di SMP Negeri 1 Juli Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen tahun 2013 didapatkan dari pengakuan 25 siswa bahwa 10 ibu berperan dalam persiapan remaja Universitas Sumatera Utara menghadapi pubertas ibu dan 15 ibu tidak berperan dengan persiapan remaja menghadapi pubertas.s Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya yang telah diuraikan di atas peneliti tertarik untuk mengetahui adakah “Hubungan peran Ibu dengan persiapan remaja menghadapi pubertas pada anaknya di SMP Negeri 1 Juli Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen”.

B. Rumusan Permasalahan