Jenis kelamin Tingkat pendidikan Pekerjaan Riwayat orang tua yang menderita kebutaan

Herman : Prevalensi Kebutaan Akibat Glaukoma Di Kabupaten Tapanuli Selatan, 2010.

1. Karakteristik peserta penelitian a. Usia

Tabel 5.6. Distribusi kebutaan akibat glaukoma berdasarkan usia. Usia Satu mata Dua mata Total N N N 5 – 20 - 8,69 2 10 2 4,65 21 – 40 2 26,08 1 5 3 6,97 41 – 60 6 56,52 6 30 12 27,90 61 – 80 13 8,69 9 45 22 51,16 81 2 8,69 2 10 4 9,30 Jumlah 23 100 20 100 43 100 Dari tabel di atas tampak bahwa kelompok usia 61-80 tahun merupakan penderita kebutaan akibat glaukoma terbanyak yakni sebanyak 22 orang 51 . Selanjutnya usia 41-60 tahun sebanyak 12 orang 27 .

b. Jenis kelamin

Tabel 5.7. Distribusi kebutaan akibat glaukoma berdasarkan jenis kelamin. Jenis kelamin Satu mata Dua mata Total N N N Laki – laki 7 16,28 9 20,9 16 37 Perempuan 16 37,21 11 25,6 27 63 Jumlah 23 53,5 20 46,5 43 100 Dari tabel di atas tampak bahwa kebutaan akibat glaukoma secara unilateral satu mata banyak diderita oleh perempuan yaitu 16 orang 37,21 sedangkan laki – laki 7 orang 16,28 . Kebutaan akibat glaukoma secara bilateral dua mata ditemukan pada perempuan sebanyak 11 orang 25,6 dan laki-laki 9 orang 20,9 . Herman : Prevalensi Kebutaan Akibat Glaukoma Di Kabupaten Tapanuli Selatan, 2010.

c. Tingkat pendidikan

Tabel 5.8. Distribusi kebutaan akibat galukoma berdasarkan tingkat pendidikan. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase Tidak sekolah 8 18,6 SD 24 55.8 SMP 5 11.6 SMU 5 11.6 AkademiPT 1 2.3 Jumlah 43 100 Dari tabel di atas tampak bahwa penderita kebutaan akibat glaukoma lebih banyak terdapat pada yang memiliki tingkat pendidikan rendah yaitu 8 orang berpendidikan tidak sekolah, 24 orang pendidikan sekolah dasar dan 5 orang berpendidikan SMP, 5 orang yang berpendidikan SMU. Pendidikan yang rendah biasanya sebanding dengan tingkat pengetahuan dan tingkat sosio ekonomi yang rendah pula, sehingga hal ini mempengaruhi pandangan terhadap kebutaan akibat glaukoma. Herman : Prevalensi Kebutaan Akibat Glaukoma Di Kabupaten Tapanuli Selatan, 2010.

d. Pekerjaan

Tabel 5.9. Distribusi kebutaan akibat glaukoma berdasarkan pekerjaan. Pekerjaan Jumlah Persentase BuruhKaryawan - - Petani 29 67,4 DagangWiraswasta 5 11,6 Pegawai 1 2,3 IRT 3 6,9 Pelajar - - Pengemudi - - Lainnya 5 11,6 Jumlah 43 100 Dari 43 orang kebutaan akibat glaukoma dimana 29 orang pekerjaannya adalah bertani 67,4, 5 orang bekerja sebagai pedagang 11,6 , 1 orang sebagai pegawai negeri 2,3 dan 3 orang pekerjaan ibu rumah tangga 6,9, serta 5 orang lagi adalah lain-lain 11,6. Herman : Prevalensi Kebutaan Akibat Glaukoma Di Kabupaten Tapanuli Selatan, 2010.

e. Riwayat orang tua yang menderita kebutaan

Tabel 5.10. Distribusi kebutaan akibat glaukoma berdasarkan riwayat orang tua. Riwayat orang tua Jumlah Ya 2 4,6 Tidak 38 88,3 Tidak tahu 3 6,9 Jumlah 43 100 Dari tabel di atas, 38 orang tidak mempunyai riwayat penyakit yang sama dengan orang tuanya, 3 orang menjawab tidak tahu dan hanya 2 orang yang mempunyai keluarga dengan riwayat sama.

f. Tempat berobat