Sosiologis PROFIL DESA TEGAL ROTAN KELURAHAN SAWAH BARU

Tabel 3.7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan No. Jenis Pekerjaan Jumlah 1. Belum Tidak Bekerja 4010 20,6 2. Ibu Rumah Tangga 3115 16,05 3. PelajarMahasiswa 5103 26,3 4. Pensiunan 88 0,5 5. PNS 284 1,5 6. TNI 10 0,05 7. POLRI 15 0,01 8. Pedagang 614 3,2 9. Petani 17 0,87 10. Peternak 2 0,01 11. Karyawan BUMNBUMDSwasta 1780 9,2 12. Buruh 2470 12,8 13. Guru 314 1,7 14. Dosen 21 0,1 15. Dokter 8 0,05 16. Perawat 18 0,1 17. Bidan 7 0,36 18. Lainnya 1533 0,79 Jumlah 19409 100 Sumber Laporan: Kelurahan Sawah Baru 2009

C. Sosiologis

Kondisi Kelurahan Sawah Baru terdiri dari beberapa perkampungan, salah satunya adalah kampung Tegal Rotan. Nama Tegal Rotan cukup dikenal di tengah masyarakat dan sangat tidak asing lagi di telinga kita. Jumlah penduduk di daerah ini mencapai 3192 jiwa dengan jumlah sekitar 778 KK. Tegal Rotan sendiri terletak di RW 07 dan RW 08 Kelurahan Sawah Baru Tangerang Selatan dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.8 Data Rincian RW 07 No Nama RW Nama RT Jenis kelamin Jumlah Jumlah KK L P 07 01 226 222 448 104 02 170 161 331 70 03 189 191 380 83 04 196 152 348 82 Jumlah 781 726 1507 339 Sumber Laporan: Kelurahan Sawah Baru 2009 Tabel 3.9 Data Rincian RW 08 No Nama RW Nama RT Jenis Kelamin Jumlah Jumlah KK L P 08 01 246 225 471 119 02 233 239 472 138 03 184 169 353 82 04 204 185 389 100 Jumlah 867 818 1685 439 Sumber Laporan: Kelurahan Sawah Baru 2009 Secara demografis Tegal Rotan merupakan bagian dari Tangerang Selatan. Namun, yang kini masyarakat lebih mengenal Tegal Rotan dengan sebutan Tegal Rotan Bintaro, hal ini dikarenakan letaknya yang bersebelahan dengan daerah Bintaro. Awal mulanya Tegal Rotan hanya sebagai sebuah stasiun tempat persinggahan. Namun sayangnya, keadaan tersebut kini telah berubah. Tegal Rotan bukan hanya sebagai sebuah stasiun melainkan disalahgunakan sebagai tempat perdagangan prostitusi. Hal ini berawal dari didirikannya sebuah Cafe di daerah tersebut. Seiring berjalannya waktu, cafe tersebut dijadikan sebagai sebuah tempat dimana orang bisa memuaskan diri mereka dengan jalan yang tidak benar, bisa dikategorikan sebagai tempat pelacuran. 2 Melihat kejadian seperti itu, masyarakat sekitar tidak bisa tinggal diam, masyarakat begitu risih dengan keberadaan mereka, akhirnya masyarakat pun bertindak dengan bekerjasama bersama aparat sekitar, dihancurkanlah cafe tersebut. Ironisnya tak berselang waktu lama, masyarakat diresahkan kembali dengan adanya toko-toko kecil yang menjualkan dagangan mereka, akan tetapi setelah diusung lebih lanjut ternyata oleh oknum yang tidak bertanggung jawab disalahgunakan dan dijadikan sebagai tempat pelacuran kembali. Toko-toko tersebut hanya sebagai kedok untuk dijadikan tempat menjajakan diri untuk sebagian kalangan hal ini biasa disebut “mangkal” bagi wanita-wanita tersebut. Sehingga tempat tersebut menjadi strategis dan mudah dalam melakukan 2 . Wawancara pribadi dengan Sekretaris Lurah pada tanggal 8 juni 2010. transaksi dalam melakukan penjajakan seks sehingga seiring berjalannya waktu, tempat tersebut mempunyai banyak peminat dan menjadi ramai. Keadaan ini pun masih tetap bertahan sampai sekarang.

BAB IV ANALISIS: URGENSI VIRGINITAS BAGI KAUM PRIA