Distribusi Karakteristik Responden Peran orang tua dalam pencegahan ISPA

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai hubungan peran orang tua dalam pencegahan ISPA dengan kekambuhan ISPA pada balita di wilayah kerja puskesmas Martubung Medan. Penelitian ini dimulai pada tanggal 19 Oktober – 14 November 2009 di daerah Martubung Medan dengan jumlah responden 107 orang.

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini dibagi atas tiga bagian, yaitu data demografi responden, kekambuhan ISPA pada balita serta peran orang tua dalam pencegahan ISPA yang seterusnya dianalisa ada atau tidaknya hubungan peran orang tua dalam pencegahan ISPA dengan kekambuhan ISPA pada balita.

5.1.1 Distribusi Karakteristik Responden

Berdasarkan usia sebagian besar responden berada dalam kelompok usia 21-30 tahun sebanyak 55 orang 51,40, tingkat pendidikan SLTA sebanyak 60 orang 56,07, pekerjaan IRT sebanyak 70 orang 65,42 dan penghasilan rata- rata dibawah 900.000 sebanyak 37 orang 34,57. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden n= 107 No Karakteristik Frekuensi Persentase 1 Umur 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 55 43 9 51,40 40,18 8,41 2 Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi 2 12 28 60 15 1,86 11,21 26,16 56,07 4,67 3 Pekerjaan IRT Wiraswasta Pegawai Swasta PNS TNI 70 21 7 8 1 65,42 19,62 6,54 7,47 0,93 4 Penghasilan Rp900.000 Rp 900.000-Rp 1.300.000 Rp1.300.000-Rp1.800.000 Rp 1.800.000 37 31 16 23 34,57 28,97 14,95 21,49

5.1.2 Peran orang tua dalam pencegahan ISPA

Peran orang tua dalam pencegahan ISPA dibagi dalam 4 bagian yaitu mengetahui penyakit ISPA, mengatur pola makan, menjaga kenyamanan lingkungan serta menghindari faktor pencetus. Berdasarkan hasil analisa data sebanyak 15 responden 14 memiliki pengetahuan yang kurang mengenai ISPA, sebanyak 53 responden 49,5 memiliki pengetahuan yang cukup mengenai ISPA, sebanyak 39 responden 36,4 memiliki pengetahuan yang baik mengenai ISPA. Berdasarkan perhitungan yang digunakan untuk mengetahui peran orang tua dalam hal mengatur pola makan balita maka diperoleh hasil sebanyak 1 Universitas Sumatera Utara responden 0,9 memiliki peran yang kurang dalam mengatur pola makan anak, sebanyak 44 responden 41,1 rsponden memiliki peran yang cukup dalam mengatur pola makan serta sebanyak 62 responden 57,9 memiliki peran yang baik dalam mengatur pola makan balita Berdasarkan perhitungan yang digunakan untuk mengetahui peran orang tua dalam hal menjaga kenyamanan lingkungan maka diperoleh hasil sebanyak 10 responden 9,34 memiliki peran yang kurang dalam menjaga kenyamanan lingkungan, sebanyak 44 responden 41,12 memiliki peran yang cukup dalam menjaga kenyamanan lingkungan dan sebanyak 53 responden 49,52 memiliki peran yang baik dalam menjaga kenyamanan lingkungan. Berdasarkan perhitungan yang digunakan untuk mengetahui peran orang tua dalam hal menghindari faktor pencetus maka diperoleh hasil sebanyak 2 responden 1,86 memiliki peran yang kurang dalam menghindari faktor pencetus, sebanyak 57 responden 53,27 memiliki peran yang cukup dalam menghindari faktor pencetus dan sebanyak 48 responden 44,85 memiliki peran yang baik dalam menghindari faktor pencetus. Berdasarkan hasil penelitian terhadap responden di wilayah kerja puskesmas Martubung Medan maka frekuensi dan persentase peran orang tua dalam pencegahan ISPA secara keseluruhan: Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentasi peran orang tua dalam pencegahan ISPA n=107 No Peran orang tua dalam pencegahan kekambuhan ISPA Frekuensi Persentase 1 Kurang 2 Cukup 71 66,35 3 Baik 36 33,64 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan perhitungan yang digunakan untuk mengukur peran orang tua dalam pencegahan ISPA, maka peran orang tua dalam pencegahan ISPA pada balita di wilayah kerja puskesmas Martubung Medan mayoritas dikategorikan cukup 66,35.

5.1.3 Riwayat Kekambuhan ISPA

Dokumen yang terkait

Analisa Kecenderungan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Bayi Dan Balita Tahun 2000-2004 Untuk Peramalan Pada Tahun 2005-2009 Di Kabupaten Simalungun

0 37 101

Hubungan Karakteristik Individu dengan Tindakan Ibu dalam Pencegahan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Puskesmas Amplas Tahun 2005

6 50 96

Gambaran Distribusi Frekuensi Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Balita Di Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat Tahun 2005

1 41 79

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Penanggulangannya

0 38 8

Gambaran Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga Pada Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Balita di Puskesmas Bungah Kabupaten Gresik

0 14 125

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLAL

0 2 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DENGAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Dengan Perilaku Pencegahan Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tirto Ii Kabupaten Pe

0 2 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DENGAN PERILAKU Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Dengan Perilaku Pencegahan Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tirto Ii Ka

0 2 13

Pengaruh Merokok Dalam Keluarga Terhadap Prevalensi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Jajaway.

0 0 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA - HUBUNGAN FAKTOR KARAKTERISTIK BALITA DAN PERILAKU PENCEGAHAN KELUARGA TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS SUMBANG II KECAMAT

0 0 20