Zahrah, Model People Centered…
kemajuan peradaban. Dan peradaban tidak hanya ditandai oleh artefak, tetapi oleh
penghargaan yang semestinya bagi manusia itu sendiri.
Maka ketika kota modern menunjukkan ketidakseimbangan
pembangunan antara ekonomi, sosial budaya, dan ekologi, telah terjadi krisis peradaban
dalam pembangunan kota. Untuk itu berbagai pendekatan pembangunan dan perencanaan
kota yang berorientasi kepada kualitas kehidu- pan manusia, yang secara proporsional meng-
akomodasi kepentingan sosial budaya sejalan dengan tujuan-tujuan ekonomi dan pelestarian
ekologi, mendesak untuk dilakukan. Artinya, kualitas peradaban manusia sangat tergantung
dari bagaimana pembangunan dan perencanaan kota dilaksanakan.
PEMBAHASAN Isu Sosial Budaya dalam Perencanaan dan
Pembangunan Kota Masalah-masalah yang terjadi diper-
kotaan, utamanya kota-kota di dunia ketiga, terutama disebabkan oleh masalah-masalah
sosial budaya, yaitu segala sesuatu yang menyangkut kehidupan manusia.
Masalah sosial budaya yang kerap muncul di Indonesia antara lain:
1. Pengangguran
Migrasi tenaga kerja tidak terdidik keper- kotaan lebih besar jumlahnya ketimbang
tenaga kerja terdidik. Golongan tenaga kerja seperti ini tidak mampu bersaing
pada sektor-sektor ekonomi formal. Di pihak lain, krisis ekonomi dan instabilitas
politik menyebabkan lesunya iklim investasi. Akibatnya, bahkan tenaga kerja
terdidik pun tidak dapat terserap oleh minimnya lapangan kerja yang tersedia.
2. Kemiskinan
Tidak seimbangnya jumlah tenaga kerja dan lapangan kerja yang tersedia,
mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja. Pendapatan yang diperoleh sebagian
warga kota yang mengandalkan sektor informal sebagian besar tidak mampu
mengangkat derajat ekonomi yang layak untuk mereka memenuhi kebutuhan dasar:
sandang-pangan-perumahan-pendidikan. Akibatnya, kemiskinan adalah salah satu
masalah besar yang dihadapi oleh banyak kota di Indonesia yang mengakibatkan
pula berbagai masalah sosial lainnya.
3. Kriminalitas dan rawan konflik
Merupakan salah satu efek dari tingginya angka pengangguran, rendahnya
pendapatan, serta kesenjangan ekonomi yang tinggi di perkotaan adalah tingginya
juga kriminalitas, yang sering dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi. Di
samping itu, kota di Indonesia juga rawan konflik oleh kesenjangan, perebutan lahan
pendapatan, sampai kecemburuan etnis.
4. Kesenjangan ekonomi dan aksesibilitas
pelayanan publik Yang paling menonjol adalah kesenjangan
ekonomi, di mana terdapat perbedaan ekstrim kelas sosial ekonomi di perkotaan.
Kesenjangan ekonomi ini menyebabkan pula kesenjangan dalam aksesiblitas
pelayanan publik. Sarana pelayanan umum yang tersedia di perkotaan—listrik, air,
pelayanan sampah—hampir tidak ada yang gratis di perkotaan. Hal inilah salah satu
penyebab mengapa kaum miskin kota lebih banyak tinggal di tepi sungai,
terutama untuk kebutuhan air dan sarana MCK yang dapat diperoleh secara cuma-
cuma dari air sungai.
5. Perumahan
Jeleknya kualitas perumahan merupakan akibat lain dari rendahnya pendapatan.
Masalahnya selain kuantitas menyangkut juga sanitasi yang jelek, sehingga akan
berpengaruh pula terhadap kualitas kesehatan warga. Perkampungan kumuh
yang umum terjadi di kota besar merupakan salah satu upaya warga miskin
kota untuk survive di perkotaan, yang secara fisik—lingkungan—kesehatan jauh
dari standar hdup layak.
6. Good governance dan partisipasi publik