TINJAUAN PUSTAKA Analisis Kebangkrutan Perusahaan dengan Menggunakan Metode Altman Z Score pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan kemajuan perusahaan dan disusun secara periodik. Laporan keuangan dalam suatu perusahaan mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan. Menurut Munawir 2003:2, laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak–pihak yang berkepentingan dengan dana atau aktivitas perusahaan tersebut. Pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan keuangan antara lain : pemilik perusahaan, kreditor, investor, manajer atau pemimpin perusahaan, karyawan perusahaan dan pemerintah. Pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaannya untuk menilai keberhasilan manajemen dalam menjalankan perusahaan. Hal ini dapat dilihat melalui laba yang dihasilkan perusahaan. Dengan kata lain, laporan keuangan diperlukan untuk menilai hasilhasil yang telah dicapai perusahaan serta memperkirakan hasil-hasil yang akan dicapai pada masa yang akan datang sehingga pemilik dapat menaksir Universitas Sumatera Utara keuntungan yang akan diperoleh. Kreditor menggunakan laporan keuangan untuk mengambil keputusan dalam hal pemberian kredit suatu perusahaan. Disamping itu kreditor bisa mengukur apakah perusahaan dapat mengembalikan pokok pinjaman kredit dan bunganya. Manajer atau pimpinan perusahaan menggunakan laporan keuangan untuk menyusun rencan dan strategi perusahaan, memperbaiki operasional perusahaan dan menentukan kebijaksanaan perusahaan. Investor berkepentingan dengan laporan keuangan untuk mengetahui apakah modal yang telah diinvestasikan memberikan prospek keuntungan di masa yang akan datang. Pemerintah melihat laporan keuangan untuk menentukan jumlah pajak yang akan dibebankan ke perusahaan dan digunakan sebagai dasar perencanaan pemerintah dalam hal ini adalah Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Tenaga Kerja. Kemampuan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendek, struktur permodalan, distribusi aktiva, efektifitas penggunaan aktiva dan hasil atau pendapatan yang telah dicapai serta nilai buku tiap lembar saham suatu perusahaan. Karyawan perusahaan berkepentingan dengan laporan keuangan antara lain untuk kepentingan kompensasi. Laporan keuangan digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memberikan kompensasi yang lebih baik, misal dengan memberikan tunjangan hari tua, Jamsostek Jaminan Sosial Tenaga Kerja agar karyawan dapat bekerja dengan optimal sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik. Universitas Sumatera Utara

2. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi kepada semua pihak yang berkepentingan dan sebagai alat pertanggungjawaban manajemen kepada pihak yang menanamkan dananya di perusahaan. Tujuan laporan keuangan yang tertuang di dalam PSAK No.1 adalah Untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban stewardship manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

3. Jenis-jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting di samping informasi lain. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan oleh suatu perusahaan yaitu: 1. Neraca Neraca adalah laporan keuangan yang disusun secara sistematis untuk menyajikan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat atau tanggal tertentu. Neraca disebut juga laporan posisi keuangan. Ada tiga elemen pokok dalam neraca yaitu aktiva yang menggambarkan keputusan penggunaan dana atau keputusan investasi di masa lalu, sedang hutang dan modal pasiva menunjukkan asal sumber dana untuk kepentingan pendanaan di masa lalu tersebut. Pos-pos pada neraca disusun mulai dari yang paling likuid, mudah dicairkan menjadi uang tunai sampai yang paling tidak likuid. Universitas Sumatera Utara 2. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan ikhtisar yang disusun secara sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Prinsip-prinsip yang umum diterapkan dalam laporan laba rugi menurut Munawir 2000: 26 adalah: • Bagian pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan penjualan barang dagangan atau pemberian jasa diikuti harga pokok dari barang atau jasa yang dijual sehingga diperoleh laba kotor. • Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum atau administrasi operating expenses. • Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh dari luar organisasi pokok perusahaan diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi di luar usaha pokok perusahaan non operating atau financial income dan expenses. • Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil extra ordinary, diperoleh laba bersih sebelum pajak pandapatan. Laporan ini memperlihatkan laporan hasil kegiatan atau operasional perusahaan selama satu periode tertentu. Ikhtisar perubahan posisi keuangan memperlihatkan keefektifan manajemen dalam menyerap dana dan menyalurkannya. Jenis dana yang diserap dan jenis penyaluran mencerminkan profesionalisme dari manajemen yang ada. 3. Laporan Aliran Kas Laporan aliran kas berguna untuk meringkas kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, termasuk jumlah dana yang dihasilkan dari kegiatan usaha perusahaan yang dilakukan dalam tahun buku yang bersangkutan, dan melengkapi penjelasan perubahan-perubahan dalam Universitas Sumatera Utara posisi keuangan selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan aliran kas menggambarkan aliran kas yang masuk dan yang keluar pada suatu periode tertentu yang merupakan hasil atau efek dari kegiatan perusahaan yaitu operasi, investasi, dan pendanaan. Laporan aliran kas mempunyai peranan penting dalam memberikan informasi mengenai berapa besar dan kemana saja dana digunakan serta dari mana sumber dana itu diambil. Informasi yang diperoleh dari laporan ini dapat menunjukkan apakah perusahaan sedang maju atau akan mengalani kesulitan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan IAI,2004: a Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting, b Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, c Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan alam rangka penyajian secara wajar.

4. Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penguraian pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil sehingga dapat dipahami dengan tujuan mengetahui kondisi keuangan dalam proses pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Dalam analisis, analis juga harus mengidentifikasi adanya trend-trend tertentu dalam laporan keuangan. 2. Angka-angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan baik tidaknya. Untuk itu diperlukan pembanding yang bisa dipakai untuk melihat baik tidaknya angka yang dicapai oleh perusahaan. 3. Informasi tambahan di luar laporan keuangan diperlukan untuk memberikan analisis yang lebih tajam lagi. Tujuan analisis laporan keuangan antara lain : 1. sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau merger 2. sebagai alat forecasting menenai kondisi dan kinerja keuangan dimasa datang 3. sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen, operasi atau masalah lainnya Beberapa jenis analisa laporan keuangan yaitu: 1. Analisa Internal Analisa internal merupakan analisa yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam rangka mengukur efisiensi usaha dan menjelaskan perubahan yang terjadi dalam kondisi keuangan perusahaan. Universitas Sumatera Utara 2. Analisa Eksternal Analisa eksternal merupakan analisa yang dilakukan oleh pihak-pihak di luar manajemen perusahaan dan menilai kinerja perusahaan yang bersangkutan, sebelum pihak eksternal melakukan kerjasama finansial dengan perusahaan tersebut. 3. Analisa Horizontal Analisa Dinamis Analisa horizontal merupakan analisa perkembangan data keuangan dan data operasi perusahaan dari tahun ke tahun unuk melihat perkembangan maupun penurunan operasional perusahaan. 4. Analisa Vertikal Analisa Statis Analisa vertikal merupakan analisa laporan keuangan yang terbatas pada satu periode akuntansi saja, sehingga hanya membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut untuk mengetahui keadaan keuangan atau hasil usaha pada periode itu saja.

5. Analisis Rasio Keuangan

Analisis keuangan memiliki ukuran dalam analisis yaitu “rasio”. Pengertian rasio itu sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam “arithmatical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan. Universitas Sumatera Utara Menurut Riyanto 2001;329, analisa rasio keuangan dapat dilakukan dengan dua macam cara pembandingan yaitu: 1. Membandingkan rasio sekarang present ratio dengan rasio-rasio dari waktu-waktu yang lalu ratio historis atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama. 2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan rasio perusahaan company ratio dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri rasio industri rasio rata-rata rasio standard untuk waktu yang sama. Pada dasarnya jumlah angka rasio banyak sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Menurut Riyanto 2001:331 penggolongan rasio keuangan adalah sebagai berikut: a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Yang termasuk dalam rasio likuiditas yaitu: 1. Rasio lancar current ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar kewajiban Lancar. 2. Rasio cepat qiuck ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya yang likuid, yaitu aktiva lancar diluar persediaan. 3. Rasio modal kerja terhadap total aktiva working capital to total assets ratio menunjukkan potensi cadangan kas yang ada akibat selisih yang terjadi antara aktiva lancar dengan hutang lancar kewajiban lancar. b. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki, atau dengan kata Universitas Sumatera Utara lain sejauh mana efektifitas penggunaan asset dengan melihat tingkat aktivitas asset. Yang termasuk dalam rasio aktivitas diantaranya: 1. Rasio periode pengumpulan piutang digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi uang tunai. 2. Rasio tingkat perputaran piutang digunakan untuk mengukur berapa kali tingkat perputaran piutang dalam satu tahunnya. 3. Rasio tingkat perputaran persediaan menunjukkan tingkat efektifitas manajemen persediaan, yaitu menunjukkan lamanya dana tertanam dalam persediaan. 4. Rasio tingkat perputaran aktiva tetap menunjukkan sejauh mana efektifitas perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetapnya. c. Rasio Laverage atau Solvabilitas Rasio laverage atau solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kawajiban-kewajiban jangka panjangnya. Yang termasuk dalam rasio laverage atau solvabilitas diantaranya: 1. Rasio Hutang debt ratio mengukur sejauhmana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. 2. Rasio kewajiban terhadap modal debt to equity ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua total kewajibannya dengan menggunakan modal sendiri. 3. Time interest earned ratio mengukur kemampuan perusahaan membayar bunga hutang dengan laba sebelum bunga dan pajak atau dengan kata lain seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup beban bunga. 4. Rasio kewajiban lancar terhadap total aktiva mengukur berapa besar total aktiva perusahaan yang dibiayai dengan kewajiban lancar. 5. Rasio kewajiban tidak lancar terhadap total aktiva mengukur berapa besar total aktiva perusahaan yang dibiayai dengan kewajiban bukan lancar. d. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas Rasio rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Yang termasuk dalam rasio rentabilitas atau profitabilitas diantaranya: 1. Marjin laba kotor mencerminkan mark-up terhadap harga pokok penjualan selain mencerminkan kemampuan manajemen untuk Universitas Sumatera Utara meminimalisasi harga pokok penjualan dalam hubungannya dengan penjualan yang dilakukan perusahaan. 2. Marjin laba usaha mencerminkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba setelah beban operasi atau usaha dan harga pokok penjualan dalam hubungannya dengan penjualan yang dilakukan. 3. Marjin laba bersih mencerminkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba setelah harga pokok penjualan, beban operasi atau usaha, beban lain-lainnya dan pajak dalam hubungannya dengan penjualan. 4. Return On Investment ROI mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengatur aktiva-aktivanya seoptimal mungkin sehingga dicapai laba bersih yang diinginkan. e. Rasio Pasar Rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai buku perusahaan. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat, tetapi ada beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan, antara lain: a. Rasio keuangan disusun dari data laporan keuangan dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bias merupakan hasil manipulasi. Hal ini terkait dengan perilaku manajemen yang mungkin melakukan window dressing suatu teknik untuk mempercantik laporan keuangan agar laporan keuangan telihat lebih baik bagi pihak-pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan perusahaan tersebut. b. Rasio keuangan tidak selalu menggambarkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya, khususnya cash inflow dan cash flow. c. Metode analisis rasio keuangan bersifat suatu penyimpangan, yaitu setiap rasio diuji secara terpisah sehingga tidak dapat menggambarkan secara keseluruhan.

6. Analisis Potensi Kebangkrutan

Universitas Sumatera Utara Bangkrut adalah keadaan atau situasi dimana perusahaan mengalami kekurangan dan ketidakcukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya. Kebangkrutan akan cepat terjadi pada perusahaan yang berada di negara yang sedang mengalami kesulitan ekonomi, karena kesulitan ekonomi akan memicu semakin cepatnya kebangkrutan perusahaan yang mungkin tadinya sudah sakit kemudian tambah sakit dan bangkrut. Selain kesulitan ekonomi, pemacu kebangkrutan dapat berasal dari adanya permasalahan yang timbul mempengaruhi operasi utama dari perusahaan seperti kekurangan bahan baku. Pada umumnya, jauh sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan, tanda-tanda awal yang menunjuk ke arah kecenderungan yang kurang menguntungkan akan muncul. Akan tetapi, seringkali manajemen menganggap bahwa tanda-tanda yang menunjukkan ketidaksehatan perusahaan merupakan gejala sementara yang diperkirakan akan hilang sendirinya tanpa perlu ada intervensi manajemen. Anggapan ini mengakibatkan pihak manajemen terlambat melakukan tindakan antisipasi proses perbaikan terhadap kinerja perusahaan. Kebangkrutan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Sistem perekonomian Di dalam sistem perekonomian dimana roda perekonomian lebih banyak dikendalikan oleh persaingan bebas, sehingga untuk perusahaan yang tidak mempunyai kemampuan menghadapi persaingan akan lebih cepat menghadapi kebangkrutan. 2. Faktor-faktor ekstern perusahaan Universitas Sumatera Utara Kecelakaan dan bencana alam yang sewaktu-waktu menimpa perusahaan misalnya, merupakan contoh yang barangkali pernah atau bahkan sering memaksa perusahaan untuk menutup atau menghentikan usahanya secara permanen. 3. Faktor-faktor intern perusahaan. Faktor intern biasanya merupakan hasil dari keputusan dan kebijaksanaan yang tidak tepat di masa yang lalu dan kegagalan manajemen untuk berbuat sesuatu pada saat yang diperlukan. Berbagai faktor internal tersebut adalah terlalu besarnya pinjamankredit yang diberikan kepada debitur, manajemen yang tidak efisien, kekurangan modal, penyalahgunaan wewenang dan kecurangan- kecurangan. Tahap permulaan perusahaan yang akan mengalami kebangkrutan ditandai oleh adanya satu atau lebih keadaan operasi dan finansial perusahaan yang tidak menggembirakan, misalnya: 1. Penurunan volume penjualan. 2. Kenaikan biaya-biaya komersial dan financial 3. Ketidakefisienan produksi 4. Tingkat persaingan yang semakin ketat 5. Kegagalan dalam melaksanakan ekspansi Keadaan-keadaan di atas diikuti dengan kesulitan likuiditas, dan kesulitan likuiditas tidak segera diatasi, maka hal tersebut akan mengancam solvabilitas yang berdampak pada kebangkrutan perusahaan.

7. Prediksi Kebangkrutan dengan Metode Altman

Universitas Sumatera Utara Edward.L.Altman merumuskan formula Z-score yang secara umum dapat untuk mengukur kesehatan keuangan suatu perusahaan pada tahun 1968. Pengukuran rasio Altman yaitu untuk mengetahui potensi kebangkrutan menggunakan perhitungan Z-score. Nilai Z-score akan menjelaskan kondisi keuangan perusahaan manufaktur yang dibagi dalam beberapa tingkatan, yaitu : 1. Untuk nilai Z-score lebih kecil atau sama dengan 1,88 Z-score ≤1,88, berarti perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan resiko tinggi. 2. Apabila diperoleh nilai Z-score antara 1,88 sampai 2,99 1,88 Z-score ≤ 2,99, perusahaan dianggap berada pada daerah abu-abu grey area. Pada kondisi ini perusahaan mengalami masalah keuangan yang harus ditangani dengan penanganan manajemen yang tepat. 3. Untuk nilai Z-score lebih besar dari 2,99 Z-score 2,99 memberikan penilaian bahwa perusahaan berada dalam keadaan yang sangat sehat. Prediksi kebangkrutan yang diformulasikan Altman dalam bentuk persamaan Zscore: Z = 1,717X 1 + 1,4X 2 + 3,3X 3 + 0,6X 4 + 0,999X 5 Rasio-rasio yang ada dalam formula tersebut, terdiri dari : 1. Working Capital Total Assets X 1 Merupakan rasio yang mendeteksi likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja. Indikator untuk mendeteksi adanya masalah pada tingkat likuiditas perusahaan. adalah indikator-indikator internal, seperti kekurangan kas, Universitas Sumatera Utara besarnya utang dagang, utilisasi modal harta kekayaan, tingginya hutang yang tidak terkendali dan beberapa indikator lainnya. 2. Retairned Earnings Total Assets X 2 Merupakan rasio untuk mengukur besarnya kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, ditinjau dari kemampuan perusahaan yang bersangkutan dalam memperoleh laba. 3. Earning Before Interest and Taxes Total Assets X 3 Merupakan rasio yang mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor. Indikator masalah kemampuan profitabilitas perusahaan adalah tingginya piutang dagang, tingkat penjualan yang rendah, besarnya persediaan, rendahnya perputaran piutang, kecilnya kredibilitas perusahaan. 4. Market Value of Equity Book Value of Total Liabilities X 4 Merupakan rasio aktivitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan kepada setiap utangnya melalui modal sendiri. 5. Sales Total Assets X 5 Merupakan rasio aktivitas juga yang mendeteksi kemampuan dana perusahaan yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode tertentu.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu mengenai analisis kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan metode Altman Z Score dapat dilihat dalam tabel 2.1: Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti, tahun dan judul penelitian Variabel Penelitian dan Tahun penelitian Hasil Penelitian 1. Raden Roro Deviasri 2008 ”Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI” Current ratio, Leverage Ratio, Gross Profit Margin, Inventory Turn over, Return On Equity, dan Financial Distress. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksikan financial distress suatu perusahaan. 2. Siti Rodliyah 2003 ” Penerapan Analisis Diskriminan Altman Untuk Memprediksi Tingkat Kebangkrutan Studi Kasus Pada Perusahaan Tekstil Dan Produk Tekstil Yang Tercatat Di BEJ” Variabel independen: X 1 Working Capital Total Assets, X 2 Retairned Earnings Total Assets, X 3 Earning Before Interest and Taxes Total Assets, X 4 Market Value of Equity Book Value of Total Liabilities dan X 5 Sales Total Assets, meskipun rasio X 5 Sales Total Assets Variabel dependen: Kebangkrutan rasio X 1 Working Capital Total Assets, X 2 Retairned Earnings Total Assets, X 3 Earning Before Interest and Taxes Total Assets dan X 5 Sales Total Assets berpengaruh untuk menunjukkan pengaruh terhadap kinerja perusahaan

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Universitas Sumatera Utara Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara varibel-variabel penelitian yaitu varibel bebas dengan variabel terikat. Pengukuran rasio Altman yaitu untuk mengetahui potensi kebangkrutan menggunakan perhitungan Z-score. Nilai Z-score akan menjelaskan kondisi keuangan perusahaan manufaktur yang dibagi dalam beberapa tingkatan. Metode Altman Z Score memiliki rasio yang terdiri dari: working capital total assets, retairned earnings total assets, earning before interest and taxes total assets, market value of equity book value of total liabilities, sales total assets. Kebangkrutan akan cepat terjadi pada perusahaan yang berada di negara yang sedang mengalami kesulitan ekonomi, karena kesulitan ekonomi akan memicu semakin cepatnya kebangkrutan perusahaan yang mungkin tadinya sudah sakit kemudian tambah sakit dan bangkrut. Selain kesulitan ekonomi, pemacu kebangkrutan dapat berasal dari adanya permasalahan yang timbul mempengaruhi operasi utama dari perusahaan seperti kekurangan bahan baku. Kebangkrutan tidaklah terjadi secara tiba-tiba dan dapat diramalkan sebelumnya. Sebelum perusahaan dinyatakan bangkrut, biasanya ditandai oleh berbagai situasi atau keadaan khususnya berhubungan dengan efektivitas dan efisiensi operasinya, seperti volume penjualan yang relatif rendah atau adanya trend penjualan yang menurun, cash flow yang negatif, kerugian yang terus- menerus,dan hutang yang semakin membengkak. Keadaan ini dapat dilihat di laporan keuangan perusahaan. Universitas Sumatera Utara Penyusunan laporan keuangan merupakan hal penting bagi perusahaan, laporan keuangan sendiri merupakan hal mutlak bagi perusahaan yang go-public. Melalui laporan keuangan dapat dilihat kinerja keuangan perusahaan yang meliputi posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan bisa dipakai untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan. Laporan keuangan menjadi sangat penting karena memberikan input yang bisa dipakai untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan akan memberikan informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas, yang kesemuanya akan memberikan pengaruh harapan pihak-pihak yang berkepentingan. Harapan tersebut pada gilirannya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio akan dapat memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan tentang posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Formula Altman Z-Score merupakan sebuah multivariate formula yang digunakan untuk mengukur kesehatan finansial dari sebuah perusahaan. Altman menemukan lima jenis rasio keuangan yang dapat dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang bangkrut dan yang tidak bangkrut. Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada skema gambar di bawah ini : Universitas Sumatera Utara H1 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan tinjauan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan di awal maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: H 1 : rasio keuangan working capital total assets, retairned earnings total assets, earning before interest and taxes total assets, market value of equity book value of total liabilities, sales total assets mampu untuk Earning Before Interest and Taxes X 3 Market Value of Equity Book Value of Total Liabilities X 4 Sales Total Assets X 5 Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Z Retairned Earnings Total Assets X 2 Working Capital Total Assets X 1 Universitas Sumatera Utara memprediksi kebangkrutan pada perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Analisis Prediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan Perbankan Yang Telah Go Publik Di Bursa Efek Indonesia (Dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score)

5 107 80

ANALISIS AKURASI PREDIKSI KEBANGKRUTAN MODEL ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 10 71

ANALISIS KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE Z-SCORE ALTMAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 4 49

Analisis Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Dengan Menggunakan Model Altman Z-Score pada Subsektor Rokok yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4 12 29

ANALISIS KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE Z SCORE ALTMAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2010-2012.

1 16 106

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN (Z-SCORE) PADA PERUSAHAAN FARMASI (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2015)

0 1 13

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

3 15 17

ANALISIS KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE Z SCORE ALTMAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2010-2012

0 0 21

ANALISIS TINGKAT KEBANGKRUTAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA LAPORAN AKHIR

0 0 12

A. JUDUL : ANALISIS TINGKAT KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013 - ANALISIS TINGKAT KEBANGKRUTAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF

0 0 39