46 jenis kelamin X2
2
, pendidikan X2
3
, frekuensi ke onan X2
6
, jarak ke onan X2
7
, dan variabel nilai belanja per onan X2
8
. Sedangkan tiga variabel lainnya ternyata
tidak signifikan, sehingga model regresi logistik yang terbaik untuk persepsi pembeli
adalah sebagai berikut:
Dengan melihat nilai odds ratio dapat dijelaskan antara lain kecenderungan seorang
pembeli yang berjenis kelamin perempuan cenderung memberikan persepsi bahwa onan
berpengaruh terhadap perekonomian 22,57 kali lebih rendah dibandingkan pembeli laki-
laki. Dilihat dari tingkat pendidikannya, pembeli yang berpendidikan SLTA atau lebih akan
memberikan persepsi bahwa onan berpengaruh terhadap perekonomian 27,06 kali lebih
tinggi dibandingkan yang berpendidikan SD, sedangkan yang berpendidikan tamat
SD-SLTP akan mempengaruhi 29,96 kali lebih besar dibanding yang pendidikannya
SD.
Pembeli yang frekuensi ke onan-nya 2- 3 kali atau lebih untuk memberikan persepsi
bahwa onan berpengaruh terhadap perekonomian adalah 21,03 kali lebih besar dibandingkan
dengan yang frekuensi ke onan-nya hanya sekali. Dilihat dari jarak yang ditempuh oleh
pembeli maka pembeli yang menempuh jarak
≥ 5 km untuk mencapai onan akan cenderung berpendapat bahwa onan berpengaruh terhadap
perekonomian 29,68 kali lebih besar dibandingkan dengan pembeli yang
menempuh jarak 5 km.
Variabel yang terakhir yang berpengaruh signifikan terhadap persepsi pembeli adalah
rata-rata nilai belanja di setiap onan. Pembeli dengan rata-rata belanja per onan
≥ Rp.100.000,- cenderung untuk mempunyai
persepsi bahwa onan berpengaruh terhadap perekonomian adalah 49,75 kali lebih rendah
dibandingkan dengan pembeli yang biaya rata-rata belanja per onan-nya Rp.50.000,-,
sedangkan pembeli yang biaya rata-rata belanja per onan-nya Rp.50.000-Rp.99.999
akan memiliki kecenderungan untuk memberikan persepsi bahwa onan berpengaruh
terhadap perekonomian adalah 39,37 lebih rendah dibandingkan dengan pembeli yang
biaya rata-rata belanja per onan-nya Rp.50.000,-.
3. Model Regresi Logistik untuk
Responden Gabungan Dengan memasukan seluruh variabel
untuk responden penjual dan pembeli yaitu, umur X
1
, Jenis kelamin X
2
, pendidikan X
3
, lapangan usaha X
4
, jam kerja X
5
, frekuensi ke onan X
6
, jarak ke onan X
7
, dan apresiasi terhadap onan X
8
. Pada variabel X
8
ini merupakan gabungan dari variabel jumlah omset yang dihasilkan oleh
penjual untuk setiap onan dan variabel jumlah belanja yang dikeluarkan pembeli
pada setiap onan. Ini berarti menggabungkan dari dua pengukuran yang berbeda, menjadi
satu ukuran dengan nama apresiasi terhadap onan yang terdiri dari 3 kategori,
yaitu apresiasi rendah, sedang dan tinggi.
Dengan menggunakan delapan variabel, diperoleh model sebagai berikut:
Dengan taraf kepercayaan α=10
diperoleh model regresi logistik yang terbaik untuk persepsi penjual dan pembeli pelaku
ekonomi adalah dengan menggunakan variabel jenis kelamin X
2
, frekuensi ke onan X
6
, jarak ke onan X
7
dan variabel apresiasi terhadap onan X
8
, keempat variabel penjelas tersebut merupakan
variabel yang mempengaruhi secara signifikan persepsi penjual dan pembeli.
Model yang terbentuk sebagai berikut:
Dengan melihat
nilai odds ratio pada
lampiran 10 di atas dijelaskan antara lain kecenderungan pelaku ekonomi yang
berjenis kelamin perempuan cenderung akan memberikan persepsi bahwa onan
berpengaruh terhadap perekonomian 14,41 kali lebih rendah dibandingkan pelaku
ekonomi laki-laki. Dengan kata lain pelaku ekonomi yang berjenis kelamin laki-laki
memberikan pengaruh 14,41 kali tinggi
47 dibanding yang perempuan dalam penentuan
persepsi terhadap onan. Pelaku ekonomi yang mempunyai
frekuensi ke onan-nya 2-3 kali atau lebih cenderung untuk memberikan persepsi bahwa
onan berpengaruh terhadap perekonomian adalah 25,91 kali lebih rendah dibandingkan
dengan yang frekuensi ke onan-nya hanya sekali, sedangkan kecenderungan pelaku
ekonomi yang frekuensi ke onan-nya 4 kali atau lebih untuk memberikan persepsi bahwa
onan berpengaruh terhadap perekonomian adalah 62,50 kali lebih rendah dibandingkan
dengan responden yang ke onan dengan frekuensi hanya sekali.
Dilihat dari jarak yang ditempuh oleh para pelaku ekonomi maka mereka yang
menempuh jarak ≥ 5 km untuk mencapai
onan akan cenderung berpendapat bahwa onan berpengaruh terhadap perekonomian
adalah 13,14 kali lebih besar dibandingkan dengan mereka yang hanya menempuh jarak
5 km.
Variabel yang terakhir yang berpengaruh signifikan terhadap persepsi pelaku ekonomi
terhadap onan adalah apresiasi terhadap onan. Pelaku ekonomi yang mempunyai
apresiasi tinggi terhadap onan cenderung untuk memberikan persepsi bahwa onan
berpengaruh terhadap perekonomian adalah 28,74 kali lebih rendah dibandingkan dengan
pelaku ekonomi apresiasi terhadap onan rendah, sedangkan pelaku ekonomi yang
mempunyai apresiasi sedang terhadap onan akan memiliki kecenderungan untuk memberikan
persepsi bahwa onan berpengaruh terhadap perekonomian adalah 36,76 kali lebih rendah
dibandingkan dengan pelaku ekonomi yang apresiasi terhadap onan rendah.
4. Kaitan Hasil Penelitian dengan