s s
X E
I =
dan tertinggal fasa 90 ˚ dengan GGL resultan Er.
AC AC
AC AC
AC
LOAD 200 KVA
380 V 400 V20KV
400 V20 KV 400 V20 KV
Gambar 2.16. Paralel Lima Generator Melayani Beban
Adapun prosedur sinkronisasi generator-generator yang bekerja paralel dapat disusun sebagai berikut:
1. Menjalankan mesin penggerak mula prime mover, kemudian tahanan R
diperkecil sampai diperoleh tegangan V dan frekuensi Hz yang dikehendaki. 2.
Bila tegangan V generator dan frekuensi Hz generator sama dengan tegangan jala- jala dan frekuensi jala-jala maka yang harus diperhitungkan lagi adalah membuat
agar tegangan generator sefasa dengan tegangan jala-jala. 3.
Untuk membuat tegangan generator sefasa dengan tegangan jala-jala maka putaran generator harus diubah sampai mendapatkan beda fasa yang sama.
4. Bila lampu indikator PLN mati, generator telah berhasil paralel dengan jaringan
jala-jala.
II.9. Pembagian Beban Pada Generator yang Bekerja secara Paralel
Umumnya beban listrik terdiri atas beban resistif, induktif dan kapasitif. Pembagian beban yang dimaksudkan disini dapat dikelompokan ke dalam dua jenis yaitu
pembagian beban reaktif VAR dan pembagian beban aktif Watt. Jumlah vektor kedua beban tersebut adalah beban kompleks beban semu yang dilambangkan dengan S,
dengan kata lain: S = P + jQ
dimana: S = daya semu VA atau KVA
P = daya aktif Watt atau KW Q = daya reaktif VAR atau KVAR
Besar daya dari lima generator yang bekerja paralel adalah sebagi berikut:
ϕ
S1 S2
S3 S4
S5
P1 P2
P3 P4
P5
Q2 Q1
Q3 Q4
Q5
5 4
3 2
1
P P
P P
P P
T O T A L
+ +
+ +
=
KVAR
KW KVA
Gambar 2. 17. Pembagian Beban antar Lima Generator Paralel
dimana: P = daya aktif yang dipikul generator 1, 2, 3, 4 dan 5
Q = daya reaktif generator 1, 2, 3, 4 dan 5 S = daya kompleks generator 1, 2, 3, 4 dan 5
ϕ = sudut daya generator 1, 2, 3, 4 dan 5
Dalam hal ini: •
P
1
= P
2
= P
3
= P
4
= P
5.
• Q
1
= Q
2
= Q
3
= Q
4
= Q
5
, sehingga, •
S
1
= S
2
= S
3
= S
4
= S
5
, yang artinya daya generator sama. Misalkan diambil dua generator yang bekerja paralel dengan karakteristik kecepatan
dan beban yang tepat sama dengan suatu tegangan apitan bersama sebesar V dan dengan beban impedansi sebesar Z. Dimisalkan GGL dari generator 1 dan 2 sebesar
E
1
dan E
2
dan impedansi fasa masing-masing Z
1
dan Z
2
. Tegangan apitan generator 1 adalah:
1 1
1
Z I
E V
− =
Tegangan apitan generator 2 adalah:
2 2
2
Z I
E V
− =
Juga berlaku: Z
I I
Z I
V
2 1
. +
= =
Sehingga diperoleh:
1 1
1
Z V
E I
− =
2 2
2
Z V
E I
− =
Kemudian diperoleh:
2 2
1 1
2 1
Z V
E Z
V E
I I
− +
− =
+
atau:
2 2
1 1
2 1
1 1
1 Z
E Z
E Z
Z Z
V +
=
+
+
atau:
Z Z
Z Z
E Z
E V
1 1
1
2 1
2 2
1 1
+ +
+ =
AC
AC
Z1
Z2
Z I1
I2
Gambar 2.18. Pembagian Beban Antar Dua Generator
BAB III PELEPASAN BEBAN PADA GENERATOR YANG BEKERJA
PARALEL
III.1. Daya Output Generator
Generator sebagai sumber dari daya aktif maupun daya reaktif, dapat diatur keluarannya. Dalam keluaran dayanya, komponen yang mengalamai pembagian beban
adalah komponen daya aktif. Daya output aktif ini dapat diatur melalui energi masukan input dari generator. Besarnya daya aktif tiap generator dapat dihitung dengan
persamaan: θ
cos .
. .
3 I
V P
= dimana:
P = daya aktif generator Watt V = tegangan terminal Volt
I = arus generator Ampere Besarnya arus yang mengalir dari tiap-tiap generatornya adalah:
1 1
1
Z V
E I
− =
1 2
2
Z V
E I
− =
1 3
3
Z V
E I
− =
1 4
4
Z V
E I
− =