yang sering terjadi dan sangat mencolok pada peristiwa menarche ialah kecemasan atau ketakutan. Kartono, 2006, hlm.113
Dalam situasi demikian menarche tersebut dianggap oleh anak sebagai satu proses mengeluarkan sejumlah darah kotor dari tubuhnya, di mana ia harus menyingkir, dan
menyendiri. Maka ketika ia telah menjadi dewasa, ia cenderung untuk menghindari setiap kontak dengan orang lain, jika ia sedang mendapat haid. Hal ini dilakukan untuk pembenaran
anggapan bahwa dirinya memang sedang bermasalah, sehingga tidak patut berkontak dengan orang lain Kortono, 2006. hlm.115.
Anak perempuan yang tidak mengenal tubuh mereka dan proses reproduksi, mengira bahwa menstruasi merupakan bukti adanya penyakit atau bahkan hukuman dari suatu tingkah
laku yang buruk. Anak perempuan yang tidak diajari untuk menganggap menstruasi sebagai fungsi tubuh normal dapat mengalami rasa malu yang amat besar dan perasaan kotor saat
menstruasi pertama mereka. Sampai saat menstruasi akhirnya dikenal sebagai proses yang normal, perasaan kotor dapat tinggal setelah usia dewasa Yudi, 2008. Apabila mereka sudah
dipersiapkan dan mendapat informasi yang benar tentang datangnya menstruasi maka mereka tidak akan mengalami kecemasan dan reaksi negatif lainnya, tetapi bila mereka kurang
memperoleh informasi yang benar maka akan merasakan pengalaman yang negatif Soetjiningsih, 2004.
Dengan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Perilaku Remaja Putri Terhadap Menarche di SMP Negeri 19 Tahun 2010”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana Perilaku Remaja Putri Terhadap Menarche di SMP Negeri 19 Medan Tahun 2010” ?
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku remaja putri terhadap menarche di SMP Negeri 19 Medan Tahun 2010.
2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang menarche di SMP Negeri 19
Medan Tahun 2010. b. Untuk mengetahui sikap remaja putri tenatang menarche di SMP Negeri 19 Medan
Tahun 2010. c. Untuk mengetahui tindakan remaja putri tentang menarche di SMP Negeri 19
Medan Tahun 2010.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Praktek Kebidanan Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi bidan sebagai masukan dalam meningkatkan
pengetahuan remaja putri terhadap menarche sehingga nantinya dapat mencapai peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi pada wanita usia subur.
2. Bagi Pendidikan Kebidanan Hasil penelitian ini dapat menyediakan informasi kepada tenaga pendidik tentang
menarche sehingga dapat menjadi bahan masukan dalam penyusunan materi kebidanan terutama tentang promosi kesehatan pada remaja.
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi Peneliti Kebidanan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan atau sumber data bagi
peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis atau lebih lanjut dengan tema yang sama.
4. Bagi SMP Negeri 19 Medan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi Usaha Kesehatan
Sekolah UKS untuk penyuluhan tentang kesehatan reproduksi bagi siswi-siswinya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku
Pada dasarnya perilaku manusia mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Berdasarkan hal itu didapat pengertian bahwa perilaku adalah keseluruhan totalitas penghayatan dan
aktifitas seseorang, yang merupakan hasil bersama antara faktor internal kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan faktor eksternal lingkungan: sosial, budaya, ekonomi.
Perilaku dibedakan 3 area, ranah, atau domain yaitu : kognitif cipta, efektif rasa, psikomotor karsa. Berdasarkan pembagian domain, dikembangkanlah 3 tingkatan ranah
perilaku, yaitu: pengetahuan knowledge, sikap attitude, tindakan atau praktek practice Notoatmoadjo, 2005.
1. Pengetahuan Knowledge
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, dan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang Notoatmadjo, 2003. Yang pada hakekatnya pengetahuan digunakan untuk mencapai tujuan yaitu mencapai suatu kebenaran
Agustrisno, 2005. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru, maka di dalam diri orang tersebut telah terjadi proses yang berurutan, yaitu :
a. Awarennes kesadaran, yaitu di mana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu suatu stimulus objek. b.
Interest merasa tertarik tehadap stimulus atau objek tersebut. Pada proses ini sikap mulai timbul.
Universitas Sumatera Utara
c. Evaluation menimbang-nimbang terhadap baik atau tidaknya suatu stimulus bagi
dirinya, hal ini menunjukkan sikap responden sudah lebih baik lagi. d.
Trial, yaitu dimana orang mulai mencoba perilaku baru untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
e. Adoption, yaitu dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Ada 6 tingkatan pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif, yaitu:
a. Tahu know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. b.
Memahami comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi aplication
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada suatu kondisi sebenarnya.
d. Analisis analysis
Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk mejabarkan suatu materi atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut, dan
masih ada kaitannya satu sama lain. e.
Sintesis synthesis Sintesis menunjukkan kepada kemampuan untuk melakukan suatu atau
menghubungkan bagian-bagian didalam batas keseluruhan yang baru.
Universitas Sumatera Utara
f. Evaluasi evaluation
Kemampuan untuk melakukan suatu penilaian terdapat suatu materi atau objek.
2. Sikap Attitude
Menurut Bruno 1987 yang dikutip oleh Syah M 2004 sikap attitude adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau cara buruk
terhadap orang atau barang tertentu. Dengan demikian, pada prisipnya sikap itu dapat kita anggap suatu kecenderungan siswa atau seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu.
Dalam hal ini, perwujudan perilaku belajar siswa atau seseorang akan di tandai dengan munculnya kecenderungan-kecenderungan baru yang telah berubah lebih maju dan
lugas terhadap suatau objek, tata nilai, peritiwa dan sebagainya. Sikap akan terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu. Adapun
ciri-ciri sikap menurut WHO World Health Organization adalah : a.
Sikap akan ikut atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu pada pengalaman orang lain.
b. Sikap akan diikuti atau oleh suatu tidakan berdasarkan pada banyak atau sedikitnya
pada pengalaman seseorang. c.
Didalam suatu masyarakat apapun selalu berlaku nilai-nilai yang menjadi penggangan setip orang dalam menyelenggarakan hidup bermasyarakat.
Menurut Notoadmojo 2005, sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu : a.
Kepercayaan keyakinan, ide konsep terhadap suatu objek. b.
Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. c.
Kecenderungan untuk bertindak.
Universitas Sumatera Utara
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh. Dalam penentu sikap yang utuh, pengetahuan berpikir, keyakinan dan emosional memegang
peranan yang penting. Sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu: 1. Menerima
Bila orang atau subjek mau memperhatikan stimulus yang diberikan objek. 2. Merespon
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dan sikap.
3. Menghargai Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
4. Bertanggungjawab Tanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
adalah merupakan sikap yang paling tinggi. 3.
Tindakan Practice Tindakan adalah sikap yang diwujudkan dalam bentuk nyata konkrit. Praktik ini
mempunyai 4 tingkatan, yaitu: a.
Persepsi Mengenal dan memilih objek sehubungan dengan tindakan yang diambil adalah
merupakan praktik tindakan pertama. b. Respon Terpimpin
Dengan melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai contoh adalah merupakan indikator praktik kedua.
Universitas Sumatera Utara
c. Mekanisme Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau
sesuatu itu merupakan kebiasaan maka ia telah mencapai praktik tingkat tiga. d.
Adaptasi Merupakan prektek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya
tindakan itu sudah dimodifikasi sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
B. Masa Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai
dengan 20 tahun, yaitu menjelang masa dewasa muda. Memasuki masa remaja yang diawali dengan terjadinya kematangan seksual, maka remaja akan dihadapkan pada keadaan yang
memerlukan penyesuaian untuk dapat menerima perubahan yang terjadi. Kematangan seksual dan perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja.
Datangnya menarche dapat menimbulkan reaksi positif maupun negatif bagi remaja perempuan Soetjiningsih. 2004, hlm.45.
Pada masa remaja tersebut, terjadilah perubahan organ-organ fisik secara cepat dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan. Terjadinya perubahan besar
ini umumnya membingungkan remaja yang mengalaminya. Perlu akan adanya pengertian, bimbingan dan dukungan dari lingkungan disekitarnya, agar dalam sistem perubahan tersebut
terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat sedemikian rupa sehingga kelak remaja tersebut menjadi manusia dewasa yang sehat secara jasmani, rohani dan sosial Widyastuti,
2009, hlm.11.
Universitas Sumatera Utara
1. Pembagian Masa Remaja
Menurut Widyastuti 2009,hlm.11 berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, remaja dibagi menjadi tiga tahap yaitu :
a. Masa remaja awal 10-12 tahun, yaitu: 1 Tampak dan memang merasa lebih dekat
dengan teman sebaya; 2 Tampak dan merasa ingin bebas; 3Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal.
b. Masa remaja tengah 13-15 tahun, yaitu: 1 Tampak dan merasa ingin mencari
identitas diri; 2 Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis; 3 Timbul perasaan cinta yang mendalam; 4 Kemampuan berpikir abstrak; 5 Berkhayal
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual. c.
Masa remaja akhir 16-19 tahun, yaitu: 1 Menampakkan pengungkapan kebebasan diri; 2 Dalam mencari teman sebaya lebih selektif; 3 Memiliki citra atau gambaran,
keadaan, peranan terhadap dirinya; 4 Dapat mewujudkan perasaan cinta; 5 Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.
Menurut Sarwono 2003, hlm. 24 ada tiga tahap perkembangan remaja, yaitu: a.
Remaja awal Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-perubahan
yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan- perubahan. Mereka mengembangkan pikiran- pikiran baru, cepat tertarik pada lawan
jenis dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis, ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan
berkurangnya kendali terhadap ego menyebabkan para remaja awal ini sulit mengerti dan dimengerti orang dewasa
b. Remaja madya
Universitas Sumatera Utara
Pada tahap ini remaja sangat membutuhakan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan narcistic, yaitu mencintai diri sendiri,
dengan menyukai teman-teman yang punya sifat yang sama dengan dirinya. c.
Remaja akhir Tahap ini adalah masa konsolidalitas menuju periode dewasa dan ditandai dengan
pencapaian 5 hal, yaitu: 1 Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek; 2 Egonya mencari kesepatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam
pengalaman-pengalaman baru; 3 Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi; 4 Egosentris terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri diganti dengan
keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain; 4 Tumbuh dinding yang memisahkan diri pribadinya dan masyarakat.
2. Perubahan – Perubahan Pada Masa Remaja Perempuan
Menurut Widyastuti 2009,hlm.14, pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang cepat disertai banyak perubahan termasuk didalamnya pertumbuhan organ-organ
reproduksi atau organ seksual sehingga tercapai kematangan yang ditunjukkan dengan kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi. Perubahan yang terjadi tersebut ditandai
dengan : a.
Tanda – tanda seks primer Sebagai tanda kematangan organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya haid.
Ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah, lendir, dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala yang terjadi kira-kira setiap 28 hari. Hal ini
berlangsung terus sampai terjadi menopause.
Universitas Sumatera Utara
b. Tanda-tanda seks sekunder
1 Rambut
Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya pada remaja laki-laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai
berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan terang warnanya
kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap, dan agak keriting. 2
Pinggul Pinggul pun menjadi lebih berkembang, membesar dan lebih membulat. Hal ini
sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di bawah kulit.
3 Payudara
Seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan puting susu menonjol. Hal ini, terjadi secara harmonis sesuai pula dengan berkembangnya
kelenjar susu sehingga payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat. 4
Kulit Seperti halnya laki-laki, juga menjadi lebih kasar, lebih tebal, pori-pori
membesar. Akan tetapi berbeda dengan kulit laki-laki, kulit pada wanita lebih lembut.
5 Kelenjar lemak dan kelenjar keringat
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat dan baunya menusuk sebelum
dan selama masa haid. 6
Otot
Universitas Sumatera Utara
Menjelang akhir masa puber, otot, semakin membesar dan kuat. Akibatnya, akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.
7 Suara
Suara berubah semakin merdu, suara serak jarang terjadi pada wanita. Menurut Sarwono 2003, hlm. 52 perubahan-perubahan fisik pada wanita meliputi: 1
Perubahan tulang-tulang badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang; 2 Pertumbuhan payudara; 3 Tumbuh bulu yang halus dan lurus berwarna gelap di
kemaluan; 4 Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap tahunnya; 5 Bulu kemaluan menjadi keriting; 6 Haid; 7 Tumbuh bulu-bulu ketiak.
3. Perubahan Kejiwaan pada Masa Remaja
Perubahan kejiwaan pada masa remaja menurut Widyastuti 2009, hlm.16 yakni : a.
Perubahan emosi yaitu berupa: 1 Sensitif atau peka misalnya mudah menangis, cemas, frustasi, dan biasanya sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas.
Utamanya sering terjadi pada remaja puteri lebih-lebih sebelum masa menstruasi; 2 Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan luar yang mempengaruhinya; 3
Adanya kecenderungan tidak patuh pada orang tua, dan lebih senang bepergian dengan temannya daripada tinggal di rumah.
b. Perkembangan intelegensia yang menyebabkan remaja : 1 Cenderung
mengembangkan cara berpikir abstrak, suka memberi kritik; 2 Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sering muncul perilaku ingin mencoba-coba.
Menurut Kurt Lewin Sarwono, 2009, hlm. 44 tingkah laku-tingkah laku yang selalu ada pada remaja, yaitu:
a. Pemalu dan perasa, tetapi sekaligus juga cepat marah dan agresif.
b. Remaja merasa pertentangan antarasikap, nilai, ideologi dan gaya hidup yang
membuat mereka lebih nyaman dengan teman sebayanya.
Universitas Sumatera Utara
c. Konflik sikap, nilai dan ideologi tersebut di atas muncul dalam bentuk
ketegangan emosi yang meningkat. d.
Sering muncul tingkah laku memberotak dikalangan remaja. e.
Bentuk-bentuk khusus dari tingkah laku remaja ditentukan oleh sifat dan kekuatan dorongan-dorongan dari remaja tersebut.
C. Menarche