Gambaran Persepsi Mahasiswa tentang Kualitas E-Learning di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

(1)

!"# ! ! " $%$&

%

'()*')'*+


(2)

-')).-')-Dipersiapkan dan disusun oleh :

'()*')'*+

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 27 Juni 2012

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi

Prof.Dr.Irmawati, Psikolog NIP. 195301311980032001

&

1. Filia Dina Anggaraeni, M.Pd Penguji I/

NIP. 196910142000042001 Pembimbing

2. Fasti Rola, M.Psi., psikolog Penguji II NIP. 198103142005012003

3. Etty Rahmawati, M.Si Penguji III


(3)

/

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul :

0 ! !" " " "1 & % " 2 % " " $%$& 3 !" " ! !

Adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian1bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 20 Juni 2012

Marisa Andra NIM. 081301039


(4)

Gambaran Persepsi Mahasiswa Tentang Kualitas Di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

! " 2! 2 % && !

Perkembangan teknologi telah memungkinkan adanya sistem pembelajaran baru yaitu . Pada saat ini, pembelajaran menggunakan

mulai diujicobakan di Indonesia termasuk di Fakultas Psikologi USU. Setelah sebuah program diujicobakan, efektivitas dari program tersebut tentu akan dipertanyakan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur efektifitas program pembelajaran adalah dengan mengukur kualitas

Ehlers (2006) mengatakan bahwa pengukuran kualitas harus mempertimbangkan motivasi, kognisi dan situasi personal siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk melihat

gambaran persepsi mahasiswa tentang kualitas di Fakultas Psikologi USU. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 102 orang Alat ukur berupa skala persepsi tentang kualitas yang terdiri dari 75 aitem dan dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan dimensi dari kualitas yang dikemukakan oleh Ehlers (2006) meliputi dukungan tutor, kooperasi dan komunikasi, teknologi, biaya – ekspektansi – keuntungan,

, struktur dari skenario belajar dan . Uji daya diskriminasi aitem dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi

dan uji reliabilitas alat ukur dilakukan dengan teknik koefisien dengan nilai sebesar 0.886. Data yang diolah dalam dalam penelitian ini yaitu skor minimum, skor maksimum, , dan standar deviasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 25 orang mahasiswa mempunyai persepsi yang positif terhadap sistem pembelajaran di Fakultas Psikologi, sebanyak 23 orang mempunyai persepsi yang negatif dan sebanyak 54 orang berada dalam kategori tidak digolongkan. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa, secara umum mahasiswa mempunyai persepsi yang beragam tentang kualitas di Fakultas Psikologi USU.


(5)

The Description of Student’s Perception about Quality of E1Learning in Pschology Faculty of Universitas Sumatera Utara

! " 2! 2 % && !

6

Advance in technology enable a new learning system called e1learning. Nowadays, e1learning system has been tested in Indonesia including Psyhology Faculty of USU. While a program being tested, efectivity of the program will be questioned. Measuring quality of e1learning is one of many ways that can be used to measure efectivity of e1learning program. Ehlers (2006) stated that to measure quality, one must take account of student’s motivation, cognition and personal situation.

This research is descriptive research which aims to view the description of student’s perception about quality of e1learning in Psychology Faculty of USU. The total sample in this research is 102 students. The measuring tool was perception about quality of e1learning scale that consisted of 75 items and was made by researcher herself based on area of e1learning quality that was put forward by Ehlers (2006) including tutor support, cooperation and communication, technology, cost, expectations and benefits, informational tranparency, structure of learning scenario and didactics. The test of item discrimination was conducted by using correlation coefficient of Pearson Product Moment and the test of reliability of the tool done by using coefficient technique of Alpha Cronbach with value of 0.886. The data calculated in this research are minimum score, maximum score, mean, and standard deviation. The result show that 25 students have positive perception about quality of e1learning in Psychologu Faculty, 23 students have negative perception, and 54 students are in the uncategorized category. Concluded from the result, in general students have diverse perception about quality of e1learning in Psychology Faculty of USU.

# ! " 5 !4 $ 0$ 7 % # $8 9% ! &, " 2 " "#4 $%$&# 4 % # $8


(6)

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan Karunia1Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran Persepsi Mahasiswa tentang Kualitas di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara”. Penyusunan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi Fakultas Psikologi USU Medan.

Peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua peneliti yang telah memberikan banyak dukungan, motivasi dan doa sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Terselesaikannya skripsi ini tentu juga tidak terlepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih setulusnya kepada :

1. Prof. Dr. Irmawati, Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi.

2. Ibu Filia Dina Anggaraeni, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak masukan, kritik dan dukungan kepada peneliti. Semoga Tuhan membalas semua kebaikan Ibu.

3. Ibu Fasti Rola, M.Psi., psikolog dan Ibu Etty Rahmawati, M.Si selaku dosen penguji. Terima kasih atas saran yang diberikan dan waktu yang diluangkan.

4. Ibu Ika Sari Dewi, S.Psi., psikolog, Ibu Dian Ulfasari, M.Psi, psikolog, Ibu Sri Supriyantini, M.Si, psikolog dan Ibu Desvi Yanti Mukhtar, M.Si, psikolog selaku penguji saya sewaktu progres seminar dan ujian seminar.


(7)

Terima kasih atas masukan dan kritikan yang telah Ibu berikan selama progres sehingga saya dapat memperbaiki skripsi ini agar lebih baik lagi. 5. Ibu Medriani Ayu Siregar, M.Kes, sebagai dosen pembimbing akademik.

Terima kasih atas bimbingan Ibu selama ini.

6. Terima kasih buat Winda, Kharina, Widya, Haki, Calvina, Cindy, Sylvia, Katherina, Friska, Mastari, William, Debby , teman1teman seperjuangan di departemen pendidikan dan teman1teman stambuk 2008 yang telah memberikan saya banyak saran dan dukungan.

7. Terima kasih kepada Veronica, Farahdiba Mutia, Fitri Dian Adlina, Windhika Prildya, Juli Theresia, Anggi dan Fonds yang telah banyak membantu peneliti dalam pengambilan data penelitian.

8. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Psikologi USU. Terima kasih atas bantuan yang telah diberikan kepada peneliti.

9. Serta semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhir kata, peneliti berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan saudara1saudara semua. Peneliti sadar akan proses belajar yang sedang dijalani. Oleh karena itu, peneliti menerima segala saran maupun kritik yang dapat membantu peneliti untuk dapat lebih baik lagi kemudian hari. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua orang. Amin.

Medan, Mei 2012


(8)

Halaman

... i

... iii

... v

………...viii

... .. x

... 01

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Sistematika Penulisan ... 12

... 14

A. Persepsi ... 14

1. Definisi persepsi ... 14

2. Aspek persepsi ... 15

3. Faktor1faktor yang mempengaruhi persepsi ... 16

B. ... 18

1. Pengertian ... 18

2. Tipe1tipe e1learning ... 19


(9)

1. Pengertian kualitas ... 19

2. Pengertian kualitas ... 20

3. Model kualitas subjektif ( ) ... 21

D. Mahasiswa ... 29

1. Pengertian mahasiswa ... 29

2. Mahasiswa sebagai ... 29

E. Gambaran Persepsi Mahasiswa tentang Kualitas pada Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara ... 32

... 37

A. Identifikasi Variabel ... 37

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 37

C. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel ... 42

D. Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 42

E. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 44

1. Uji validitas ... 44

2. Uji reliabilitas alat ukur ... 44

3. Hasil uji coba alat ukur ... 45

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 48

1. Tahap persiapan penelitian ... 48

2. Tahap pelaksanaan penelitian ... 49

3. Tahap pengolahan data ... 49

G. Metode Analisa Data ... 50


(10)

A. Analisa Data ... 51

1. Gambaran subjek penelitian ... 51

2. Hasil penelitian ... 54

B. Pembahasan ... 63

... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 71

1. Saran metodologis ... 71

2. Saran praktis ... 71


(11)

Halaman

0 % ): Skala Persepsi tentang Kualitas sebelum Diuji

Coba ... 43

0 % -: Distribusi Aitem Skala Persepsi tentang Kualitas setelah Diuji Coba ... 46

0 % *: Distribusi Aitem pada Skala Penelitian………..… 47

0 % ;: Penyebaran Subjek berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

0 % <: Penyebaran Subjek berdasarkan Usia ... 52

0 % =: Penyebaran Subjek berdasarkan Suku ... 52

0 % >: Penyebaran Subjek berdasarkan Pengalaman dengan Komputer ... 53

0 % (: Penyebaran Subjek berdasarkan Kepemilikan Komputer/Laptop ... 53

0 % +: Penyebaran Subjek berdasarkan Kepemilikan Modem ... 54

0 % )': Hasil Uji Normalitas dari Skala Persepsi tentang Kualitas ... 54

0 % )): Gambaran Mean, Standar Deviasi, Nilai Minimum dan Nilai Maksimum Persepsi tentang Kualitas (Hipotetik & Empirik) ... 55


(12)

0 % )-: Kriteria Kategorisasi Persepsi tentang Kualitas pada Mahasiswa Fakultas Psikologi USU ... 55 0 % )*: Gambaran Nilai Minimum, Nilai Maksimum, , dan Standar

Deviasi Dimensi dari Kualitas ... 56 0 % );: Kriteria Kategorisasi Dimensi Kualitas pada Mahasiswa

Fakultas Psikologi USU ... 57 0 % )<: Mean Persepsi tentang Kualitas berdasarkan Jenis Kelamin

... 58 0 % )=: Mean Persepsi tentang Kualitas berdasarkan Usia ... 59 0 % )>: Mean Persepsi tentang Kualitas berdasarkan Suku ... 60 0 % )(: Mean Persepsi tentang Kualitas berdasarkan Pengalaman

Belajar Komputer ... 61 0 % )+: Mean Persepsi tentang Kualitas berdasarkan Kepemilikan Komputer/Laptop ... 62

0 % -': Mean Persepsi tentang Kualitas berdasarkan Kepemilikan Modem ... 63


(13)

Halaman

! ):Uji Daya Beda Aitem dan Reliabilitas ... 76

! -:Tabulasi Skor Skala Persepsi tentang Kualitas ... ...85

! *:Analisis Data Hasil Penelitian ... 101

! ;:Kategorisasi Subjek Penelitian ... 102


(14)

Gambaran Persepsi Mahasiswa Tentang Kualitas Di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

! " 2! 2 % && !

Perkembangan teknologi telah memungkinkan adanya sistem pembelajaran baru yaitu . Pada saat ini, pembelajaran menggunakan

mulai diujicobakan di Indonesia termasuk di Fakultas Psikologi USU. Setelah sebuah program diujicobakan, efektivitas dari program tersebut tentu akan dipertanyakan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur efektifitas program pembelajaran adalah dengan mengukur kualitas

Ehlers (2006) mengatakan bahwa pengukuran kualitas harus mempertimbangkan motivasi, kognisi dan situasi personal siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk melihat

gambaran persepsi mahasiswa tentang kualitas di Fakultas Psikologi USU. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 102 orang Alat ukur berupa skala persepsi tentang kualitas yang terdiri dari 75 aitem dan dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan dimensi dari kualitas yang dikemukakan oleh Ehlers (2006) meliputi dukungan tutor, kooperasi dan komunikasi, teknologi, biaya – ekspektansi – keuntungan,

, struktur dari skenario belajar dan . Uji daya diskriminasi aitem dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi

dan uji reliabilitas alat ukur dilakukan dengan teknik koefisien dengan nilai sebesar 0.886. Data yang diolah dalam dalam penelitian ini yaitu skor minimum, skor maksimum, , dan standar deviasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 25 orang mahasiswa mempunyai persepsi yang positif terhadap sistem pembelajaran di Fakultas Psikologi, sebanyak 23 orang mempunyai persepsi yang negatif dan sebanyak 54 orang berada dalam kategori tidak digolongkan. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa, secara umum mahasiswa mempunyai persepsi yang beragam tentang kualitas di Fakultas Psikologi USU.


(15)

The Description of Student’s Perception about Quality of E1Learning in Pschology Faculty of Universitas Sumatera Utara

! " 2! 2 % && !

6

Advance in technology enable a new learning system called e1learning. Nowadays, e1learning system has been tested in Indonesia including Psyhology Faculty of USU. While a program being tested, efectivity of the program will be questioned. Measuring quality of e1learning is one of many ways that can be used to measure efectivity of e1learning program. Ehlers (2006) stated that to measure quality, one must take account of student’s motivation, cognition and personal situation.

This research is descriptive research which aims to view the description of student’s perception about quality of e1learning in Psychology Faculty of USU. The total sample in this research is 102 students. The measuring tool was perception about quality of e1learning scale that consisted of 75 items and was made by researcher herself based on area of e1learning quality that was put forward by Ehlers (2006) including tutor support, cooperation and communication, technology, cost, expectations and benefits, informational tranparency, structure of learning scenario and didactics. The test of item discrimination was conducted by using correlation coefficient of Pearson Product Moment and the test of reliability of the tool done by using coefficient technique of Alpha Cronbach with value of 0.886. The data calculated in this research are minimum score, maximum score, mean, and standard deviation. The result show that 25 students have positive perception about quality of e1learning in Psychologu Faculty, 23 students have negative perception, and 54 students are in the uncategorized category. Concluded from the result, in general students have diverse perception about quality of e1learning in Psychology Faculty of USU.

# ! " 5 !4 $ 0$ 7 % # $8 9% ! &, " 2 " "#4 $%$&# 4 % # $8


(16)

: ! % &

Pada era globalisasi ini, teknologi telah berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan teknologi ini tentu saja memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan, contohnya saja penggunaan internet. Sistem internet berisi ribuan jaringan komputer yang terhubung di seluruh dunia, menyediakan informasi yang tak terhingga yang dapat diakses pelajar. Internet bahkan mengandung lebih banyak informasi bila dibandingkan dengan buku teks (Santrock, 2007). Tentu saja para pelajar juga harus dapat menyaring informasi yang mereka dapatkan melalui internet, karena tidak semua informasi yang dicantumkan benar adanya.

Teknologi juga memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap sistem pembelajaran di sekolah dan universitas. Perkembangan yang sangat pesat dalam teknologi telah memungkinkan penggunaan dari sistem pembelajaran yang baru seperti (Haverila, 2009). Saat membicarakan , banyak orang yang akan memikirkan tentang gambaran dari seseorang yang duduk di belakang komputer dan mengerjakan sesuatu seperti membaca. Kebanyakan orang mengira adalah sejenis yang melibatkan interaksi yang sangat minim (Fee, 2009). Banyak istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan pembelajaran

ini. Istilah1istilah tersebut meliputi , ,

, ! " , , ,


(17)

ini, secara umum, mengacu pada proses edukasi yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk memediasi aktivitas belajar, namun setiap istilah ini mempunyai sedikit perbedaan dengan . Istilah lebih luas

daripada atau . melibatkan semua

aktivitas pembelajaran yang dijalankan oleh individu maupun kelompok, dapat dilakukan secara maupun dan dapat dilakukan secara

atau melalui jaringan ataupun komputer pribadi dan perangkat elektronik lainnya (Naidu, 2006).

Naidu (2006) mendefinisikan sebagai penggunaan dari teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar.

# $ % (dalam Fee, 2009) menyatakan bahwa

adalah segala sesuatu yang disampaikan dan dimediasi oleh teknologi elektronik untuk tujuan pembelajaran. Definisi ini lebih luas daripada

, ! , dan dimana

meliputi pembelajaran satu arah dan dua arah serta melibatkan interaksi antar pelajar.

Pemanfatan teknologi internet untuk pendidikan di Indonesia secara resmi dimulai sejak dibentuknya telematika dan & &

& pada tahun 1996. Jaringan yang dikoordinasi oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) ini bertujuan untuk pengenalan dan pengembangan teknologi internet untuk pendidikan dan riset, pengembangan " internet pendidikan dan riset di kawasan Asia Pasifik bersama dengan perguruan tinggi di kawasan ASEAN dan Jepang, serta pengembangan informasi internet yang meliputi aspek


(18)

ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, sosial, dan ekonomi (Sihabudin, 2009). Institut Teknologi Bandung merupakan pelopor penggunaan internet untuk pendidikan di perguruan tinggi. Pemanfaatan internet untuk pendidikan tidak hanya untuk pendidikan jarak jauh, akan tetapi juga dikembangkan dalam sistem pendidikan konvensional. Kini sudah banyak lembaga pendidikan terutama perguruan tinggi yang sudah mulai merintis dan mengembangkan model pembelajaran berbasis internet dalam mendukung sistem pendidikan konvensional (Tafiardi, 2005). Di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sendiri, program sudah mulai diujicobakan pada beberapa mata kuliah untuk mendukung sistem pembelajaran yang konvensional.

Di Fakultas Psikologi, penggunaan metode mulai diujicobakan pada semester genap 2009/2010 melalui 3 mata kuliah yaitu Psikologi Pendidikan, Paedagogi dan Andragogi. Penggunaan metode ini kemudian berlanjut pada semester berikutnya yaitu semester ganjil 2010/2011 pada mata kuliah Psikologi Belajar, semester genap 2010/2011 pada mata kuliah Psikologi Pendidikan, dan semester ganjil 2011/2012 pada mata kuliah Kreativitas dan Bimbingan Konseling. Semua mata kuliah ini diampuh oleh dosen yang berinisial FDA. Dasar teori penerapan metode di Fakultas Psikologi adalah teori dari Romizowsky. Hal ini dapat dilihat dari kutipan wawancara berikut :

! ' ( ) ! "

)

, ) ,

, dan


(19)

Dari kutipan wawancara di atas disebutkan mengenai 4 tipe

menurut Romizowsky. & ) berlangsung

pada saat mahasiswa belajar secara menggunakan internet, sedangkan pada

) , mahasiswa belajar tidak

menggunakan internet. * dan

adalah situasi dimana mahasiswa bekerja sama dalam

kelompok. Perbedaannya, pada , kerjasama

berlangsung secara sedangkan pada

kerjasama terjadi dengan penundaan waktu (Naidu, 2006).

Pada awal semester, telah disetujui di dalam kontrak kuliah bahwa mahasiswa harus membuat blog masing1masing, namun banyak mahasiswa yang masih belum mengetahui cara pembuatan blog. Hal tersebut dapat dilihat dari komunikasi personal yang dilakukan peneliti tehadap seorang mahasiswa yang berinisial D dari angkatan 2008 :

' " " "

" " $ "

" ' " " " "

” (Komunikasi personal, 5 Desember 2011) Berdasarkan pemaparan di atas terlihat bahwa mahasiswa awalnya kesulitan untuk membuat blog. Mahasiswa diharuskan untuk mempelajari bagaimana membuat sebuah blog dan akhirnya banyak menggunakan proses

. Proses disini menunjukkan bahwa mahasiswa telah

melakukan ) . Mahasiswa melakukan uji

coba dengan menggunakan perangkat komputer dan internet hingga akhirnya terbentuklah sebuah blog yang dapat digunakan. Blog yang telah dibuat kemudian


(20)

digunakan untuk mem1 tugas1tugas mata kuliah. Hal ini dapat dilihat dari kutipan wawancara berikut.

" " "

" .” (Komunikasi personal, 3 Desember 2011)

$ ' " " " "

" " % ' " " "

" " + ! "

" .” (Komunikasi personal, 3

Desember 2011)

Mahasiswa menggunakan media sebagai sarana diskusi untuk menyelesaikan beberapa tugas yang diberikan. Waktu kuliah yang padat dan berbeda antara satu orang dengan orang yang lain membuat kelompok sulit mencari waktu dimana semua anggota kelompok bisa hadir untuk berdiskusi. Diskusi kelompok menggunakan dipilih untuk mengatasi hambatan ini. Diskusi kelompok menggunakan termasuk ke dalam tipe

, dimana semua kelompok pada waktu yang bersamaan untuk berdiskusi.

Mahasiswa diminta untuk bergabung dalam sebuah forum diskusi di beberapa mata kuliah tertentu. Mahasiswa menuliskan pertanyaan dalam forum diskusi, kemudian mahasiswa lainnya akan menjawab pertanyaan tersebut sesuai dengan pengetahuan atau pendapat mereka tergantung pada pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan yang diajukan tidak dijawab saat itu juga, tetapi akan dijawab saat ada mahasiswa lain yang mengetahui jawabannya, . Metode penggunaan forum diskusi ini, oleh Romizowsky disebut

'karena pertukaran informasinya terjadi dengan penundaan waktu, artinya mahasiswa yang terlibat tidak dalam waktu yang bersamaan.


(21)

Contoh lain dari adalah penggunaan .

Setelah sistem diujicobakan dalam suatu rentang waktu, mahasiswa akan mempunyai persepsi mereka sendiri mengenai pelaksanaan

tersebut. Persepsi didefinisikan oleh Atkinson (2000) sebagai proses pengorganisasian dan penafsiran stimulus dalam lingkungan dan menyangkut penilaian yang dilakukan individu baik positif maupun negatif terhadap suatu benda, manusia, atau kejadian. Keller & Cernerud (2002) mengatakan bahwa mahasiswa cenderung lebih memilih kelas yang menawarkan

dibandingkan dengan kelas tradisional. Mahasiswa merasa adalah sebuah alat yang dapat membantu proses belajar mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Buzzetto1More (2008) mengenai persepsi mahasiswa terhadap berbagai komponen di Historically Black University menunjukkan bahwa 90% mahasiswa menganggap ! membantu proses belajar mereka dan 85% menyatakan ilmu tersebut akan berguna di masa depan. Mahasiswa juga menyukai ketersediaan materi secara , sesi diskusi dan juga ketersediaan link yang berhubungan dengan pemeblajaran. Sebanyak 70% mahasiswa menganggap ujian praktis dan 79.8% menyatakan bahwa mereka menyukai sistem pengumpulan tugas secara online.

Melalui wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada 12 orang mahasiswa Fakultas Psikologi USU selama bulan Oktober 2011, peneliti menemukan bahwa 8 orang mahasiswa mempunyai persepsi yang positif mengenai pelaksanaan di Fakultas Psikologi, walaupun beberapa


(22)

mahasiswa merasa merek mempunyai persepsi ya membantu dan memudahk dilihat dari kutipan wawan

"

!

' " ” (Komunik “

" " ” (Komun Empat orang lainn mempunyai persepsi neg kesulitan yang dirasakan kutipan wawancara denga

" " " "

(Komunikasi perso Persepsi mahasisw seperti pengalaman sebelu telah memiliki pengalama mungkin mendapatkan pe cenderung menggunakan cenderung menampilkan kecemasan yang tinggi (K

mereka masih membutuhkan penyesuaian. Mahasis psi yang positif menyebutkan bahwa sistem

udahkan serta dapat menghemat banyak waktu. Hal wancara dengan beberapa mahasiswa berikut :

" "' " !

' !

"

' " " !

munikasi personal, 10 Oktober 2011)

" " "

" " , ' "

' "

Komunikasi personal, 10 Oktober 2011)

g lainnya mempunyai persepsi yang negatif. Mahasis si negatif mengeluhkan teknologi yang kurang mem sakan untuk beradaptasi dengan sistem yang baru ini dengan salah satu mahasiswa yang berinisial R :

! " "

" " " " "

" "

i personal, 10 Oktober 2011)

hasiswa akan dipengaruhi oleh variable spesifik dari sebelumnya dengan komputer. Ada mahasiswa yang galaman sebelumnya di SMA, sedangkan mahasiswa kan pengalaman pertama mereka di universitas. Pria j unakan komputer dibandingkan dengan wanita. pilkan ketangkasan komputer yang lebih rendah d

ggi (Keller & Cernerud, 2002).

ahasiswa yang em

. Hal ini dapat

" " !

ahasiswa yang memadai dan aru ini. Berikut

' " "

-k dari individu yang mungkin asiswa lainnya Pria juga lebih anita. Wanita dah dan level


(23)

Setelah program mulai dijalankan, pertanyaan mengenai apa yang membuat sebuah program sukses dan karakteristik apa yang paling penting dalam lingkungan mulai bermunculan (Ehlers, 2006). Kualitas memberikan banyak kesempatan untuk menilai – kesempatan yang melibatkan guru dan memotivasi pelajar untuk menilai proses belajar mereka (Anderson, 2008). Berlecon, IDC (International Data Coorporation) dan institut lainnya menyadari bahwa hanya dapat berlangsung dengan sukses bila konsep kualitas dapat dipenuhi (Ehler, 2003).

Kualitas yang dijalankan dalam Fakultas Psikologi, menurut dosen berinisial FDA yang diwawancarai oleh peneliti, masih memerlukan proses evaluasi yang lebih komprehensif. Dosen tersebut menyatakan bahwa walaupun ada mahasiswa yang menikmati sistem pembelajaran dengan , ada pula yang menganggap sebagai suatu beban. Hal ini mungkin disebabkan karena masih merupakan sesuatu yang baru. Berikut adalah kutipan wawancara yang dilakukan peneliti :

# '

" " " # ' "

" ' " " " " "

" " " " "

" " ! "

." . # " " /

' ! ( ) ! "

" " "

0 " " ! ”(Komunikasi personal, 2

Desember 2011)

Ehlers (2006) melakukan sebuah penelitian di Eropa yang mengukur kualitas berdasarkan persepsi pelajar dan kemudian merumuskan


(24)

Area pertama dari kualitas Ehler adalah ' area kualitas yang merepresentasikan pilihan siswa mengenai komunikasi dan kerja sama yang mereka harapkan dengan guru. Area kedua adalah

, area kualitas yang diekspresikan siswa mengenai komunikasi dan kerja sama dengan siswa lain, dalam kelompok belajar dan dengan ahli atau guru. Area kualitas yang berikutnya adalah area kualitas yang berhubungan dengan teknologi yang digunakan dalam proses pembelajaran. Jika teknologi yang digunakan tidak mencapai standar, kualitas akan menurun. Area berikutnya adalah 0 . Area ini dilihat sebagai harapan yang dimiliki oleh siswa terhadap setting pembelajaran. Area kualitas yang kelima adalah

. Area ini memaparkan mengenai pentingnya informasi mengenai program diberikan kepada siswa sebelum mereka memulai proses pembelajaran.

Area kualitas yang keenam adalah . Area ini

meliputi persyaratan dari siswa mengenai struktur dari program . Area kualitas yang terakhir adalah , yang meliputi isi program, tujuan belajar, metode dan materi.

Ketujuh area kualitas di atas dirumuskan berdasarkan

Konsep ini berarti mempertimbangkan motivasi, kognisi dan situasi personal siswa sebagai dasar dari penilaian kualitas. Tentu saja hal ini tidak berarti hanya perspektif siswa saja yang dijadikan pertimbangan. Hal lain seperti lingkungan belajar, tujuan pendidikan dan materi belajar juga harus dijadikan pertimbangan (Ehlers, 2006).


(25)

Budaya juga merupakan salah satu konsep yang mempengaruhi efektivitas program . Budaya didefinisikan oleh Boldley (dalam AL1Hunaiyyan, 2008) sebagai apa yang dipikirkan, dilakukan dan dihasilkan oleh individu. Budaya menyentuh anggota dari komunitas dan membentuk nilai, asumsi, persepsi dan prilaku mereka. Edukator sering kali mendengar efektivitas dari sebuah program yang digunakan oleh orang lain dan berpikir apakah program tersebut cocok untuk setting mereka. Ketika sebuah transfer dari

terjadi dari suatu negara ke negera lain dengan budaya yang berbeda, akan muncul masalah. AL1Hunaiyyan (2008) menyebutkan bahwa variasi dalam karakteristik pelajar akan dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Pelajar Asia bergantung pada " yang diberikan oleh pengajar dan menghasilkan kemajuan berdasarkan " tersebut. Pelajar dari latar belakang budaya yang berbeda akan memberikan respon yang beragam pada situasi belajar.

Menemukan jawaban atas pertanyaan mengenai kualitas saat ini merupakan pusat perhatian dari para peneliti. Tidak ada cara yang universal untuk mendeskripsikan kualitas. Dalam mengukur kualitas, berbagai perspektif yang berbeda harus dipertimbangkan. Kualitas bukanlah sesuatu yang absolut, tidak memiliki kategori yang tetap dan bergantung pada situasi (Ehlers, 2006).

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti merasa perlu meneliti mengenai gambaran persepsi mahasiswa tentang kualitas di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.


(26)

: " " %

Peneliti mencoba merumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian yaitu :

Bagaimana gambaran dari kualitas pada Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara?

6: %

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui gambaran persepsi mahasiswa tentang kualitas pada Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

: 8 %

): 8 $! "

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dalam memberikan informasi dan perluasan teori di bidang psikologi pendidikan, yakni mengenai kualitas . Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya sumber kepustakaan penelitian di bidang psikologi pendidikan, sehingga hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan penunjang untuk penelitian selanjutnya.

-: 8 ! "

a) Pada para mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para mahasiswa mengenai proses yang telah mereka jalani


(27)

sehingga mereka dapat memperoleh hasil yang lebih optimal dalam pembelajaran yang menggunakan sistem .

b) Pada para dosen

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada dosen Fakultas Psikologi sebagai referensi apabila ingin menggunakan metode

pembelajaran .

c) Pada penelitian selanjutnya

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi peneliti1peneliti lainnya yang berminat meneliti lebih lanjut mengenai

.

: " % "

Adapun sistematika penulisan dari penelitian ini adalah:

5 2 %

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

5 2 " $!

Bab ini menguraikan teori yang mendasari masalah yang menjadi

variabel dalam penelitian. Teori1teori yang dimuat adalah teori mengenai persepsi, dan kualitas .


(28)

5 $2 %

Bab ini menjelaskan mengenai metode1metode dasar dalam penelitian yaitu identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, metode dan alat pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur, prosedur pelaksanaan penelitian dan metode analisis data.

5 % " " 2 0 "

Bab ini menguraikan mengenai analisis data berupa gambaran umum subjek dan hasil penelitian, serta pembahasan.

5 " % 2 !

Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.


(29)

: !" "

): 8 " !" "

Sensasi yang ditransmisikan ke otak adalah bentuk mentah dari energi yang harus diinterpretasi dan diorganisasi melalui sebuah proses yang disebut persepsi (Lahey, 2007). Atkinson (2000) mendefinisikan persepsi sebagai proses pengorganisasian dan penafsiran stimulus dalam lingkungan dan menyangkut penilaian yang dilakukan individu baik positif maupun negatif terhadap suatu benda, manusia, atau kejadian.

Sebuah kejadian pada umumnya didefinisikan sebagai peristiwa yang meliputi ruang dan waktu. Melalui definisi ini, dapat disimpulkan bahwa kejadian meliputi semua persepsi mengenai gerak, namun persepsi mengenai kejadian

sering kali disebut sebagai , bukan .

digunakan untuk menjelaskan persepsi visual dari aliran optik, pergerakan manusia dan objek yang relatif terhadap lingkungan (Shiffrar, 2005). Shaw, Flascher & Mace (1995) mendefinisikan sebagai deteksi dari informasi mengenai gaya dari perubahan yang terjadi pada struktur dalam ruang dan waktu tertentu. Perbedaan antara dan

adalah pada terjadi dalam isolasi, sedangkan terjadi pada ruang dan waktu.


(30)

Berdasarkan yang dicetuskan oleh Helmholtz, beberapa dari persepsi adalah hasil dari asumsi ketidaksadaran yang dibuat mengenai lingkungan. Teori ini meliputi prinsip " , yang mengatakan bahwa individu merasakan objek yang menyebabkan pola stimulis yang diterima. Proses persepsi dinilai sama dengan proses pemecahan masalah. Dalam persepsi, masalahnya adalah untuk menentukan objek mana yang menyebabkan pola tertentu dari stimulus, dan masalah ini diselesaikan dengan proses dimana pengamat menerapkan pengetahuannya untuk menarik kesimpulan mengenai apakah objek tersebut (Goldstein, 2011).

Dalam penelitian ini, definisi persepsi yang akan digunakan adalah proses pengorganisasian dan penafsiran stimulus dalam lingkungan dan menyangkut penilaian yang dilakukan individu terhadap suatu benda, manusia, atau kejadian. -: " !" "

Ittelson (dalam Carmona dkk, 2003) menyatakan bahwa ada 4 aspek persepsi yaitu :

a. Kognitif, meliputi berpikir mengenai, mengorganisasi dan menyimpan informasi.

b. Afektif, perasaan kita yang mempengaruhi bagaimana kita mempersepsi sesuatu.

c. Interpretatif, sejauhmana individu memaknai sesuatu.


(31)

*: $!98 $! # & & ! !" "

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi. Faktor1faktor ini menyebabkan adanya perbedaan persepsi tiap1tiap individu. Menurut Rookies & Willson (2000), faktor1faktor tersebut adalah :

a. Usia

Kemampuan perseptual berubah dan matang seiring dengan perkembangan. Secara umum, kemampuan perseptual meningkat dansecara lebih akurat merepresentasikan dunia fisik, namun ada juga kemampuan perseptual yang menurun seiring bertambahnya usia. Perbedaan ini dapat memberikan perubahan dalam dunia persepsi seseorang.

b. Gender

Masalah perbedaan gender dalam proses psikologi sangat kontroversial. Kemampuan yang memiliki perbedaan gender yang konstan adalah kemampuan visual spasial. Pada kemampuan ini, pria mempunyai skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. c. Kepribadian

Orang1orang dengan kepribadian yang berbeda akan bersikap berbeda dalam berbagai situasi sosial dan mungkin saja memberikan respon yang berbeda terhadap berbagai informasi.

d. Keadaan psikologis

Ada banyak kerusakan fisik yang dapat mempengaruhi persepsi.


(32)

mengakibatkan kesulitan dalam mempersepsikan sesuatu. Selain kerusakan dan penyakit, penggunaan obat1obatan baik yang legal maupun illegal juga dapat mempengaruhi persepsi. Oleh karena itu, mungkin saja orang yang menggunakan zat tertentu seperti kafein, akan mempunyai pengalaman perseptual yang berbeda.

e.

# adalah ekspektansi yang dibawa oleh observer ke dalam situasi perseptual. Latar belakang dan pengalaman kita sepertinya membuat kita melihat suatu hal dengan cara tertentu, terutama jika stimulus yang diberikan ambigu. Ada beberapa hal yang mempengaruhi yaitu motivasi, konteks, ekpektansi, pengalaman sebelumnya dan emosi. f. Budaya

Ada aspek dalam lingkungan dan budaya yang membuat individu mempersepsikan dan mendapatkan pengalaman yang berbeda. Individu yang dibesarkan dengan pengaruh budaya Barat akan mengenali stimulus visual tertentu seperti televisi dan film, namun stimulus tersebut akan membingungkan individu yang dibesarkan dari daerah yang terpencil. Beberapa studi telah menemukan bukti yang kuat untuk mendukung adanya pengaruh lingkungan fisik terhadap persepsi individu.

g. Pengetahuan sebelumnya

Persepsi bergantung kepada informasi tambahan yang dimiliki oleh individu. Individu dapat mengenali objek yang berbeda karena adanya


(33)

pengetahuan sebelumnya yang dibawa individu ke dalam situasi tersebut (Goldstein, 2011).

:

): & !

Comerchero (dalam Berman, 2006) mengatakan bahwa adalah sebuah pendidikan yang menggabungkan motivasi diri, komunikasi, efisiensi dan teknologi. Adanya keterbatasan dalam interaksi sosial pada membuat pelajar harus memotivasi diri mereka sendiri. mengharuskan pelajar sering berkomunikasi dengan satu sama lain dan dengan pengajar untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka. efektif karena mengatasi masalah jarak dimana materi disusun dengan media yang dapat diakses dengan komputer dan internet. adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan pembelajaran melalui teknologi.

Naidu mendefinisikan sebagai penggunaan dari teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar (Naidu, 2006). Menurut

# $ % , adalah segala sesuatu

yang disampaikan dan dimediasi oleh teknologi elektronik untuk tujuan pembelajaran. Definisi ini lebih luas daripada , 1

, dan . meliputi pembelajaran satu

arah dan dua arah serta interaksi antar pelajar (Fee, 2009)

Mengacu pada pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa

adalah proses pembelajaran yang menggunakan dan dimediasi oleh teknologi informasi dan komunikasi.


(34)

-: 9 9% ! &

Menurut Romiszowski (dalam Naidu, 2006), tipe1tipe dibagi menjadi empat yaitu :

a. & ) adalah situasi dimana

individu mengakses bahan belajar secara via internet. Contoh dari tipe ini adalah saat individu belajar sendiri atau melakukan suatu penelitian di internet.

b. & ) adalah situasi dimana

individu menggunakan bahan belajar saat tidak dihubungkan dengan internet. Contoh dari tipe ini adalah saat individu belajar sendiri menggunakan CD atau DVD.

c. * adalah situasi dimana

kelompok bekerja sama menggunakan internet dalam . Tipe

ini meliputi 0 dan atau

.

d. * adalah situasi dimana

kelompok bekerja menggunakan internet dimana pertukaran terjadi dengan penundaan waktu. Contohnya adalah dengan menggunakan

. 6: % "

): & ! % "

Tidak ada cara yang universal untuk mendeskripsikan kualitas. Dalam mengukur kualitas, berbagai perspektif yang berbeda harus dipertimbangkan.


(35)

Kualitas bukanlah sesuatu yang absolut, tidak memiliki kategori yang tetap dan bergantung pada situasi (Ehlers, 2006).

Dalam bidang pendidikan, ada lima arti berbeda dari kualitas yaitu (Harvey dalam Ehlers, 2006) :

a. Kualitas adalah sebuah pengecualian, mendeskripsikan proses yang melampui standard.

b. Kualitas adalah kesempurnaan, mendeskripsikan sebuah keadaan yang tidak bercela.

c. Kualitas adalah fungsionalitas, mengacu pada derajat kegunaan. d. Kualitas adalah , diukur dengan rasio .

e. Kualitas adalah transformasi, mendeskripsikan hubungan antara pelajar dan lingkungan belajar dan mengacu pada kemajuan pelajar dalam proses belajar.

-: & ! % "

Kualitas adalah faktor yang paling menentukan masa depan dari . Kualitas adalah konsep yang beragam dan bergantung pada situasi. Tidak ada negara yang telah mencapai kesepakatan mengenai apa sebenarnya kualitas itu. Definisi dari kualitas selalu mengacu pada konteks yang spesifik. Berbagai metode yang berbeda telah dipakai untuk mengukur kualitas (Ehlers & Pawlowski, 2006). 2

3 ! " merupakan salah satu contoh program yang digunakan di Inggris untuk mengukur kualitas berdasarkan mekanisme penyampaiannya.


(36)

$ 2 (TQM) dan 2 & (CQI) juga merupakan metode untuk mengukur kualitas (Parker, 2004).

# adalah sebuah konsep mengenai deskripsi dari

aspek dan faktor dari pengembangan kualitas yang berfokus pada pelajar. Menurut teori ini, konsep kualitas berarti memperhitungkan motivasi, kognitif dan situasi personal pelajar sebagai dasar dari penilaian. #

adalah model yang digunakan untuk mengukur kualitas yang didasarkan pada teori tersebut (Ehlers & Pawlowski, 2006).

Dalam penelitian ini, konsep kualitas yang digunakan adalah , dimana penilaian kualitas berfokus pada pelajar ..

*: $2 % % " " 0 8 ? @

Ehlers (dalam Ehlers & Pawlowski, 2006) melakukan sebuah penelitian di Eropa yang mengukur kualitas berdasarkan persepsi pelajar dan kemudian merumuskan . Penelitian ini dilakukan dalam tiga level. Seratus lima puluh tiga merupakan dasar empiris dari model ini yang berasal dari wawancara secara mendalam dengan subjek, kemudian faktor1faktor ini dibentuk menjadi survei yang terstandarisasi. Hasilnya disusun menjadi 30 dimensi dari kualitas

dengan menggunakan . Pada level ketiga, 30 faktor

ini kemudian dikelompokkan menjadi 7 area kualitas subjektif ( ) menurut temanya.

Dimensi ini adalah hasil dari (PCA). Metode


(37)

faktor atau dimensi yang dapat menjelaskan perbedaan preferensi kualitas pada pelajar.ketiga puluh dimensi ini tidak sama pentingnya bagi tiap1tiap pelajar. Dimensi1dimensi ini akan membentuk jaringan yang akan relevan bagi pelajar tertentu. Bagi setiap pelajar, dimensi tersebut akan menjadi kualitas

yang berbeda tingkat kepentingannya bagi tiap1tiap pelajar. Ketujuh area kualitas subjektif tersebut adalah :

1. Dukungan tutor ( )

a. Interaksi ( )

Dimensi ini berhubungan dengan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pelajar. Dalam interaksi, aspek yang paling penting adalah interaksi dua arah ( ), dimana pelajar tidak hanya menerima " tetapi juga memberikan " kepada pengajar.

b. Moderasi dari proses belajar ( )

Dimensi ini menggambarkan kecenderungan untuk memilih proses belajar yang aktif melalui pengajar dalam cara yang komunikatif.

c. Pemusatan pada pelajar vs. materi ( )

Pelajar berbeda dalam pilihan mereka mengenai prilaku dalam pembelajaran. Ada sebagian pelajar yang memilih pembelajaran yang mempunyai interaksi yang lebih berfokus kepada pelajar dimana interaksi antara pengajar dan pelajar di dalam kelas berfokus pada proses belajar pelajar secara personal. Kelompok pelajar lainnya lebih memilih interaksi yang lebih berorientasi pada materi belajar.


(38)

d. &

Dimensi ini berhubungan dengan dukungan yang diberikan oleh pengajar kepada pelajar. Dukungan ini disesuaikan dengan situasi pelajar. Dukungan dapat diberikan pada pelajar dengan memberikan informasi tambahan yang menarik minat pelajar, walaupun informasi tambahan tersebut tidak berhubungan dengan materi pembelajaran. e. Pemusatan pada tujuan vs. perkembangan (

)

Dimensi ini mendeskripsikan bahwa ada pembelajaran lebih berorientasi pada tujuan belajar dan ada pula pembelajaran yang berorientasi pada pelajar dan mendukung perkembangan personal serta kompetensi sosial pelajar.

Pelajar tidak hanya berbeda dalam pilihan mereka mengenai komunikasi dalam pembelajaran tetapi juga pada jenis media yang ingin mereka gunakan untuk berhubungan dengan pengajar.

f. Media komunikasi tradisional ( )

Media dalam dimensi ini yang disukai oleh pelajar adalah telepon, faks dan surat.

g. Media komunikasi ( )

Media dalam dimensi ini yang disukai oleh pelajar adalah konferensi video dan .


(39)

h. Media komunikasi ( )

Media dalam dimensi ini yang disukai oleh pelajar adalah dan forum diskusi.

2. Kooperasi dan komunikasi ( )

Area ini meliputi persyaratan kualitas yang diekspresikan pelajar terhadap pembelajaran yang berhubungan dengan komunikasi dan kooperasi dengan pelajar lain, dalam kelompok belajar dan dengan pengajar.

a. Kerjasama sosial ( )

Kerja sama seharusnya berfokus pada aspek dalam interaksi sosial seperti pada diskusi , aktivitas yang melibatkan kerja kelompok dan komunikasi tatap muka.

b. %

Dalam dimensi ini, ditekankan bahwa pelajar harus mampu bekerja sama bukan hanya pada situasi yang datar tetapi juga dalam situasi konflik. Pelajar diharapkan dapat bekerja sama dalam memecahkan masalah pada topik yang saling bertentangan, misalnya dalam forum debat. Pada dimensi ini, yang ditekankan bukan aspek sosial, melainkan bagaimana pelajar dapat membangun pengetahuan mereka secara aktif dalam yang argumentatif.

3. Teknologi ( )

Area teknologi juga dapat menjadi sesuatu yang penting bagi pelajar, namun, teknologi merupakan yang artinya, jika standar


(40)

terpenuhi, kualitas tidak akan meningkat terlalu banyak. Akan tetapi apabila tidak terpenuhi, penilaian kualitas menurun.

a. Adaptivitas dan personalisasi ( )

Teknologi yang digunakan dalam program harus memiliki kapasitas untuk beradaptasi dengan pengguna dan dapat memberikan fasilitas yang memungkinkan pengguna untuk “ !

”.

b. Kemungkinan komunikasi (

)

Teknologi yang digunakan harus dapat mendukung komunikasi seperti konferensi video dan .

Ketersediaan materi ( 4 5)

Materi yang digunakan dalam proses pembelajaran harus tersedia dalam berbagai format. Materi harus dapat diperoleh dan disimpan oleh pelajar dalam komputer mereka masing1masing di rumah.

4. Biaya – ekspektansi – keuntungan ( 6 0 6 )

Area ini merupakan salah satu faktor yang menentukan penilaian terhadap kualitas.Aspek ini dapat dilihat dalam hubungan yang dekat dengan ekspektansi mereka terhadap setting pembelajaran. Usaha yang dilakukan oleh pelajar dalam proses belajar harus seimbang dengan keuntungan dan hasil.

a. Ekspektansi dari individualisasi dan orientasi kebutuhan ( 0 )


(41)

Program diharapkan merupakan program yang fleksibel dalam hal waktu. Program juga harus merupakan sesuatu yang memiliki yang terindividualisasi, dalam artian dapat memenuhi kebutuhan tiap1tiap individu.

b. Biaya non1ekonomi individual ( )

Walaupun lebih menekankan pada proses individual, program harus dapat memotivasi pelajar untuk belajar dan berkonsentrasi pada hal yang diajarkan.

c. Biaya ekonomi ( )

Dimensi yang paling penting adalah yang menyangkut hal ekonomis.

d. Keuntungan praktis ( )

Materi yang dipelajari oleh pelajar di kelas harus memiliki manfaat praktis yang dapat digunakan dalam kehidupan mereka sehari1hari. e. Ketertarikan dalam Rangkaian Pelajaran dan Penggunaan Media

(& 7 )

Program harus membuat pelajar bukan hanya berminat pada topik yang diajarkan tetapi juga pada penggunaan internet dan

. 5. &

Area ini meliputi informasi yang dimiliki oleh pelajar sebelum memulai pelajaran dan mengenai institusi yang memberikan pelajaran. Area ini meliputi pemberian informasi yang formal dan standard dan juga


(42)

konseling individual terhadap isi pelajaran, metode pembelajaran atau nasehat teknis.

a. '

Konseling dan nasehat yang diberikan kepada pelajar sebelum memulai suatu program dapat menjadi aspek yang berguna.

b. Informasi organisasional ( )

Dimensi ini menekankan bahwa penting bagi pelajar untuk mendapat informasi mengenai mata pelajaran yang akan mereka jalani dan juga masalah berkaitan dengan sertifikat mata pelajaran, kualifikasi pengajar dan organisasi yang menawarkan mata pelajaran tersebut. c. Informasi mengenai tujuan dan materi pembelajaran (

)

Dimensi ini menekankan bahwa penting bagi pelajar untuk mendapat informasi mengenai mata pelajaran secara mendetail.

6. Struktur dari skenario belajar ( )

Area ini meliputi persyaratan pelajar yang berkaitan dengan struktur dari

progam .

a. Dukungan personal dari proses belajar ( )

Dimensi ini menekankan pentingnya dukungan individual dan personal dalam program.


(43)

b. Pengenalan kepada aspek teknis dan materi ( )

Pelajar hendaknya mendapat pengenalan mengenai materi dan aspek teknis yang penting dalam program yang akan dijalaninya.

c. Ujian ( 0 )

Fungsi penting dalam aspek ini adalah kemungkinan untuk mengikuti ujian.

7. %

Aspek ini meliputi isi, tujuan belajar, metode dan materi. a. "

Dimensi ini menekankan bahwa penting bagi pelajar untuk mendapatkan akses terhadap " dari topik yang dibahas.

b.

Ada kelompok pelajar tertentu yang lebih memilih untuk menggunakan materi yang diperkaya oleh multimedia dan menggunakan tidak hanya satu tetapi beberapa sumber media seperti audio, visual, film, teks dan sebagainya.

c. Materi yang terstruktur dan berorientasi pada tujuan ( )

Program harus dibangun dalam struktur yang berorientasi pada tujuan.


(44)

Program harus dapat mendukung pelajar untuk mendapatkan pengetahuan dan membantu pelajar menjadi lebih kompeten dalam pembelajaran sepanjang masa.

e. 3 "pada proses belajar ( " )

Ujian harus disertakan dalam program untuk mendapatkan ". f. Tugas individual ( " )

Tugas harus didesign untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan pelajar. : " "1

): & ! " "1

Secara harfiah, mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut, maupun akademi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi.

Hurlock (1999) mengkategorikan usia mahasiswa ke dalam masa dewasa dini. Menurut Hurlock (1999) masa dewasa dini dimulai pada usia 18 tahun sampai kira1kira usia 40 tahun dimana tugas perkembangan pada masa dewasa dini salah satunya adalah mencakup pemilihan karir atau mendapatkan suatu pekerjaan. Pada masa dewasa dini terjadi perubahan nilai dimana banyak nilai pada masa kanak1kanak dan remaja berubah karena pengalaman dan hubungan sosial yang lebih luas dengan orang1orang yang berbeda usia.

Berdasarkan definisi yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa mahasiswa merupakan peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi tertentu serta berada pada masa dewasa dini dimana tugas


(45)

perkembangan pada masa dewasa dini salah satunya adalah mencakup pemilihan karir atau mendapatkan suatu pekerjaan.

-: " "1 " 0 &

dapat didefinisikan sebagai pelajar yang mengikuti proses (Keiser, Kollar & Schmidt, 2006). Dalam penelitian ini, adalah mahasiswa yang mengikuti proses .

Mahasiswa sebagai akan menghadapi banyak tantangan akademis, termasuk memiliki motivasi diri dan disiplin diri yang tinggi.

juga harus menunjukkan kemampuan untuk berpartisipasi dengan nyaman, mempunyai pikiran yang terbuka dan kemampuan komunikasi yang baik. Seorang juga harus memperhatikan atau yang sering disebut sebagai etika internet.

Proses e1learning memerlukan komunikasi dan kerja sama kelompok. Untuk dapat mempertahankan lingkungan belajar yang baik, seorang

harus mempersiapkan dirinya dengan baik. Jika tidak siap untuk menyelesaikan tugas, kesempatan mereka untuk berhasil dalam proses

akan berkurang secara drastis. Ada beberapa rintangan yang dapat menghambat :

a. *

harus mempunyai akses terhadap teknologi yang diperlukan agar dapat berpartisipasi dengan baik dalam lingkungan . Tanpa sistem koneksi yang baik, partisipasi dalam tidak dapat dilakukan.


(46)

b. ( 8

Komunitas di pedesaan mungkin saja tertinggal dalam hal akses internet. Pengguna internet di pedesaan cenderung lebih tertarik pada kelas dibandingkan dengan yang ada di kota atau pinggiran kota.

c. Pengalaman web

harus mempunyai latar belakang yang cukup di bidang komputer dan merasa nyaman dengan berbagai tugas komputer.

d. Tertarik pada subjek

Mempunyai pikiran terbuka dan ketertarikan pada subjek yang dipelajari penting untuk menjadi seorang yang sukses. Faktor lain yang mempengaruhi keterlibatan dalam proses

adalah , kesiapan untuk menerima . Komponen pertama dalam adalah kemampuan teknikal, namun kemampuan teknikal saja tidak cukup untuk melihat kesiapan individu untuk berpartisipasi dalam kelas . Ada dua komponen dalam e1readiness yaitu

dan . Masing1masing komponen

terdiri dari pengetahuan, sikap, kemampuan dan kebiasaan yang spesifik. Pengetahuan adalah tahap pertama dari pemahaman yaitu memiliki informasi dasar yang diperlukan. Sikap adalah perasaan, kepercayaan dan kecenderungan berperilaku individu yang berasal dari hereditas maupun lingkungan yang memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku. Pengetahuan dan sikap merupakan dasar bagi , namun kedua hal itu saja tidak cukup jika tidak


(47)

mempunyai kemampuan yang diperlukan untuk implementasi. Bila ketiga aspek sudah dipenuhi, pembentukan kebiasaan yang positif akan memperkuat tingkat kesuksesan (Guglielmino & Guglielmino, 2003).

Masalah lain dalam sistem belajar adalah perbedaan gender. Penelitian yang dilakukan oleh (Salminen1Karlsson, 2010) ditemukan bahwa pria dan wanita mempunyai perbedaan yang sangat besar dalam hal

, dimana pria menunjukkan skor yang lebih tinggi. Pria juga cenderung membantu orang lain yang mempunyai masalah dengan komputer. Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa wanita mempunyai

0 yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pria.

: 0 ! !" " " "1 & % " 2

% " " $%$& 3 !" " ! !

Ketertarikan terhadap penggunaan metode telah meningkat dengan pesat. juga telah menjadi suatu ranah yang diminati dalam proses pembelajaran di universitas. Organisasi pendidikan melihat

sebagai suatu cara untuk meningkatkan program mereka (Naidu, 2006). Pada saat pertama diaplikasikan, penekanan diletakkan pada ekspektansi yang tidak realistis bahwa akan dapat mengurangi biaya dan dapat menggantikan proses belajar tatap muka. Hasil yang didapat jauh dari memuaskan dimana pelajar menjadi terisolasi. Pada saat ini, telah dimengerti dengan lebih baik dan pendekatan yang sepenuhnya menggunakan teknologi telah digantikan oleh pandangan bahwa seharusnya menjadi proses belajar yang diperkaya oleh penggunaan teknologi.


(48)

Di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, ada beberapa mata kuliah yang menggunakan sistem yang menggunakan ,

dan forum diskusi . Pembelajaran dengan ini diintegrasikan dengan pembelajaran tatap muka. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan beberapa orang mahasiswa, ada mahasiswa yang mempunyai persepsi yang positif dan mengatakan bahwa sistem pembelajaran ini dapat menghemat waktu mereka, namun ada juga mahasiswa dengan persepsi negatif yang merasa terbebani dan tidak terbiasa dengan sistem yang baru ini. Perbedaan persepsi pada mahasiswa bisa disebabkan oleh banyak faktor seperti pengalaman belajar sebelumnya, perbedaan gender, perbedaan tingkat atau dalam

hal .

Banyak peneliti telah menemukan bahwa efektivitas sama dengan atau bahkan melampaui proses belajar di kelas, akan tetapi kualitas dari

masih diperdebatkan. Individu yang terbiasa dengan kelas tradisional dan menyukai pembelajaran tatap muka akan mengalami kesulitan dengan pembelajaran (Elango, 2008). Hal ini menyebabkan berbagai organisasi, pengajar maupun pelajar sendiri mencari cara untuk mengukur kualitas dari program yang telah dijalankan terutama efektivitas dan efisiensinya (Eschenlohr, 2004).

Kualitas adalah konsep yang multifaset. Kualitas bukan sesuatu yang absolut tetapi selalu bergantung pada situasi dimana proses belajar terjadi (Ehlers, 2003). Garvin (dalam Nichols, 2002) mengatakan bahwa walaupun kualitas sulit didefinisikan, pentingnya kualitas telah diakui secara universal. Ehlers (2006)


(49)

berpendapat bahwa kualitas adalah sebuah kategori yang sangat dipengaruhi oleh subjektivitas individual. Ehlers (2003) menyebutkan bahwa sekelompok pelajar mempunyai latar belakang yang berbeda1beda. Perbedaan ini meliputi komponen demografik (status profesionalitas dan tingkat pendidikan), isi (pengetahuan dan kemampuan sebelumnya) dan pengalaman belajar. Schulmeister (dalam Ehlers, 2006) mengatakan bahwa mengabaikan keberagaman pelajar dapat berakibat pada kegagalan.

Ehlers (2006) mengembangkan sebuah program untuk mengukur kualitas berdasarkan perspektif pelajar yang disebut sebagai model kualitas subjektif. Model ini meliputi tujuh area kualitas subjektif yaitu dukungan tutor, kooperasi dan komunikasi, teknologi, biaya, ekspektansi dan keuntungan,

, struktur dari skenario belajar, dan .

Dimensi yang pertama adalah dukungan tutor. Komunikasi antara dosen dengan mahasiswa hendaknya berlangsung secara dua arah dimana bukan hanya dosen saja yang memberikan umpan balik kepada mahasiswa tetapi mahasiswa juga diberikan kesempatan memberikan umpan balik kepada dosen. Dosen hendaknya menjadi moderator yang komunikatif dalam proses belajar mahasiswa. Orientasi pengajaran di kelas hendaknya bukan hanya berfokus pada materi tetapi dosen perlu memperhatikan proses belajar mahasiswa secara personal. Dukungan secara personal perlu diberikan kepada masing1masing mahasiswa untuk membantu proses belajar mereka. Pembelajaran di kelas hendaknya tidak hanya berfokus pada tujuan pembelajaran. Perkembangan personal masing1masing mahasiswa juga merupakan aspek yang tidak kalah pentingnya.


(50)

Dimensi kedua adalah kooperasi dan komunikasi. Mahasiswa mengharapkan kerjasama sosial melibatkan interaksi sosial dengan menggunakan diskusi , kerja kelompok dan juga komunikasi tatap muka. Mahasiswa juga mengharapkan kerjasama yang dibentuk dalam situasi konflik seperti forum debat. Foum debat diharapkan dalam membantu mahasiswa membangun pengetahuan dalam situasi yang argumentatif.

Dimensi ketiga, teknologi, merupakan hal yang penting dalam menentukan kualitas. Teknologi diharapkan dalam memiliki kapasitas untuk beradaptasi dengan keperluan mahasiswa serta dapat mendukung fasilitas dan konferensi video. Ada baiknya bila materi pembelajaran dapat diakses oleh mahasiswa dalam berbagai format dan dapat disimpan oleh mahasiswa dalam komputer mereka masing1masing.

Dimensi keempat adalah biaya, ekspektansi dan keuntungan. Program diharapkan sebagai program yang fleksibel dalam hal waktu dan juga dapat memenuhi kebutuhan masing1masing individu. Selain menekankan pada proses individu, program harus dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar dan berkonsentrasi pada hal yang diajarkan. Biaya yang dikeluarkan untuk

hendaknya tidak memberatkan mahasiswa. Mahasiswa berharap apa yang telah dipelajari di kelas dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari1hari. Program

juga harus membuat mahasiswa bukan hanya tertarik pada materi tetapi juga tertarik pada penggunaan internet.

Dimensi kelima, , meliputi informasi yang


(51)

diberikan kepada mahasiswa akan berguna bagi mereka. Informasi mengenai mata pelajaran yang akan dijalani, pengajar, tujuan dan materi kuliah penting diketahui oleh mahasiswa.

Dimensi keenam adalah struktur dari skenario belajar. Penting bagi mahasiswa untuk mendapatkan dukungan dalam menjalani program, mendapatkan informasi mengenai aspek teknis dari program dan juga mengenai ujian yang akan dijalani.

Dimensi terakhir adalah . Dimensi ini menekankan penting bagi mahasiswa untuk mendapatkan informasi mengenai " dari topik yang sedang dibahas. Banyak mahasiswa yang menyukai penggunaan beberapa media yang berbeda untuk mendukung proses pembelajaran. Materi yang diajarkan juga harus terstruktur dan berorientasi pada tujuan. Mahasiswa juga memerlukan dukungan yang dapat membantu mereka mendapatkan pengetahuan. Ujian sebaiknya dirancang untuk memberikan umpan balik bagi mahasiswa. Tugas juga harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa.

Penilaian kualitas dari proses belajar dengan sistem di Fakultas Psikologi menggunakan teori Ehlers akan dapat memberikan gambaran mengenai persepsi mahasiswa tentang kualitas program yang telah mulai diujicobakan di Fakultas Psikologi.


(52)

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bersifat deskriptif yang dimaksudkan untuk mengetahui gambaran persepsi mahasiswa tentang kualitas di Fakultas Psikologi USU.

: 2 8 " ! 0 %

Penelitian ini hanya memiliki satu variabel yang akan diukur yaitu persepsi tentang kualitas .

: 8 " ! " $ % ! 0 % %

Definisi operasional dari persepsi tentang kualitas adalah hal yang diketahui, dirasakan serta evaluasi dan interpretasi yang dilakukan oleh mahasiswa terhadap kualitas sistem di Fakultas Psikologi yang terdiri dari :

1. Dukungan tutor yang diukur melalui

a. Interaksi yang berlangsung dua arah antara dosen dengan mahasiswa yang meliputi diskusi antara mahasiswa dengan dosen, dosen membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk memberikan saran mengenai proses pembelajaran, dan dosen menanyakan pendapat mahasiswa.

b. Moderasi yang dilakukan dosen terhadap proses pembelajaran mahasiswa yang terdiri dari dosen memberikan " rujukan kepada


(53)

mahasiswa, dosen memberikan tugas , dan dosen memberikan bahan bacaan yang menarik minat mahasiswa.

c. Dukungan personal berupa pujian yang diberikan dosen kepada mahasiswa.

d. Pemusatan kepada materi dan pelajar yang meliputi dosen memberikan ceramah mengenai materi yang dipelajari, dosen mengenal nama mahasiswa, dosen mengetahui proses belajar mahasiswa, dan dosen mengetahui kelebihan dan kekurangan mahasiswa.

e. Pemusatan kepada tujuan dan perkembangan yang meliputi dosen mengarahkan mahasiswa bukan hanya untuk mendapatkan nilai yang tinggi tetapi juga menguasai semua materi yang diajarkan. 2. Kooperasi dan komunikasi yang diukur melalui

a. Kerjasama dan komunikasi yang terjadi dalam interaksi sosial seperti dalam proses pembelajaran tatap muka dan pembelajaran

via .

b. Kerja sama yang terjalin dalam situasi konflik yaitu ketika terdapat perbedaan pendapat dalam diskusi serta dalam forum debat.

3. Teknologi yang diukur melalui

a. Adaptasi dan personalisasi teknologi, dimana blog yang digunakan oleh mahasiswa dapat diakses dari berbagai perangkat (contoh laptop, hp dll).


(54)

b. Kemungkinan komunikasi dengan melihat kondisi jaringan ! yang digunakan

c. Ketersediaan materi dan juga format materi yang bisa didapatkan oleh mahasiswa ( dan dari materi)

4. Biaya – ekspektansi – keuntungan yang diukur melalui

a. Ekspektansi individualisasi dan orientasi kebutuhan yang meliputi waktu yang dihemat dengan menggunakan sistem pembelajaran 1

misalnya waktu perjalanan dan mahasiswa dapat langsung mencari informasi tambahan di internet bila ada yang kurang dimengerti atau bila ada informasi yang menarik perhatian mereka. b. Biaya ekonomi yang meliputi biaya yang dikeluarkan untuk akses

internet, tugas dan biaya transportasi.

c. Biaya non ekonomi yaitu dari masing1masing mahasiswa dalam artian mahasiswa seharusnya dapat berkonsentrasi ketika belajar dengan sistem .

d. Keuntungan praktis yang meliputi pemanfaatan blog dan fasilitas di mata kuliah lain.

e. Ketertarikan mahasiswa terhadap penggunaan teknologi. 5. Information yang diukur melalui

a. Informasi yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa di awal semester mengenai perangkat keras dan lunak yang nantinya akan digunakan dalam pembelajaran ' kondisi jaringan yang tersedia, dan tim pengajar.


(55)

b. Informasi tentang tujuan belajar dan materi kuliah yang disampaikan melalui kontrak kuliah.

c. Konseling dan nasehat yang meliputi pengarahan tentang penggunakan ! pada pembelajaran dan diskusi , dan nasehat serta tips yang diberikan oleh dosen saat mahasiswa mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan sistem

pembelajaran .

6. Struktur dari skenario belajar yang diukur melalui

a. Dukungan personal dari proses belajar yang meliputi dosen memberikan komentar secara personal di blog mahasiswa, membentuk grup di salah satu jejaring sosial untuk memudahkan koordinasi dan penyampaian informasi serta motivasi yang diberikan kepada mahasiswa oleh dosen.

b. Pengenalan terhadap aspek teknis dan materi yang meliputi tentang tata cara penggunaan blog misalnya bagaimana mem1 atau mengunggah di blog.

c. Umpan balik yang diberikan melalui ujian, informasi mengenai format ujian yang akan dijalani apakah dilakukan secara

ataupun dan sistem ujian yang digunakan. 7. % yang diukur melalui

a. Ketersediaan " misalnya dosen memberikan mahasiswa buku yang digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas, tulisan di blog memiliki daftar pustaka untuk memastikan


(56)

tulisan tersebut dapat dipercaya,dan mahasiswa perlu diarahkan untuk membaca buku untuk mendapatkan pemahaman yang lebih menyeluruh mengenai materi.

b. Penggunaan media yang berbeda (teks, gambar, audio, visual, dll) untuk mendukung pembelajaran.

c. Materi yang diberikan terstruktur dan berorientasi pada tujuan belajar misalnya pemberian tugas lapangan setelah semua materi yang berhubungan dengan tugas tersebut telah dikuasai dengan baik oleh mahasiswa.

d. Dukungan belajar yang terdiri dari kritik dan saran yang diberikan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa.

e. Umpan balik dari proses belajar didapatkan mahasiswa melalui ujian.

f. Tugas individu yang dirancang sesuai dengan tujuan belajar dan kebutuhan dari masing1masing mahasiswa.

Skala persepsi tentang kualitas yang dibuat oleh peneliti berdasarkan dimensi1dimensi kualitas yang dikemukakan oleh Ehlers (2006). Semakin tinggi skor total skala persepsi tentang kualitas maka semakin positif persepsi mahasiswa terhadap kualitas . Sebaliknya, semakin rendah skor total skala persepsi terhadap kualitas maka semakin negatif persepsi mahasiswa terhadap kualitas .


(57)

6: $ % " 2 $2 & 0 % %

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara dengan karakteristik yang sedang mengambil mata kuliah yang menggunakan sistem pendidikan . Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 128 orang. Data yang diterima oleh peneliti berjumlah 134, hal ini disebabkan karena ada skala yang diisi lebih dari sekali oleh individu yang sama dan adanya skala yang tidak diisi dengan lengkap. Peneliti kemudian mengeliminasi data yang diisi dua kali dan tidak lengkap tersebut dan mendapatkan 102 orang yang datanya dapat digunakan dalam penelitian.

: $2 2 % & %

Skala persepsi tentang kualitas dibuat berdasarkan dimensi1 dimensi kualitas menurut Ehlers (2006). Model skala persepsi tentang kualitas dibuat berdasarkan model skala Likert yang terdiri dari 112 pernyataan. Setiap aitem terdiri dari pernyataan dengan 5 pilihan jawaban, yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Netral (N), Sesuai (S), Dan Sangat Sesuai (SS). Selain aitem1aitem tersebut, di dalam alat ukur juga tertera identitas diri yang harus diisi oleh responden. Identitas diri tersebut meliputi nama, usia, jenis kelamin, suku, asal sekolah SMA, kota asal sekolah SMA, pengalaman belajar komputer dan kondisi kepemilikan komputer dan modem.

Skala disajikan dalam bentuk pernyataan yang mendukung ( ) dan tidak mendukung ( ). Nilai setiap pilihan bergerak dari 1 – 5. Bobot penilaian untuk pernyataan yaitu: STS=1, TS=2, N=3, S=4,


(58)

SS=5. Sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan yaitu: STS=5, TS=4, N=3, S=2, SS=1.

Berikut dalam Tabel 1 adalah skala sebelum uji coba :

0 % ): % !" " & % " " 0 %

6$0 No Dimensi kualitas Aspek persepsi Total Kognisi Afeksi Interpretasi Evaluasi

Fv Un Fv Fv

Un Fv Fv

Un Fv Fv

Un Fv 1 Dukungan

tutor 2, 67 41, 83 49, 88 22, 75 45, 105 16, 109 34, 97 4,

59 16 2 Kooperasi dan komunikasi 17, 58 50, 92 27, 98 40, 82 1, 57 42, 70 9, 106 33,

102 16 3 Teknologi 32,

101 55, 81 14, 76 51, 63 48, 93 8, 60 18, 72 26,

110 16

4 Biaya, ekspektansi & keuntungan 28, 94 3, 71 43, 99 35, 89 21, 77 39, 107 56, 66 12,

108 16

5 & 10,

65 53, 100 23, 78 20, 84 38, 61 5, 96 31, 111 47,

86 16 6 Struktur dari skenario belajar 30, 73 37, 68 6, 62 11, 104 44, 112 52, 90 24, 85 15,

79 16

7 % 19,

80 13, 87 36, 69 46, 95 7, 74 25, 64 29, 91 54,

103 16 Total 112


(59)

: % 2 " 2 % 0 % " % ! ): 3 % 2 "

Validitas dikonsepkan sebagai sejauhmana tes mampu mengukur atribut yang seharusnya diukur. (Azwar, 2009). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi Validitas isi menunjukkan sejauhmana aitem1 aitem dalam skala mewakili komponen dalam keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur (aspek representasi) dan sejauh mana aitem dalam skala mencerminkan ciri prilaku yang diukur (aspek relevansi). Untuk menjaga validitas isi dari aitem1aitem di dalam alat ukur, peneliti akan menguji relevansi isi tes dengan analisis rasional dan lewat (Azwar, 2009).

! ! % 0 % " % !

Reliabilitas alat ukur mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (

r

xx’) yang angkanya berada dalam rentang nol sampai dengan satu. Semakin tinggi reliabilitas mendekati angka satu, berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya koefisien yang semaikn rendah mendekati angka nol berarti semakin rendahnya reliabilitas. Pada umumnya koefisien reliabilitas telah dianggap memuaskan bila koefisiennya mencapai minimal

r

xx’ = 0,900 (Azwar, 2010). Teknik estimasi reliabilitas yang digunakan adalah teknik koefisien Alpha Cronbach dengan program # ## 9: ; 1 !


(60)

*: " % 6$0 % !

Sebelum dilakukan pengambilan data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk mengukur kualitas dari aitem1aitem yang telah disusun. Uji coba dilakukan pada tanggal 14 Mei 2012 sampai dengan 20 Mei 2012 terhadap mahasiswa di Fakultas Psikologi yang pernah mengambil mata kuliah yang menggunakan sistem . Dari 150 skala yang disebar, sebanyak 144 skala kembali dan dari 144 skala sebanyak 5 skala dinyatakan gugur karena ada aitem yang tidak dijawab oleh responden. Data dari skala yang baik diolah dengan bantuan program # ## 9: ; 1 !

Hasil analisa reliabilitas dan daya diskriminasi aitem pada data skala persepsi tentang kualitas ditemukan bahwa reliabilitas alat ukur yang diujicobakan adalah sebesar 0.924 dan terdapat 35 buah aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi aitem di bawah 0.25. Data kemudian diolah lagi agar memperoleh daya diskriminasi aitem (rix) lebih besar sama dengan 0.25 pada

semua aitem. Hasil analisa yang kedua kali didapatkan reliabilitas alat ukur yang diujicobakan adalah sebesar 0.936 dan terdapat 2 buah aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi aitem di bawah 0.25. Data diolah lagi untuk yang ketiga kalinya dan didapatkan reliabilitas alat ukur yang diujicobakan adalah sebesar 0.936 dan semua aitem memiliki indeks daya diskriminasi aitem di atas 0.25. Berdasarkan pengolahan sebanyak tiga kali, diperoleh 75 aitem yang dapat digunakan di dalam penelitian dengan reliabilitas alat ukur sebesar 0.936 dan daya diskriminasi aitem yang bergerak dari rentang 0.267 – 0.572.


(61)

0 % -: " ! 0 " % !" " & % " " % 6$0 No Dimensi kualitas Aspek persepsi Total Kognisi Afeksi Interpretasi Evaluasi

Fv Un Fv Fv

Un Fv Fv

Un Fv Fv

Un Fv 1 Dukungan

tutor -, 67 41, (* ;+, 88 --, 75 45, 105 )=, )'+ 34, 97 ;, <+ 8 2 Kooperasi dan

komunikasi 17, <( <', 92 ->, 98 40, (-), <> 42, >' 9, )'= 33, )'- 7

3 Teknologi 32, 101 55, () 14, 76 <), 63 48, 93 8, 60 )(, 72 26, ))' 12 4 Biaya – ekspektansi – keuntungan 28, 94 3, >) 43, 99 35, 89 -), 77 39, )'> 56, 66 12, )'( 12

5 & 10,

65 53, 100 23, 78 20, (; 38, 61 <, 96 31, 111 47, (= 13 6 Struktur dari skenario belajar 30, 73 37, 68 6, =-11, 104 44, ))-52, 90 -;, 85 15,

79 13

7 % )+,

80 )*, 87 *=, 69 46, +< 7, 74 -<, 64 -+, 91 54,

103 10 Total 75

+ < =

" " " " " ! ; <>

"

Peneliti melakukan penomoran aitem yang baru setelah memperoleh aitem1aitem dengan daya diskriminasi baik dan reliabilitas yang memenuhi standar ukur. Distribusi aitem pada skala penelitian dapat dilihat pada tabel 3 :


(62)

0 % *: " ! 0 " 2 % % No Dimensi kualitas Aspek persepsi Total Kognisi Afeksi Interpretasi Evaluasi

Fv Un

Fv Fv

Un Fv Fv

Un Fv Fv

Un Fv

1 Dukungan tutor 4 (67) 23 (41) 34 (88) 46 (75) 2 (45), 19 (105) 1 13 (97), 29 (34)

1 8

2 Kooperasi dan komunikasi 30 (17) 12 (92) 52 (98) 43 (40) 1

6 (42)

26 (9)

41 (33) 7

3 Teknologi

18 (32), 56 (101) 38 (55) 21 (76), 57 (14) 49 (63) 40 (48), 75 (93) 33 (60), 62 (8) 51

(72) 8 (26) 12

4 Biaya – ekspektansi – keuntungan 11 (28), 66 (94) 32 (3) 1 (99), 63 (43) 28 (89), 69 (35) 55 (77) 14 (39) 44 (66), 73 (56) 36

(12) 12

5 &

16 (10), 60 (65) 35 (53), 71 (100) 24 (23), 74 (78) 3 (20) 9 (38), 72 (61) 45 (96) 54 (31), 67 (111) 48

(47) 13

6 Struktur dari skenario belajar 31 (30), 70 (73) 5 (37), 59 (68) 10 (6) 53 (11), 64 (104) 20 (44) 50 (90), 68 (52) 39 (85) 27 (79), 61 (15) 13

7 % 25

(80) 17 (87) 42 (69) 22 (46) 7 (7), 65 (74) 47 (64) 37 (91) 15 (103), 58 (54) 10

Total 75

+ ? =


(1)

Bab ini akan menguraikan kesimpulan dan saran1saran yang berhubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Pada bagian pertama akan dijabarkan kesimpulan dari penelitian ini dan kemudian dikemukakan saran1saran yang dapat berguna bagi penelitian yang akan datang dengan topik yang sama.

: " %

Berdasarkan hasil analisa data, dapat disimpulkan :

1. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa memiliki persepsi yang beragam tentang kualitas di Fakultas Psikologi USU.

2. Berdasarkan dimensi kualitas (dukungan tutor, kooperasi dan komunikasi, teknologi, biaya – ekspektansi – keuntungan,

, struktur dari skenario belajar dan .), dapat disimpulkan bahwa mahasiswa memiliki persepsi positif tentang semua dimensi kualitas

.

3. Berdasarkan data yang diperoleh melalui skala yang telah diisi oleh subjek penelitian diketahui bahwa skor persepsi mahasiswa tentang kualitas

tertinggi ditemukan pada mahasiswa yang : a. Berjenis kelamin perempuan

b. Berusia 20 tahun

c. Berasal dari suku bangsa Batak d. Pernah belajar komputer


(2)

f. Tidak memiliki modem pribadi.

: !

Berdasarkan dari hasil analisa data, pembahasan, dan kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti mencoba memberikan beberapa saran. Saran1saran ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian mengenai persepsi mahasiswa kualitas di masa depan.

1. Saran metodologis

a. Skala pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat dibuat sesuai dengan teori persepsi sehingga akan mempunyai validitas isi yang lebih baik. b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variable lain agar

mendapatkan data yang lebih mendalam mengenai persepsi mahasiswa tentang kualitas di Fakultas Psikologi USU.

c. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti 31 area dari kualitas untuk mendapatkan hasil yang lebih komprehensif mengenai kualitas .

2. Saran praktis

a. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa mahasiswa yang tidak pernah belajar komputer, tidak memiliki komputer/laptop pribadi dan tidak memiliki modem mempunyai nilai yang rendah. Oleh karena itu, fakultas diharapkan dapat meningkatkan kualitas jaringan wifi, menyediakan prasarana dan memberikan agar pembelajaran dapat berlangsung dengan lebih lancar.


(3)

b. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dimensi kooperasi dan komunikasi memiliki nilai terendah. Oleh karena itu, diharapkan dosen dan mahasiswa lebih dapat meningkatkan kerja sama dan komunikasi agar dapat memperlancar proses pembelajaran. Pada saat melakukan pembelajaran , mahasiswa diharapkan tidak membahas hal lain yang tidak berhubungan dengan materi.


(4)

AL1Hunaiyyan, A et al. 2008. Blended E1Learning Design: Discussion of Cultural

Issues. & , # , 1 : 17132.

Ally, M. 2008. Foundation of Educational Theory for Online Learning. Dalam

Anderson, T. $ $ @ , < (hal

15144). Canada : AU Press, Athabasca University.

Anderson, T. 2008. $ $ @ , < .

Canada : AU Press, Athabasca University.

Atkinson, S. 2000. & 49? 5 Harcourt College Publisher

Azwar, S. 2009. % " . Yogyakarta: Pustaka Belajar. _____. 2010. #" " . Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Berman, P. 2006. $ . USA : Institute for

Interactive Technologies , Bloomsburg University of Pennsylvania.[ "] Buzzetto1More, N. A. 2008. Student Perceptions of Various E1Learning

Components. & , @ ,

4 : 1131135.

Carmona, M, dkk. 2003. 6 7 # . UK : Architectural Press. Ehlers, U.1D. 2003. Quality in E1Learning – The Learner as a Key Quality

Assurance Category. A $ , , 29 : 3115.

Ehlers, U.1D., & J. M. Pawlowski. 2006. B " 2

# ) . Germany : Springer Berlin.

Elango, R. Gudep, V. K. and Selvam, M. 2008. Quality of E1Learning: An Analysis Based on e1Learners’ Perception of E1Learning. $

, '6 (1) : 31144.

Eschenlohr, E. 2004. B "


(5)

Fee, K. 2009. % = # % ' ' . London, UK : Kogan Page Limited.

Goldstein, E. B. 2011. = ' (

0 4? 5. United States : Wadsworth, Cengage

Learning

Guglielmino, L. M., & Guglielmino, P. J. 2003. Identifying Learners Who Are Ready for e1Learning and Supporting Their Success. Dalam Piskurich, G.

M. (Ed.), (hal. 19132). San Fransisco,

CA: Pfeiffer.

Haverila, M. 2009. The Influence of Experience, Ability and Interest on e1

learning Effectiveness. , @ ' %

.

Keller, C. and Cernerud, L. (2002). Students’ Perceptions of E1Learning in

University Education. , , 27 (112), 55167.

Kieser, A., Kollar, K., & Schmidt, J. 2006. E1learners. Dalam Berman, P. $ . USA : Institute for Interactive Technologies , Bloomsburg University of Pennsylvania.[ "]

Lahey, B. B. 2007. = & 4C 5. United States : McGraw1 Hill.

Naidu, S. 2006. = " '

4< 5. New Delhi: Commonwealth Educational Media Center for Asia (CEMCA).

Nichols, M. 2002. Development of Quality Assurance System for E1Learning Projects. New Zealand : Universal College Of Learning (UCOL).

Parker, N. K. 2004. The Quality Dilemma in Online Education. Dalam Anderson,

T., & Elloumi, F. $ @ (Hal 3851409).

Canada : Athabasca University.

Rookes, P ., & Willson, J. 2000. = $ ' % ' @ . London : Routledge.


(6)

1 " ! & $ = #

0 (Hal 2091230). United States of America : IGI Global. Santrock, J. W. 2007. " " 4 " 5. Jakarta: Kencana

Prenada Media Grup.

Shaw, R. E., Flascher, O. M., & Mace, W. M. 1995. Dimensions of Event Perception. Dalam Prinz, F., & Bridgeman, B. B "

4A 9 = 5 (hal 3451396). Germany : Academic Press.

Shiffrar, M. 2005. Movement and Event Perception. Dalam Goldstein, E. B.

"! B " # (hal 2371271). UK :

Blackwell Publishing Ltd.

Sihabudin. 2009. Model1model Pengembangan E1Learning dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. / ) '12(1) : 911104.

Tafiardi. 2005. Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui E1Learning. ,