Jenis-jenis Tablet Cara Penggunaan Tablet Cara penggunaan tablet dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

rata usia 3-12 bulan 60 mg, 1-4 tahun 120-180 mg, 4-6 tahun 180 mg, 7-12 tahun 240-360 mg, 4-6 x sehari. Rektal 20 mgkg setiap kali, dewasa 4 dd 0,5-1 g, anak-anak usia 3-12 bulan 2-3 dd 120 mg, 1-4 tahun 2-3 dd 240 mg, 4-6 tahun 4 dd 240 mg, dan 7-12 tahun 2-3 dd 0,5 g Tjay dan Kirana, 2002.

2.2 Tablet

Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet-tablet dapat berbeda-bada dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketabalan, daya hancurnya, dan dalm aspek lainya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan pada pemberian obat-obat sacara oral Ansel, 1989.

2.2.1 Jenis-jenis Tablet

Macam-macam jenis tablet digambarkan berikut ini: 1. Tablet Kompresi, yaitu tablet kompresi dibuat dengan sekali tekanan menjadi berbagai bentuk tablet dan ukuran, biasanya ke dalam bahan obatnya, diberi tambahan sejumlah bahan pembantu antara lain: a. Pengenceran atau pengisi yang ditambahkan jika perlu ke dalam formulasi supaya membentuk ukuran tablet yang diinginkan. b. Pengikat atau perekat, yang membantu pelekatan partikel dalam formulasi, memungkinkan granul dibuat dan dijaga keterpaduan hasil akhir tabletnya. Universitas Sumatera Utara c. Penghacur atau bahan yang dapat membantu penghancuran, akan membantu memecah atau menghancurkan tablet setelah pemberian sampai menjadi partikel-partikel yang lebih kecil, sehingga lebih mudah diabsorpsi. d. Antirekat pelincir atau zat pelincir yaitu zat yang meningkatkan aliran bahan memasuki cetakan tablet dan mencegah melekatnya bahan ini pada punch dan die serta membuat tablet-tablet menjadi bagus dan berkilat. e. Bahan tambahan lain seperti zat warna dan zat pemberi rasa. 2. Tablet Kompresi Ganda, yaitu tablet kompresi berlapis, dalam pembuatannya memerlukan lebih dari satu kali tekanan. Tablet berlapis dibuat dengan cara memasukkan satu campuran obat ke dalam cetakan dan ditekan, demikian pula campuran obat sebagai lapisan berikutnya dimasukkan ke dalam cetakan yang sama dan ditekan lagi, untuk membentuk dua atau tiga lapisan tergantung pada jumlah obat yang ditambahkan secara terpisah dalam satu tablet berlapis Ansel, 1989

2.2.2 Cara Penggunaan Tablet Cara penggunaan tablet dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Tablet Oral - Tablet biasa yaitu tablet yang dicetak, tidak disalut diabsorpsi disaluran cerna dan pelepasan obatnya cepat untuk segera memberikan efek terapi. Universitas Sumatera Utara Contoh: tablet parasetamol - Tablet Kunyah, dikunyah dulu baru ditelan. Contoh: Antasida. 2. Tablet penggunaanya melalui rongga mulut - Tablet Bukal, disisipkan diantara gusi dan pipi. Contoh: Tablet Progesteron - Tablet Sublingual, diletakkan dibawah lidah. Tablet ini cepat melarut dan bahan obatnya cepat diabsorpsi Contoh: Tablet Isosorbit dinitrat - Tablet Hisap = Troches = LozengsTablet dihisap dan obatnya terlarut sedikit demi sedikit dan diserap di rongga mulut Contoh: Antiseptika dan Local anestesi. 3. Tablet penggunaannya di bawah kulit - Tablet Implantasi, ditanamkan didalam jaringa n di bawah kulit. Tujuannya untuk pemakaian tempo lama. Contoh: Tablet Hormon KB - Tablet Hipodermik, tablet ini sebelum digunakan dilarutkan dulu dalam pelarutnya. Contah: Atropin Sulfat 4. Tablet Everfessen, tablet ini dilarutkan dulu dalam air kemudian diminum. Contoh: Tablet Ca Sandoz Universitas Sumatera Utara 5. Tablet Vagina, pemakaiannya melalui vagina. Bentuknya pipih oval ujungnya lebih kecil. Tablet ini mengandung antibiotika dan antibakteri Ansel, 1989.

2.5 Disolusi