xxv
seseorang. Misalnya : suami mengingatkan istri untuk memberikan asi eksklusif kepada bayinya sesuai jadwal, suami menegur apabila istri memberikan makanan
atau minuman lain selain ASI.
c. Dukungan instrumental
Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung seperti peminjaman uang, pemberian barang, makanan serta
pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat mengurangi stress karena individu dapat langsung memecahkan masalahnya yang berhubungan dengan materi. Dukungan
instrumental sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalah dengan lebih mudah. Misalnya : suami menyediakan makanan atau minuman untuk menunjang
kebutuhan nutrisi ibu selama menyusui, menyiapkan untuk memerikasakan istri apabila sakit selama menyusui bayi.
d. Dukungan Emosional
Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki perasaan nyaman, yakin, diperdulikan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial sehingga individu dapat
menghadapi masalah dengan lebih baik. Dukungan ini sangat penting dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat dikontrol. Misalnya : suami
memberikan pujian kepada istri setelah menyusui.
2.6.1.Faktor Internal 1.Tingkat Pengetahuan suami terhadap pemberian ASI eksklusif
Menurut Notoadmojo 2012 pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakuan penginderaan terhadap objek tertentu. Semakin luas
16
Universitas Sumatera Utara
xxvi
pengetahuan seseorang semakin mudah orang dapat meneriam perubahan dalam tindakannya.
Pengetahuan suami tentang ASI akan berpengaruh terhadap praktek pemberian ASI terhaap bayinya. Bila suami tentang pengetahuan kurang, maka suami akan
menganggap bahwa pemberian ASI itu tidak penting, sehingga suami tidak ada kemauan untuk memberikan dukungan kepada istrinya untuk memberikan ASI
eksklusif. Proses memberikan dukungan suami sebagai breastfeeding father ini sangat
terkait dengan tingkat pengetahuan suami yang dapat menentukan keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Sebagai pendukung dalam pemberian ASI, pemahaman
suami yang baik akan menambah kesadaran dan empati, meskipun sang suami tidak akan pernah betul-betul merasakan apa yang dirasakan ibu. Sikap suami sebagai
breastfeeding father sebaiknya didasari dengan pengetahuan seorang suami dalam menjalankankan perannya Rosita, 2008 .
Pengetahuan suami tentang pemberian ASI biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, seperti media massa, elektronik, buku
petunjuk, petugas kesehatan maupun teman dan saudar dekat. Pengetahuan ini dapat memperjuangkan, membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku
sesuai dengan keyakinan tersebut.
2.Umur
Menurut santoso umur adalah lama waktu hidup seseorang atau ada sejak dilahirkan. Sedangkan menurut prawihardjo 2007 umur adalah lamanya seseorang
hidup mulai sejak dilahirkan sampai ulang tahun yang terakhir.
17
Universitas Sumatera Utara
xxvii
3.Pekerjaan
Menurut artikel budi santoso 2012 pekerjaan adalah sekumpulan kedudukan atau posisi yang dimiliki perasmaan kewajiban dan tugas-tugas pokoknya. Sedangkan
menurut luci huki 2013 sesuatu yang dikerjakan manusia untuk tujuan tertentu yang dilakukan dengan cara yang baik dan benar. Manusia perlu bekerja untuk
mempertahankan hidupnya. Dengan bekerja seseorang mendapatkan uang. Uang diperoleh dari hasil bekerja, uang tersebut harus memenuhi kebutuhan hidup. Oleh
sebab itu uang harus berasal dari hasil bekerja yang halal. Bekerja yang halal adalh bekerja dengan cara-cara baik dan benar
4.Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses untuk mengembangkan semua sapek kepriibadian manusia yang meliputi: pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan. Pendidikan akan
membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu, untuk mencari pengalaman dan untuk mengorganisasikan pengalaman sehingga informasi yang diterima akan menjadi
pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki akan membentuk suatu keyakinan untuk melakukan perilaku tertentu.
Suami atau anggota keluarga yang memiliki pendidikan rendah dan pengetahuan yang terbatas akan mempengaruhi kurang keberhasilannya proses pemberian ASI
eksklusif. Kesadaran yang rendah bagi ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya, dipengaruhi oleh faktor sosial budaya, kurangnya pengetahuan tentang manfaat ASI
bagi bayi maupun bagi ibu serta sarana kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung atau berpengaruh terhadap proses pemberian ASI.
18
Universitas Sumatera Utara
xxviii
Sedangkan suami yang memiliki pendidikan tinggi, pengetahuan yang cukup tentang ASI, dan sikap positif mengenai ASI eksklusif akan berpengaruh terhadap
kelancaran produksi ASI, hal ini dikarenakan adanya kesadaran dan keingintahuan suami mengenai pentingnya pemberian ASI yang akan bermanfaat tidak saja untuk
bayi tetapi untuk ibunya.
5.Sikap
Sikap dikatakan sebagai suartu respon evaluator, respon akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang mengkehendaki adanya reaksi
individual. Respon evalatif berarti bahwa reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberikan
kesimpulan terhadap
stimulus dalam
bentuk baik-buruk,
positif-negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan.
Sikap suami yang positif terhadap kehidupan pernikahannya dan kerterlibat suami dlam pembuatan keputusan mengenai cara pemberian makan bayi saat ini, adalah dua
faktor yang mempengaruhi praktek pemberian ASI eksklusif februari, 2008
2.6.2.Faktor Eksternal 1.Tradisibudaya
Menurut judarwono 2006 sosial budaya yang mendukung dalam pemberian ASI adalah sebagai berikut:
a. Kebiasaan minum jamu merupakan keyakinan ingin sehat, keyakinan ini
hendaknya didorong dengan lebih memotivasi pentingnya makanan bergizi dan seimbang bagi ibu hamil dan menyusui, pentingnya memelihara payudar ibu
sebelum melahirkan untuk persiapan ASI bagi bayinya
19
Universitas Sumatera Utara
xxix
b.Kabiasaan untuk tidak memisahkan bayi dari ibunya, mendekatkan hubungan batin antara ibu dan bayi. Disamping itu juga merangsang keluarnya ASI
sesegera mungkin pada waktu bayi membutuhkan. Sedangkan sosialbudaya yang tidak mendukung dalam pemberian ASI Asi
eksklusif adalah: a.
Kebiasaan membuang kolostrum dianggap kotor disebabkan karena warnanya kekunimgan
b.Memberikan Asi diselingi atau tambah minuman atau makanan lain pada waktu bayi berusia beberapa hari. Cara ini tidak tepat karena pemberian
makananminuman terlebih dahulu. Yang lebih penting juga dpat mengakibatkankan penyakit diare ataupun pnyakit infeksi lainya. Kebiasaan
memberi susu sapiformula sebagai pengganti ASI apabila bayi ditingkalkan ibunya atau bayi rewel
c. Kebiasaan memberiakan susu formula denga menggunakan botol susu agar
tidak merepotkan ibu d.Kebiasaan memberikan makanan padatsereal pada bayi sebelum 6 bulan agar
bayi cepat kenyang dan tidak rewel e.
Meninggalkan bayi untuk bekerja sehingga memberika susu botol pengganti ASI
2.Penolong Persalinan
Menurut hayes dan hesling dalam bukunya soethiningsih 1997 sebelum mulai memdidik ibu-ibu para petugas kesehatan harus yakin bahwa nasehatnya berdasarkan
pengetahuan yang cukup. Oleh karena itu perlu diketahui seberapa jauhkah
20
Universitas Sumatera Utara
xxx
pengetahuan petugas kesehatan, apakah mereka sudah siap untuk membina ibu-ibu menyusui. Karena pada umumnya para ibu mu patuh dan menuruti nasehat yang
diberikan oleh petugas kesehatan ahli kebidanan, dokter anak, dan bidan . Bila petuga kesehatan berpengetahuan cukup mengenai menyusui secara eksklusif.
2.7 Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Bebas Variabel Terikat
Faktor Internal -
Pengetahuan -
Umur -
Pendidikan -
Pekerjaan -
Sikap Peran serta suami dalam
mendukung pemberian ASI eksklusif
Faktor Eksternal -
Tradisikebiasaan -
Penolong
21
Universitas Sumatera Utara
xxxi
2.8 Hipotesis