Wanita Usia Subur Kerangka Konsep

C. Wanita Usia Subur

1. Defenisi Wanita adalah sebutan yang digunakan untuk manusia berjenis kelamin perempuan. Wanita adalah kata yang umum digunakan untuk perempuan dewasa. Untuk wanita yang belum menikah atau berada antara umur 16 hingga 21 tahun disebut juga dengan anak gadis. Wanita yang memiliki organ reproduksi yang baik akan memiliki kemampuan untuk mengandung, melahirkan dan menyusui. Wikipedia, ¶ 1, http:id.wikipedia.org wikiWanita Masa reproduksi adalah masa di mana wanita mampu melahirkan yang disebut juga usia subur 15-49 tahun BKKBN, 2006, hlm 36. Wanita usia subur adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Pada wanita usia subur ini berlangsung cepat dari pada pria. Puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun, pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95 untuk hamil. Pada usia 30-an persentasenya menurun hingga 90 . Sedangkan memasuki usia 40 tahun, kesempatan hamil berkurang hingga 40 setelah usia 40 tahun wanita hanya punya maksimal 10 kesempatan untuk hamil. Masalah-masalah alat reproduksi merupakan hal-hal yang sangat penting untuk diketahui http:silviaseptiani- cute.blogspot.com, diperoleh tanggal 12 Desember 2009 Namun dewasa ini status wanita masih dipandang lebih rendah daripada status laki-laki. Apabila pasangan suami istri mengalami infertile kebanyakan masyarakat menganggap wanita yang mandul. Begitu pula bila anak-anaknya nakal, maka 13 Universitas Sumatera Utara yang dipersalahkan adalah ibu. Walaupun wanita banyak yang telah bekerja menghasilkan nafkah, namun dipandang masih belum mempunyai status sosial yang sama dengan laki-laki. Laki-laki dipandang lebih mampu, lebih cakap atau lebih kuat untuk bekarja Yani, 2009.

D. Kesehatan Reproduksi

1. Definisi Konfrensi Internasional tentang Kependuduka n dan Pembangunan ICPD Interenational Confererence on Population and Development, di Kairo Mesir tahun 1994 diikuti 180 negara menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan dan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas keluarga berencana menjadi pendekatan yang terfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Definisi kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya Depkes, 2001. 2. Tujuan Kesehatan Reproduksi Tujuan utama kesehatan reproduksi adalah : Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang kompresshensip kepada perempuan termasuk kehidupan seksual dan hak-hak reproduksi perempuan sehingga dapat meningkatkan kemandirian perempuan dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya yang pada akhirnya dapat membawa pada peningkatan kualitas kehidupannya Universitas Sumatera Utara Tujuan Khusus kesehatan reproduksi adalah : 1. Meningkatkan kemandirian perempuan, khususnya dalam peranan dan fungsi reproduksinya 2. Meningkatkan peran dan tanggung jawab sosial perempuan dalam konteks kapan ingin hamil, berapa jumlah anak yang diinginkan, dan jarak antar kehamilan 3. Meningkatkan peran dan tanggung jawab sosial laki-laki 4. Menciptakan dukungan laki-laki dalam membuat keputusan, mencari informasi dan pelayanan yang memenuhi kebutuhan kesehatan reproduksi. 3. Sasaran Kesehatan Reproduksi Sasaran utama kesehatan reproduksi adalah: 1. Laki-laki dan perempuan usia subur, remaja putra dan putrid belum menikah. 2. Kelompok resiko : Pekerja seks, masyarakat yang termasuk keluarga Prasejahtera. 4. Hak-Hak Reproduksi Hak reproduksi dapat dijabarkan secara praktis antara lain sebagai berikut : 1. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang terbaik. Ini berarti penyedia pelayanan harus memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas dengan memperhatikan kebutuhan klien, sehingga menjamin keselamatan dan keamanan klien. 2. Perempuan dan laki-laki, sebagai pasangan atau sebagai individu, berhak memperoleh informasi lengkap tentang seksualitas, kesehatan reproduksi, Universitas Sumatera Utara dan manfaat serta efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi. 3. Adanya hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau,dapat diterima, sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan dan tak melawan hukum. 4. Perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya, yang memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan, serta memperoleh bayi yang sehat. 5. Hubungan suami istri didasari penghargaan terhadap pasangan masing- masing dan dilakukan dalam situasi dan kondisi yang diingankan bersama, tanpa unsur pemaksaan, ancaman dan kekerasan. 6. Para remaja, laki-laki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar tentang reproduksi remaja, sehingga dapat berperilaku sehat dan menjalani kehidupan seksual yang bertanggungjawab. 7. Laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi yang mudah diperoleh, lengkap dan akurat mengenai penyakit menular seksual, termasuk HIVAIDS. Terpenuhi atau tidak terpenuhinya hak reproduksi ini akan tergambarkan dalam derajat kesehatan reproduksi masyarakat. Untuk Indonesia saat ini, derajat kesehatan reproduksi masih rendah yang antara lain ditunjukkan oleh Angka Kematian Ibu AKI yang masih sangat tinggi, banyaknya ibu hamil yang mempunyai keadaan ”4 terlalu’’ terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak anak dan terlalu dekat jarak antara kelahiran, atau banyak yang mempuyai masalah kesehatan dan kurang energi kronis Universitas Sumatera Utara sehingga memperburuk derajat kesehatan reproduksi masyarakat. Selain itu, perempuan juga kurang terlindung terhadap penularan Penyakit Menular Seksual PMS, sementara laki-laki kurang paham terhadap upaya pencegahan dan penularannya, yang dapat berakibat buruk terhadap kesehatan reproduksi laki- laki, serta kesehatan keturunannya Dalam pemenuhan kesehatan reproduksi sepanjang siklus kehidupan dan pemenuhan hak reproduksi, tercakup juga isu mengenai kesehatan dengan kesehatan reproduksi. Sebelum menguraikan lebih lanjut mengenai kesetaraan dan keadilan. Gender dalam kesehatan reproduksi perlu dijelaskan terlebih dahulu pengertian istilah-istilah tentang gender yaitu: a. Gender: adalah perbedaan peran dan tanggungjawab sosial bagi perempuan dan laki-laki, yang dibentuk oleh budaya yang membentuk karakteristik sosial bagi perempuan dan laki-laki. Misalnya perempuan sebagai ibu rumah tangga dan laki-laki sebagai pencari nafkah dibentuk oleh budaya. Gender timbul sebagai akibat konstruksi sosial sehingga dapat berbeda antara satu budaya dengan budaya lain dan dari waktu ke waktu. b. Jenis kelamin adalah ciri sosial: anatomis, khususnya dalam sistem reproduksi dan hormonal, yang diikuti oleh karakteristik fisiologis tubuh yang membedakan seseorang itu adalah laki-laki ataupun perempuan. Ciri-ciri biologis ini bersifat menetap dan tidak dapat diubah . c. Kesetaraan gender, yaitu keadaan tanpa diskriminasi sebagai akibat perbedaan dari jenis kelamin dalam memproleh kesempatan, pembagian sumber-sumber dan hasil pembangunan dan akses terhadap pelayanan. Universitas Sumatera Utara d. Keadilan gender adalah, gambaran keseimbangan yang adil dalam pembagian beban tanggung jawab dan manfaat antara laki-laki dan perempuan berdasarkan pemahaman bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai kebutuhan dan kekuasaaan yang berbeda. Perbedaan kebutuhan dan kekuasaan ini perlu dikenali untuk dijadikan sebagai dasar penerapan perlakuan yang berbeda bagi laki-laki dan perempuan. e. Peran gender adalah peran ekonomi dan sosial yang dipandang layak oleh masyarakat untuk diberikan pada laki-laki ataau perempuan. Misalnya, laki-laki f. Diberi peran sebagai pencari nafkah, sedangkan perempuan bertanggung jawab terhadap pekerjaan rumah tangga g. Bias gender adalah suatu keadaan yang menunjukkan adanya keberpihakan kepada laki-laki daripada kepada perempuan. Misalnya: produk hukum yang lebih memihak kepaada laki-laki sehingga merugikan perempuan. Seperti pada pada kasus aborsi iliegal, pihak perempuan mendapat hukuman karena tindakan aborsinya, sementara laki-laki yang menyebabkan perempuan hamil bebas dari tuntutan masyarakat dan produk huku m itu sendiri. h. Streotip gender adalah pandangan yang menganggap sesuai dan biasa untuk jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Misalnya, laki-laki bekerja dikantor sementara prempuan bekerja didapur. i. Patriarki adalah keadaan di masyarakat yang menempatkan kedudukan dan posisi laki-laki lebih tinggi daripada perempuan dalam segala aspek kehidupan sosial, budaya dan ekonomi. Universitas Sumatera Utara

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep yang akan diteliti yaitu ”Pengetahuan dan Sikap WUS Tentang Kesehatan Reproduksi di Kelurahan Kampung Lalang Lingkungan VIII Medan Tahun 2010” Skema. 1. Kerangka Konsep Pengetahuan WUS Kesehatan Reproduksi - Pengertian - Tujuan - Sasaran - Hak-hak reproduksi Sikap WUS 19 Universitas Sumatera Utara

B. Definisi Operasional

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Keluarga Berencana (KB) dengan Pelaksanaan KB di Kecamatan Sei Kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan

1 62 79

Pengaruh Pasangan Usia Subur dan Pengguna Alat/Cara KB Terhadap Angka Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 1998-2012

0 32 80

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur (WUS) dengan Upaya Mengurangi Premenstrual Syndrome di Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe Tahun 2013

1 92 159

Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan

10 80 82

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Wanita Usia Subur Yang Belum Menikah Tentang Tradisi Badapu Di Wilayah Kerja Puskesmas Singkil Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2013

1 43 116

Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Kepercayaan dan Tradisi Wanita Usia Subur (WUS) terhadap Pemeriksaan Pap Smear dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2011

4 70 88

Analisa Pengaruh Pasangan Usia Subur Dan Pengguna Alat/Cara Kb Terhadap Angka Kelahiran Di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 1995-2009

0 27 72

Pengaruh Persepsi Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Kanker Leher Rahim (KLR) dan Program Inspeksi Visual Asetat (IVA) Terhadap Pemanfaatan Pelayanan IVA Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tah

6 57 85

Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

1 54 54

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Gangguan Kesehatan Reproduksi Akibat Merokok Di kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008

4 57 116