I.5.3 Komunikasi nonverbal
Jika diperhatikan dengan sungguh-sungguh maka setiap hari sebenarnya setiap orang dalam berkomunikasi antar pribadi telah melaksanakan pengiriman
pesan-pesan yang bersifat verbal maupun nonverbal. Dalam komunikasi tanda-tanda verbal diwakili dalam penyebutan kata-
kata, pengungkapannya baik yang lisan maupun tertulis. Sedangkan tanda-tanda nonverbal terlihat dalam ekspresi wajah, gerakan tangan. Dan hal demikan setiap
saat dilakukan oleh siapa saja tanpa kecuali. Sebenarnya jika kita jujur maka pelaksanaan komunikasi antar pribadi setiap hari terbanyak melibatkan prilaku
non verbal sebagai penguat pesan-pesan verbal yang diucapkan. Goffman 1971 dan De Lozier 1976 Little John 1978 merinci perilaku
verbal seperti bahasa jarak atau prosemik; bahasa gerak anggota tubuh atau kinesik dan perilaku yang terletak antara verbal dan nonverbal yang disebut
dengan paralinguistik. Jadi, baik perilaku verbal maupun nonverbal masing-masing dapat
menunjukkan seberapa jauh hubungan antara pihak-pihak yang terlibat didalamnya. Perilaku verbal dan nonverbal yang memilikimengandung pesan
dapat menghasilkan suatu suasana yang menunjukkan erat tidaknya hubungan antara dua orang atau dekat atau jauhnya jarak sosial Liliweri, 1997:31.
I.6 Kerangka Konsep
Konsep merupakan generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama Bungin,
2001 :73. Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1 Kerangka Konsep
I.7
Model Teoritis Berdasarkan variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka
konsep maka dibentuk suatu model teoritis yaitu :
Gambar 2 Model Teoritis
I.8 Variabel Operasional
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka untuk lebih memudahkan penelitian, perlau dibuat operasional
variabel-variabel terkait sebagai berikut :
Tabel 1 Variabel Operasional Komponen
Indikator
Komunikasi Nonverbal
1. Kinesik
2. Sentuhan
3. Parabahasa
4. Penampilan fisik
5. Artefak
Faktor-Faktor menjadi Ayam Kampus 1.
Ekonomi 2.
Pengaruh teman dekat 3.
Pengaruh pacar 4.
Tuntutan Biologis
Kehidupan ayam kampus
Komunikasi NonVerbal di kalangan ayam kampus
Komponen Ayam Kampus
Komponen Komunikasi Nonverbal
Universitas Sumatera Utara
Ayam Kampus 1.
Ekonomi 2.
Pengaruh teman dekat 3.
Pengaruh pacar 4.
Tuntutan Biologis 5.
Kehidupan kampus
I.9 Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain defenisi
operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu penelitian lain yang ingin menggunakan variabel yang sama Singarimbun, 1995 : 46.
Defenisi operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah : a.
Ekonomi, tingkat kehidupan yang menyangkut materi seseorang. b.
Pengaruh teman dekat, suatu tindakan persuasif dari orang terdekat c.
Pengaruh pacar, suaut tindakan persuasive dari pasangan lawan jenis d.
Tuntutan biologis, keinginan untuk pemenuhan hasrat seseorang e.
Kehidupan kampus, keadaan yang dialami oleh seseorang dalam perkuliahan
f. Kinesik, merupakan penelaahan bahasa tubuh
g. Sentuhan, merupakan penelaahan dari setiap indra sentuhan yang mampu
menstimuli rangsangan h.
Parabahasa, mengacu pada aspek suara i.
Penampilan fisik, bagaimana wujud yang ditunjukkan oleh seseorang j.
Artefak, benda-benda yang digunakan sekaligus melambangkan suatu simbol tertentu.
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
II.1 Teori Dramaturgis
Teori dramaturgis menjelaskan bahwa identitas manusia adalah tidak stabil dan merupakan setiap identitas tersebut merupakan bagian kejiwaan psikologi
yang mandiri. Identitas manusia bisa saja berubah-ubah tergantung dari interaksi dengan orang lain. Disinilah dramaturgis masuk, bagaimana kita menguasai
interaksi tersebut Littlejohn,1996:165. Dalam dramaturgis, interaksi sosial dimaknai sama dengan pertunjukan teater. Manusia adalah aktor yang berusaha
untuk menggabungkan karakteristik personal dan tujuan kepada orang lain melalui “pertunjukan dramanya sendiri”. Dalam mencapai tujuannya tersebut, menurut
konsep dramaturgis, manusia akan mengembangkan perilaku-perilaku yang mendukung perannya tersebut. Selayaknya pertunjukan drama, seorang aktor
drama kehidupan juga harus mempersiapkan kelengkapan pertunjukan. Kelengkapan ini antara lain memperhitungkan setting, kostum, penggunakan kata
dialog dan tindakan non verbal lain, hal ini tentunya bertujuan untuk meninggalkan kesan yang baik pada lawan interaksi dan memuluskan jalan
mencapai tujuan. Oleh Goffman, tindakan diatas disebut dalam istilah “impression management”. Goffman juga melihat bahwa ada perbedaan akting
yang besar saat aktor berada di atas panggung “front stage” dan di belakang panggung “back stage” drama kehidupan.
Kondisi akting di front stage adalah adanya penonton yang melihat kita dan kita sedang berada dalam bagian pertunjukan. Saat itu kita berusaha untuk
memainkan peran kita sebaik-baiknya agar penonton memahami tujuan dari perilaku kita. Perilaku kita dibatasi oleh oleh konsep-konsep drama yang
bertujuan untuk membuat drama yang berhasil.
Sedangkan back stage adalah keadaan dimana kita berada di belakang panggung, dengan kondisi bahwa tidak ada penonton. Sehingga kita dapat
berperilaku bebas tanpa mempedulikan plot perilaku bagaimana yang harus kita bawakan. Contohnya, seorang ayam kampus senantiasa berpenampilan serta
bersikap layaknya mahasiswi. Tetapi, saat akan melakukan aksi menjual diri, sang ayam kampus bisa bersikap lebih santai, bersenda gurau dengan bahasa gaul
dengan temannya atau bersikap mesraintim untuk melepaskan segala hasrat kepada calon pelanggannya. Saat sang ayam kampus berada di depan publik,
merupakan saat penampilan normal baginya saat pertunjukan. Tanggung jawabnya adalah menjaga identitas dia sebagai seorang mahasiswa normal
sehingga tidak dicurigai oleh masyarakat secara umum dan menghindari pelanggaran norma-norma yang berlaku. Oleh karenanya, perilaku sang ayam
kampus juga adalah perilaku yang sudah digariskan skenarionya oleh masyarakatpublik. Saat sang ayam kampus menjajakan dirinya, dia bebas untuk
mempersiapkan dirinya menuju babak ke dua dari pertunjukan tersebut. Karenanya, skenario yang disiapkan oleh sang ayam kampus adalah bagaimana
sang ayam kampus tersebut dapat refresh untuk menjalankan perannya di babak selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara