i
pengembalian saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan penelitian di atas, terhadap ketidaksamaan hasil antara ketiga peneliti terdahulu mengenai faktor yang mempengaruhi return saham, hal inilah
yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang sama mengenai Return On Asset ROA, Debt to Equity Ratio DER, Total Asset Turn Over
TATO, Earning Per Share EPS, Price Earning Ratio PER, dan Current Ratio terhadap return saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI pada
tahun 2010 - 2013.
1.2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yakni:
1. Apakah ROA, DER, TATO, EPS, PER, dan CR secara parsial
berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI?
2. Apakah ROA, DER, TATO, EPS, PER, dan CR secara simultan
berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI?
i
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh ROA, DER, TATO, EPS, PER, dan CR
secara parsial berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI
2. Untuk mengetahui pengaruh ROA, DER, TATO, EPS, PER, dan CR
secara simultan berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan mengenai rasio-rasio keuangan
dan perilaku pasar modal khususnya mengenai return saham perusahaan 2.
Bagi investor, dapat memberikan pertimbangan kepada calon investor dalam mengambil keputusan investasi dan strategi investasinya.
3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya
untuk menyempurnakan penelitian yang sama.
i
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 Saham
Menurut Anoraga 2006:58 saham adalah surat berharga bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan.
Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.
Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pendapat lain dikemukakan oleh
Sjahrial 2009:22 bahwa saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas atau yang biasa disebut
Emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik perusahaan tersebut juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Dengan demikian kalau seorang investor
membeli saham, maka dia juga menjadi pemilikpemegang saham perusahaan.
Saham biasa yaitu hak atas perseroan yang menanggung risiko terbatas bila terjadi kerugian dan menerima manfaat bila terjadi keuntungan. Saham
ini tidak dijamin akan menerima dividen atau pembagian aset bila perusahaan dilikuidasi.
i
Menurut Jogiyanto 2003:67 terdapat dua jenis saham, yaitu: 1.
Saham Preferen Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan
antara obligasi dan saham biasa. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang
obligasi. Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak
pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Akan tetapi saham preferen umumnya tidak mempunyai hak veto seperti yang dimiliki
oleh saham biasa.
2. Saham Biasa
Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, maka biasanya dalam bentuk saham biasa common stock. Pemegang
saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan.
2.1.2 Return Saham
Return saham merupakan hasil atau keuntungan yang diperoleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya. Return saham menurut
Jogiyanto 2008:195 dibagi menjadi dua, yaitu: 1.
Return Realisasi Return realisasi realized return merupakan return yang telah
terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realsasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur
kinerja dari perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentu return ekspetasi expected return dan risiko di masa
mendatang.
2. Return Ekspetasi
Return ekspetasi expected return merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang.
Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspetasi sifatnya belum terjadi
Menurut Tandelilin 2010 : 102, sumber-sumber dari return investasi
terdiri dari dua komponen utama, yaitu:
i
1. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas
atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. 2.
Capital gain loss merupakan kenaikan penurunan harga dari suatu surat berharga bisa saham maupun surat hutang jangka
panjang, yang bias memberikan keuntungan kerugian para investor. Dengan kata lain capital gain loss adalah selisih harga
beli dan harga jual.
Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi realized return yang merupakan capital gaincapital loss yaitu selisih antara
harga saham periode saat ini P i,t dengan harga saham pada periode sebelumnya P i,t –1. Rumus untuk menghitung return saham adalah:
Ri,t =
P i,t−P i,t−1 P i,t−1
Keterangan : Ri,t = Return Saham I pada Tahun t
P i,t = Harga Penutupan Saham Pada Tahun t P i,t – 1 = Harga Penutupan Saham pada Tahun t – 1
Return saham dihitung dengan cara mengurangkan harga saham dalam waktu tertentu dengan harga saham dengan periode sebelumnya.
Jika harga investasi sekarang P i,t lebih tinggi dari harga investasi periode yang lalu P i,t
–
1 maka yang terjadi adalah keuntungan modal capital gain, dan sebaliknya jika terjadi kerugian maka kerugian modal capital loss.
2.1.3 Kinerja Keuangan
Menurut Fahmi 2011:2 Kinerja Keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan
dengan menggunakan secara baik dan benar. Menurut Munawir 2007:31
i
dalam menganalisa dan meneliti posisi keuangan dan potensi atau kemajuan- kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama adalah sebagai berikut:
1. Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban kewajiban
keuangan pada saat ditagih. 2.
Solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut
dilikuidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Rentabilitas atau Profitabilitas adalah menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. 4.
Stabilitas usaha adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban buangan atas hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutang-
hutang tersebut tepat pada waktunya, serta kemampuan perusahaan untuk membayar dividen secara teratur kepada para pemegang
saham tanpa mengalami hambatannya atau krisis keuangan.
2.1.4 Analisis Laporan Keuangan
i
Analisis Laporan Keuangan terdiri dari dua kata, Analisa dan Laporan Keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini maka dapat dijelaskan dari
arti masing-masing kata. Kata analisa berarti memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Laporan keuangan terdiri dari
Neraca, LabaRugi, dan Arus Kas Dana. Menurut Harahap 2011:190 jika dua pengertian ini digabungkan maka
analisa laporan keuangan berarti: Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang
lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan keputusan yang tepat.
Analisis laporan keuangan dilakukan untuk menambah informasi yang tercantum dalam suatu laporan keuangan. Menurut S.S. Harahap 2004;195-
197 secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada
yang terdapat dari laporan keuangan biasa. 2.
Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan.
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan
keuangan. 4.
Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.
5. Dapat menilai prestasi perusahaan.
6. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari
aspek tertentu, yaitu: posisi keuangan aset, neraca dan modal, hasil usaha perusahaan hasil dan biaya, likuiditas, solvabilitas, aktivitas
dan rentabilitas atau profitabilitas.
7. Menilai perkembangan dari waktu ke waktu.
8. Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu
yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
i
9. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain
dengan periode sebelumnya. 10.
Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha dan sebagainya.
11. Dapat juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami
perusahaan di masa yang akan datang. Laporan keuangan perusahaan sangat diperlukan kepada banyak pihak.
Pihak-pihak yang membutuhkan yaitu pemilik perusahaan, manajemen perusahaan, investor, kreditor atau banker, pemerintahan dan regulator,
analis, akademis, serta pusat data bisnis. Laporan keuangan diperlukan bagi pemilik perusahaan yaitu untuk menilai prestasi, mengetahui hasil dividen
yang diterima, dan sebagai dasar untuk mempertimbangkan untuk menambah atau mengurangi investasi. Untuk pihak manajemen, kegunaan laporan
keuangan adalah sebagai alat pertanggungjawaban pengelolaan kepada pemilik, mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan perusahaan, dan menjadi
pertimbangan dalam menentukan perlu tidaknya diambil kebijakan baru. Laporan keuangan bagi investor berguna untuk menilai kondisi keuangan
perusahaan, dan kemungkinan menanamkan investasi ataupun divestasi dari perusahaan. Laporan keuangan bagi kreditur adalah untuk menilai kondisi
keuangan perusahaan apakah kualitas jaminan kreditinvestasi mampu menopang kredit yang diberikan. Laporan keuangan bagi pemerintah adalah
untuk menetapkan jumlah pajak dan sebagai dasar dalam penetapan- penetapan kebijakan yang baru. Kegunaan laporan keuangan bagi analis,
akademis, serta pusat data bisnis adalah sebagai sumber informasi primer yang akan diolah sehingga menghasilkan informasi yang berrmanfaat bagi
pihak-pihak yang berkaitan.
i
2.1.5 Analisis Rasio Keuangan
Ketika mengadakan interpretasi dan analisa laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisa memerlukan adanya ukuran tertentu. Ukuran
yang sering digunakan dalam analisa adalah “rasio.” Rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam “aritmatical terms” yang dapat
digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan. Analisis rasio merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan
dalam analisis laporan keuangan dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan suatu
perusahaan di bidang keuangan adalah analisis rasio keuangan Financial Ratio Analysis.
Menurut Van Horne 2005:202 rasio keuangan financial ratio didefinisikan sebagai: “Sebuah indeks yang menghubungkan dua angka
akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.” Dalam mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya,
analisis keuangan perlu melakukan pemeriksaan atas berbagai aspek kesehatan keuangan perusahaan.dengan menggunakan alat analisis laporan
keuangan, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen, dapat diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan keuangan dan kemajuan perusahaan. Alat
yang sering digunakan selama pemeriksaan adalah rasio keuangan. Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang
telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko
i
dan peluang pada masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio
keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti.
2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham
Dalam menentukan return saham, terdapat dua cara yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Menurut Rahardjo 2006-147 analisis
teknikal adalah suatu metodologi peramalan fluktuasi harga saham yang datanya diambil dari data perdagangan saham yang terjadi di pasar saham
bursa efek. Jenis data bisa berbentuk informasi harga saham, jumlah volume dan nilai transaksi perdagangan, harga tertinggi dan terendah pada
perdagangan setiap hari, atau berbagai informasi lain yang terkait dengan transaksi saham yang terwujud dalam bentuk tren harga saham, bisa dalam
bentuk grafik atau sejenisnya. Analisa fundamental lebih menekankan terhadap siklus ekonomi yang
mempengaruhi pergerakan harga dalam waktu menengah atau jangka panjang Untuk mengukur fundamental ekonomi perusahaan dilakukan dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan, yang dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti
tertentu. Kemudian, setiap hasil dari rasio yang diukur diinterpretasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambil keputusan Kasmir, 2008:106.
Informasi yang diperoleh dari kondisi intern perusahaan yang digunakan adalah informasi keuangan berupa informasi akuntansi yang
terangkum dalam laporan keuangan dan informasi non keuangan berupa
i
informasi non akuntansi yang tidak terangkum dalam laporan keuangan. Informasi fundamental dan teknikal dapat digunakan sebagai faktor yang
digunakan investor untuk memprediksi return saham. Jika prospek perusahaan tersebut sangat kuat dan baik maka return saham perusahaan
tersebut diperkirakan dapat meningkat pula.
2.1.7 Analisis Faktor Fundamental
2.1.7.1 Return On Asset ROA
Menurut Prastowo dan Julianty 2008:91 ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan assetnya
untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan
seluruh dana aset yang dimilikinya. Dari angka yang dihasilkan dari perhitungan ROA, kita bisa memberikan penilaian terhadap kinerja
perusahaan berkaitan dengan pengolahan aset–aset yang dimiliki. Semakin tinggi nilai ROA berarti perusahaan telah efisien dalam
menciptakan laba dengan cara mengolah dan mengelola semua aset yang dimilikinya Salim, 2010:85. Menurut Salim 2010:85
perhitungan ROA dirumuskan sebagai berikut: ������ �� ����� =
Laba Bersih Total Aset
2.1.7.2 Debt to Equity Ratio DER
Menurut Rahardjaputra 2009:201 Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang mengukur jumlah hutang atau dana dari luar
i
perusahaan terhadap modal sendiri Shareholder equity. Rasio ini menunjukan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham
terhadap pemberi pinjaman, semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Menurut
Fahmi 2012:128 DER merupakan ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya
jaminan yang tersedia untuk kreditor. Sedangkan menurut Salim 2010:86 rasio ini bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar utang–utang yang dimilikinya dengan modal atau ekuitas yang ada. Angka yang dihasilkan dari perhitungan DER akan lebih baik
jika kurang dari 1 sehingga kita dapat menyimpulkan secara cepat bahwa perusahaan mampu membayar seluruh utangnya dengan modal
yang dimiliki. Perhitungan DER menurut Fahmi 2012:128 dirumuskan sebagai berikut:
���� �� ������ ����� = Total Liabilitas
Total Modal
2.1.7.3 Total Asset Turn Over TATO
Rasio ini menunjukkan perputaran total aset diukur dari volume penjualan. Dengan kata lain, seberapa jauh kemampuan semua aset
menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Perputaran total aset menunjukkan bagaimana efektifitas perusahaan
menggunakan keseluruhan aset untuk menciptakan penjualan dalam kaitannya untuk mendapatkan laba. Perusahaan dengan tingkat
penjualan yang besar diharapkan mendapatkan laba yang besar pula.
i
Nilai TATO yang semakin besar menunjukkan nilai penjualannya juga semakin besar dan harapan memperoleh
laba juga semakin besar pula. Dengan demikian dapat berpengaruh terhadap return saham bagi para
investor. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
����� ����� ���� ���� = Penjualan
Total Asset
2.1.7.4 Earning Per Share EPS
Merupakan laba yang diperoleh perusahaan per lembar saham. Laba per saham merupakan alat ukur yang berguna untuk
membandingkan laba dari berbagai entitas usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba suatu entitas dari waktu ke waktu jika
terjadi perubahan dalam struktur modal. Laba per saham telah sejak dulu dihitung dan digunakan oleh para analis keuangan. Perhitungan
laba per saham yang mengarah ke masa depan mencoba memberikan informasi mengenai laba per saham yang mungkin akan diperoleh di
masa datang. Menurut Salim 2010:83 Earning Per Share EPS adalah laba
yang diperoleh setiap satu lembar saham. Semakin besar EPS sebuah perusahaan, perusahaan tersebut akan mendapat penilaian semakin
tinggi dalam hal kemampuan menciptakan laba. Menurut Baridwan 2007:443, laba bersih per saham adalah jumlah pendapatan yang
diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar, dan akan dipakai oleh pimpinan perusahaan untuk menentukan
i
besarnya dividen yang akan dibagikan. Menurut Fahmi 2012:138 EPS atau pendapatan per lembar saham adalah bentuk pemberian
keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki. Menurut Darsono dan Ashari 2005:57 Earning
Per Share menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap saru lembar saham. Menurut Fahmi 2012:138 perhitungan EPS dapat
dirumuskan sebagai berikut:
������� ��� �ℎ��� = Laba Bersih
Jumlah Saham
2.1.7.5 Price Earning Ratio PER
Harahap 2006:311 mengatakan bahwa Price Earning Ratio ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga
perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Tingkat pendapatan perusahaan yang tercermin dari EPS
Earning Per Share berhubungan erat dengan peningkatan harga saham. Sedangkan menurut Salim 2010:84 angka PER didapatkan
dengan cara membagi harga saham yang diperdagangkan dipasar dengan EPS. Semakin kecil angka PER, hal itu akan semakin baik.
Untuk mengambil sebuah keputusan berdasarkan PER harus membandingkan PER dari saham–saham sejenis dalam satu sektor.
Bagi para investor semakin tinggi Price Earning Ratio maka pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan.
Dengan begitu PER adalah perbandingan antara market price per share
i
harga pasar per lembar saham dengan earnine per share laba per lembar saham Perhitungan PER menurut Salim 2010:84 dapat
dirumuskan sebagai berikut:
����� ������� ����� = Harga Saham di Pasar
������� ��� �ℎ���
2.1.7.6 Current Ratio CR
Current Ratio adalah membandingkan antara total aset lancar dengan kewajiban lancar current assetscurrent liabilities.
Tersedianya sumber kas untuk memenuhi kewajiban tersebut berasal dari kas atau konversi kas dari aset lancar. Selain itu, Current Ratio
biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur keadaan likuiditas suatu perusahaan, petunjuk untuk dapat mengetahui dan menduga
sampai manakah kiranya perusahaan, apabila memberikan kredit berjangka pendek kepada nasabah dapat merasa aman atau tidak.
Rumus untuk menghitung Current Ratio adalah sebagai berikut: ������� �����
= Aset Lancar
Hutang Lancar X 100
2.1.8 Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham
2.1.8.1 Pengaruh ROA Terhadap Return Saham
Return On Asset ROA merupakan salah satu rasio yang sering digunakan dalam menilai kinerja suatu perusahaan. ROA digunakan
untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya. ROA yang
semakin meningkat menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan para pemegang saham akan memperoleh keuntungan dari
i
dividen yang semakin meningkat. Hal ini dapat dibuktikan dengan besarnya laba yang dihasilkan suatu perusahaan. Apabila laba yang
dihasilkan suatu perusahaan tinggi, maka harga saham juga akan meningkat, demikian pula return saham juga akan meningkat pada
akhirnya.
2.1.8.2 Pengaruh DER Terhadap Return Saham
Debt to Equity Ratio DER mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan
oleh beberapa bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Perusahaan dengan DER yang rendah akan
mempunyai risiko kerugian yang lebih kecil ketika keadaan ekonomi merosot, namun ketika kondisi ekonomi membaik, kesempatan
memperoleh laba rendah. DER yang terlalu tinggi akan mengurangi keuntungan.
2.1.8.3 Pengaruh TATO Terhadap Return Saham
Total Asset Turn Over TATO menurut Harahap 2011:309 merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana kemampuan aset
menciptakan penjualan. Apabila penjualan suatu perusahaan tinggi atau mengalami peningkatan, maka perusahaan juga mengharapkan tingkat
pengembalian yang tinggi pula. Nilai TATO yang semakin besar menunjukkan bahwa penjualan meningkat. Dengan demikian harapan
untuk memperoleh laba juga diharapkan akan mengalami peningkatan. Jika nilai penjualan dan laba yang diperoleh perusahaan meningkat, hal
i
ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik. Kinerja perusahaan yang semakin baik akan berdampak pada harga saham yang
tinggi.
2.1.8.4 Pengaruh EPS Terhadap Return Saham
Earning Per Share EPS merupakan perbandingan antara earning dalam hal ini laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar
per saham. Menurut Salim 2010:83 Earning Per Share EPS adalah laba yang diperoleh setiap satu lembar saham. Semakin besar EPS
sebuah perusahaan, perusahaan tersebut akan mendapat penilaian semakin tinggi dalam hal kemampuan menciptakan laba dikarenakan
tingginya harga saham perusahaan. Tingginya harga saham akan meningkatkan return saham yang akan diterima para investor
2.1.8.5 Pengaruh PER Terhadap Return Saham
Harahap 2006:311 mengatakan bahwa PER menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang
ditawarkan dibandingkan dengan pendapat yang diterima. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai PER
yang tinggi pula dan hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba di masa mendatang. Semakin besar PER suatu saham
maka menyatakan saham tersebut semakin mahal terhadap pendapatan bersih per saham. Jika PER meningkat maka harga saham juga akan
semakin besar begitu juga dengan return saham.
i
2.1.8.6 Pengaruh CR Terhadap Return Saham
Current Ratio CR yang rendah akan menyebabkan terjadi penurunan harga pasar dari harga saham yang bersangkutan. CR yang
tinggi dapat disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih dan persediaan yang belum terjual, yang tentunya tidak dapat digunakan
secara cepat untuk membayar hutang. Di sisi lain perusahaan yang memiliki aset lancar yang tinggi akan lebih cenderung memiliki aset
lainnya dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya menjual efek. Perusahaan dengan posisi tersebut sering
kali terganggu likuiditasnya, sehingga investor lebih menyukai untuk membeli saham-saham perusahaan dengan nilai aset lancar yang tinggi
dibandingkan perusahaan yang mempunyai nilai aset lancar yang rendah.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian yang telah ada sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara lain
terletak pada periode waktu data yang digunakan, definisi operasional penelitian dan objek penelitian. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang dapat
mendukung penelitian ini.
i
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti Terdahulu
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil penelitian
1 Chandra
2014
A
nalisis Pengaruh
ROA, ROE, DAN TATO
Terhadap Return Saham
Pada Perusahaan
Makanan Dan Minuman Yang
Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Variabel
Independen: ROA, ROE, dan
TATO Variabel
Dependen : Return Saham
Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa secara parsial, pengembalian atas
aset ROA dan pengembalian atas
ekuitas ROE tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap tingkat
pengembalian saham, sedangkan secara
parsial pengembalian atas total aset
TATO mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap tingkat pengembalian
saham. Secara simultan ketiga
variabel mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap tingkat pengembalian
saham pada perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
i
No. Nama
Peneliti Terdahulu
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil penelitian
2. Thamrin
2012 Analisis
Pengaruh Current Ratio
CR, dan Debt to Equity Ratio
DER Terhadap
Return Saham Pada
Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Variabel
Independen: Current Ratio,
Debt to Equity Ratio
Variabel Dependen :
Return Saham Hasil penelitiannya
menyatakan bahwa variabel Current
Ratio CR dan Debt to Equity Ratio
DER berpengaruh signifikan terhadap
return saham, baik secara simultan
maupun secara parsial serta variabel yang
berpengaruh paling dominan terhadap
Return Saham adalah Debt to Equity Ratio
DER.
3. Sari
2014 Pengaruh
Kinerja Keuangan
Terhadap Return Saham
Pada Perusahaan
Manufaktur Sektor Industri
Barang Konsumsi
Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia BEI Tahun
2009-2011 Variabel
independen: Earning Per
Share, Debt to Equity Ratio,
Price Earning Ratio, Return On
Investment, Return On Equity
Variabel Dependen :
Return Saham Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel independen
EPS, DER, PER, ROI, ROE tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen Return Saham
secara serempak. Sementara hasil
penelitian secara parsial, menunjukkan
bahwa hanya variabel DER dan ROI yang
berpengaruh signifikan terhadap
Return Saham. Dengan demikian
dapat diambil kesimpulan bahwa
i
No. Nama
Peneliti Terdahulu
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil penelitian
seluruh variabel independen yang
diteliti tidak dapat digunakan secara
serempak untuk menentukan besarnya
Return Saham. Metode analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kuantitatif dengan
pengujian asumsi klasik, serta analisis
statistik yaitu analisis regresi linear
berganda.
Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2014
Chandra 2014
Chandra, yang meneliti Analisis Pengaruh ROA, ROE, dan TATO Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Sektor Industri Makanan Dan Minuman Yang
terdaftar Di Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa hasil penelitian secara parsial pengembalian atas aset ROA dan pengembalian atas ekuitas ROE tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham. Sedangkan secara parsial pengembalian atas total aset TATO mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham. Secara simultan ketiga variabel mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
i
pengembalian saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Thamrin 2012
Thamrin yang meneliti Analisis Pengaruh Current Ratio CR, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa variabel Current Ratio CR dan Debt to Equity Ratio DER berpengaruh
signifikan terhadap Return Saham, baik secara simultan maupun secara parsial serta variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap Return Saham adalah
Debt to Equity Ratio DER. Sari 2013
Sari yang meneliti Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia BEI Tahun 2009-2011 dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen EPS, DER, PER, ROI, ROE tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen Return saham secara serempak. Sementara hasil penelitian secara parsial, menunjukkan bahwa hanya
variabel DER dan ROI yang berpengaruh signifikan terhadap Return saham. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh variabel independen
yang diteliti tidak dapat digunakan secara serempak untuk menentukan besarnya Return saham.
i
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1. Kerangka Konseptual