Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Dan Current Ratio Terhadap Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

i SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO, TOTAL ASSET TURN OVER, EARNING PER SHARE, PRICE EARNING RATIO,

DAN CURRENT RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

IRWIN FAISAL 100503195

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

i PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Current Ratio Terhadap Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, April 2015 Yang membuat pernyataan

Irwin Faisal NIM. 100503195


(3)

i ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH RETURNONASSET, DEBT TO EQUITY RATIO,

TOTAL ASET TURN OVER, EARNING PER SHARE, PRICE EARNING RATIO,DAN CURRENT RATIO TERHADAP

RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN

OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Current Ratio memiliki pengaruh secara parsial maupun simultan terhadap

Return saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 sampai dengan 2013.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal, yang menggunakan data populasi dari 18 perusahaan otomotif yang listing di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan diperoleh perusahaan yang lulus uji sebanyak 12 perusahaan sampel dan 48 jumlah pengamatan. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui situs. Adapun variabel yang berkaitan dengan penelitian ini adalah Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Current Ratio sebagai variabel independen dan

Return saham sebagai variabel dependen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Return saham pada tingkat kepercayaan 95%. Dan secara simultan, Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap terhadap Return saham pada tingkat kepercayaan 95%.

Kata Kunci : Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turn Over (TATO), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Current Ratio (CR), dan Return saham.


(4)

i ABSTRACT

ANALYSIS INFLUENCE OF RETURN ON ASSETS, DEBT TO EQUITY RATIO, TURN OVER TOTAL ASSETS, EARNINGS PER SHARE,

PRICE EARNINGS RATIO, AND CURRENT RATIO OF STOCK RETURN ON AUTOMOTIVE

COMPANY LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study aimed to test whether the Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio and Current Ratio has the effect of partially or simultaneously to stock return in automotive companies listed in Indonesia Stock Exchange period 2010 to 2013.

This research is a type of causal research, which used data from a population of 18 automotive companies listed in Indonesia Stock Exchange. The sampling method used in this research is purposive sampling and acquired companies that pass the test sample as many as 12 companies and 48 the number of observations. The data used are the financial statements of each company sample www.idx.com published on the site. The variables associated with this research is the Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio and Current Ratio as independent variables and stock return as the dependent variable. The method used is descriptive analysis method and statistical analysis methods.

The results of this study indicate that partially Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Current Ratio have no significant effect on stock returns at 95% confidence level. And simultaneously, Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio and Current Ratio have no significant influence on stock returns at 95% confidence level.

Keywords : Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turn Over (TATO), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Current Ratio (CR), and Stock Return.


(5)

i KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Current Ratio Terhadap Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak., CA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Syafruddin Ginting, MAFIS, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak. selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti dalam


(6)

i menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak. dan Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Dosen Penguji dan Pembanding yang selalu memberikan masukan atas penulisan skripsi ini.

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta H. Drs. Nasir Syarief & Hj. Dra. Wirda orang yang penulis paling hormati dan cintai yang telah selalu mendoakan, mendukung dan memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasih juga kepada kakak dan abang tercinta, dr. Erlita Wienanda dan Suami (dr. Fathir Agung Taufika), Irfan Aulia, SE, Ak dan Ermilia Devrita SH, MKn

7. Serta teman-teman terkasih Andi, Afif, Azwar, Ishar, Iqbal, Ryan, Pras, Imam, Ari, Hasfi, Bobby, Yohana, Caca, Cici, Lidya, Gordimer, Victor, Salomo, Sulthan, Steven, Fanny, Hilda, Lizty, Ririn, Dinda, Sally, dan Futsal 2010, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, dengan ikhlas memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.

Medan, Agustus 2014 Penulis

Irwin Faisal NIM. 100503195


(7)

i DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 12

2.1.1 Saham ... 12

2.1.2 Return Saham... ... 13

2.1.3 Kinerja Keuangan... 14

2.1.4 Analisis Laporan Keuangan... .... 16

2.1.5 Analisis Rasio Keuangan ... 18

2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham ... 19

2.1.7 Analisis Faktor Fundamental ... 20

2.1.7.1 ReturnOnAsset ... 20

2.1.7.2 DebttoEquity Ratio ... 21

2.1.7.3 Total Asset Turn Over ... 21

2.1.7.4 Earning per Share... 22

2.1.7.5 Price Earning Ratio ... 23

2.1.7.6 Current Ratio ... 24

2.1.8 Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham .... 24

2.1.8.1 Pengaruh ROA Terhadap Return Saham ... 24

2.1.8.2 Pengaruh DER Terhadap Return Saham ... 25

2.1.8.3 Pengaruh TATO Terhadap Return Saham ... 25

2.1.8.4 Pengaruh EPS Terhadap Return Saham ... 26

2.1.8.5 Pengaruh PER Terhadap Return Saham ... 26

2.1.8.6 Pengaruh CR Terhadap Return Saham ... 27

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 27

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 32

2.3.1 Kerangka Konseptual ... 32

2.3.2 Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 35

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 35


(8)

i

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 38

3.5 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel ... 38

3.5.1 Variabel Penelitian ... 38

3.5.1.1 Variabel bebas (independent variable) ... 38

3.5.1.2 Variabel terikat (dependent variable) ... 39

3.5.2 Definisi Operasi Variabel ... 40

3.6 Metode Analisis Data ... 41

3.6.1 Pengujian asumsi klasik ... 41

3.6.1.1 Uji Normalitas ... 42

3.6.1.2 Uji Multikolinieritas ... 43

3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 44

3.6.1.4 Uji Autokorelasi... 46

3.7 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 47

3.7.1 Analisis regresi berganda ... 47

3.7.2 Uji signifikansi parsial (t-test) ... 48

3.7.3 Uji signifikansi simultan (F-test) ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ... 50

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 50

4.2.1 Statistik Deskriptif ... 50

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 52

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 53

4.2.2.2 Uji Multikolinieritas ... 57

4.2.2.3 Uji Heterokedatisitas ... 58

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 60

4.2.3 Analisis Regresi ... 62

4.2.3.1 Analisis Regresi Berganda ... 62

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 64

4.2.4.1 Uji Signifikansi Parsial ... 64

4.2.4.2 Uji Signifikansi Simultan ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 70

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 72

5.3 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75


(9)

i DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 28

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 37

3.2 Definisi Operasional Variabel ... 40

3.3 Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson (DW-Test) ... 46

4.1 Statistik Deskriptif ... 51

4.2 Hasil Uji Normalitas ... 57

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 58

4.4 Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson (DW-Test) ... 61

4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 62

4.6 Hasil Analisis Regresi ... 63

4.7 Hasil Uji – t ... 66


(10)

i DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 33

4.1 Histogram ... 54

4.2 Normal P- P Plots ... 54

4.3 Histogram ... 55

4.4 Normal P-P Plots ... 56


(11)

i DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Data variabel penelitian ... 78

2 Hasil Rasio Return On Asset (ROA) ... 79

3 Hasil Rasio Debt to Equity Ratio (DER) ... 80

4 Hasil Rasio Total Asset Turn Over (TATO) ... 81

5 Hasil Rasio Earning Per Share (EPS) ... 82

6 Hasil Rasio Price Earning Ratio (PER) ... 83

7 Hasil Rasio Current Ratio (CR) ... 84

8 Hasil Rasio Return Saham ... 85

9 Statistik Deskriptif ... 86

10 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram ... 87

11 Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot ... 88

12 Hasil Uji Normalitas dengan One-Sample Kolmogrov-Test...89

13 Hasil Uji Autokorelasi ... 90

14 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 91

15 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 92

16 Hasil Uji t ... 93


(12)

i ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH RETURNONASSET, DEBT TO EQUITY RATIO,

TOTAL ASET TURN OVER, EARNING PER SHARE, PRICE EARNING RATIO,DAN CURRENT RATIO TERHADAP

RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN

OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Current Ratio memiliki pengaruh secara parsial maupun simultan terhadap

Return saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 sampai dengan 2013.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal, yang menggunakan data populasi dari 18 perusahaan otomotif yang listing di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan diperoleh perusahaan yang lulus uji sebanyak 12 perusahaan sampel dan 48 jumlah pengamatan. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui situs. Adapun variabel yang berkaitan dengan penelitian ini adalah Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Current Ratio sebagai variabel independen dan

Return saham sebagai variabel dependen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Return saham pada tingkat kepercayaan 95%. Dan secara simultan, Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap terhadap Return saham pada tingkat kepercayaan 95%.

Kata Kunci : Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turn Over (TATO), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Current Ratio (CR), dan Return saham.


(13)

i ABSTRACT

ANALYSIS INFLUENCE OF RETURN ON ASSETS, DEBT TO EQUITY RATIO, TURN OVER TOTAL ASSETS, EARNINGS PER SHARE,

PRICE EARNINGS RATIO, AND CURRENT RATIO OF STOCK RETURN ON AUTOMOTIVE

COMPANY LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study aimed to test whether the Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio and Current Ratio has the effect of partially or simultaneously to stock return in automotive companies listed in Indonesia Stock Exchange period 2010 to 2013.

This research is a type of causal research, which used data from a population of 18 automotive companies listed in Indonesia Stock Exchange. The sampling method used in this research is purposive sampling and acquired companies that pass the test sample as many as 12 companies and 48 the number of observations. The data used are the financial statements of each company sample www.idx.com published on the site. The variables associated with this research is the Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio and Current Ratio as independent variables and stock return as the dependent variable. The method used is descriptive analysis method and statistical analysis methods.

The results of this study indicate that partially Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Current Ratio have no significant effect on stock returns at 95% confidence level. And simultaneously, Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio and Current Ratio have no significant influence on stock returns at 95% confidence level.

Keywords : Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turn Over (TATO), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Current Ratio (CR), and Stock Return.


(14)

i BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri mengalami kemajuan yang pesat, khususnya di bidang industri. Kemajuan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari peran industri–indutri yang beroperasi di Indonesia. Salah satu perusahaan industri di Indonesia yang berperan serta dalam pembangunan perekonomian di Indonesia adalah perusahaan otomotif. Pesatnya perkembangan industri otomotif di Indonesia bahkan melebihi China. Penjualan mobil di Indonesia meningkat 17% walaupun tengah terjadi kesuraman ekonomi global dari 2010 hingga 2011, menjadi hampir 900.000 kendaraan baru, dan sebesar 11% year-on-year pada kuartal pertama 2012. Sejak awal 2011, tujuh perusahaan telah mengumumkan investasi di Indonesia senilai US$ 2,2 miliar. Ini merupakan rekor investasi di bidang otomotif. Dengan adanya potensi bahwa industri otomotif merupakan peluang bisnis yang bagus, maka para investor akan tertarik untuk berinvestasi ke perusahaan industri otomotif.

Pasar modal merupakan sarana yang efektif untuk mempercepat pertumbuhan perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan instrumen keuangan penting dalam suatu perekonomian,yang berfungsi memobilisasi dana dari masyarakat ke sektor produktif (perusahaan). Peran intermediasi keuangan dari masyarakat ke unit usaha tersebut dimaksudkan untuk mencapai kemakmuran. Kehadiran pasar modal memperbanyak alternatif pilihan perusahaan untuk mendapatkan sumber dana (khususnya dana jangka panjang). Hal ini berarti


(15)

i keputusan pembelanjaan semakin bervariasi, sehingga struktur modal perusahaan dapat dioptimalkan.

Pasar modal bermanfaat untuk perluasan usaha, memperbaiki struktur modal, mendorong laju pembangunan, mendorong investasi, dan memperoleh dividen bagi yang memiliki saham dan bunga tetap atau bunga mengambang bagi pemegang obligasi. Menurut Permadhy (2005:39), investor pasar modal akan dapat mempermudah para investor dengan melakukan investasi dalam beberapa instrumen investasi sekaligus untuk mengurangi risiko.

Informasi yang diperlukan investor dipasar modal tidak hanya informasi yang bersifat fundamental saja tetapi juga informasi yang bersifat teknikal. Informasi yang bersifat fundamental diperoleh dari kondisi intern perusahaan, dan informasi teknikal diperoleh dari luar perusahaan seperti ekonomi, politik, keuangan dan faktor lainnya. Informasi yang diperoleh dari kondisi intern perusahaan yang lazim digunakan adalah informasi laporan keuangan, informasi fundamental dan teknikal tersebut dapat digunakan sebagai dasar bagi investor untuk memprediksi

return, risiko, jumlah, waktu, dan faktor lain yang berhubungan dengan aktivitas investasi di pasar modal. Motif pemilik modal atau investor menanamkan dananya pada sekuritas adalah untuk mendapatkan return (tingkat pengembalian) yang maksimal dengan risiko tertentu atau memperoleh return tertentu pada risiko yang minimal.

Menurut Jogiyanto (2000:107), Return dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur keberhasilan perusahaan. Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi


(16)

i (realized return) dan return ekspetasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis.

Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko di masa mendatang. Return ekspetasi merupakan

return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Dalam melakukan investigasi investor dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investigasi, semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwa return ekspetasi memiliki hubungan positif dengan risiko. Risiko yang lebih tinggi biasanya dikorelasikan dengan peluang untuk mendapatkan return yang lebih tinggi pula (high risk high return, low risk low return). Tetapi return yang tinggi tidak selalu harus disertai dengan investasi yang berisiko. Hal ini bisa saja terjadi pada pasar yang tidak rasional.

Dalam halnya pasar modal, Indonesia lebih kecil dan kurang likuid bila dibandingkan dengan Negara-negara di ASEAN dan Negara-negara berkembang lainnya. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat penggunaan pasar modal sebagai sumber pembiayaan investasi dan keterbatasan intermediasi oleh lembaga keuangan yang non-bank. Pasar efek dan pasar ekuitas hingga kini (relatif) kurang dikembangkan dan kapitalisasi pasar perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) lebih rendah dibandingkan Negara-negara lain di Asia Tenggara. Sisi positif dari situasi ini adalah bahwa Indonesia masih memiliki ruang yang cukup luas untuk tumbuh. Pasar modal merupakan salah satu sarana


(17)

i pembentukan modal dan alokasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional

Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek, serta perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya. Pasar modal menyediakan berbagai alternatif investasi yang salah satunya adalah pembelian saham untuk mendapatkan hak kepemilikan perusahaan yang bertujuan untuk mendapatkan pendapatan (return) sebagai keuntungan. Oleh sebab itu perusahaan akan berusaha keras untuk memperoleh pertumbuhan yang berkesinambungan sehingga memberikan laporan keuangan yang optimal dan membuat pata investor lainnya tertarik untuk mendapatkan saham perusahaan tersebut.

“Saham merupakan penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas” (Anoraga dan Pakarti 2006:56). Reilly dan Brown (2013:18) mengemukakan bahwa “stock an equity investment that represent ownership of a firm, with full participation in it's success or failure” , yang artinya saham merupakan investasi kekayaan yang mewakili kepemilikan dari suatu perusahaan dengan ikut berpatisipasi penuh dalam memperoleh kesuksesan ataupun kegagalan.

Dua keuntungan yang dapat diperoleh pemodal dengan membeli saham atau memiliki saham adalah dividen dan capital gain. Dividen merupakan keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Biasanya dividen dibagikan setelah adanya persetujuan pemegang saham dan dilakukan setahun sekali. Agar investor berhak mendapatkan dividen,


(18)

i pemodal tersebut harus memegang saham tersebut untuk kurun waktu tertentu hingga kepemilikan saham tersebut diakui sebagai pemegang saham dan berhak mendapatkan dividen. Dividen yang diberikan perusahaan dapat berupa dividen tunai, dimana pemodal atau pemegang saham mendapatkan uang tunai sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki dan dividen saham dimana pemegang saham mendapatkan jumlah saham tambahan. Sedangkan capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual yang terjadi. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan di pasar sekunder. Saham dikenal memiliki karakteristik high risk-highreturn. Artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan yang tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi. Saham memungkinkan pemodal mendapatkan keuntungan (capital gain) dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Namun seiring dengan berfluktuasinya harga saham, saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar dalam waktu singkat.

Menurut PSAK, No 1 (IAI:2009) jika seorang investor mengambil keputusan bisnis, maka salah satu perkembangannya dengan melihat dan menganalisis laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu media utama yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak luar. Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan IAI tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.


(19)

i Baik buruknya kinerja perusahaan dapat dijadikan sebagai tolak ukur bagi investor dalam menentukan pembelian saham perusahaan. Kinerja keuangan dapat diukur perkembangannya melalui analisis terhadap data keuangan yang ada dalam laporan keuangan. Selain informasi yang terdapat dalam laporan keuangan, informasi lain yang penting yaitu kondisi fundamental dari suatu perusahaan. Faktor fundamental mampu menggambarkan struktur keuangan dan mengidentifikasi prospek perusahaan untuk dapat memperkirakan return saham di masa yang akan datang. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari rasio-rasionya. Rasio keuangan memiliki berbagai informasi keuangan perusahaan yang bisa digunakan untuk memprediksi return saham. Indikator lain yang dapat digunakan adalah membandingkan rasio masa lalu, saat ini ataupun masa yang akan datang untuk perusahaan yang sama. Bentuk yang lain yaitu dengan perbandingan rasio antara satu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis.

Salah satu rasio yang digunakan untuk memprediksi return saham adalah

Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya. Rasio ini menggambarkan tingkat laba yang diperoleh perusahaan dengan tingkat investasi yang ditanamkan. ROA yang semakin meningkat menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan para pemegang saham akan memperoleh keuntungan dari dividen yang diterima semakin meningkat.


(20)

i

Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Debt to Equity Ratio

(DER) juga memberikan jaminan seberapa besar hutang-hutang perusahaan dijamin modal sendiri. Debt to Equity Ratio (DER) akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham. Semakin besar Debt to Equity Ratio (DER) menandakan struktur permodalan usaha perusahaan banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Semakin besar Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi akibatnya para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki nilai Debt to EquityRatio (DER) yang tinggi.

Earning Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara earning (dalam hal ini laba bersih setelah pajak) dengan jumlah lembar saham perusahaan. Bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan paling berguna, karena bisa menggambarkan prospek earning di perusahaan masa depan. Earning Per Share (EPS) menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar saham. Semakin besar EPS menyebabkan semakin besar laba yang diterima pemegang saham, hal tersebut menunjukkan semakin baik kondisi operasional perusahaan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:195).

Price Earning Ratio (PER) merupakan perbandingan antara harga pasar suatu saham yang bersangkutan. Kegunaan dari PER adalah melihat bagaimana pasar menghargai kinerja saham suatu terhadap suatu perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh EPS-nya. Apabila fluktuasi EPS makin tinggi


(21)

i maka semakin tinggi juga perubahan harga sahamnya dan return sahamnya. Semakin tinggi rasio PER, maka semakin tinggi pertumbuhan laba yang diharapkan oleh pemodalnya (Husnan 2005:309).

Jenis rasio lain yang digunakan adalah rasio aktivitas, yaitu Total Asset Turnover (TATO) untuk menunjukkan sejauh mana kemampuan aset menciptakan penjualan (Harahap 2011:309). Nilai TATO yang semakin besar menunjukkan bahwa penjualan meningkat. Dengan demikian harapan untuk memperoleh laba juga diharapkan akan mengalami peningkatan. Jika nilai penjualan dan laba yang diperoleh perusahaan meningkat, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik. Kinerja perusahaan yang semakin baik akan berdampak pada harga saham yang tinggi.

Current Ratio (CR). CR merupakan salah satu rasio keuangan yang sering digunakan dengan jalan membandingkan antara aset lancar dengan kewajiban lancar. Pada umumnya, CR yang rendah akan menyebabkan terjadi penurunan harga pasar dari harga saham yang bersangkutan. Sedangkan CR yang tinggi dapat disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih dan persediaan yang belum terjual, yang tentunya tidak dapat digunakan secara cepat untuk membayar hutang.

Penelitian sebelumnya mengenai return saham pernah dilakukan oleh Sari (2013) yang menganalisis mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap return

saham yang terdiri dari Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio, Return On Investment, dan Return On Equity. Thamrin (2012) yang menganalisis mengenai pengaruh Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio


(22)

i terhadap Return Saham. Chandra (2014) yang menganalisis mengenai pengaruh ROA, ROE, dan TATO terhadap Return Saham.

Penelitian yang dilakukan Sari (2013) menggunakan variabel EPS, DER, PER, ROI, dan ROE sebagai variabel independen dan return saham sebagai variabel dependen. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel independen EPS, DER, PER, ROI, ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Return saham) secara serempak. Sementara hasil penelitian secara parsial, menunjukkan bahwa hanya variabel DER dan ROI yang berpengaruh signifikan terhadap Return saham

Penelitian yang dilakukan Thamrin (2012) menggunakan variabel CR, dan DER sebagai variabel independen dan return saham sebagai variabel dependen. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa variabel Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap return saham, baik secara simultan maupun secara parsial serta variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap Return Saham adalah Debt to Equity Ratio (DER).

Penelitian yang dilakukan Chandra (2014) menggunakan variabel ROA, ROE, dan TATO sebagai variabel independen dan return saham sebagai variabel dependen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, pengembalian atas asset (ROA) dan pengembalian atas ekuitas (ROE) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham, sedangkan secara parsial pengembalian atas total aset (TATO) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham. Secara simultan ketiga variabel mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat


(23)

i pengembalian saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan penelitian di atas, terhadap ketidaksamaan hasil antara ketiga peneliti terdahulu mengenai faktor yang mempengaruhi return saham, hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang sama mengenai

Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turn Over

(TATO), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Current Ratio terhadap return saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI pada tahun 2010 - 2013.

1.2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yakni:

1. Apakah ROA, DER, TATO, EPS, PER, dan CR secara parsial berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI?

2. Apakah ROA, DER, TATO, EPS, PER, dan CR secara simultan berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI?


(24)

i 1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh ROA, DER, TATO, EPS, PER, dan CR secara parsial berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI

2. Untuk mengetahui pengaruh ROA, DER, TATO, EPS, PER, dan CR secara simultan berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan mengenai rasio-rasio keuangan dan perilaku pasar modal khususnya mengenai return saham perusahaan 2. Bagi investor, dapat memberikan pertimbangan kepada calon investor

dalam mengambil keputusan investasi dan strategi investasinya.

3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya untuk menyempurnakan penelitian yang sama.


(25)

i BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 Saham

Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pendapat lain dikemukakan oleh Sjahrial (2009:22) bahwa saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas atau yang biasa disebut Emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik perusahaan tersebut juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Dengan demikian kalau seorang investor membeli saham, maka dia juga menjadi pemilik/pemegang saham perusahaan.

Saham biasa yaitu hak atas perseroan yang menanggung risiko terbatas bila terjadi kerugian dan menerima manfaat bila terjadi keuntungan. Saham ini tidak dijamin akan menerima dividen atau pembagian aset bila perusahaan dilikuidasi.


(26)

i Menurut Jogiyanto (2003:67) terdapat dua jenis saham, yaitu:

1. Saham Preferen

Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi. Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Akan tetapi saham

preferen umumnya tidak mempunyai hak veto seperti yang dimiliki oleh saham biasa.

2. Saham Biasa

Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, maka biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock). Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan.

2.1.2 Return Saham

Return saham merupakan hasil atau keuntungan yang diperoleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya. Return saham menurut Jogiyanto (2008:195) dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Return Realisasi

Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return

realsasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentu return ekspetasi (expected return) dan risiko di masa mendatang.

2. Return Ekspetasi

Return ekspetasi (expected return) merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return

ekspetasi sifatnya belum terjadi

Menurut Tandelilin (2010 : 102), sumber-sumber dari return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu:


(27)

i 1. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas

atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. 2. Capital gain (loss) merupakan kenaikan (penurunan) harga dari

suatu surat berharga (bisa saham maupun surat hutang jangka panjang), yang bias memberikan keuntungan (kerugian) para investor. Dengan kata lain capital gain (loss) adalah selisih harga beli dan harga jual.

Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi (realized return) yang merupakan capital gain/capital loss yaitu selisih antara harga saham periode saat ini (P i,t) dengan harga saham pada periode sebelumnya (P i,t –1). Rumus untuk menghitung return saham adalah:

Ri,t = Pi,t−Pi,t−1 Pi,t−1

Keterangan :

Ri,t = Return Saham I pada Tahun t

P i,t = Harga Penutupan Saham Pada Tahun t

P i,t – 1 = Harga Penutupan Saham pada Tahun t – 1

Return saham dihitung dengan cara mengurangkan harga saham dalam waktu tertentu dengan harga saham dengan periode sebelumnya. Jika harga investasi sekarang (P i,t ) lebih tinggi dari harga investasi periode yang lalu (P i,t – 1) maka yang terjadi adalah keuntungan modal (capital gain), dan sebaliknya jika terjadi kerugian maka kerugian modal (capital loss).

2.1.3 Kinerja Keuangan

Menurut Fahmi (2011:2) Kinerja Keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan secara baik dan benar. Menurut Munawir (2007:31)


(28)

i dalam menganalisa dan meneliti posisi keuangan dan potensi atau kemajuan-kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama adalah sebagai berikut:

1. Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban kewajiban keuangan pada saat ditagih.

2. Solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Rentabilitas atau Profitabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

4. Stabilitas usaha adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban buangan atas hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutang-hutang tersebut tepat pada waktunya, serta kemampuan perusahaan untuk membayar dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatannya atau krisis keuangan.


(29)

i Analisis Laporan Keuangan terdiri dari dua kata, Analisa dan Laporan Keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini maka dapat dijelaskan dari arti masing-masing kata. Kata analisa berarti memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Laporan keuangan terdiri dari Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas (Dana).

Menurut Harahap (2011:190) jika dua pengertian ini digabungkan maka analisa laporan keuangan berarti:

Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

Analisis laporan keuangan dilakukan untuk menambah informasi yang tercantum dalam suatu laporan keuangan. Menurut S.S. Harahap (2004;195-197) secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan. 3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan

keuangan.

4. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.

5. Dapat menilai prestasi perusahaan.

6. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek tertentu, yaitu: posisi keuangan (aset, neraca dan modal), hasil usaha perusahaan (hasil dan biaya), likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan rentabilitas atau profitabilitas.

7. Menilai perkembangan dari waktu ke waktu.

8. Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.


(30)

i 9. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain

dengan periode sebelumnya.

10. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha dan sebagainya.

11. Dapat juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.

Laporan keuangan perusahaan sangat diperlukan kepada banyak pihak. Pihak-pihak yang membutuhkan yaitu pemilik perusahaan, manajemen perusahaan, investor, kreditor atau banker, pemerintahan dan regulator, analis, akademis, serta pusat data bisnis. Laporan keuangan diperlukan bagi pemilik perusahaan yaitu untuk menilai prestasi, mengetahui hasil dividen yang diterima, dan sebagai dasar untuk mempertimbangkan untuk menambah atau mengurangi investasi. Untuk pihak manajemen, kegunaan laporan keuangan adalah sebagai alat pertanggungjawaban pengelolaan kepada pemilik, mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan perusahaan, dan menjadi pertimbangan dalam menentukan perlu tidaknya diambil kebijakan baru. Laporan keuangan bagi investor berguna untuk menilai kondisi keuangan perusahaan, dan kemungkinan menanamkan investasi ataupun divestasi dari perusahaan. Laporan keuangan bagi kreditur adalah untuk menilai kondisi keuangan perusahaan apakah kualitas jaminan kredit/investasi mampu menopang kredit yang diberikan. Laporan keuangan bagi pemerintah adalah untuk menetapkan jumlah pajak dan sebagai dasar dalam penetapan-penetapan kebijakan yang baru. Kegunaan laporan keuangan bagi analis, akademis, serta pusat data bisnis adalah sebagai sumber informasi primer yang akan diolah sehingga menghasilkan informasi yang berrmanfaat bagi pihak-pihak yang berkaitan.


(31)

i 2.1.5 Analisis Rasio Keuangan

Ketika mengadakan interpretasi dan analisa laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisa memerlukan adanya ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa adalah “rasio.” Rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam “aritmatical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan.

Analisis rasio merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan adalah analisis rasio keuangan (Financial Ratio Analysis).

Menurut Van Horne (2005:202) rasio keuangan (financial ratio) didefinisikan sebagai: “Sebuah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.”

Dalam mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya, analisis keuangan perlu melakukan pemeriksaan atas berbagai aspek kesehatan keuangan perusahaan.dengan menggunakan alat analisis laporan keuangan, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen, dapat diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan keuangan dan kemajuan perusahaan. Alat yang sering digunakan selama pemeriksaan adalah rasio keuangan.

Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko


(32)

i dan peluang pada masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti.

2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham

Dalam menentukan return saham, terdapat dua cara yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Menurut Rahardjo (2006-147) analisis teknikal adalah suatu metodologi peramalan fluktuasi harga saham yang datanya diambil dari data perdagangan saham yang terjadi di pasar saham (bursa efek). Jenis data bisa berbentuk informasi harga saham, jumlah volume dan nilai transaksi perdagangan, harga tertinggi dan terendah pada perdagangan setiap hari, atau berbagai informasi lain yang terkait dengan transaksi saham yang terwujud dalam bentuk tren harga saham, bisa dalam bentuk grafik atau sejenisnya.

Analisa fundamental lebih menekankan terhadap siklus ekonomi yang mempengaruhi pergerakan harga dalam waktu menengah atau jangka panjang Untuk mengukur fundamental ekonomi perusahaan dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan, yang dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian, setiap hasil dari rasio yang diukur diinterpretasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambil keputusan (Kasmir, 2008:106).

Informasi yang diperoleh dari kondisi intern perusahaan yang digunakan adalah informasi keuangan berupa informasi akuntansi yang terangkum dalam laporan keuangan dan informasi non keuangan berupa


(33)

i informasi non akuntansi yang tidak terangkum dalam laporan keuangan. Informasi fundamental dan teknikal dapat digunakan sebagai faktor yang digunakan investor untuk memprediksi return saham. Jika prospek perusahaan tersebut sangat kuat dan baik maka return saham perusahaan tersebut diperkirakan dapat meningkat pula.

2.1.7 Analisis Faktor Fundamental

2.1.7.1 Return On Asset (ROA)

Menurut Prastowo dan Julianty (2008:91) ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan assetnya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aset) yang dimilikinya. Dari angka yang dihasilkan dari perhitungan ROA, kita bisa memberikan penilaian terhadap kinerja perusahaan berkaitan dengan pengolahan aset–aset yang dimiliki. Semakin tinggi nilai ROA berarti perusahaan telah efisien dalam menciptakan laba dengan cara mengolah dan mengelola semua aset yang dimilikinya (Salim, 2010:85). Menurut Salim (2010:85) perhitungan ROA dirumuskan sebagai berikut:

������������� =Laba Bersih Total Aset

2.1.7.2 Debt to Equity Ratio (DER)

Menurut Rahardjaputra (2009:201) Debt to Equity Ratio


(34)

i perusahaan terhadap modal sendiri (Shareholder equity). Rasio ini menunjukan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman, semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Menurut Fahmi (2012:128) DER merupakan ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. Sedangkan menurut Salim (2010:86) rasio ini bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang–utang yang dimilikinya dengan modal atau ekuitas yang ada. Angka yang dihasilkan dari perhitungan DER akan lebih baik jika kurang dari 1 sehingga kita dapat menyimpulkan secara cepat bahwa perusahaan mampu membayar seluruh utangnya dengan modal yang dimiliki. Perhitungan DER menurut Fahmi (2012:128) dirumuskan sebagai berikut:

�����������������=Total Liabilitas Total Modal

2.1.7.3 Total Asset Turn Over (TATO)

Rasio ini menunjukkan perputaran total aset diukur dari volume penjualan. Dengan kata lain, seberapa jauh kemampuan semua aset menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Perputaran total aset menunjukkan bagaimana efektifitas perusahaan menggunakan keseluruhan aset untuk menciptakan penjualan dalam kaitannya untuk mendapatkan laba. Perusahaan dengan tingkat penjualan yang besar diharapkan mendapatkan laba yang besar pula.


(35)

i Nilai TATO yang semakin besar menunjukkan nilai penjualannya juga semakin besar dan harapan memperoleh laba juga semakin besar pula. Dengan demikian dapat berpengaruh terhadap return saham bagi para investor. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

������������������ = Penjualan Total Asset

2.1.7.4 Earning Per Share (EPS)

Merupakan laba yang diperoleh perusahaan per lembar saham. Laba per saham merupakan alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai entitas usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba suatu entitas dari waktu ke waktu jika terjadi perubahan dalam struktur modal. Laba per saham telah sejak dulu dihitung dan digunakan oleh para analis keuangan. Perhitungan laba per saham yang mengarah ke masa depan mencoba memberikan informasi mengenai laba per saham yang mungkin akan diperoleh di masa datang.

Menurut Salim (2010:83) Earning Per Share (EPS) adalah laba yang diperoleh setiap satu lembar saham. Semakin besar EPS sebuah perusahaan, perusahaan tersebut akan mendapat penilaian semakin tinggi dalam hal kemampuan menciptakan laba. Menurut Baridwan (2007:443), laba bersih per saham adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar, dan akan dipakai oleh pimpinan perusahaan untuk menentukan


(36)

i besarnya dividen yang akan dibagikan. Menurut Fahmi (2012:138) EPS atau pendapatan per lembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki. Menurut Darsono dan Ashari (2005:57) Earning Per Share menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap saru lembar saham. Menurut Fahmi (2012:138) perhitungan EPS dapat dirumuskan sebagai berikut:

�����������ℎ��� = Laba Bersih Jumlah Saham

2.1.7.5 Price Earning Ratio (PER)

Harahap (2006:311) mengatakan bahwa Price Earning Ratio ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Tingkat pendapatan perusahaan yang tercermin dari EPS (Earning Per Share) berhubungan erat dengan peningkatan harga saham. Sedangkan menurut Salim (2010:84) angka PER didapatkan dengan cara membagi harga saham yang diperdagangkan dipasar dengan EPS. Semakin kecil angka PER, hal itu akan semakin baik. Untuk mengambil sebuah keputusan berdasarkan PER harus membandingkan PER dari saham–saham sejenis dalam satu sektor. Bagi para investor semakin tinggi Price Earning Ratio maka pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan. Dengan begitu PER adalah perbandingan antara market price per share


(37)

i (harga pasar per lembar saham) dengan earnine per share (laba per lembar saham) Perhitungan PER menurut Salim (2010:84) dapat dirumuskan sebagai berikut:

�����������������=Harga Saham di Pasar �����������ℎ���

2.1.7.6 Current Ratio (CR)

Current Ratio adalah membandingkan antara total aset lancar dengan kewajiban lancar (current assets/current liabilities). Tersedianya sumber kas untuk memenuhi kewajiban tersebut berasal dari kas atau konversi kas dari aset lancar. Selain itu, Current Ratio

biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur keadaan likuiditas suatu perusahaan, petunjuk untuk dapat mengetahui dan menduga sampai manakah kiranya perusahaan, apabila memberikan kredit berjangka pendek kepada nasabah dapat merasa aman atau tidak.

Rumus untuk menghitung Current Ratio adalah sebagai berikut: ������������ = Aset Lancar

Hutang LancarX 100%

2.1.8 Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham 2.1.8.1Pengaruh ROA Terhadap Return Saham

ReturnOn Asset (ROA) merupakan salah satu rasio yang sering digunakan dalam menilai kinerja suatu perusahaan. ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya. ROA yang semakin meningkat menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan para pemegang saham akan memperoleh keuntungan dari


(38)

i dividen yang semakin meningkat. Hal ini dapat dibuktikan dengan besarnya laba yang dihasilkan suatu perusahaan. Apabila laba yang dihasilkan suatu perusahaan tinggi, maka harga saham juga akan meningkat, demikian pula return saham juga akan meningkat pada akhirnya.

2.1.8.2Pengaruh DER Terhadap Return Saham

Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Perusahaan dengan DER yang rendah akan mempunyai risiko kerugian yang lebih kecil ketika keadaan ekonomi merosot, namun ketika kondisi ekonomi membaik, kesempatan memperoleh laba rendah. DER yang terlalu tinggi akan mengurangi keuntungan.

2.1.8.3Pengaruh TATO Terhadap Return Saham

Total Asset Turn Over (TATO) menurut Harahap (2011:309) merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana kemampuan aset menciptakan penjualan. Apabila penjualan suatu perusahaan tinggi atau mengalami peningkatan, maka perusahaan juga mengharapkan tingkat pengembalian yang tinggi pula. Nilai TATO yang semakin besar menunjukkan bahwa penjualan meningkat. Dengan demikian harapan untuk memperoleh laba juga diharapkan akan mengalami peningkatan. Jika nilai penjualan dan laba yang diperoleh perusahaan meningkat, hal


(39)

i ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik. Kinerja perusahaan yang semakin baik akan berdampak pada harga saham yang tinggi.

2.1.8.4Pengaruh EPS Terhadap Return Saham

Earning Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara

earning (dalam hal ini laba bersih setelah pajak) dengan jumlah lembar per saham. Menurut Salim (2010:83) Earning Per Share (EPS) adalah laba yang diperoleh setiap satu lembar saham. Semakin besar EPS sebuah perusahaan, perusahaan tersebut akan mendapat penilaian semakin tinggi dalam hal kemampuan menciptakan laba dikarenakan tingginya harga saham perusahaan. Tingginya harga saham akan meningkatkan return saham yang akan diterima para investor

2.1.8.5Pengaruh PER Terhadap Return Saham

Harahap (2006:311) mengatakan bahwa PER menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapat yang diterima. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai PER yang tinggi pula dan hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba di masa mendatang. Semakin besar PER suatu saham maka menyatakan saham tersebut semakin mahal terhadap pendapatan bersih per saham. Jika PER meningkat maka harga saham juga akan semakin besar begitu juga dengan return saham.


(40)

i 2.1.8.6Pengaruh CR Terhadap Return Saham

Current Ratio (CR) yang rendah akan menyebabkan terjadi penurunan harga pasar dari harga saham yang bersangkutan. CR yang tinggi dapat disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih dan persediaan yang belum terjual, yang tentunya tidak dapat digunakan secara cepat untuk membayar hutang. Di sisi lain perusahaan yang memiliki aset lancar yang tinggi akan lebih cenderung memiliki aset lainnya dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya (menjual efek). Perusahaan dengan posisi tersebut sering kali terganggu likuiditasnya, sehingga investor lebih menyukai untuk membeli saham-saham perusahaan dengan nilai aset lancar yang tinggi dibandingkan perusahaan yang mempunyai nilai aset lancar yang rendah.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian yang telah ada sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara lain terletak pada periode waktu data yang digunakan, definisi operasional penelitian dan objek penelitian. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini.


(41)

i Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Terdahulu Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil penelitian 1 Chandra

(2014) Analisis Pengaruh ROA, ROE, DAN TATO Terhadap

Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen: ROA, ROE, dan TATO

Variabel Dependen :

Return Saham

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, pengembalian atas aset (ROA) dan pengembalian atas ekuitas (ROE) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham, sedangkan secara parsial pengembalian atas total aset

(TATO) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham. Secara simultan ketiga variabel mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(42)

i No. Nama Peneliti Terdahulu Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil penelitian 2. Thamrin

(2012)

Analisis Pengaruh

Current Ratio

(CR), dan Debt to Equity Ratio

(DER) Terhadap

Return Saham Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Variabel Independen:

Current Ratio,

Debt to Equity Ratio

Variabel Dependen :

Return Saham

Hasil penelitiannya menyatakan bahwa variabel Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio

(DER) berpengaruh signifikan terhadap

return saham, baik secara simultan maupun secara parsial serta variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap

Return Saham adalah

Debt to Equity Ratio

(DER). 3. Sari

(2014)

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap

Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011 Variabel independen: Earning Per Share, Debt to Equity Ratio,

Price Earning Ratio, ReturnOn Investment,

ReturnOn Equity

Variabel Dependen :

Return Saham

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen EPS, DER, PER, ROI, ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Return Saham) secara serempak. Sementara hasil penelitian secara parsial, menunjukkan bahwa hanya variabel DER dan ROI yang berpengaruh

signifikan terhadap

Return Saham. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa


(43)

i No.

Nama Peneliti Terdahulu

Judul Penelitian

Variabel

Penelitian Hasil penelitian seluruh variabel independen yang diteliti tidak dapat digunakan secara serempak untuk menentukan besarnya

Return Saham. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear

berganda. Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2014

Chandra (2014)

Chandra, yang meneliti Analisis Pengaruh ROA, ROE, dan TATO Terhadap

Return Saham Pada Perusahaan Sektor Industri Makanan Dan Minuman Yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa hasil penelitian secara parsial pengembalian atas aset (ROA) dan pengembalian atas ekuitas (ROE) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham. Sedangkan secara parsial pengembalian atas total aset (TATO) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham. Secara simultan ketiga variabel mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat


(44)

i pengembalian saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Thamrin (2012)

Thamrin yang meneliti Analisis Pengaruh Current Ratio (CR), dan Debt to Equity Ratio Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa variabel Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap Return Saham, baik secara simultan maupun secara parsial serta variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap Return Saham adalah

Debt to Equity Ratio (DER). Sari (2013)

Sari yang meneliti Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011 dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen EPS, DER, PER, ROI, ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Return saham) secara serempak. Sementara hasil penelitian secara parsial, menunjukkan bahwa hanya variabel DER dan ROI yang berpengaruh signifikan terhadap Return saham. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh variabel independen yang diteliti tidak dapat digunakan secara serempak untuk menentukan besarnya


(45)

i 2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

2.3.1. Kerangka Konseptual

Konsep penelitian merupakan dasar pemikiran peneliti yang kemudian dikomunikasikan kepada orang lain. Peneliti perlu merumuskan konsep penelitian dengan baik agar hasilnya dapat dimengerti oleh orang lain dan memungkinkan untik direplikasi atau diekstensi oleh peneliti lain.

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Kerangka konseptual merupakan sintesa atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan masalah.

Berdasarkan uraian teori dan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :


(46)

i

Gambar 2.1 Kerangka konseptual Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, terlihat bahwa hubungan antara variabel independen dan variabel dependen adalah hubungan kausatif (sebab akibat). Di mana variabel independen yang telah ditentukan yaitu

Return on Asset (X1), Debt to Equity Ratio (X2), Total Asset Turn Over (X3), dan Earning Per Share (X4), Price Earning Ratio (X5) dan Current Ratio

(X6) akan mempengaruhi variabel dependen Return Saham (Y). 2.3.2 Hipotesis penelitian

Hipotesis menurut Erlina (2008:49) “menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi

Return Saham (Y)

Return On Asset (X1)

Debt to Equity Ratio (X2)

Earning Per Share (X4) Total Asset Turn Over (X3)

Price Earning Ratio (X5)

Current Ratio (X6)

H2

H1

H4

H3

H5

H6


(47)

i yang dapat diuji secara empiris.” Hipotesis merupakan dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya.

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta kerangka konseptual yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. ROA, DER, TATO, EPS, PER, dan CR secara parsial berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI

2. ROA, DER, TATO, EPS, PER, dan CR secara simultan berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI


(48)

i BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian assosiatif kausal, yaitu “penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih” (Sugiyono, 2007:11).

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan peneliti adalah data sekunder. “Data sekunder merupakan data primer yang diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain” (Umar, 2003:60). Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala rasio dan merupakan data sekunder yang diperoleh melalui situs www.idx.co.id.

Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan menggunakan data

time series yaitu “sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu misalnya mingguan, bulanan atau tahunan” (Umar, 2003:61). Penelitian ini menggunakan data selama 4 tahun (series) yaitu tahun 2010–2013.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diambil kesimpulannya” (Sugiyono, 2008:115). Populasi


(49)

i yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 18 perusahaan.

Menurut Erlina dan Mulyani (2007:74), “sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi.” Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Menurut Jogiyanto (2004:79), “purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu.” Adapun kriteria dalam pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Seluruh perusahaan sektor industri otomotif yang terdaftar di BEI pada tahun 2010 hingga tahun 2013.

2. Seluruh perusahaan sektor industri otomotif yang mempublikasikan laporan keuangannya dalam mata uang rupiah pada situs Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2010 hingga tahun 2013. (www.idx.co.id).

3. Perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan mempunyai laporan auditor independen yang dipublikasikan.

Berikut ini adalah sampel penelitian yang telah dilakukan dengan purposive sampling yang telah dilakukan peneliti :


(50)

i Tabel 3.1

Populasi dan Sampel Penelitian

Sumber : Diolah penulis, 2014

No Kode Nama Kriteria

Sampel

1 2 3

1 ASII PT Astra

Internasional Tbk    1

2 AUTO PT Astra Otoparts

Tbk    2

3 GJTL PT Gajah Tunggal

Tbk    3

4 GDYR PT Goodyear

Indonesia Tbk   -

5 HEXA PT Hexindo

Adiperkasa Tbk   -

6 BRAM PT Indo Kordsa

Tbk   -

7 IMAS

PT Indomobil Sukses

Internasional Tbk

   4

8 INDS PT Indospring Tbk    5

9 INTA PT Intraco Penta

Tbk    6

10 LPIN PT Multi Prima

Sejahtera Tbk    7

11 MASA PT Multistrada

Arah Sarana Tbk   -

12 NIPS PT Nippres Tbk    8

13 POLY PT Polychem

Indonesia Tbk   -

14 PRAS PT Prima Alloy

Tbk    9

15 SMSM PT Selamat

Sempurna Tbk    10

16 SUGI PT Sugi

Samapersada Tbk   -

17 TURI PT Tunas Ridean

Tbk    11

18 UNTR

PT United Tractor


(51)

i 3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu peneliti melakukan pengumpulan data sekunder atau data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara yaitu internet melalui situs Bursa Efek Indonesia dengan melihat laporan keuangan yang diterbitkan setiap tahunnya baik dalam media cetak maupun data yang diunduh dari internet melalui www.idx.co.id.

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.5.1 Variabel penelitian

3.5.1.1. Variabel bebas (independent variable)

“Variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen” (Sugiyono, 2008:59). Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Return On Asset (X1) yaitu rasio yang mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aset) yang dimilikinya. dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:

�������������= Laba Bersih Total Asset

b. Debt to Equity Ratio (X2) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dapat diukur dengan:


(52)

i

����������������� = Total Liabilitas Total Modal

c. Total Asset Turn Over (X3) merupakan rasio yang menunjukkan perputaran total aset diukur dari volume penjualan. Rasio ini dapat diukur dengan:

������������������ =Penjualan Total Aset

d. Earning Per Share (X4) merupakan laba yang diperoleh perusahaan per lembar saham. Rasio ini dapat diukur dengan:

�����������ℎ��� = Laba Bersih Jumlah Saham

e. Price Earning Ratio (X5) merupakan rasio yang mengukur perbandingan antara market price per share (harga pasar per lembar saham) dengan earning per share (laba per lembar saham). Rasio dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:

�����������������= Harga Saham di Pasar

�������������� x 100%

f. Current Ratio (X6) merupakan perbandingan antara total aset lancar dengan kewajiban lancar (current assets/current liabilities). Rasio ini dapat diukur dengan rumus:

������������ = Aset Lancar

Hutang LancarX 100%

3.5.1.2 Variabel terikat (dependent variable)

“Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas “(Sugiyono, 2008:59).


(53)

i Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel dependen adalah return saham.

3.5.2. Definisi operasional variabel

Operasional variabel penelitian ini dapat dilihat secara lebih lengkap pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.2 Definisi Operasional Nama

variabel Definisi Operasional Parameter Yang Digunakan Skala

Return

Saham

Pengembalian

atas investasi yang akan diterima investor pada masa mendatang

Ri, t = Pi, t−1

Pi, t−Pi, t−1 x100% Rasio

Return On

Asset

Rasio ini menunjukkan perputaran aset diukur dari volume penjualan

ROA = Penjualan Bersih

Total aset Rasio

Debt to

Equity Rasio yang digunakan untuk menilai utang

dengan ekuitas DER =

Total Liabilitas

Total Modal Rasio

Total Asset Turn Over

Rasio ini menunjukkan perputaran total aset diukur dari volume penjualan

TATO = Penjualan

Total Asset Rasio

Earning Per Share

Rasio yang

menunjukkan besarnya laba yang diperoleh perusahaan per lembar saham

���= Laba bersih

Jumlah Saham Rasio

Price Earning Ratio

rasio yang menunjukkan perbandingan antara

market price per share

(harga pasar per lembar

���=Harga Saham di Pasar


(54)

i Nama

variabel Definisi Operasional Parameter Yang Digunakan Skala saham) dengan earnine

per share (laba per lembar saham)

Current Ratio

Rasio yang menunjukkan perbandingan antara total aset lancar dengan kewajiban lancar (current assets/current liabilities)

�� = Aset lancar

Hutang LancarX 100% Rasio

Sumber : diolah Penulis, 2014 3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik dengan menggunakan software SPSS 20. Tahap awal yang dilakukan sebelum melakukan pengujian hipotesis yaitu uji asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Untuk pengujian hipotesis, dilakukan analisis uji t dan uji F.

3.6.1 Pengujian asumsi klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi asumsi klasik. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah, uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.


(55)

i 3.6.1.1 Uji Normalitas

“Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal” (Ghozali, 2006:110). Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.Histogram atau pola distribusi data normal dapat digunakan untuk melihat normalitas data. Uji Kolmogrov Smirnov, dalam uji pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan yaitu:

a. jika nilai signifikansi < 0.05 maka distribusi data tidak normal,

b. jika nilai signifikansi > 0.05 maka distribusi data normal. Menurut Ghozali (2006:112),“pada prinsipnya normalitas data dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.” Dasar pengambilan keputusan:

1) jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arahgaris diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.


(56)

i 3.6.1.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Erlina dan Mulyani (2007:107), menyatakan “Multikolinearitas merupakan kondisi dimana terjadi korelasi antar variabel-variabel independen suatu penelitian atau dengan kata lain bersifat ortogonal.” Variabel-variabel independen yang bersifat ortogonal adalah variabel yang memiliki nilai korelasi di antara sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel independen, maka konsekuensinya adalah:

(a) koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir (b) nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak

terhingga

Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinearitas. Pengujian dilakukan dengan nilai VIF (Variance Inflation Factor) dari model penelitian. Jika nilai VIF lebih dari 2 maka dapat dikatakan bahwa telah terjadi gejala multikolinearitas dalam model penelitian. Di samping itu, “suatu model dikatakan terdapat gejala multikolinearitas, jika korelasi di antara variabel independen lebih besar dari 0.9” (Ghozali, 2005:91).


(57)

i Menurut Ghozali (2005:91), cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinearitas yaitu:

1. Mengeluarkan salah satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi dan indentifikasi variabel independen lainnya untuk membantu prediksi

2. Menggabungkan data cross section dan time series (pooling data)

3. Menambah data penelitian. 3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Situmorang et al. (2009:63), “Heteroskedastisitas dapat dikatakan sebagai suatu situasi dimana dalam sebuah grup terdapat varians yang tidak sama diantara sesama anggota grup tersebut.” Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual di antara pengamatan tersebut tetap, maka disebut homokedastisitas. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:

1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0


(58)

i 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah

saja

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali

4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

Menurut Situmorang, et.al. (2009:76), ada dua cara perbaikan heteroskedastisitas, yaitu :

1. Bila varians �2� diketahui, maka metode yang digunakan adalah dengan cara kuadrat terkecil tertimbang yang meminimumkan pentingnya observasi yang penting dengan memberikan bobot pada observasi tadi secara proporsional dengan kebalikan dari variansnya.

2. Bila varians �2� tidak diketahui, dimana pengetahuan mengenai �2� biasanya merupakan hal yang jarang dimiliki. Sebagai akibatnya, orang biasanya membuat suatu asumsi yang masuk akal & mentransformasikan data atau membuat gangguan (disturbance) data yang telah ditransformasikan bersifat homokesdastisitas. Misal model persamaannya:

Y = b0 + b1x1 + b2x2, ditransformasikan menjadi:


(59)

i 3.6.1.4 Uji Autokorelasi

“Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya)” (Ghozali, 2006:95). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan dalam time series. Ada beberapa cara untuk menguji adanya autokorelasi seperti metode grafik, uji LM, Uji Runs dan lain-lain. Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first autocorelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel dependen. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:

Tabel 3.3

Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson (DW-Test)

Sumber : Siagian, (2011)

Menurut Situmorang et al.(2009:78), Autokorelasi dapat di definisikan sebagai suatu keadaan dimana adanya korelasi diantara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (time

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d <dl Tidak ada autokorelasi poitif No decision dl < d < du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 - dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No Decision 4 - du < d < 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif Tidak ditolak du < d < 4 – du atau negatif


(60)

i

series) atau ruang (crosssection). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul dikarenakan residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Pada penelitian ini, uji autokorelasi dideteksi dengan uji Durbin- Watson, karena uji ini yang umum digunakan. Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat pertama (first order autokorelasi) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi.

3.7 Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi berganda, uji sgnifikansi t-test serta uji signifikansi f-test. Menurut Rochaety, dkk (2007:107) “ …dengan uji hipotesis kita memusatkan perhatian pada peluang kita membuat keputusan yang salah. Hipotesis diterima atau ditolak berdasarkan informasi yang terkandung dalam sampel tetapi menggambarkan keadaan populasi.”

3.7.1 Analisis regresi berganda

Menurut Rochaety, dkk (2007:142) “regresi berganda bertujuan untuk menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas.” Model persamaannya adalah sebagai berikut:


(61)

i Keterangan:

Y = variabel dependen yaitu return saham.

a = intercept/koefisien yang menyatakan perubahan rata-rata variabel dependen untuk setiap variabel independen sebesar satu atau yang disebut konstanta.

b1, b2, b3, b4, b5, b6 = angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka terjadi kenaikan pada variabel dependen dan bila b (-) maka akan terjadi penurunan pada variabel.

X1 = Returnon Asset

X2 = Debt to Equity Ratio

X3 = Total Asset Turn Over

X4 = Earning Per Share

X5 = Price Earning Ratio

X6 = Current Ratio

e = error

3.7.2 Uji signifikansi parsial (t-test)

Menurut Ghozali (2006:84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.” Uji t merupakan suatu cara untuk mengukur apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Dalam pengujian ini dilakukan dengan


(62)

i menghitung serta melihat nilai signifikansinya. Uji t mempunyai ketentuan sebagai berikut:

Ho diterima jika signifikansi > 0.05 Ha diterima jika signifikansi < 0.05 3.7.3 Uji signifikasi simultan (F-test)

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji ini digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen yaitu Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Current Ratio

berpengaruh terhadap return saham secara simultan. Bentuk pengujiannya adalah:

Ho : b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : b1 ≠ 0, artinya suatu variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan:

Ho diterima jika signifikansi > 0.05 Ha diterima jika signifikansi < 0.05


(1)

i


(2)

i

Hasil uji Normalitas dengan tabel One-Sample Kolmogoraf –Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 48

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 1.33601489

Most Extreme Differences

Absolute .110

Positive .066

Negative -.110

Kolmogorov-Smirnov Z .762

Asymp. Sig. (2-tailed) .607

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

i

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .374a .140 .014 1.43044 2.030

a. Predictors: (Constant), LN_CR, LN_TATO, LN_PER, LN_ROA, LN_EPS, LN_DER b. Dependent Variable: LN_RETURNSAHAM


(4)

i


(5)

i

Hasil Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -1.639 6.087 -.269 .789

LN_ROA .189 .271 .143 .697 .490 .496 2.018

LN_DER .509 .339 .327 1.498 .142 .440 2.272

LN_TATO -.201 .412 -.077 -.489 .627 .847 1.181

LN_EPS -.215 .181 -.245 -1.190 .241 .494 2.026

LN_PER -.520 .298 -.337 -1.745 .088 .562 1.779

LN_CR 1.137 .855 .285 1.330 .191 .456 2.195


(6)

i

Hasil Uji t (t test)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) -1.639 6.087 -.269 .789

LN_ROA .189 .271 .143 .697 .490

LN_DER .509 .339 .327 1.498 .142

LN_TATO -.201 .412 -.077 -.489 .627

LN_EPS -.215 .181 -.245 -1.190 .241

LN_PER -.520 .298 -.337 -1.745 .088

LN_CR 1.137 .855 .285 1.330 .191


Dokumen yang terkait

Pengaruh Total Asset Turn Over, Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio terhadap profitabilitas pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 74 88

Analisisis Pengaruh Price Earning Ratio, Return on Equity dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham pada Industri Kimia dan Dasar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 57 85

Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia

0 50 79

Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Dan Current Ratio Terhadap Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 176 106

Pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap beta saham syariah (studi pada Jakarta Islamic Index tahun 2004-2010)

1 8 168

Pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap risiko saham pada perusahaan LQ 45 periode 2004-2009

0 7 116

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO, TOTAL ASSET TURN OVER, EARNING PER SHARE, PRICE EARNING RATIO, DAN CURRENT RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 7 11

Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Current Ratio, dan Price Eraning Ratio Terhadap Return Saham

0 3 84

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Dan Current Ratio Terhadap Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indone

0 0 40

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Dan Current Ratio Terhadap Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11