2.1.11.2 Interaksi Farmakodinamik
Interaksi farmakodinamik adalah interaksi yang terjadi antara obat yang memiliki efek farmakologis, antagonis atau efek samping yang hampir sama.
Interaksi ini dapat terjadi karena kompetisi pada reseptor atau terjadi antara obat obat yang bekerja pada sistem fisiologis yang sama. Interaksi ini biasanya dapat
diprediksi dari pengetahuan tentang farmakologi obat-obat yang berinteraksi.
23
a. Interaksi aditif atau sinergis Jika dua obat yang memiliki efek farmakologis yang sama
diberikan bersamaan efeknya bisa bersifat aditif. Sebagai contoh, alkohol menekan SSP, jika diberikan dalam jumlah sedang dosis terapi normal
sejumlah besar obat misalnya ansiolitik, hipnotik, dan lain-lain, dapat menyebabkan mengantuk berlebihan. Kadang-kadang efek aditif
menyebabkan toksik misalnya aditif ototoksisitas, nefrotoksisitas, depresi sumsum tulang dan perpanjangan interval QT.
22
b. Interaksi antagonis atau berlawanan Berbeda dengan interaksi aditif, ada beberapa pasang obat dengan
kegiatan yang bertentangan satu sama lain. Misalnya kumarin dapat memperpanjang waktu pembekuan darah yang secara kompetitif
menghambat efek vitamin K. Jika asupan vitamin K bertambah, efek dari antikoagulan oral dihambat dan waktu protrombin dapat kembali normal,
sehingga menggagalkan manfaat terapi pengobatan antikoagulan.
22
2.2 Definisi Operasional
Untuk melihat dan menilai variabel-variabel yang akan diukur, digunakan definisi operasional dari masing-masing variabel yaitu :
Tabel 2.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi
Operasional Cara Ukur
Alat Ukur Skala
Hasil Ukur
1. Lansia
Seseorang berusia 60 tahun
atau lebih Hitung
Logbook kunjungan
harian pasien
puskesmas kategorik
- 60 tahun + 60 tahun
2. Polifarmasi
Seseorang yang sedang
menjalani pengobatan
dengan 5 jenis obat atau lebih
Hitung Logbook
kunjungan harian
pasien puskesmas
kategorik - 5 obat
+ 5 obat
3. Interaksi obat Peristiwa
berubahnya efek obat karena
pemberian bersamaan atau
hampir bersamaan
dengan obat lain Studi pustaka literatur
Deskripsi efek interaksi
yang terjadi
2.3 Kerangka Konsep
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui prevalensi terapi polifarmasi pada lansia di Puskesmas Pamulang Januari 2011 sampai Maret 2011,
maka peneliti akan lebih difokuskan pada beberapa faktor sesuai dengan kerangka konsep berikut ini.
Bagan 2.1 Kerangka konsep
18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Berdasarkan data statistik yang digunakan, desain penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif untuk mendapat data sekunder dan
menilainya sehingga didapat data interaksi obat pada usia lanjut dengan terapi polifarmasi. Adapun berdasarkan waktu penelitian, desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah desain penelitian potong lintang cross-sectional dimana data yang diambil adalah data aktual atau langsung dilakukan pada saat sekarang.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Puskesmas Pamulang pada bulan Agustus –
November 2011.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi Target
Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh pasien lansia di Puskesmas Pamulang tahun 2011.
3.3.2 Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah pasien lansia yang mendapat terapi polifarmasi di Puskesmas Pamulang Januari 2011 - Maret 2011.
3.3.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian pada penelitian ini adalah pasien lansia yang mendapat terapi polifarmasi di Puskesmas Pamulang Januari 2011 - Maret 2011 yang
ditentukan oleh peneliti berdasarkan variasi 20 jenis obat tersering