Hubungan pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Tri Semester III Yang Berkunjung Ke Puskesmas Medan Deli Tahun 2009

(1)

HUBU GA PE GETAHUA , SIKAP DA TI DAKA PE CEGAHA DE GA KEJADIA A EMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

YA G BERKU JU G KE PUSKESMAS MEDA DELI TAHU 2009

SKRIPSI

OLEH :

EFFRI S. A. SI AGA IM : 061000254

FAKULTAS KESEHATA MASYARAKAT U IVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

HUBU GA PE GETAHUA , SIKAP DA TI DAKA PE CEGAHA DE GA KEJADIA A EMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

YA G BERKU JU G KE PUSKESMAS MEDA DELI TAHU 2009

SKRIPSI

OLEH :

EFFRI S. A. SI AGA IM : 061000254

FAKULTAS KESEHATA MASYARAKAT U IVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

HUBU GA PE GETAHUA , SIKAP DA TI DAKA PE CEGAHA DE GA KEJADIA A EMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

YA G BERKU JU G KE PUSKESMAS MEDA DELI TAHU 2009

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH :

EFFRI S. A. SI AGA IM : 061000254

FAKULTAS KESEHATA MASYARAKAT U IVERSITAS SUMATERA UTARA


(4)

HALAMA PE GESAHA Skripsi Dengan Judul

HUBU GA PE GETAHUA , SIKAP DA TI DAKA PE CEGAHA DE GA KEJADIA A EMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

YA G BERKU JU G KE PUSKESMAS MEDA DELI TAHU 2009

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh : EFFRI S. A. SI AGA

IM. 061000254

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Hari Rabu. Tanggal 30 Juni 2010 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

(Dr. Ir. Erna Mutiara, MKes) (Asfriyati, SKM, MKes) NIP.19640826199003 2 002 NIP.19701220199403 2 001

Penguji II Penguji III

(dr. Ria Masniari Lubis, Msi) (dr. Yusniwarti Yusad, Msi) NIP.19531018198203 2 001 NIP.19510520198703 2 001

Medan, September 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara, Dekan,

(

Dr. Drs. Surya Utama, MS) NIP.19610831198903 1 001


(5)

ABSTRAK

Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi. Penyebab utama anemia ini adalah kekurangan zat besi. Anemia pada saat kehamilan dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada saat kehamilan atau saat persalinan. Gangguan yang serius dapat menyebabkan kematian pada ibu. Anemia juga dapat mempengaruhi produktivitas dan aktivitas penderitanya, bahkan merupakan salah satu penyebab kematian ibu.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan pencegahan dengan kejadian anemia pada ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Medan Deli pada bulan Desember 2009.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif analitik. Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Medan Deli. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil Trimester III yang berkunjung ke Puskesmas Medan Deli tahun 2009 dan sampelnya sebanyak 46 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (89,1%) ibu hamil memiliki pengetahuan yang tidak baik mengenai anemia, (67,4%) memiliki sikap tidak baik mengenai anemia dan (78,3%) memiliki tindakan tidak baik tentang anemia ibu hamil. Dari hasil uji chi square diperoleh bahwa ada variabel yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil yaitu tingkat pengetahuan (P = 0,006), sikap (P = 0,002), dan tindakan (P = 0,006).

Hasil analisis statistik diperoleh adanya hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk memberikan penyuluhan kepada ibu hamil pentingnya mengkonsumsi sumber zat dalam upaya penanggulangan anemia pada ibu hamil.


(6)

ABSTRACT

Iron deficiency anemia among pregnant women is still one of public health problems in Indonesia because its prevalence is high enough. The main cause of anemia is iron deficiency. Anemia during pregnancy can cause health disorder during pregnancy or delivery. Serious disorders can cause death of mother. Anemia also can effect on productivity and activity of the sufferer, even it is one of maternal death causes.

The objective of this research was to know the relationship between knowledge, attitude and practice with anemia among pregnant women who attended to the public health center of Medan Deli during December 2009.

The kind of research conduted is descriptive analytical survey research. Location of the research was conducted at public health center of Medan Deli. The population of this study were all of third trimester pregnant women who visited public health center of Medan Deli in 2009 and the sample is 46 person.

The result of the study indicated that 89,1 percent of pregnant women had poor knowledge on iron deficiency anemia, 67,4 percent unfavorable attitude toward iron deficiency anemia and 78,3 percent had poor practice about the iron deficiency anemia among pregnant women. The result from the chi square test that there are variables related to the prevalence of anemia in pregnant women is the level of knowledge (P = 0,006), attitude (P = 0,002), and action (P = 0,006).

The results statistic analysis of this study were there is a relationship between knowledge, attitudes and practice with the anemia among pregnant women. It was recommended to health workers to give providing education about important to iron consumption in about prevention of anemia in pregnant women.


(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Effri Sulastri Asmawati Sinaga

Tempat/Tanggal Lahir : Pidie/01 Agustus 1984

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Alamat Rumah : Komplek P & K Jl. Maharani Raya No. 57 Medan Marelan

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1989@1990 : T.K. Yayasan Kesejahteraan Anak Banda Aceh 2. Tahun 1990@1996 : SD Negeri 066435 Medan

3. Tahun 1996@1999 : SMP Negeri 5 Medan

4. Tahun 1999@2002 : SMU Swasta Dharmawangsa Medan 5. Tahun 2002@2005 : Akademi Kebidanan Sari Mutiara Medan 6. Tahun 2006@2010 : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas


(8)

KATA PE GA TAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “HUBU GA PE GETAHUA , SIKAP DA TI DAKA DE GA KEJADIA A EMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III YA G BERKU JU G KE PUSKESMAS MEDA DELI TAHU 2009”.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis banyak menemui kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan, bantuan dan dorongan moril dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu kritik dan saran masih sangat diperlukan demi kesempurnaan skripsi ini. Oleh sebab itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu dr. Yusniwarti Yusad, MSi. selaku Kepala Departemen Kependudukan dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen penguji III atas saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini. 3. Ibu Dr. Ir. Erna Mutiara M.Kes. selaku dosen pembimbing I yang telah sabar

membimbing serta memberikan banyak kritik dan saran yang positif untuk kesempurnaan skripsi ini.


(9)

4. Ibu Asfriyati, SKM, M.Kes. selaku dosen pembimbing II yang telah membantu dan memberikan banyak saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini. 5. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi. selaku dosen penguji II atas saran serta kritik

demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Eddy Syahrial, MS. selaku penasehat akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi penulis selama melaksanakan perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh dosen dan staf Administrasi di Departemen Kependudukan dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

8. Ibu dr. Lininiaty Daely, M.Kes. selaku kepala Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli beserta staf yang telah banyak membantu penulis dalam pemberian informasi untuk kesempurnaan skripsi ini.

9. Ayahanda Alm. H. B. E. Sinaga dan ibunda tercinta Hj. Linawaty Br. Sitorus yang telah memberikan dukungan moril maupun materil dan do’a dalam cintanya di setiap langkah penulis selama melaksanakan perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera.

10. Abang, kakak dan adik@adikku tersayang Toni, Dedi, Maya, Debi, Yuli dan Fian beserta keluarga besar yang juga turut memberikan dukungan moril dan sprirituil kepada penulis.

11. Kakanda Fajar Iswalludy, ST yang telah sabar mendampinggi dan memotivasi penulis selama penulisan skripsi ini

12. Rekan@rekan seangkatan 2006 dan khususnya peminatan Kependudukan dan Kesehatan Reproduksi : Rita, Yanti Sinaga, Irmayanti, Dini, Ummal B, Kak Tri,


(10)

Sri Lestari, Ianite dan Nining, yang telah banyak membantu penulis selama mengikuti pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu@persatu yang banyak membantu dalam menyesaikan perkuliahan ini, saya ucapkan terima kasih, semoga Allah SWT senatiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna, maka saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaannya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya keluarga besar Universitas Sumatera Utara dan Puskesmas Medan deli.

Medan, September 2010 Penulis

EFFRI S. A. SI AGA IM. 061000254


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan ... i

Abstrak. ... ii

Abstract ... iii

Daftar Riwayat Hidup ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xi

BAB I PE DAHULUA 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1. Tujuan Umum ... 5

1.3.2. Tujuan Khusus ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TI JAUA PUSTAKA 2.1. Anemia Pada Ibu Hamil ... 7

2.1.1. Defenisi Anemia Pada Ibu Hamil ... 7

2.1.2. Kriteria Anemia ... 8

2.1.3. Tanda dan Gejala Anemia Pada Ibu Hamil ... ... 9

2.1.4. Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil ... 10

2.1.5. Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan ... 11

2.1.6. Diagnosa Anemia Pada Kehamilan ... 12

2.1.7. Kebutuhan Zat Gizi Pada Ibu Hamil ... 13

2.1.8. Pengaruh Anemia Terhadap Ibu dan Janin ... 13

2.1.9. Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada Ibu Hamil 14 2.1.9.1. Pencegahan ... 14

2.1.9.2. Pengobatan... 16

2.2. Faktor@faktor yang Memengaruhi Terjadinya Anemia ... 17

2.3. Kerangka Konsep Penelitian ... 24


(12)

BAB III METODE PE ELITIA

3.1. Jenis Penelitian ... 26

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

3.2.1. Lokasi Penelitian... 26

3.2.2. Waktu Penelitian ... 26

3.3. Populasi dan Sampel ... 26

3.3.1. Populasi... 26

3.3.2. Sampel... 27

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 28

3.5. Definisi Operasional ... 28

3.6. Aspek Pengukuran... 29

3.7. Metode Pengolahan dan Penyajian Data... 31

3.8. Analisis Data... 32

BAB IV HASIL PE ELITIA 4.1. Gambaran Umum Puskesmas Medan Deli... 33

4.1.1 Geografis... 33

4.1.2. Program Puskesmas... 33

4.1.3. Fasilitas Sumber Daya Manusia Puskesmas Medan Deli 34 4.1.4. Gambaran Penduduk... 34

4.2. Analisis Univariat... 36

4.2.1. Umur Responden... 36

4.2.2. Tingkat Pendidikan Responden... 37

4.2.3. Status Pekerjaan Responden... 37

4.2.4. Pengetahuan Responden... 38

4.2.5. Sikap Responden... 41

4.2.6. Tindakan Responden... 43

4.2.7. Kejadian Anemia... 45

4.3. Analisis Bivariat... 46

4.3.1. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil... 46

4.3.2. Hubungan Sikap dengan Kejadian Anemia Ibu Pada Hamil ... 47

4.3.3. Hubungan Tindakan dengan Kejadian Anemia Ibu Pada Hamil ... 48

BAB V PEMBAHASA 5.1. Hasil Analisis Univariat ... 49

5.1.1. Karakteristik Responden ... 49

5.1.2. Tingkat Pengetahuan ... 49

5.1.3. Sikap... 52

5.1.4. Tindakan ... 54

5.2. Hasil Analisis Bivariat ... 56

5.2.1. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil ... 56


(13)

5.2.2. Hubungan Sikap Ibu dengan Kejadian Anemia Pada

Ibu Hamil ... 58 5.2.3. Hubungan Tindakan Ibu dengan Kejadian Anemia Pada

Ibu Hamil ... 59 BAB VI KESIMPULA DA SARA

6.1. Kesimpulan ... 61 6.2. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRA

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 3 Output SPSS


(14)

DAFTAR TABEL

halaman Tabel 2.1 Kriteria Kadar Haemoglobin Normal ... 8 Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Kecamatan Medan Deli Menurut

Kelurahan Tahun 2009 ... 34 Tabel 4.2 Distribusi Penduduk di Kecamatan Medan Deli Menurut

Jenis Kelamin Tahun 2009 ... 35 Tabel 4.3 Distribusi Penduduk di Kecamatan Medan Deli Menurut

Umur dan Kelurahan Tahun 2009 ... 35 Tabel 4.4 Distribusi Fasilitas/Prasarana Kesehatan Kecamatan Medan Deli 36 Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur Ibu Hamil

Trimester III yang Berkunjung ke Puskesmas Medan Deli

Kecamatan Medan Deli Tahun 2009 ... 36 Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Ibu Hamil

Trimester III yang Berkunjung ke Puskesmas Medan Deli

Kecamatan Medan Deli Tahun 2009 ... 37 Tabel 4.7 Distribusi Responden Menurut Status Pekerjaan Ibu Hamil

Trimester III yang Berkunjung ke Puskesmas Medan Deli

Kecamatan Medan Deli Tahun 2009 ... 37 Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Setiap

Pertanyaan Pengetahuan ... 38 Tabel 4.9 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil

Trimester III yang Berkunjung ke Puskesmas Medan Deli

Kecamatan Medan Deli Tahun 2009 …... 40 Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Setiap


(15)

Tabel 4.11 Distribusi Responden Menurut Sikap Ibu Hamil Trimester III yang Berkunjung ke Puskesmas Medan Deli Kecamatan

Medan Deli Tahun 2009 ... 43

Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Setiap

Pertanyaan Tindakan ... 43 Tabel 4.13 Distribusi Responden Menurut Tindakan Ibu Hamil Trimester III

yang Berkunjung ke Puskesmas Medan Deli

Kecamatan Medan Deli Tahun 2009 ... 45 Tabel 4.14 Distribusi Responden Menurut Pemeriksaan Hemoglobin

Ibu Hamil Trimester III yang Berkunjung ke Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli Tahun 2009 ... 45 Tabel 4.15 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian Anemia

Pada Ibu Hamil Trimester III yang Berkunjung ke

Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli Tahun 2009 ... 46 Tabel 4.16 Hubungan Sikap dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Trimester III yang Berkunjung ke Puskesmas Medan Deli

Kecamatan Medan Deli Tahun 2009 ... 47 Tabel 4.17 Hubungan Tindakan dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Trimester III yang Berkunjung ke Puskesmas Medan Deli


(16)

ABSTRAK

Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi. Penyebab utama anemia ini adalah kekurangan zat besi. Anemia pada saat kehamilan dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada saat kehamilan atau saat persalinan. Gangguan yang serius dapat menyebabkan kematian pada ibu. Anemia juga dapat mempengaruhi produktivitas dan aktivitas penderitanya, bahkan merupakan salah satu penyebab kematian ibu.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan pencegahan dengan kejadian anemia pada ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Medan Deli pada bulan Desember 2009.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif analitik. Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Medan Deli. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil Trimester III yang berkunjung ke Puskesmas Medan Deli tahun 2009 dan sampelnya sebanyak 46 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (89,1%) ibu hamil memiliki pengetahuan yang tidak baik mengenai anemia, (67,4%) memiliki sikap tidak baik mengenai anemia dan (78,3%) memiliki tindakan tidak baik tentang anemia ibu hamil. Dari hasil uji chi square diperoleh bahwa ada variabel yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil yaitu tingkat pengetahuan (P = 0,006), sikap (P = 0,002), dan tindakan (P = 0,006).

Hasil analisis statistik diperoleh adanya hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk memberikan penyuluhan kepada ibu hamil pentingnya mengkonsumsi sumber zat dalam upaya penanggulangan anemia pada ibu hamil.


(17)

ABSTRACT

Iron deficiency anemia among pregnant women is still one of public health problems in Indonesia because its prevalence is high enough. The main cause of anemia is iron deficiency. Anemia during pregnancy can cause health disorder during pregnancy or delivery. Serious disorders can cause death of mother. Anemia also can effect on productivity and activity of the sufferer, even it is one of maternal death causes.

The objective of this research was to know the relationship between knowledge, attitude and practice with anemia among pregnant women who attended to the public health center of Medan Deli during December 2009.

The kind of research conduted is descriptive analytical survey research. Location of the research was conducted at public health center of Medan Deli. The population of this study were all of third trimester pregnant women who visited public health center of Medan Deli in 2009 and the sample is 46 person.

The result of the study indicated that 89,1 percent of pregnant women had poor knowledge on iron deficiency anemia, 67,4 percent unfavorable attitude toward iron deficiency anemia and 78,3 percent had poor practice about the iron deficiency anemia among pregnant women. The result from the chi square test that there are variables related to the prevalence of anemia in pregnant women is the level of knowledge (P = 0,006), attitude (P = 0,002), and action (P = 0,006).

The results statistic analysis of this study were there is a relationship between knowledge, attitudes and practice with the anemia among pregnant women. It was recommended to health workers to give providing education about important to iron consumption in about prevention of anemia in pregnant women.


(18)

BAB I PE DAHULUA

1.1 Latar Belakang

Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi. Penyebab utama anemia ini adalah kekurangan zat besi. Selama kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan zat besi hampir tiga kali lipat untuk pertumbuhan janin dan keperluan ibu hamil (Depkes RI, 1999).

Anemia pada saat kehamilan dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada saat kehamilan atau saat persalinan. Gangguan yang serius dapat menyebabkan kematian pada ibu. Kematian ibu berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan masa nifas. Risiko komplikasi kehamilan pada ibu hamil diperkirakan 15@20%, belum semuanya terdeteksi secara dini sedangkan yang terdeteksi belum semuanya ditangani secara tepat waktu dan memadai (Wulandari, 1998).

Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi, dibanding dengan negara ASEAN lainnya, walaupun disisi lain sudah terjadi penurunan dari 307/100.000 kelahiran hidup (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia/SDKI 2002/2003) menjadi 262 per 100.000 kelahiran hidup menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2005 (Depkominfo RI, 2007).


(19)

Prevalensi anemia ibu hamil belum mengalami perubahan dari tahun 1995@ 2000, namun Departemen Kesehatan RI sampai dengan tahun 2010 akan berusaha menurunkan prevalensi anemia ibu hamil dari 51% menjadi 40% (Depkes RI, 2000). Sementara dari sumber Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, prevalensi anemia gizi besi (Fe) pada ibu hamil mencapai 40,1% (Depkes RI, 2004).

Data dari Direktorat Kesehatan Keluarga menunjukkan bahwa 40% penyebab kematian adalah perdarahan, risiko perdarahan ini akan lebih diperberat apabila ibu hamil menderita anemia (Depkes RI, 2003). Saat ini, di seluruh dunia diperkirakan 400 juta wanita mengidap anemia. Menurut data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995, sedangkan anemia di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang mempengaruhi produktivitas dan aktivitas penderitanya, bahkan merupakan salah satu penyebab kematian ibu (Waspada, 2008).

Berdasarkan hasil penelitian PT. Merck Tbk. di Sumatera Utara, dengan peserta ibu hamil melakukan tes darah sebanyak 9.377 orang di tiga kota besar yaitu Medan, Pematang Siantar dan Kisaran, ibu hamil di temukan bahwa 33% diantaranya mengalami anemia. Sedangkan di Jawa Barat dengan peserta ibu hamil melakukan tes darah sebanyak 7.439 di tiga kota yaitu Garut, Tasik Malaya dan Cirebon, di temukan bahwa 41% diantaranya ibu hamil mengalami anemia (Depkes RI, 2004).


(20)

Anemia dalam kehamilan dapat mempengaruhi kehamilan karena anemia dapat menurunkan daya tahan tubuh yang berakibat kematian janin dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, berat badan lahir rendah (BBLR). Pada persalinan dapat menyebabkan inersia uteri, ibu menjadi lemas sehingga menimbulkan partus lama, sedangkan pada masa nifas dapat terjadi perdarahan dan pada keadaan ini tubuh tidak dapat mentoleransi seperti ibu yang sehat tidak menderita anemia. Hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas serta kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi (Manuaba, 2002).

Pengelolaan anemia pada ibu hamil bertujuan untuk menentukan anemia pada kehamilan secara dini, dan melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung. Untuk menemukan anemia itu dapat dilakukan pemeriksaan darah (Hb) minimal 4 kali selama kehamilan yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III. Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli dan diukur dengan kadar haemoglobin. Seorang ibu hamil dinyatakan anemia bila kadar Hb kurang dari 11 gr%. Hb wanita hamil seharusnya lebih dari 11 gr% dan wanita tidak hamil lebih dari 12 gr% (Depkes RI, 2003).

Pemberian tablet tambah darah merupakan salah satu upaya penting dalam pencegahan dan penanggulangan anemia, karena jenis anemia yang terbanyak di Indonesia adalah anemia kekurangan besi. Selain itu pemberian tablet besi merupakan cara yang efektif karena kandunagn besinya padat dan dilengkapi asam folat yang


(21)

sekaligus dapat mencegah dan menanggulangi anemia akibat kekurangan asam folat (Depkes RI, 1999).

Meskipun program suplementasi tablet tambah darah (TTD) pada ibu hamil sudah dilakukan pemerintah sejak tahun 1975, yaitu dengan memberikan TTD kepada ibu hamil dan ibu nifas namun masih terdapat banyak kasus@kasus yang disebabkan karena anemia pada masa kehamilan. Untuk itu ibu hamil disediakan TTD gratis dari pemerintah yang dapat diperoleh melalui pelayanan kesehatan masyarakat terdekat (Depkes RI, 2003).

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Medan Deli, pada tahun 2008 dari 304 ibu hamil terdapat 31 orang (10,19%) yang menderita anemia dengan pemeriksaan Hb ≤ 11 gr% (Puskesmas Medan Deli, 2008). Dari hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 7 April 2009 dengan petugas puskesmas diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil masih rendah. Pengetahuan ibu yang masih rendah dapat menjadi penyebab terjadinya kejadian anemia pada ibu hamil. Disamping itu masih ditemukan ibu yang berkunjung ke puskesmas mengalami gejala anemia dengan tanda@tanda lemah, letih, lesu, pucat, dan mata berkunang@kunang dari posisi duduk pada saat akan berdiri. Selain itu juga masih ada ibu hamil yang belum memanfaatkan tablet tambah darah. Meskipun petugas puskesmas sudah melakukan penyuluhan kepada ibu hamil serta pemberian tablet tambah darah pada saat melakukan pemeriksaan kehamilan, namun kejadian anemia di Puskesmas Medan Deli masih ditemukan ibu hamil yang menderita anemia.


(22)

Berdasarkan penjelasan diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang “Hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III yang berkunjung ke Puskesmas Medan Deli tahun 2009”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III yang berkunjung ke Puskesmas Medan Deli tahun 2009.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III yang berkunjung ke Puskesmas Medan Deli tahun 2009.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III yang berkunjung ke Puskesmas Medan Deli tahun 2009.

2. Untuk mengetahui hubungan sikap dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III yang berkunjung ke Puskesmas Medan Deli tahun 2009.


(23)

3. Untuk mengetahui hubungan tindakan dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III yang berkunjung ke Puskesmas Medan Deli tahun 2009.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan/informasi bagi pihak kesehatan terutama di Puskesmas Medan Deli untuk lebih meningkatkan kualitas program pelayanan kesehatan ibu hamil, sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan terhadap anemia.


(24)

BAB II

TI JAUA PUSTAKA

2.1 Anemia Pada Ibu Hamil

2.1.1 Defenisi Anemia Pada Ibu Hamil

Anemia dalam kehamilan adalah keadaan menurunnya kadar hemoglobin kurang dari 12 gr% pada wanita tidak hamil dan hemoglobin kurang dari 10 gr% pada wanita hamil. Hemoglobin merupakan zat bewarna yang terdapat dalam bentuk larutan dalam sel darah merah yang fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen kesemua bagian tubuh (Nuritjojo, 1999).

Menurut Saifudin (2002), Anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu hamil dengan kadar haemoglobin (Hb) dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar Hb kurang dari 10,5 gr% pada trimester II, pada ibu yang tidak hamil adalah kurang dari 12 gr%.

Anemia dalam kehamilan paling sering dijumpai adalah anemia akibat kekurangan zat besi (Fe). Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur zat besi ke dalam tubuh melalui makanan, karena gangguan absorbsi, gangguan penggunaan atau terlampau banyak zat besi keluar dari badan, misalnya pada pendarahan. Keperluan akan zat besi bertambah dalam kehamilan, terutama dalam trimester dua dan tiga ini disebabkan meningkatnya kebutuhan janin yang di kandung


(25)

oleh ibu. Apabila masuknya zat besi tidak di tambah dalam kehamilan maka mudah terjadi defisiensi zat besi, lebih@lebih pada kehamilan kembar (Saifuddin, 2002).

Wanita hamil atau dalam masa nifas dinyatakan menderita anemia bila kadar hemoglobin di bawah 10 gr%. Perubahan fisiologis pada wanita hamil sering menyulitkan diagnosis dan penatalaksanaan penyakit@penyakit kelainan darah. Penurunan kadar Hb pada wanita sehat yang disebabkan ekspensi volume pelasma yang lebih besar dari pada peningkatan volume sel darah merah dan hemoglobin terutama terjadi pada trimester ke dua (Manjoer, 2003).

2.1.2 Kriteria Anemia

Kriteria anemia menurut WHO menurut umur dan jenis kelamin, dapat terlihat dalam tabel I berikut ini (Marhaeni, 2008).

Tabel 2.1 Kriteria Kadar Haemoglobin ormal

Kelompok Umur Hemoglobin (gr/dL)

Anak 6 bulan s/d 6 tahun 11

6 tahun s/d 14 tahun 12

Dewasa

Laki@laki 13

Wanita 12

Wanita hamil 11


(26)

2.1.3 Tanda dan Gejala Anemia Pada Ibu Hamil

Tanda dan gejala anemia defisiensi zat besi tidak khas hampir sama dengan anemia pada umumnya yaitu :

a. Cepat lelah/kelelahan, hal ini terjadi karena simpanan oksigen dalam jaringan otot kurang sehingga metabolisme otot terganggu.

b. Nyeri kepala dan pusing merupakan kompensasi dimana otak kekurangan oksigen, karena daya angkut haemoglobin berkurang.

c. Kesulitan bernapas, terkadang sesak napas merupakan gejala, dimana tubuh memerlukan lebih banyak lagi oksigen dengan cara kompensasi pernapasan lebih dipercepat.

d. Palpasi, dimana jantung berdenyut lebih cepat diikuti dengan peningkatan denyut nadi.

e. Pucat pada muka, telapak tangan, kuku, membran mukosa mulut dan konjungtiva (Wasnidar, 2007).

Keluhan anemia yang paling sering dijumpai dimasyarakat adalah yang lebih dikenal dengan 5L, yaitu lesu, lemah, letih, lelah dan lalai. Disamping itu penderita


(27)

kekurangan zat besi akan menurunkan daya tahan tubuh yang mengakibatkan mudah terkena infeksi (Depkes RI, 2003).

Rasa cepat lelah disebabkan karena pada penderita anemia gizi besi, pengolahan (metabolisme) energi oleh otot tidak berjalan secara sempurna karena kurang oksigen. Anemia gizi besi dengan keluhan dampak yang paling jelas adalah cepat lelah, rasa ngantuk, malaise dan mempunyai wajah yang pucat (Sukirman, 1999).

2.1.4 Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil

Secara umum, ada tiga penyebab anemia pada ibu hamil :

a. Kehilangan darah secara kronis, sebagai dampak perdarahan kronis seperti pada penyakit ulkus peptikum, hemoroid, infestasi parasit dan proses keganasan.

b. Asupan zat besi tidak cukup dan penyerapan tidak adekuat.

c. Peningkatan kebutuhan akan zat besi untuk pembentukan sel darah merah yang lazim berlangsung pada masa pertumbuhan bayi, masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui (Arisman, 2004).

Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Kebutuhan ibu selama kehamilan ialah 800 mg besi, diantaranya 300 mg untuk janin dan 500 mg


(28)

untuk pertambahan eritrosit ibu. Dengan demikian ibu membutuhkan tambahan sekitar 2@3 mg besi/hari (Saifuddin, 2002).

Sedangkan menurut Mochtar (1998) penyebab anemia umumnya adalah kurang gizi (malnutrisi), kurang zat besi dalam diet, malabsorpsi, kehilangan darah yang banyak pada saat persalinan yang lalu, haid yang berlebihan, juga penyakit@ penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, serta malaria.

2.1.5 Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan

Klasifikasi anemia dalam kehamilan adalah sebagai berikut : 1. Anemia Defisiensi Besi

Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia akibat kekurangan zat besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur zat besi dengan makanan, karena gangguan resorpsi, gangguan penggunaan atau karena terlampau banyaaknya besi ke luar dari badan, misalnya perdarahan.

Keperluan akan zat besi bertambah dalam kehamilan, terutama dalam trimester terakhir. Apabila masuknya zat besi tidak ditambah dalam kehamilan, maka mudah terjadi anemia defisiensi zat besi, lebih@lebih pada kehamilan kembar.


(29)

Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi asam folik (pteroylglutamic acid), jarang sekali karena defisiensi vitamin B12

(cyanocobalamin).

3. Anemia Hipoplastik

Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel@sel darah baru, dinamakan anemia hipoplastik dalam kehamilan.

4. Anemia Hemolitik

Anemia hemolitik disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil, maka anemianya biasanya menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia (Wiknjosastro, 1999).

2.1.6 Diagnosa Anemia pada Kehamilan

Untuk menegakkan diagnosis anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan pemeriksaan dan pengawasan haemoglobin dengan menggunakan alat sahli. Menurut Manuaba (2002) hasil pemeriksaan haemoglobin dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut :


(30)

b. Hb 9@10 gr% disebut tanemia ringan.

c. Hb 7@8 gr% disebut anemia sedang. d. Hb ≤ 7 gr% disebut anemia berat. 2.1.7 Kebutuhan Zat Gizi Pada Ibu Hamil

Jumlah zat besi yang dibutuhkan pada wanita hamil jauh lebih besar dari pada tidak hamil. Pada saat hamil trimester I kebutuhan zat besi sedikit karena tidak terjadinya menstruasi dan pertumbuhan janin lambat. Menginjak kehamilan trimester II (dua) sampai trimester III (tiga) terjadi pertambahan sel darah merah sampai 35% yang ekuivalen dengan 450 mg besi. Pertambahan ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan oksigen oleh janin yang harus diangkut oleh sel darah merah.

Kemudian pada saat melahirkan akan terjadi kehilangan darah dan diperlukan pertumbuhan besi 300@350 mg. Diperkirakan wanita hamil sampai melahirkan memerlukan zat besi lebih kurang 40 mg/hari atau dua kali lipat kebutuhan daripada saat kondisi normal (tidak hamil). Tidak mengherankan bila banyak wanita hamil akhirnya menderita anemia gizi besi karena kebutuhan meningkat, tetapi konsumsi makanannya tidak memenuhi syarat gizi (Khomsan, 2003).

2.1.8 Pengaruh Anemia Terhadap Ibu dan Janin

Anemia selama kehamilan menyebabkan ibu tidak begitu mampu untuk menghadapi kehilangan darah dan membuatnya lebih rentan terhadap infeksi. Jika


(31)

anemia berat kegagalan jantung cenderung terjadi. Anemia juga dapat menimbulkan hipoksia fetal dan persalinan prematur (Wasnidar, 2007).

Anemia pada wanita hamil dapat menyebabkan secara langsung atau tidak langsung kematian ibu sebesar 15@20%. Anemia pada kehamilan menyebabkan meningkatnya frekwensi komplikasi kehamilan dan persalinan, resiko kematian maternal, angka prematuritas, BBLR dan angka kematian perinatal meningkat. Juga beresiko terhadap perdarahan antepartum dan postpartum. Kemungkinan besar anemia pada ibu hamil mengalami banyak gangguan seperti mudah pingsan, mudah keguguran atau proses melahirkan berlangsung lama akibat kontraksi yang tidak bagus (Wiknjosastro, 1999).

2.1.9 Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada Ibu Hamil 2.1.9.1 Pencegahan

Empat pendekatan dasar untuk mencegah anemia adalah : 1. Pemberian suplemen tablet zat besi.

2. Pendidikan dan langkah@langkah yang berhubungan dengan peningkatan masukan zat besi melalui makanan.

3. Pencegahan infeksi.


(32)

Pada ibu hamil dengan frekuensi kehamilan yang tinggi, sebaiknya diberi Sulfas Ferosus 1 tablet sehari selain itu juga perlu diberi nasehat untuk :

1. Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi yang berasal dari nabati : kacang@kacangan, sayuran hijau, buah@buahan segar dan nasi. Sedangkan zat besi yang bersumber dari hewani yaitu : hati, daging sapi, ikan, susu sapi.

2. Mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat seperti arcis, brokoli, daging dan susu. Karena pada wanita hamil anemia sering disebabkan defisiensi kedua zar gizi tersebut.

3. Mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar vitamin C seperti buah@buahan yang segar sehingga dapat mempermudah penyerapan zat besi.

4. Menghindari minum teh atau kopi sebelum dan selesai makan atau berlebihan. Terutama bila mengkonsumsi makanan utama zat besi (nasi) karena teh atau kopi mengandung senyawa Tania yang dapat menghambat penyerapan zat besi.

5. Menghindari senyawa Edta (yang digunakan sebagai pengawet makanan) dengan memeriksa label makanan.

6. Mengkonsumsi beragam makanan untuk meningkatkan ketersediaan zat besi (Wasnidar, 2007).


(33)

2.1.9.2 Pengobatan

Oleh karena pada trimester II dan trimester III wanita hamil memerlukan zat besi dalam jumlah banyak yang tidak didapat dari makanan saja untuk itu perlu mendapatkan suplemen besi mencapai 1000 mg selama kehamilan.

Apabila wanita hamil menderita anemia defisiensi besi dengan kadar hemoglobin kurang 10 gr% dapat ditambah 600@1000 mg/hr zat besi seperti Sulfas Ferosus atau Glukonas Ferosus. Terapi oral diberikan terus@menerus selama 3 bulan.

Tranfusi darah sebagai pengobatan anemia dalam kehamilan jarang diberikan walaupun Hbnya kurang dari 6 gr%. Pada wanita hamil pemberian asan folat (500mg) dan zat besi (120mg) akan bermanfaat karena anemia pada kehamilan biasanya diakibatkan oleh defisiensi zat besi tersebut. Tablet kombinasi yang cocok mengandung 250 folat dan 60 mg zat besi dimakan 2 kali sehari (Wiknjosastro, 1999).


(34)

2.2 FaktorCFaktor yang Mempengaruhi Terjadinya Anemia Pada Ibu Hamil 2.2.1 Umur Ibu

Salah satu keadaan kehamilan yang dapat beresiko tinggi adalah umur ibu hamil yaitu <20 tahun dan >35 tahun. Salah satu keadaan kehamilan yang dapat beresiko tinggi adalah umur ibu hamil yaitu <20 tahun dan >35 tahun. Pada usia <20 tahun kebutuhan zat besi meningkat ditunjang dengan keadaan hamil yang lebih membutuhkan zat besi terutama zat besi maka kemungkinan untuk menderita anemia pada kehamilan cukup tinggi. Demikian pula pada usia >35 tahun kondisi fisiknya sudah menurun, daya tahan tubuh terhadap berbagai serangan penyakit tidak lagi optimal dan rentan terhadap komplikasi penyakit (Depkes RI, 2003).

Ibu yang berumur lebih dari 35 tahun rahim dan bagian tubuh lainnya, fungsinya sudah mulai menurun dan kesehatan tubuh ibu tidak sebaik ibu berumur 20@35 tahun (Saifudin, 2002).

Menurut Ho Swie Tajiong dalam Saifudin (2002), yang melakukan penelitian terhadap 3531 orang ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di poliklinik obstetri dan genekologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta pada tahun 1959, mengemukakan terdapatnya kecendrungan makin tua umur wanita makin rendah kadar Hb@nya.


(35)

2.2.2 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang untuk menyerap informasi@informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari@hari, khususnya tingkat pendidikan wanita sangat mempengaruhi kesehatannya (Depkes RI, 2004).

Hasil penelitian Hendro (2006), mengatakan ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan status anemia, karena dengan tingkat pendidikan ibu yang rendah diasumsikan pengetahuannya tentang gizi rendah. Sehingga berpeluang untuk terjadinya anemia dan sebaliknya jika ibu hamil berpendidikan tinggi, maka kemungkinan besar pengetahuannya tentang gizi juga tinggi, sehingga diasumsikan kecil peluangnya untuk terjadi anemia.

2.2.3 Paritas

Batasan paritas adalah urutan kelahiran, bila seseorang ibu telah mengalami kelahiran pertama dengan umur kehamilan 20 minggu atau lebih dinamakan paritas satu, bila telah mengalami kelahiran dua kali di namakan paritas kedua dan selanjutnya. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai risiko mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak memperhatikan kehamilannya, selama hamil zat@zat gizi akan terbagi untuk ibu dan janin yang dikandungnya. Kondisi kesehatan ibu karena melahirkan lebih dari 3 kali akan memberikan risiko


(36)

pada ibu maupun bayi yang dikandungnya, paritas kurang dari 3 merupakan paritas yang paling aman terhadap kematian dan kesakitan baik pada anak maupun pada ibu, selanjutnya risiko meningkat pada setiap kehamilan berikutnya (Djaja, 2003).

2.2.4 Jarak Kehamilan

Jarak antara kehamilan adalah jarak antara kehamilan yang terakhir dengan kehamilan yang tepat di atasnya. Jarak kehamilan yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia, hal ini dikarenakan kondisi ibu belum pulih dan kebutuhan zat@zat gizi belum optimal, sesudah memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung. Seorang ibu memerlukan waktu lebih dari 2 tahun antara kelahiran agar pulih secara fisiologik dari suatu kehamilan/persalinan dan mempersiapkan diri untuk kehamilan berikutnya. Makin kecil jarak kelahiran makin besar pula risiko kematian untuk ibu dan anak, hal ini dapat terjadi akibat komplikasi dalam kehamilan dan persalinan seperti antara lain anemia berat, partus prematurus dan kematian perinatal yang meningkat (Suriady, 1997).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Bantimurung tahun 2004 diperoleh bahwa responden paling banyak menderita anemia pada jarak kehamilan kurang dari 2 tahun. Hasil uji memperlihatkan bahwa jarak kehamilan kurang dari 2 tahun mempunyai risiko lebih besar terhadap kejadian anemia (Amiruddin dan Wahyuddin, 2004).


(37)

2.2.5 Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi

Dalam bidang pengobatan seseorang dikatakan tidak patuh apabila seseorang tersebut melalaikan kewajiban untuk berobat, sehingga dapat mengakibatkan terhalangnya kesembuhan. Kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi zat besi dengan cara yang benar akan memenuhi kebutuhan zat besi dalam tubuh yang bisa meningkatkan kualitas kehamilan.

Banyak hal yang membuat ibu hamil tidak patuh mengkonsumsi zat besi yang terdapat dalam tablet tambah darah yang diprogramkan pemerintah. Salah satunya adalah gangguan saluran pencernaan dapat berupa mual dan muntah. Sehingga hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus terutama dari pemberi pelayanan kesehatan misalnya bidan dan dokter (Depkes RI, 2003).

2.2.6 Kecukupan Konsumsi Zat Gizi

Zat gizi merupakan suatu bahan untuk pembentukan hemoglobin terutama protein. Apabila kebutuhan zat gizi tidak terpenuhi, maka pembentukan hemoglobin akan berkurang. Penambahan energi dan protein yang cukup melalui makanan maka zat@zat gizi lain (vitamin, mineral) dianggap juga ikut terpenuhi baik untuk kebutuhan ibu sendiri maupun kebutuhan janin dalam kandungan (PT. Nestle Indonesia, 1995).


(38)

2.2.7 Infeksi Parasit

Agent parasit yang menumpang didalam tubuh terutama dalam usus akan

mengisap sari@sari makanan dan beberapa jenis parasit mengisap darah host yang ditumpanginya. Keadaan ini akan memperberat terjadinya anemia pada ibu hamil (Gandahusada, dkk. 2007).

Kecacingan pada manusia baik oleh cacing gelang, cacing cambuk maupun cacing tambang dapat menyebabkan perdarahan yang menahun berakibat turunya cadangan besi dalam tubuh dan akhirnya menyebabkan timbulnya anemia (Rasmaliah, 2004).

2.2.8 Pengetahuan

Pengetahuan adalah informasi, fakta, hukum prinsip, proses, kebiasaan yang terakumulasi dalam pribadi sebagai hasil proses interaksi dan pengalaman. Pengetahuan diperoleh manusia baik secara langsung melalui pengalaman dan kontak dengan segala realita dalam lingkungan hidupnya, ataupun pengetahuan diperoleh langsung melaui catatan@catatan (buku@buku, kepustakaan). Pengetahuan adalah hasil aktivitas tertentu. Makin sering kita menghadapi tuntutan lingkungan dan makin banyak pengalaman kita dalam praktek, maka semakin besar persiapan kita dimodifikasi dengan realita baru di dalam lingkungan (Jalaluddin dan Abdullah, 2002).


(39)

2.2.9 Sikap

Sikap dapat didefinisikan dengan berbagai cara serta definisi itu berbeda satu sama lain. Menurut Trow (1985) yang dikutip Djaali (2008), mendefinisikan sikap sebagai suatu kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat. Disini lebih menekankan pada kesiapan mental atau emosional pada seseorang terhadap sesuatu objek. Sedangkan menurut Allport (1954), sikap adalah suatu kesiapan mental dan saraf tersusun melalui pengalaman dan memberikan pengaruh langsung kepada respon individu terhadap semua objek atau situasi yang berhubungan dengan objek itu (Djaali, 2008).

Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau objek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit). Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut. Indikator untuk sikap kesehatan yakni (Notoatmodjo, 2003) :

a. Sikap terhadap sakit dan penyakit

b. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan.


(40)

2.2.10 Tindakan

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Oleh sebab itu indikator praktek kesehatan ini juga mencakup (Notoatmodjo, 2003) :

a. Tindakan (praktek) sehubungan dengan penyakit

b. Tindakan (praktek) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan c. Tindakan (praktek) kesehatan lingkungan

Dari beberapa faktor@faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya anemia di atas, maka faktor@faktor yang ingin diteliti yaitu hanya faktor pengetahuan, sikap serta tindakan ibu hamil saja yang akan diteliti.


(41)

2.3. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1 Kerangka konsep hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III yang berkunjung ke Puskesmas Medan Deli tahun 2009.

Pengetahuan ibu hamil

Sikap ibu hamil

Anemia pada ibu hamil

Tindakan ibu hamil


(42)

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

a. Ada hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kejadian anemia pada kehamilan.

b. Ada hubungan sikap ibu hamil dengan kejadian anemia pada kehamilan. c. Ada hubungan tindakan ibu hamil kejadian anemia pada kehamilan.


(43)

BAB III

METODE PE ELITIA 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk melihat hubungan pengetahuan, sikap dan tindak pencegahan dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III yang berkunjung ke Puskesmas Medan Deli Tahun 2009.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Medan Deli Medan. 3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Medan Deli, pada bulan April 2008 sampai Desember tahun 2009.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III yang berkunjung ke Puskesmas Medan Deli tahun 2009 yaitu sebanyak 207 ibu .


(44)

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III yang berkunjung ke Puskesmas Medan Deli tahun 2009. Teknik pemilihan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik Accidental Sampling (dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia). Besar sampel dihitung dengan mempergunakan rumus untuk uji hipotesis satu sampel, sebagai berikut (Lemeshow dkk,1997):

{

}

2 2 1 2 1 ) ( ) 1 ( ) 1 ( Po Pa Pa Pa Z Po Po Z n − − + − = −

−α β

dimana

α = Tingkat kemaknaan = 0,05

2 1−α

Z = Nilai baku normal pada α = 0,05 adalah 1,960 β = 20%

Z1@β = Nilai baku normal pada β = 0,20 adalah 0,842

Po = Proporsi ibu hamil trimester III yang mengalami anemia di medan johor

2006 = 59% (0,59)

Pa = Proporsi ibu hamil yang mengalami anemia yang diharapkan 39%

Po @ Pa = Perbedaan proporsi yang diharapkan 20 %

Sehingga :

{

}

2 2 ) 59 , 0 39 , 0 ( ) 61 , 0 ( * ) 39 , 0 ( 842 , 0 ) 41 , 0 )( 59 , 0 ( 96 , 1 − + = n


(45)

Dari data di atas diperoleh besar sampel minimal sebanyak 46 orang. Dengan mempertimbangkan faktor non respon sebesar 10%, maka peneliti mengambil sampel penelitian menjadi 51 orang.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh dari 2 sumber data yaitu : 1. Data Primer

Data Primer yaitu data yang diperoleh dengan cara wawancara langsung terhadap responden dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan dan data hasil pengukuran hemoglobin ibu hamil yang telah dilakukan.

2. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari Puskesmas Medan Deli berupa data ibu hamil trimester III yang berkunjung tahun 2009.

3.5 Definisi Operasional

1. Pengetahuan Ibu Hamil

Adalah segala suatu yang diketahui ibu hamil tentang terjadinya anemia, cara mengetahui terjadinya anemia, tanda@tanda anemia, penyebab terjadinya anemia, akibat dari anemia dan cara mencegah terjadinya anemia yang terjadi pada ibu hamil.


(46)

2. Sikap Ibu Hamil

Adalah reaksi atau respon ibu hamil terhadap dampak anemia, dan pendapat ibu hamil tentang segala sesuatu untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil.

3. Tindakan Ibu Hamil

Adalah tanggapan (respon) ibu hamil dalam suatu perbuatan nyata dalam melakukan pencegahan anemia selama hamil.

4. Anemia Pada Ibu Hamil

Adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin dalam darah ibu hamil kurang dari normal (<11gr/dl).

3.6 Aspek Pengukuran 1. Pengetahuan Ibu Hamil

Item pertanyaan tentang pengetahuan berjumlah 10 pertanyaan, dengan kriteria baik, sedang, dan kurang. Dimana skor untuk pertanyaan no 1, 2, 3, 8, 9 dan10 bila menjawab salah adalah 0, dan bila jawaban benar adalah 2 dan untuk pertanyaan no 4,5,6 dan 7 diberi skor : 0 = bila memilih jawaban tidak tahu

1 = bila memilih 1@2 jawaban


(47)

Sehingga didapat aspek pengukuran pengetahuan adalah : (Pratomo dan Sudarti, 1986)

1 = Baik, (jika total nilai ≥ 75%), bila responden mendapat nilai 15@20 2 = Tidak Baik, (jika total nilai < 75%), bila responden mendapat nilai 1@14 2. Sikap Ibu Hamil

Sikap responden diukur dengan metode skoring, berdasarkan kuesioner yang diberi. Jumlah pertanyaan ada 7 buah, dimana responden yang menjawab setuju diberi nilai 2, kurang setuju 1 dan tidak setuju 0. Sehingga skor tertinggi adalah 14.

Maka berdasarkan jumlah yang diperoleh responden dapat dikategorikan sebagai berikut : (Pratomo dan Sudarti, 1986)

1 = Baik, apabila responden mendapat skor ≥ 75% dengan total nilai 11@14 2 = Tidak Baik, apabila responden mendapat skor < 75% dengan total nilai 1@10 3. Tindakan Ibu Hamil

Tindakan responden diukur dengan metode skoring, berdasarkan kuesioner yang diberi. Jumlah pertanyaan ada 7 buah, nilai tertinggi dari keseluruhan pertanyaan adalah 14. Maka berdasarkan jumlah yang diperoleh responden dapat dikategorikan sebagai berikut : (Pratomo dan Sudarti, 1986)

1 = Baik, apabila responden mendapat skor ≥ 75% dengan total nilai 11@14 2 = Tidak Baik, apabila responden mendapat skor < 75% dengan total nilai 1@10


(48)

4. Anemia pada ibu hamil

Pengukuran anemia pada ibu hamil dengan menggunakan alat sahli yang dilakukan oleh petugas laboratorium Puskesmas Medan Deli yaitu :

1 = Jika kadar Hb ibu hamil < 11gr% yaitu ibu yang anemia 2 = Jika kadar Hb ibu hamil ≥ 11gr% yaitu ibu yang tidak anemia 3.7 Pengolahan Data

Data yang terkumpul diolah dengan bantuan komputer dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Sebelum dianalisis data diolah dahulu melalui beberapa tahapan :

1. Editing data yaitu kegiatan pemeriksaan kelengkapan pengisian kuesioner oleh pewawancara dan dilakukan segera setelah wawancara dilakukan.

2. Koding data yaitu kegiatan pemberian kode pada data yang telah dikumpulkan.


(49)

3.8 Analisis Data

Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dengan menggunakan komputer. Analisis dilakukan secara bertahap yaitu :

1. Analisis Univariat

Untuk mengetahui mendeskripsikan masing@masing variabel dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

2. Analisis Bivariat

Untuk mengetahui hubungan variabel independen dengan variabel dependen dilakukan dengan uji statistik Chi2square.


(50)

BAB IV

HASIL PE ELITIA

4.1 Gambaran Umum Puskesmas Medan Deli 4.1.1 Geografis

Puskesmas Medan Deli terletak di jalan Yos Sudarso Km.11 lingkungan III, Kelurahan Kota Bangun, Kecamatan Medan Deli. Kecamatan Medan Deli terdiri dari 5 (lima) kelurahan yaitu : Kelurahan Tanjung Mulia, Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kelurahan Mabar Hilir, Kelurahan Mabar, Kelurahan Kota Bangun. Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Medan Deli sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Labuhan

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Timur/Medan Barat c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Deli

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Percut Sei Tuan 4.1.2 Program Puskesmas

Puskesmas Medan Deli saat ini memiliki 6 upaya kesehatan wajib yaitu Upaya Promosi Kesehatan, Upaya Kesehatan Lingkungan, Upaya Kesehatan ibu dan anak (KIA) serta Keluarga Berencana, Upaya Perbaikan gizi masyarakat, Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) dan Upaya Pengobatan. Dan ditambah 4 upaya pengembangan yakni : Upaya Kesehatan Usia Lanjut, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Sekolah dan Desa Siaga/POSKESKEL.


(51)

4.1.3 Fasilitas Sumber Daya Manusia Puskesmas Medan Deli

• Dokter Umum : 5 orang

• Dokter Gigi : 3 orang

• Sarjana Kesehatan Masyarakat : 1 orang

• Bidan : 13 orang

• Perawat : 14 orang

• Asisten Apotek : 5 orang

• Analis Kesehatan : 2 orang

• SPA Gizi : 1 orang

• Sarjana Non Kesehatan : 2 orang 4.1.4 Gambaran Penduduk

Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Kecamatan Medan Deli Menurut Kelurahan Tahun 2009

o Kelurahan

Jumlah Penduduk

Jumlah KK

Jumlah Lingkungan

Jumlah PUS

1 Tanjung Mulia 32714 1514 8 4491

2 Tanjung Mulia Hilir 32516 6957 19 4139

3 Mabar Hilir 21699 5323 12 4114

4 Mabar 23124 4536 28 4730

5 Kota Bangun 13060 4863 22 1686

Jumlah 123113 23193 89 19160


(52)

Tabl 4.2 Distribusi Penduduk di Kecamatan Medan Deli Menurut Jenis Kelamin Tahun 2009

o

Kelurahan Jenis Kelamin Jumlah

LakiClaki Perempuan

1 Tanjung Mulia 17060 15647 32707

2 Tanjung Mulia Hilir 16203 16315 32518

3 Mabar Hilir 10691 11011 21702

4 Mabar 11646 11480 23126

5 Kota Bangun 6093 6967 13060

Jumlah 61693 61420 123113

Sumber : Profil Kecamatan Medan Deli, 2009

Tabel 4.3 Distribusi Penduduk di Kecamatan Medan Deli Menurut Umur dan Kelurahan Tahun 2009

o

Kelompok Umur (tahun)

Jenis Kelamin

Jumlah LakiClaki Perempuan

1 0@4 3928 4279 8207

2 5@14 9056 8070 17126

3 15@44 37196 37167 74363

4 45@64 9182 8767 17949

5 ≥ 60 2331 3137 5468

Jumlah 61693 61420 123113


(53)

Tabel 4.4 Distribusi Fasilitas/Prasarana Kesehatan Kecamatan Medan Deli o Fasilitas/Prasarana Kesehatan Jumlah

1. Puskesmas 1

2. Rumah Sakit 2

3. Balai Pengobatan 13

4. Rumah Bersalin 26

5. Apotik 6

6. Praktek Umum Swasta 13

7. Posyandu 73

Sumber : Profil Puskesmas Medan Deli, 2009

4.2 Analisis Univariat

Analisis univariat dimaksudkan untuk menggambarkan masing@masing variabel independen dan dependen dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. 4.2.1 Umur Responden

Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur Ibu Hamil Trimester III yang Berkunjung ke Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli Tahun 2009

Umur (tahun) n %

<20 3 6,5

20C30 29 63,0

>30 14 30,5

Jumlah 46 100,0

Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada pada kelompok umur 20@30 tahun yaitu 29 orang (63,0%), responden pada kelompok umur lebih dari 30 tahun hanya terdapat 14 orang (30,5%) dan responden pada kelompok umur kurang dari 20 tahun hanya 3 orang (6,5%).


(54)

4.2.2 Tingkat Pendidikan Responden

Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Ibu Hamil

Trimester III yang Berkunjung ke Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli Tahun 2009

Pendidikan n %

SD 6 13,0

SLTP 11 24,0

SLTA 26 56,5

Akademik 2 4,3

S1 1 2,2

Jumlah 46 100,0

Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa responden yang berpendidikan SLTA sebanyak 26 orang (56,5%), SLTP sebanyak 11 orang (24,0%), SD sebanyak 6 orang (13,0%), Akademik sebanyak 2 orang (4,3%) dan SI sebanyak 1 orang (2,2%).

4.2.3 Status Pekerjaan Responden

Tabel 4.7 Distribusi Responden Menurut Status Pekerjaan Ibu Hamil Trimester III yang Berkunjung ke Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli Tahun 2009

Status Pekerjaan n %

Ibu Rumah Tangga 37 80,4

Bekerja 9 19,6

Jumlah 46 100,0

Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 37 orang (80,4%), sedangkan responden yang bekerja sebanyak 9 orang (19,6%).


(55)

4.2.4 Pengetahuan Responden

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Setiap Pertanyaan Pengetahuan

o Pertanyaan Pengetahuan n %

1. Anemia adalah

a. Kurangnya hemoglobin (Hb) dalam darah. 3 6,5

b. Tekanan darah rendah 4 8,7

c. Tidak tahu 39 84,8

2. Bagaimana ibu mengetahui bahwa ibu menderita anemia

a. Pemeriksaan kadar (Hb) 10 21,7

b. Tekanan darah 28 60,9

c. Tidak tahu 8 17,4

3. Berapa kali ibu melakukan pemeriksaan kadar Hb selama hamil

a. Dua kali (satu kali pada trimester I dan satu kali

pada trimester III) 17 36,9

b. Satu kali (hanya pada trimester I saja) 9 19,6

c. Tidak tahu 20 43,5

4. Menurut ibu apa saja tanda@tanda ibu hamil dengan anemia

1. Pucat 20 43,5

2. Nyeri Kepala 33 71,7

3. Letih 13 28,3

4. Lemah 21 45,6

5. Tidak tahu 5 10,9

5. Menurut ibu apa saja yang dapat menjadi pemicu terjadinya anemia

1. Zat besi yang tidak terpenuhi dalam darah ibu 5 10,9

2. Perdarahan 7 15,2

3. Siklus haid yang tidak teratur pada masa remaja @ @

4. Asupan gizi kurang 2 4,3


(56)

Tabel 4.8 (Lanjutan)

o Pertanyaan Pengetahuan n %

6. Menurut ibu apa saja akibat anemia pada kehamilan ibu

1. Keguguran 5 10,9

2. BBLR 9 19,6

3. Cacat pada Janin 15 32,6

4. Perdarahan 7 15,2

5. Tidak tahu 28 60,9

7. Menurut ibu sayuran apa saja yang dapat mencegah terjadinya anemia

1. Bayam 32 69,6

2. Daun katuk 7 15,2

3. Kangkung 13 28,3

4. Daun singkong 42 91,3

5. Tidak tahu 5 10,9

8. Selain mengkonsumsi sayur@sayuran, bagaimana cara mencegah terjadinya anemia pada saat ibu hamil

a. Minum tablet tambah darah 41 89,1

b. Minum jamu 0 0,0

c. Tidak tahu 5 10,9

9. Berapa banyak tablet zat besi yang dianjurkan oleh petugas kesehatan yang harus ibu minum selama kehamilan

a. 90 tablet 16 34,8

b. 30@60 tablet 9 19,6

c. Tidak tahu 21 45,6

10. Untuk mengkonsumsi tablet zat besi sebaiknya menggunakan

a. Air putih 42 91,3

b. Air teh 1 2,2

c. Tidak tahu 3 6,5

Dari Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa 39 orang (84,8%) tidak tahu bagaimana terjadinya anemia, 28 orang (60,9%) mengatakan cara mengetahui bahwa ibu hamil menderita anemia dari pemeriksaan tekanan darah, 20 orang (43,5%) tidak tahu


(57)

berapa kali melakukan pemeriksaan kadar Hb. Sedangkan 33 orang (71,7%) banyak menjawab tanda@tanda anemia pada ibu hamil yaitu nyeri kepala, 39 orang (84,8%) tidak tahu yang menjadi penyebab terjadinya anemia, 28 orang (60,9%) tidak mengetahui akibat anemia pada kehamilan. Sebanyak 42 orang (91,3%) memilih sayuran yang dapat mencegah terjadinya anemia yaitu daun singkong, selain mengkonsumsi sayur@sayuran 41 orang (89,1%) menjawab minum tablet tambah darah dapat mencegah terjadinya anemia, sedangkan 21 orang (45,6%) tidak tahu berapa tablet zat besi yang dianjurkan oleh petugas puskesmas untuk dikonsumsi selama kehamilan, dan 42 orang (91,3%) menjawab mengkonsumsi tablet zat besi sebaiknya dengan air putih.

Tabel 4.9 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III yang Berkunjung ke Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli Tahun 2009

Pengetahuan n %

Baik 5 10,9

Tidak baik 41 89,1

Jumlah 46 100,0

Dari Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa 5 orang responden (10,9%) memiliki pengetahuan baik tentang anemia pada ibu hamil dan 41 orang (89,1%) memiliki pengetahuan tidak baik.


(58)

4.2.3 Sikap Responden

Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Setiap Pernyataan Sikap

o Pernyataan n %

1. Penyebab anemia pada ibu hamil adalah pola makan dan kebiasaan makan yang tidak terpenuhi asupan nutrisi untuk bayi dan ibu

a. Setuju 21 45,6

b. Kurang Setuju 12 26,1

c. Tidak Setuju 13 28,3

2. Anemia dapat menyebabkan kematian pada ibu hamil.

a. Setuju 21 45,6

b. Kurang Setuju 16 34,8

c. Tidak Setuju 9 19,6

3. Anemia berdampak juga pada janin dalam kandungan ibu

a. Setuju 39 84,8

b. Kurang Setuju 3 6,5

c. Tidak Setuju 4 8,7

4. Sewaktu ibu melakukan pemeriksaan kehamilan/ANC, ibu juga melakukan pemeriksaan darah/kadar Hb.

a. Setuju 23 50,0

b. Kurang Setuju 15 32,6

c. Tidak Setuju 8 17,4

5. Bagaimana menurut pendapat ibu dengan pernyataan bahwa “setelah meminum tablet tambah darah dapat mencegah terjadinya anemia pada kehamilan”

a. Setuju 30 65,2

b. Kurang Setuju 16 34,8


(59)

Tabel 4.10 (Lanjutan)

o Pernyataan n %

6. Pemeriksaan darah merupakan cara untuk mengetahui bahwa seorang ibu hamil mengalami anemia

a. Setuju 20 43,5

b. Kurang Setuju 21 45,6

c. Tidak Setuju 5 10,9

7. Anemia terjadi kerena asupan zat besi yang kurang dari makanan yang dikonsumsi.

a. Setuju 11 23,9

b. Kurang Setuju 22 47,8

c. Tidak Setuju 13 28,3

Dari Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa 21 orang (45,6%) setuju penyebab anemia pada ibu hamil yaitu tidak terpenuhinya asupan nutrisi untuk ibu dan bayi, 21 orang (45,6%) setuju anemia dapat menyebabkan kematian pada ibu, 39 orang (84,8%) setuju anemia juga dapat berdampak pada janin dalam kandungan ibu, sedangkan 23 orang (50%) setuju pemeriksaan kadar Hb dilakukan pada saat pemeriksaan kehamilan, 30 orang (65,2%) setuju bahwa setelah meminum tablet tambah darah dapat mencegah anemia pada kehamilan, 21 orang (45,6%) kurang setuju pemeriksaan darah merupakan cara mengetahui ibu hamil mengalami anemia, dan 22 orang (47,8%) kurang setuju anemia terjadi karena asupan zat besi yang kurang dari makanan yang dikonsumsi.


(60)

Tabel 4.11 Distribusi Responden Menurut Sikap Ibu Hamil Trimester III yang Berkunjung ke Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli Tahun 2009

Sikap n %

Baik 15 32,6

Tidak baik 31 67,4

Jumlah 46 100,0

Dari Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa 15 orang responden (32,6%) memiliki sikap baik tentang anemia pada ibu hamil dan 31 orang (67,4%) memiliki sikap tidak baik. 4.2.4 Tindakan Responden

Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Setiap Pertanyaan Tindakan

o Tindakan n %

1. Apakah ibu sudah melakukan pemeriksaan Hb ibu kepada petugas kesehatan

a. Sudah 13 28,3

b. Belum 33 71,7

2. Berapa kali ibu sudah melakukan pemeriksaan Hb selama kehamilan ini

a. 2 kali 11 23,9

b. 1 kali 35 76,1

c. Tidak pernah sama sekali 0 0,0

3. Pada saat ibu mengkonsumsi nasi tiga kali sehari, apakah ibu mengkonsumsi sayur@sayuran juga

a. Ya 33 71,7

b. Tidak 13 28,3

4. Apakah ibu juga mengkonsumsi lauk pauk (seperti : ikan, daging, telur) selama ibu hamil

a. Ya 45 97,8


(61)

Tabel 4.12 (Lanjutan)

o Tindakan n %

5. Apakah ibu meminum tablet tambah darah sampai sekarang ini

a. Ya (berapa tablet ...) 34 73,9

b. Tidak 12 26,1

6. Apakah ibu memeriksakan diri kepada petugas kesehatan apabila ibu mengalami pusing, lemas, lemah, dan letih

a. Tidak 8 17,4

b. Ya 38 82,6

7. Apakah ibu meminum teh bersamaan pada saat ibu mengkonsumsi nasi

a. Tidak 28 60,9

b. Ya 18 39,1

Dari Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa 33 orang (71,7%) belum melakukan pemeriksaan Hb sebelumnya, terdapat 35 orang (76,1%) hanya satu kali melakukan pemeriksaan Hb selama kehamilan, 33 orang (71,7%) selau mengkonsumsi sayur@ sayuran pada saat mengkonsumsi nasi tiga kali sehari, dan 45 orang (97,8%) juga mengkonsumsi lauk pauk. Sedangkan 34 orang (73,9%) mengkonsumsi tablet tambah darah sampai 90 tablet per hari, 38 orang (82,6%) tidak memeriksakan diri apabila mengalami pusing, lemas, lemah dan letih, dan 28 orang (60,9%) tidak meminum teh pada saat mengkonsumsi nasi.


(62)

Tabel 4.13 Distribusi Responden Menurut Tindakan Ibu Hamil Trimester III yang Berkunjung ke Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli Tahun 2009

Tindakan n %

Baik 10 21,7

Tidak baik 36 78,3

Jumlah 46 100,0

Dari Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa 10 orang responden (21,7%) memiliki tindakan baik dalam mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil dan 36 orang (78,3%) memiliki tindakan tidak baik.

4.2.5 Kejadian Anemia

Tabel 4.14 Distribusi Responden Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III yang Berkunjung ke Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli Tahun 2009

Hasil Pemeriksaan n %

Anemia 41 89,1

Tidak Anemia 5 10,9

Jumlah 46 100,0

Dari Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa 41 orang responden (89,1%) mengalami anemia, dan 5 orang responden (10,9%) tidak anemia.


(63)

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dimaksudkan untuk melihat hubungan masing@masing variabel independen dengan variabel dependen.

4.3.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan hemoglobin ibu hamil dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.15 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester yang Berkunjung ke Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli Tahun 2009

Tingkat Pengetahuan

Kejadian Anemia

Total Anemia Tidak Anemia

n % n % n %

Baik

2 40,0 3 60,0 5 100,0

0,006 Tidak baik

39 95,1 2 4,9 41 100,0

Total 41 89,1 5 10,9 46 100,0

Dari Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa responden dengan tingkat pengetahuan tidak baik yang mengalami anemia pada kehamilan terdapat 39 orang (95,1%), dan pada tingkat pengetahuan baik terdapat 2 orang (40,0%) responden yang mengalami anemia pada saat penelitian.


(64)

Berdasarkan hasil uji Chi2square terhadap hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil diperoleh nilai probabilitas p (0,006) < α (0,05) sehingga Ho ditolak. Artinya secara statistik ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil.

4.3.2 Hubungan Sikap dengan Kejadian Ibu Pada Hamil

Hubungan sikap dengan kejadian anemia pada ibu hamil dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.16 Hubungan Sikap dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III yang Berkunjung ke Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli Tahun 2009

Sikap

Kejadian Anemia

Total Anemia Tidak Anemia

n % n % n %

Baik

10 66,7 5 33,3 15 100,0

0,002 Tidak baik

31 100,0 0 0,0 31 100,0

Total 41 89,1 5 10,9 46 100,0

Dari Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa responden dengan sikap tidak baik seluruhnya mengalami anemia, dan responden yang mempunyai sikap baik terdapat 10 orang (66,7%) yang mengalami anemia.

Berdasarkan hasil uji Chi2square terhadap hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil diperoleh nilai probabilitas p (0,002) < α (0,05) sehingga Ho ditolak. Artinya secara statistik ada hubungan antara sikap dengan kejadian anemia pada ibu hamil.


(65)

4.3.3 Hubungan Tindakan dengan Kejadian Ibu Pada Hamil

Hubungan tindakan dengan kejadian anemia pada ibu hamil dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.17 Hubungan Tindakan dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III yang Berkunjung ke Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli Tahun 2009

Tindakan

Kejadian Anemia

Total Anemia Tidak Anemia

n % n % n %

Baik

8 66,7 4 33,3 12 100,0

0,006 Tidak baik

33 97,1 1 2,9 34 100,0

Total 41 89,1 5 10,9 46 100,0

Dari Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa responden dengan tindakan tidak baik yang mengalami anemia pada kehamilan terdapat 33 orang (97,1%), responden yang memiliki tindakan baik yang mengalami anemia sebanyak 8 orang (66,7%).

Berdasarkan hasil uji Chi2square terhadap hubungan tindakan dengan kejadian anemia pada ibu hamil diperoleh nilai probabilitas p (0,006) < α (0,05) sehingga Ho ditolak. Artinya secara statistik ada hubungan antara tindakan dengan kejadian anemia pada ibu hamil.


(66)

BAB V

PEMBAHASA

5.1 Hasil Analisis Univariat 5.1.1 Karakteristik Responden

Hasil analisis univariat tentang karakteristik responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada kelompok umur 20@30 tahun sebanyak 29 orang (63,0%). Hal ini disebabkan karena pada umur tersebut merupakan usia subur bagi seorang wanita untuk bereproduksi.

Responden pada umumnya memiliki tingkat pendidikan SLTA yaitu sebanyak 26 orang (56,5%). Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang diharapkan semakin tinggi pula pengetahuan dan kesadarannya akan kejadian anemia.

Sedangkan bila dilihat dari segi pekerjaan ibu hamil, sebagian responden adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 37 orang (80,4%), dimana responden memiliki waktu yang lebih banyak untuk mengikuti sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh para kader puskesmas diantaranya penyuluhan@penyuluhan tentang anemia pada ibu hamil dan makanan@makanan yang dapat mencegah terjadinya anemia.

5.1.2 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan responden yaitu segala sesuatu yang diketahui oleh ibu hamil tentang anemia, baik pengetahuan mengenai tanda@tanda anemia, gejala anemia, penyebab anemia, cara mengetahui terjadinya anemia dan pencegahan anemia pada saat kehamilan. Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman dan dapat diperoleh dari informasi yang disampaikan orang lain.


(67)

Dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan diperoleh bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang anemia pada ibu hamil sebanyak 5 orang (10,9%), sedangkan yang memiliki pengetahuan tidak baik yaitu 41 orang (89,1%), hal ini berarti bahwa responden yang berkunjung ke Puskesmas Medan Deli belum mengetahui dan memahami tentang kejadian anemia yang terjadi pada ibu hamil.

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa sebanyak (84,8%) tidak tahu apa yang dimaksud dengan anemia. Menurut Nuritjojo (1999) anemia adalah keadaan menurunnya atau kurangnya kadar hemoglobin dalam sel darah merah yang fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen kesemua bagian tubuh.

Sedangkan cara mengetahui terjadinya anemia (60,9%) menyatakan bahwa dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah dapat mengetahui terjadinya anemia pada ibu hamil, hal ini menunjukkan bahwa responden belum mengetahui bagaimana cara untuk mendeteksi kejadian anemia pada ibu hamil. Anemia dapat diketahui dari hasil pemeriksaan kadar Hb bukan dari pemeriksaan tekanan darah ibu hamil.

Bila dilihat dari pengetahuan berapa kali ibu melakukan pemeriksaan kadar Hb selama hamil (43,5%) menyatakan tidak tahu berapa kali dilakukan pemeriksaan kadar Hb selama hamil. Pemeriksaan kadar Hb dilakukan dua kali yaitu pada pemeriksaan kehamilan pertama kali dan satu kali pada pemeriksaan kehamilan trimester III.


(68)

Tanda@tanda anemia pada ibu hamil ternyata responden lebih banyak yang menyatakan (71,7%) nyeri kepala, (45,6%) lemah, (43,5%) pucat. Hal ini menunjukkan bahwa responden sudah mengetahui tentang tanda@tanda anemia pada ibu hamil. Menurut Wiknjosastro (1999) tanda yang terjadi akibat anemia adalah keluhan lemah, pucat, mudah pingsan.

Dilihat dari pemicu terjadinya anemia pada ibu hamil ternyata (84,8%) tidak tahu apa penyebab terjadinya anemia. Menurut Junita (2009) siklus haid yang tidak teratur dan perdarahan menjadi pemicu terjadinya anemia seperti hipermenorhea, polimenorhea dan metrorhagia.

Akibat anemia pada kehamilan ibu ternyata (60,9%) tidak tahu apa akibatnya untuk kehamilan ibu. Menurut Wiknjosastro (1999) Keguguran, BBLR dan angka kematian perinatal, perdarahan antepartum dan postpartum dapat menjadi akibat dari anemia pada kehamilan ibu.

Bila dilihat dari jenis sayur@sayuran yang dapat mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil (91,3%) menjawab daun singkong, (69,6%) menjawab bayam. Ternyata responden sudah mengetahui sayur@sayuran yang dapat mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil seperti sayuran hijau daun yaitu bayam, daun katuk, kangkung, daun ubi dan kacang@kacangan.

Sedangkan (45,6%) menyatakan tidak tahu berapa banyak tablet zat besi yang dianjurkan oleh petugas kesehatan yang harus ibu minum selama kehamilan. Tablet tambah darah harus diminum satu tablet setiap hari, paling sedikit 90 tablet selama kehamilan.


(69)

Untuk mengkonsumsi tablet zat besi (91,3%) menyatakan sebaiknya menggunakan air putih karena minuman seperti teh dan kopi dapat menghambat penyerapan zat besi, hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang mengkonsumsi tablet besi lebih baik dengan air putih.

5.1.3 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari@hari adalah reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2003).

Hasil dari penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden memiliki sikap tidak baik yaitu 31 orang (67,4%) terhadap anemia pada ibu hamil dan responden yang memiliki sikap baik sebesar 15 orang (32,6%).

Bila dilihat dari Tabel 4.11 diketahui bahwa penyebab anemia pada ibu hamil yaitu pola makan dan kebiasaan makan yang tidak terpenuhi asupan nutrisi untuk bayi dan ibu yang menyatakan setuju (45,6%), hal ini menunjukkan bahwa sikap ibu tentang penyebab anemia sudah baik.

Dari Tabel 4.11 juga terlihat bahwa anemia dapat menyebabkan kematian pada ibu hamil yang menyatakan setuju (45,6%), ini membuktikan bahwa responden sudah mengetahui dampak anemia pada kehamilan ibu sehingga dengan sikap yang baik maka dapat mencegah terjadinya anemia pada kehamilan.


(70)

Untuk dampak anemia pada janin dalam kandungan ibu yang menyatakan setuju (84,8%), hal ini dimungkinkan bahwa responden telah mendapatkan informasi baik dari dokter/petugas kesehatan, media cetak/elektronik atau dari obrolan dan sebagainya.

Sedangkan untuk pemeriksaan darah/kadar Hb (50,0%) setuju dilakukannya pemeriksaan kadar Hb pada saat pemeriksaan kehamilan, karena dari hasil pemeriksaan Hb dapat mendeteksi secara dini dan melakukan pencegahan dan pengobatan.

Dilihat dari pendapat penyataan tentang “setelah meminum tablet tambah darah dapat mencegah terjadinya anemia pada kehamilan”, responden menyatakan (65,2%) setuju. Tablet tambah darah adalah tablet yang diminum minimal 90 tablet per hari selama kehamilan.

Pemeriksaan darah yang dilakukan untuk mengetahui bahwa seorang ibu hamil mengalami anemia responden menyatakan (45,6%) kurang setuju, hal ini disebabkan karena banyak responden yang mengeluh masalah pembiayaan dan rasa cemas ketika melakukan pemeriksaan.

Dari hasil penelitian anemia terjadi kerena asupan zat besi yang kurang dari makanan yang dikonsumsi sebagian besar menyatakan kurang setuju (47,8%), ini dikarenakan masih ada responden yang menganggap anemia juga terjadi karena faktor kurang istirahat pada ibu hamil.


(71)

5.1.4 Tindakan

Menurut Notoatmodjo (2003) tindakan adalah gerakan/perbuatan dari tubuh setelah mendapat rangsangan ataupun adaptasi dari dalam tubuh maupun luar tubuh atau lingkungan. Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut. Secara logis sikap akan dicerminkan dalam bentuk tindakan namun tidak dapat dikatakan bahwa sikap dan tindakan memiliki hubungan yang sistematis.

Hasil penelitian tentang tindakan ibu hamil terhadap terjadinya anemia menunjukkan bahwa pada umumnya responden memiliki tindakan tidak baik yaitu sebanyak 31 orang (67,4%) dan yang memiliki tindakan baik yaitu 15 orang (32,6%).

Bila dilihat dari Tabel 4.12 pada saat penelitian pada umumnya ibu hamil belum melakukan pemeriksaan kadar Hb sebelumnya sebanyak (69,6%). Hal ini disebabkan karena para ibu hamil tidak mengetahui pentingnya pemeriksaan kadar Hb pada kunjungan awal kehamilan. Padahal bidan telah menyarankan untuk pemeriksaan kadar Hb pada pemeriksaan kehamilan pertama kali.

Hasil penelitian ibu hamil sebanyak (76,1%) hanya melakukan pemeriksaan kadar Hb satu kali saja selama kunjungan pemeriksaan kehamilan.

Tindakan responden dalam mengkonsumsi sayur@sayuran untuk mencegah terjadinya anemia menunjukkan sebanyak (71,7%) mengkonsumsi sayur@sayuran setiap hari. Hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil telah melakukan tindakan yang baik dalam melakukan pencegahan terjadinya anemia pada saat kehamilan.


(72)

Selain mengkonsumsi sayur@sayuran responden juga mengkonsumsi sumber zat besi hewani (seperti : udang, ikan, daging, telur) sebanyak (97,8%), ini berarti bahwa responden telah meiliki tindakan yang baik dalam mengkonsumsi sumber zat besi setiap hari.

Bila dilihat dari konsumsi tablet tambah darah sebanyak (78,3%) menyatakan meminum tablet tambah darah setiap hari satu kali dengan jumlah 90 tablet selama kehamilan ini, hal ini menunjukkan bahwa tindakan dalam mengkonsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil memiliki tindakan yang baik.

Untuk pemeriksaan apabila ibu mengalami apabila ibu mengalami pusing, lemas, lemah, dan letih sebanyak (78,3%) tidak memeriksakan diri kepada petugas kesehatan, responden hanya beristirahat saja di rumah dan ada yang meminum obat penghilang rasa pusing saja, ini menunjukkan bahwa tindakan responden tidak baik.

Sedangkan ibu hamil yang tidak meminum teh bersamaan pada saat mengkonsumsi nasi sebanyak (60,9%), hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil memiliki tindakan yang baik dengan tidak meminum teh bersamaan pada saat mengkonsumsi nasi dapat menghambat penyerapan zat besi.


(1)

Frequency Table

!

"###

$

$"

$% & '

$%


(2)

#( ) * ++ ' , , ,

- . /

!

- .

. - . , ,

!

- .

. - . ' '


(3)

- . ' ' '

. - . ', ',

!

& , , ,

. &


(4)

Crosstabs

0 !+ !( ( * 1 2

! & . &

!

2 + * (

- . !

3 4 * ! 2 + * ( 3 3 3

3 4 * 0 !+ !( ( * 1 2

3 3 3

3 !5 ! 3 3 3

. - .

!

3 4 * ! 2 + * ( 3 3 3

3 4 * 0 !+ !( ( * 1 2

3 3 , 3

3 !5 ! , ,3 3 , 3

! !

3 4 * ! 2 + * ( , 3 3 3

3 4 * 0 !+ !( ( * 1 2

3 3 3

3 !5 ! , 3 3 3

5

&1 2 $ + 6 1 7

89 $ + 6 1 7

89 $ + 6 1 7

1! * $ ''

! ! ! ( , ,

% . *!! ) ! ,

1* :1 89 1


(5)

0 !+ !( ( * 1 2

! & . &

! 1 . 2 ( - . !

3 4 * ! 1 . 2 ( '3 3 3

3 4 * 0 !+ !( ( * 1 2

3 3 3

3 !5 ! '3 3 3

. - . !

3 4 * ! 1 . 2 ( 3 3 3

3 4 * 0 !+ !( ( * 1 2

' 3 3 ' 3

3 !5 ! ' 3 3 ' 3

! !

3 4 * ! 1 . 2 ( , 3 3 3

3 4 * 0 !+ !( ( * 1 2

3 3 3

3 !5 ! , 3 3 3

5

&1 2 $ + 6 1 7

89 $ + 6 1 7

89 $ + 6 1 7 1! * $

! ! ! ( , ,

% . *!! ) ! 1* :1 89 1

% ( % &11! ! ; !5 1 1

1 6 < 37 * 92 ! 11 * * 92 ! 1 < ( ! 2 ! 5! 9 (


(6)

0 !+ !( ( * 1 2

! & . &

! . ( - . !

3 4 * ! . ( 3 3 3

3 4 * 0 !+ !( ( * 1 2

3 , 3 '3

3 !5 ! 3 , '3 '3

. - . !

3 4 * ! . ( ' 3 ,3 3

3 4 * 0 !+ !( ( * 1 2

, 3 3 ', 3

3 !5 ! ' 3 3 ', 3

! !

3 4 * ! . ( , 3 3 3

3 4 * 0 !+ !( ( * 1 2

3 3 3

3 !5 ! , 3 3 3

5

&1 2 $ + 6 1 7

89 $ + 6 1 7

89 $ + 6 1 7 1! * $

! ! ! ( ' ,

% . *!! ) ! ,

1* :1 89 1

% ( % &11! ! ; !5 1 1

1 6 < 37 * 92 ! 11 * * 92 ! 1 < ( ! 2 ! 5! 9 (


Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Tindakan Ibu Hamil Tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Di Puskesmas Medan Deli Tahun 2015

10 103 190

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS GATAK Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Status Gizi Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia di Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo.

0 2 14

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Status Gizi Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia di Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN ANEMIA DAN SIKAP IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET Fe DENGAN KEJADIAN ANEMIA Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Anemia Dan Sikap Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Di Wilayah Kerja PUSKES

1 2 17

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2009 Tri Nuryani

0 0 10

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS KOTAGEDE I YOGYAKARTA TAHUN 2009

0 0 9

HUBUNGAN JARAK KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA TAHUN 2009

0 0 8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Ngam

0 0 11

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA

0 0 9

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUMAS TAHUN 2012 - repository perpustakaan

0 0 15