Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Tindakan Ibu Hamil Tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Di Puskesmas Medan Deli Tahun 2015

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP TINDAKAN IBU HAMIL TENTANG DETEKSI DINI TANDA-TANDA BAHAYA

KEHAMILAN DI PUSKESMAS MEDAN DELI TAHUN 2015

SKRIPSI

Oleh :

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015

SARAH ARDILLAH 121021096


(2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP TINDAKAN IBU HAMIL TENTANG DETEKSI DINI TANDA-TANDA BAHAYA

KEHAMILAN DI PUSKESMAS MEDAN DELI TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH :

SARAH ARDILLAH 121021096

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(3)

(4)

ABSTRAK

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat.Pada negara-negara berkembang, kesakitan dan kematian ibu menjadi masalah sejak lama. Kematian ibu terutama terjadi pada masa kehamilan dan persalinan. Berdasarkan latar belakang masalah dan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Medan Deli diperoleh data cakupan K1 bulan Agustus 2014 sebesar 62,5%, sedangkan cakupan K4 hanya 60,3%. Pencapaian target Standart Pelayanan Minimal (SPM) bidangkesehatan bahwa cakupan K1 dan K4 pada ibu hamil adalah 95% pada tahun 2015 namun target tersebut belum dapat tercapai. Halini dikarenakanmasih rendahnya minat ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kesehatan kepada petugas kesehatan dalam rangka deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap tindakan ibu hamil tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain cross-sectional. Untuk melihat hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan tindakan deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli tahun 2015. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III yang berisiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinannya.

Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa variabel independent(pengetahuan dan sikap) signifikan (berhubungan) dengan tindakan deteksi tanda-tanda bahaya kehamilan (p=0,001). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan tindakan tanda-tanda bahaya kehamilan. Saran yaitu agar ibu hamil agar memeriksakan kehamilan secara teratur ke pelayanan kesehatan untuk mendeksi faktor risiko yang berpengaruh kepada kesehatan ibu dan bayi.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tindakan Ibu Hamil, Deteksi Dini Tanda-TandaBahaya Kehamilan.


(5)

ABSTRACT

Maternal Mortality Rate (MMR) is one indicator of the health status of the community. In the developing nations, maternal morbidity and mortality to be a problem for a long time. Maternal deaths mainly occur during pregnancy and childbirth. Based on the background of the problem and the results of preliminary studies in the public health centers of Medan Deli K1 coverage data obtained in August 2014 at 62.5%, whereas only 60.3% K4 coverage. The achievement of Minimum Service Standards (MSS) that the health field K1 and K4 coverage in pregnant women was 95% in 2015 but this targets are yet to be achieved. This is due to very low interest of pregnant women to carry out medical examinations to health workers in the context of early detectionof pregnancy danger signs.

This research aims to understand the relationship between knowledge and attitudes towards the actions of pregnant women about early detection of danger signs of pregnancy in the PublicHealth Centers of Medan Deli 2015.Type of research was descriptive analytical with cross-sectional design. To see the correlation between knowledge and attitudes of pregnant women with early detection measures the danger signs of pregnancy in the Public Health Centers ofMedan Deli 2015. The sample in this researchwas had the third trimester pregnant women at high risk of pregnancy and childbirth.

The results of chi-square test showed that the independent variables (knowledge and attitude) significantly (associated) with detection measures the danger signs of pregnancy (p = 0.001).Based on the results of research and discussion was conclude that there is a relationship between knowledge and attitudes of pregnant women with actions danger signs of pregnancy.Suggestions are that pregnant women to antenatal health care on a regular basis to allow the detection of risk factors that affect the health of the mother and baby.

Keywords: Knowledge, Attitude, Action Pregnancy, Early DetectionPregnancyDangerSigns.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sarah Ardillah

Tempat/TanggalLahir : Pekanbaru, 23 November 1989 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin AlamatRumah : Jl. Batam No.3

Kelurahan Simpang Empat Kecamatan Pekanbaru Kota Provinsi Riau

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. 1996-2002 : SD Negeri 001 Cinta Raja Pekanbaru 2. 2002-2005 : SMP Negeri 14 Pekanbaru

3. 2005-2008 : SMA Tri Bhakti Pekanbaru

4. 2008-2011 : Akademi Kebidanan STIKes Payung Negeri Pekanbaru

5. 2012-2015 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan

RIWAYAT PEKERJAAN


(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadilat ALLAH SWT yang telah limpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap Tindakan Ibu Hamil Tentang Deteksi Dini Tanda-tanda Bahaya Kehamilan Di Puskesmas Medan Deli Tahun 2015”

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bimbingan dan bantuan yang diberikan dalam penulisan skripsi, kepada :

1. Bapak Dr.Drs Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Heru Sentosa, M.S, Ph.D selaku Kepala Departemen Kependudukan dan Biostatistika Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Sri Rahayu Sanusi SKM, M.Kes, Ph.D selaku Dosen Pembimbing I skripsi yang telah meluangkan waktu dan kebijaksanaan memberikan bimbingan, kritik dan saran kepada penulis.

4. Ibu Maya Fitria SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II skripsi yang memberikan pengarahan dan bimbingannya kepada penulis dengan penuh kesabaran.

5. Ibu Ir.Kalsum M.Kes selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi penulis selama melaksanakan perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh Dosen dan Staff Administrasi di Dapartemen Kependudukan dan Biostatistika Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara . 7. Ibu Kepala Puskesmas Ibu dr.Nurlelin Sinaga dan Staff Ruang KIA Ibu

Hetty S,Tr.Keb SKM yang telah membantu penulis dalam pemberian informasi untuk kesempurnaan skripsi ini.


(8)

8. Hiswandi dan Dra.Ridar Parninggotan Nainggolan selaku orang tua penulis yang tidak hanya berkorban dalam materi tapi banyak mendukung dalam segi moril ketika penulis merasa keadaan labil.

9. Razak Karangan SH selaku adinda yang selalu memberikan dorongan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Keluarga Besar Drs.Salem Nainggolan dan Keluarga Besar Dt.Ampang Limo Husni yang selalu setia memberi doa kepada penulis dalam proses skripsi ini.

11. Teman-teman peminatan Kependudukan dan Biostatistika Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Angkatan 2012 selalu memberi semangat kepada penulis.

12. Kesayangan penulis Elfira Siregar AM.Keb SKM, Dian Erviana AM.Keb SKM, Regina Putri AM.Keb SKM, Winda Rahmadani AM.Keb SKM, Ika Maulina AM.Keb SKM dan khususnya temen seperjuangan di kontrakan Bumi Johor Sentosa yaitu Rohani AM.Keb SKM, Cinta Yolanda Sari AM.Keb SKM dan Siti Sri Magayanti AM.Keb SKM yang selalu mendampingi dalam mengejar cita-cita menjadi Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, mengingat terbatasnya kemampuan dan kurangnya pegalaman yang penulis miliki. Untuk itu dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi seluruh mahasiswa FKM USU dan umumnya bagi pembaca sekalian. Wassalam.

Medan , Maret 2015 Penulis Sarah Ardillah


(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Definisi Kehamilan ... 8

2.1.1 Pembagian Kehamilan ... 8

2.1.2 Tanda Gejala Kehamilan ... 9

2.2 Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan ... 11

2.3 Tanda-tandaBahayaKehamilan ... 14

2.4 PencegahanBahayaKehamilan ... 20

2.5 Tempat Pertolongan ... 21

2.6 Pengetahuan ... 21

2.6.1 Pengertian Pengetahuan ... 21

2.6.2 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 23

2.6.3 Cara Pengukuran Pengetahuan ... 25

2.7 Sikap ... 25

2.7.1 Pengertian Sikap ... 25

2.7.2 Tingkatan Sikap... 26

2.7.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap ... 27

2.7.4 Cara Pengukuran Sikap ... 28

2.8 Tindakan ... 29

2.8.1 Pengertian Tindakan ... 29

2.8.2 Tingkat- tingkat Praktik atau Tindakan ... 29

2.8.3 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Tindakan ... 30

2.8.4 Pengukuran Perilaku atau Tindakan ... 31

2.9 Kerangka Konsep ... 31


(10)

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

3.1 Jenis dan Desain Penelitian ... 33

3.2 Lokasi dan Waktu ... 33

3.2.1 Lokasi ... 33

3.2.2 Waktu ... 33

3.3 Populasi dan Sampel ... 33

3.3.1 Populasi ... 33

3.3.2 Sampel ... 34

3.4Definisi Operasional Variabel ... 35

3.5 Aspek Pengukuran ... 36

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 37

3.6.1 Data Primer ... 38

3.6.2 Data Sekunder ... 38

3.7 Instrumen Penelitian ... 38

3.8 Teknik Pengolahan Data dan Analisi Data ... 39

3.8.1 Teknik pengolahan data ... 39

3.8.2 Analisis data ... ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 42

4.1 Gambaran Umum Puskesmas Medan Deli ... 42

4.1.1 Demografi ... 42

4.1.2 Wilayah Kerja ... 42

4.1.3 Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Medan Deli ... 42

4.2 Analisis Univariat ... 44

4.2.1 Gambaran Karakteristik Responden ... 44

4.2.2 Gambaran Pengetahuan Responden ... 46

4.2.3 Gambaran Sikap Responden ... 49

4.2.4 Gambaran Tindakan Responden ... 53

4.3 Analisis Bivariat ... 56

4.3.1 Hubungan Karakteristik Responden dengan Pengetahuan tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda BahayaKehamilan ... 56

4.3.2 Hubungan Karakteristik Responden dengan Sikap tentang Deteksi Dini Tanda-tanda Bahaya Kehamilan ... 61

4.3.3 Hubungan Karakteristik Responden Dengan Tindakan tentang Deteksi Dini Tanda-tanda Bahaya Kehamilan ... 65

BAB V PEMBAHASAN ... 72

5.1 Hubungan Karakteristik Responden dengan Pengetahuan tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya Kehamilan ... 72

5.2 Hubungan Karakteristik Responden dengan Sikap tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan ... 77

5.3 Hubungan Karakteristik Responden dengan Tindakan tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan ... 81

5.4 Hubungan Pengetahuan Responden denganTindakan tentangDeteksi Dini Tanda-tanda Bahaya Kehamilan ... 85


(11)

5.5 Hubungan Sikap Responden dengan Tindakan tentang

Deteksi Dini Tanda-tanda Bahaya Kehamilan ... 87

5.6 Tindakan Responden Terhadap Tanda-tanda Bahaya Kehamilan... 90

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan... 92

6.2 Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94

LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 Kuisioner ... 97

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian... 102

Lampiran 3 Surat Balasan Pelaksanaan Penelitian ... 103

Lampiran 4 Master Data... 104

Lampiran 5 Uji Validitas dan Reliabelitas ... 105

Lampiran 6 Hasil Analisis Univariat dan Bivariat ... 111


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Gambaran Karakteristik Responden di Wilayah Kerja

Puskesmas Medan Deli Tahun 2015 ... 45 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pengetahuan

di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015 ... 47 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang

Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan di

Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015...48 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan

Sikap di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015 ... 49 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Sikap Responden tentang Deteksi Dini

Tanda-tanda Bahaya Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015 ... 50 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tindakan

di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015 ... 53 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden tentang

Deteksi Dini Tanda-tanda Bahaya Kehamilan di

Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015 ... 54 Tabel 4.8 Hubungan Karakteristik Responden dengan Pengetahuan

Responden tentang Deteksi Dini Tanda-tanda Bahaya Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas

Medan Deli Tahun 2015 ... 57 Tabel 4.9 Hubungan Karakteristik Responden dengan Sikap

tentang Deteksi Dini Tanda-tanda Bahaya Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas


(13)

Tabel 4.10 Hubungan Karakteristik Responden dengan Tindakan tentang Deteksi Dini Tanda-tanda Bahaya Kehamilan

di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015 ... 66 Tabel 4.11 Hubungan Pengetahuan Responden dengan Tindakan

Deteksi Dini Tanda-tanda Bahaya Kehamilan

di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015 ... 69 Tabel 4.12 Hubungan Sikap Responden dengan Tindakan

Deteksi Dini Tanda-tanda Bahaya Kehamilan


(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Kerangka Konsep ... 31


(15)

ABSTRAK

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat.Pada negara-negara berkembang, kesakitan dan kematian ibu menjadi masalah sejak lama. Kematian ibu terutama terjadi pada masa kehamilan dan persalinan. Berdasarkan latar belakang masalah dan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Medan Deli diperoleh data cakupan K1 bulan Agustus 2014 sebesar 62,5%, sedangkan cakupan K4 hanya 60,3%. Pencapaian target Standart Pelayanan Minimal (SPM) bidangkesehatan bahwa cakupan K1 dan K4 pada ibu hamil adalah 95% pada tahun 2015 namun target tersebut belum dapat tercapai. Halini dikarenakanmasih rendahnya minat ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kesehatan kepada petugas kesehatan dalam rangka deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap tindakan ibu hamil tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain cross-sectional. Untuk melihat hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan tindakan deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli tahun 2015. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III yang berisiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinannya.

Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa variabel independent(pengetahuan dan sikap) signifikan (berhubungan) dengan tindakan deteksi tanda-tanda bahaya kehamilan (p=0,001). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan tindakan tanda-tanda bahaya kehamilan. Saran yaitu agar ibu hamil agar memeriksakan kehamilan secara teratur ke pelayanan kesehatan untuk mendeksi faktor risiko yang berpengaruh kepada kesehatan ibu dan bayi.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tindakan Ibu Hamil, Deteksi Dini Tanda-TandaBahaya Kehamilan.


(16)

ABSTRACT

Maternal Mortality Rate (MMR) is one indicator of the health status of the community. In the developing nations, maternal morbidity and mortality to be a problem for a long time. Maternal deaths mainly occur during pregnancy and childbirth. Based on the background of the problem and the results of preliminary studies in the public health centers of Medan Deli K1 coverage data obtained in August 2014 at 62.5%, whereas only 60.3% K4 coverage. The achievement of Minimum Service Standards (MSS) that the health field K1 and K4 coverage in pregnant women was 95% in 2015 but this targets are yet to be achieved. This is due to very low interest of pregnant women to carry out medical examinations to health workers in the context of early detectionof pregnancy danger signs.

This research aims to understand the relationship between knowledge and attitudes towards the actions of pregnant women about early detection of danger signs of pregnancy in the PublicHealth Centers of Medan Deli 2015.Type of research was descriptive analytical with cross-sectional design. To see the correlation between knowledge and attitudes of pregnant women with early detection measures the danger signs of pregnancy in the Public Health Centers ofMedan Deli 2015. The sample in this researchwas had the third trimester pregnant women at high risk of pregnancy and childbirth.

The results of chi-square test showed that the independent variables (knowledge and attitude) significantly (associated) with detection measures the danger signs of pregnancy (p = 0.001).Based on the results of research and discussion was conclude that there is a relationship between knowledge and attitudes of pregnant women with actions danger signs of pregnancy.Suggestions are that pregnant women to antenatal health care on a regular basis to allow the detection of risk factors that affect the health of the mother and baby.

Keywords: Knowledge, Attitude, Action Pregnancy, Early DetectionPregnancyDangerSigns.


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita dimana dalam masa kehamilan terjadi perubahan fisik, psikologis dan sosial. Setiap kehamilan membawa risiko bagi ibu. World Health Organization (WHO) mempekirakan sekitar 15 % dari seluruh wanita hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta mengancam jiwanya (Hani, 2010). Prinsip deteksi dini terhadap faktor risiko kehamilan sangat diperlukan karena semua wanita selama kurun reproduksi terutama saat hamil selalu diwaspadai mengalami risiko, meskipun diketahui bahwa kehamilan adalah sifatnya fisiologi artinya semua wanita yang sehat dan telah menikah akan mengalami proses kehamilan (Rukiyah, 2011).

Ibu hamil perlu mewaspadai keadaan yang dapat membahayakan diri dan janinnya. Keadaan-keadaan tersebut mungkin berpengaruh terhadap timbulnya kesulitan pada kehamilan atau persalinan.Keadaan-keadaan yang dapat membahayakan ibu serta janinnya yaitu Ibu dengan 4T adalah Terlalu tua umur diatas >35 tahun, Terlalu muda umur dibawah 20 tahun, Terlalu banyak jumlah anak lebih dari 4 orang dan Terlalu sering jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang kurang dari dua tahun (Kumalasari, 2012).


(18)

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat (Kemenkes,2010). Pada negara-negara berkembang, kesakitan dan kematian ibu menjadi masalah sejak lama. Kematian Ibu terutama terjadi pada masa kehamilan dan persalinan. WHO memperkirakan setiap tahun terjadi 210 juta kehamilan diseluruh dunia (Wahyuningsih, 2009).

Menurut data WHO tahun 2013, AKI di Indonesia yang tertinggi di Negara ASEAN yakni 190 per 100.000 Kelahiran Hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) di Negara Malaysia 29 per Kelahiran Hidup, Singapura 6 per 100.000 Kelahiran Hidup, Thailand 26 per Kelahiran Hidup dan Vietnam 49 per Kelahiran Hidup (WHO,2013). Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 AKI di Indonesia pada tahun 2012 sebanyak 359 per 100.000 Kelahiran Hidup. Jumlah AKI di Indonesia bervariasi yaitu di Provinsi Riau pada tahun 2012 sebanyak 112 per Kelahiran Hidup (Dinkes Provinsi Riau, 2012), AKI di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012 sebanyak 87 per 100.000 Kelahiran Hidup (Dinkes Provinsi Yogyakarta, 2013), AKI di Jawa Tengah tahun 2012 sebanyak 116 per 100.000 Kelahiran Hidup (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2013) dan AKI di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2012 sebanyak 276 per 100.000 Kelahiran Hidup (Dinkes Provinsi Sumatera Utara, 2013).

Menurut Profil Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2014 yang terdapat 39 Puskesmas jumlah ibu hamil sebanyak 53.734 jiwa dan terdapat jumlah ibu hamil yang paling banyak yaitu di Puskesmas Medan Deli sebanyak 3099 orang dimana terdapat jumlah ibu hamil yang risiko tinggi sebanyak 619 orang. AKI di Kota Medan adalah 9 orang dimana 3 diantaranya terdapat di Puskesmas Medan Deli.


(19)

Umur Ibu yang meninggal 20-34 tahun dengan penyebab kematian yaitu perdarahan, preklamsia dan lainnya. Berdasarkan laporan rutin PWS tahun 2007 penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (39%), eklamsia (20%), infeksi (7%) dan lain-lainnya (33%).

Target Millenium Development Goals (MDG’s) ditahun 2015 untuk Angka Kematian Ibu nasional adalah 102 per 100.000 Kelahiran Hidup (Dinkes Provinsi Yogyakarta, 2013). Pada tahun 1990 WHO sudah meluncurkan strategi Making Pregnancy Safer (MPS), salah satu program MPS adalah menempatkan safe motherhood sebagai prioritas utama dalam rencana pembangunan nasional maupun internasional. Salah satu upaya yang diselenggarakan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah melalui 4 pilar upaya safe motherhooddengan intervensi yang dilakukan salah satunya adalah mengurangi kemungkinan seorang perempuan hamil mengalami obstetri dalam kehamilan dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai melalui pelayanan antenatal (Wahyuningsih, 2009).

Tujuan Antenatal Care adalah menurunkan atau mencegah kesakitan dan kematian maternal dan perinatal. Tujuan khususnya mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan penatalaksanaan yang diperlukan. Seperti mendeteksi dan menangani komplikasi (preklamsia, perdarahan pervaginam, anemia berat, penyakit menular seksual, dan lainnya) (Hani, 2010).


(20)

Berdasarkan hasil penelitian Astuti (2011) mengenai Hubungan karakteristik ibu hamil dengan tingkat pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan di Puskesmas Sidiharjo Kabupaten Sragen disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara karakteristik ibu hamil dengan tingkat pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan. Hasil penelitian Kamidah (2013) menunjukkan bahwa (53,3%) responden memiliki pengetahuan yang tinggi, dan (63,3%) responden dikatagorikan patuh dalam melakukan pemeriksaan kehamilan. Ada hubungan yang bermakna ( p > 0,05) antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan pemeriksaan kehamilan.

Penelitian lainnya yaitu dari hasil penelitian Hasugian (2012) menunjukkan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap kehamilan risiko tinggi (p = 0,017) dan hubungan bermakna antara pengetahuan dan prilaku ibu hamil terhadap kehamilan risiko tinggi (p=0,043). Menurut Syeh (2008) yang dikutip oleh Astuti (2011) menyatakan bahwa pengetahuan tentang tanda bahaya pada kehamilan sangat membantu menurunkan AKI, karena dengan mengetahui tanda bahaya kehamilan seorang ibu hamil akan lebih cepat mencari tempat pelayanan kesehatan sehingga risiko pada kehamilan akan dapat terdeteksi dan tertangani lebih dini. Faktor pendidikan merupakan predisposisi dalam perilaku pengguna sarana kesehatan terhadap penyerapan informasi dan pengetahuan.


(21)

Sikap ibu yang positif tentang tanda bahaya akan membentuk perilaku yang positif mencegah terjadinya bahaya dalam kehamilan dan persalinan. Sikap ibu hamil juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, misalnya pengaruh budaya, lingkungan, orang terdekat dan juga faktor internal pengetahuan dan sikap ibu hamil (Wahyuningsih, 2009).

Studi pendahuluan yang telah dilakukan penulis pada tanggal 25-27 Agustus di Puskesmas Medan Deli dengan data cakupan K1 (Kunjungan Pertama) pada bulan Agustus sebasar 62,5%, sedangkan cakupan K4 (Kunjungan Keempat) hanya 60,3%. Pencapain target Standart Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan bahwa cakupan K1 dan K4 pada ibu hamil adalah 95% pada tahun 2015 namun target SPM tersebut belum tercapai. Hal ini dikarenakan masih rendahnya minat ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kesehatan kepada petugas kesehatan dalam rangka deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat masalah “Apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap terhadap tindakan ibu hamil tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan di Puskesmas Medan Deli Tahun 2015”.


(22)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah ditemukan kasus Angka Kematian Ibu yaitu 9 orang AKI dikota Medan pada tahun 2014 serta kurangnya cakupan K1 (Kunjungan Pertama) dan K4 (Kunjungan Keempat) dikarenakan saat ini masih kurang kesadaran pada ibu hamil dalam memeriksakan diri khususnya mendeteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan maka penulis tertarik meneliti masalah sebagai berikut “Apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap terhadap tindakan ibu hamil tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilah di Puskesmas Medan Deli Tahun 2015” .

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap tindakan ibu hamil tentang deteksi dini tanda bahaya kehamilan di Puskesmas Medan Deli Tahun 2015.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang deteksi dinitanda bahaya kehamilan di Puskesmas Medan Deli Tahun 2015.

2. Untuk mengetahui sikap ibu hamil tentang deteksi tanda bahaya kehamilan di Puskesmas Medan Deli Tahun 2015.

3. Untuk mengetahui tindakan ibu hamil tentang deteksi dini tanda bahaya kehamilan di Puskesmas Medan Deli Tahun 2015.

4. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap tindakan ibu hamil tentang deteksi dini tanda – tanda bahaya kehamilan di Puskesmas Medan Deli Tahun 2015.


(23)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat kepada berbagai pihak yaitu : 1. Dapat sebagai informasi dan masukan yang bermanfaat bagi Puskesmas Medan

Deli dalam perencanaan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) melalui pelayanan kesehatan pada ibu hamil.

2. Data dan informasi dari hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh Ibu hamil untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap tindakan ibu hamil tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan.

3. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional dalam Prawiroharjo (2008) mendefinisikan kehamilan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum lalu dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Apabila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional.

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan terdiri dari ovulasi (pelepasan ovum), terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi( implantasi uterus), pembentukkan plasenta tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. Kehamilan adalah suatu peristiwa yang dimulai dari konsepsi sampai adanya tanda-tanda persalinan(Bandiyah, 2009).

2.1.1 Pembagian Kehamilan

Menurut Prawirohardjo (2008), kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan, yaitu sebagai berikut :

1) Triwulan Pertama : 0 hingga 12 minggu 2) Triwulan Kedua : 13 minggu 28 minggu 3) Triwulan Ketiga : 29 minggu 40 minggu


(25)

Penegakkan diagnosis kehamilan terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan. Perubahan fisiologi yang terjadi pada wanita hamil menyebabkan timbulnya perubahan-perubahan yang tanda tidak pasti (presumptive sign), tanda kemungkinan (probability sign) dan tanda positif (positife sign) (Hani, 2010). 2.1.2 Tanda dan Gejala Kehamilan

Penegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap tanda, beberapa gejala kehamilan :

1) Tanda – tanda yang tidak pasti ( presumtive signs) atau tanda mungkin kehamilan

Menurut Manuaba (2009),tanda tidak pasti atau tanda kemungkinan hamil adalah pembesaran rahim, perubahan serviks, terasa gerakan janin, gejala subjektif (amenorhe atau tidak haid, mual-muntah, merasakan gerakan janin dalam rahim, sering kecing, serta perubahan mammae menuju perubahan hamil)

2) Tanda Kemungkinan (Probability Sign)

Pada pemeriksaan kehamilan dapat diduga hamil bila dijumpai pembesaran rahim dan perut, pemeriksaan memberikan petunjuk adanya kehamilan ( terdapat kontraksi rahim saat diraba, ada tanda hegar, chadwick, piscaseck, ballottement, dan reaksi pemeriksaan kehamilan positif )(Bandiyah, 2009).


(26)

Adapun pengertian beberapa macam tanda kemungkinan kehamilan adalah dari Tanda Hegar yaitu segmen bawah rahim melunak, Tanda chadwick yaitu perubahan warna pada vagina dan vulva menjadi lebih merah dan agak kebiruan, Tanda Piscaseek yaitu uterus membesar kesalah satu jurusan hingga menonjol ke jurusan pembesaran tersebut (Rukiyah, 2009).

3) Tanda Pasti Kehamilan

Tanda pasti kehamilan dapat dijumpai dengan jalan : a) Gerakan janin dalam rahim

Teraba gerakan janin dengan jelas oleh pemeriksa apabila diraba pada usia kehamilan sekitar 20 minggu (Hani, 2010). Biasanya menjadi jelas setelah minggu ke 22. Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu ke-24 (Kusmiyati, 2009).

b) Denyut Jantung Janin

Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17-18 pada orang gemuk, lebih lambat. Stetoskope ultranic(Doppler) digunakan untuk mendengar DJJ lebih awal sekitar minggu ke 12 dengan melakukan auskultasi pada janin bisa juga mengidentifikasi bunyi-bunyi yang lain, seperti : bising tali pusat, bising uterus dan nadi ibu (Pantikawati, 2010). c) Bagian-bagian Janin

Pada ibu yang diyakini sedang dalam kondisi hamil maka dalam pemeriksaan melalui USG (Ultrasonografi) terlihat adanya gambaran janin. USG memungkinkan untuk mendeteksi jantung kehamilan pada minggu ke 5 sampai ke 7, melalui USG dapat juga diketahui panjang,


(27)

kepala dan bokong janin dan merupakan metode yang akurat dalam menentukan usia kehamilan (Rukiyah, 2009).

2.2 Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan

Deteksi dini adalah suatu mekanisme berupa pemberian informasi secara tepat waktu dan efektif, melalui institusi yang dipilih, agar masyarakat/individu di daerah rawan mampu mengambil tindakan menghindari atau mengurangi risiko dan mampu bersiap-siap untuk merespon secara efektif. Deteksi dini dapat juga dikatakan sebagai upaya memberitahukan kepada seorang klien yang berpotensi dilanda suatu masalah untuk menyiagakan mereka dalam menghadapi kondisi dan situasi suatu masalah (Rukiyah, 2011).

Salah satu deteksi dini dalam mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan adalah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan atau yang dikenal dengan Antenatal Care (ANC). Asuhan antenatal atau antenatal care (ANC) adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan( Prawirohardjo, 2008).

Deteksi dini terhadap tanda bahaya kehamilan dilakukan minimal 4 kali selama ibu hamil atau dilakukan pada tiap trimester yaitu: pada kunjungan pertama atau pada trimester I tanda bahaya yang harus diwaspadai adalah: adanya anemia, penyakit keturunan, infeksi dan degeneratif, perdarahan (abortus, ectopic pregnancy, mola hidatidosa), hiperemesis gravidarum, kelainan genetik janin (jika memiliki riwayat atau risiko) dan lain-lain.


(28)

Pada kunjungan ulang atau pada trimester kedua, yang harus diwaspadai tentang kejadian/tanda bahaya yaitu perdarahan, preeklampsia, dan eklampsia, gangguan pertumbuhan janin. Pada kunjungan ulang di trimester ketiga, tanda bahayanya adalah adanya kehamilan ganda, ibu mengalami perdarahan (plasenta previa atau solusio plasenta) (Rukiyah, 2011).

Tujuan ANC (antenatal care) menurut Kusmiyati (2009) yaitu :

1. Mempromosikan, menjaga fisik dan mental ibu bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi.

2. Mendeteksi dan melaksanakan komplikasi medis, bedah atau obstetric selama kehamilan.

3. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi komplikasi.

4. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan nifas normal, merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial.

Menurut Depkes RI (2009), pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaaan laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan), adapun penerapan dalam asuhan antenatal yaitu sebagai berikut:

1. Timbang Berat Badan dan Tinggi Badan 2. Ukur Tekanan Darah

3. Nilai Status gizi (ukur lingkar lengan atas) 4. Ukur tinggi fundus uteri


(29)

5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

6. Skrining status imunissasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) bila diperlukan

7. Pemberian Tablet Zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan 8. Tes Laboratorium (rutin dan khusus)

9. Tatalaksana kasus

10. Temu wicara (konseling),termasuk Perencanaan Persalinan danPencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.

Kusmiyati (2009) menyatakan bahwa dengan memberikan asuhan antenatal yang baik akan menjadi salah satu tiang penyangga dalam safe motherhood dalam usaha menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. Peningkatkan efektifitas asuhan antenatal meliputi hal-hal berikut :

1. Asuhan diberikan oleh petugas yang terampil dan berkesinambungan.

2. Persiapan menghadapi persalinan yang baik dengan cara memperkirakan komplikasi.

3. Mempromosikan kesehatan dan pencegahan penyakit (tetanus toxoid, suplemen gizi, pencegahan konsumsi alkohol dan rokok dan lain-lain).

4. Mendeteksi dini komplikasi serta perawatan penyakit yang diderita ibu hamil (preeklamsia, eklamsia, HIV/AIDS, tuberkolosis, hepatitis, hipertensi, diabetes, dan lain-lainnya).


(30)

Standar waktu pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan yaitu minimal 1kali pada triwulan pertama, 1kali pada triwulan kedua, dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga untuk menjamin perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan komplikasi (Kemenkes, 2010).

2.3 Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan

Menurut Depkes 2001 tanda-tanda bahaya dalam kehamilan adalah tanda atau gejala yang menunjukkan ibu atau bayi yang dikandungnya dalam keadaan bahaya. Menurut Hani (2010) ada beberapa macam tanda-tanda bahaya kehamilan adalah sebagai berikut :

1) Perdarahan dari vagina

Menurut Depkes RI (2000) dalam Deliana (2008), pendarahan yang berhubungan dengan persalinan dibedakan dalam dua kelompok utama yaitu perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam yang terjadi sebelum bayi lahir. Perdarahan yang terjadi sebelum kehamilan 28 minggu seringkali berhubungan dengan aborsi atau keguguran. Perdarahan kehamilan setelah 28 minggu dapat disebabkan karena terlepasnya plasenta secara prematur, trauma, atau penyakit saluran kelamin bagian bawah. Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah normal. Pada masa awal kehamilan,ibu mungkin mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting disekitar waktu pertama haidnya terlambat. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi dan normal. Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan kecil


(31)

kemungkinan pertanda dari friable cervix. Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya suatu infeksi(Hani, 2010).

Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah merah, perdarahan banyak, atau perdarahan dengan nyeri (berarti abortus atau keguguran, KET atau ectopic pregnancy, mola hidatidosa) ( Rukiyah, 2009). Diperkirakan satu dari tiga kehamilan mengalami keguguran, penyebab keguguran meliputi kekurangan gizi, ketidakseimbangan hormon, infeksi dan auto-imun atau kelainan kromosom janin (Zita, 2010). Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak atau sedikit, nyeri (berarti plasenta previa dan solusio plasenta). Perdarahan melalui jalan lahir sebelum 3 bulan disebabkan keguguran yang mengancam janin. Nyeri perut bagian bawah yang hebat pada kehamilan 1-2 bulan ini merupakan hal yang berbahaya. Perdarahan 7-9 bulan meskipun hanya sedikit merupakan ancaman bagi ibu dan janin ( Rukiyah, 2009). 2) Sakit Kepala yang hebat menetap dan tidak hilang

Sepuluh persen dari wanita hamil menderita sakit kepala hebat yang disebabkan pelebaran pembuluh darah dalam otak dan berhubungan dengan perubahan hormon yang terjadi dalam kehamilan. Sakit kepala juga disebabkan oleh kerja hormon, stres, atau tegang pada otot kepala dan leher akibat postur yang salah selama kehamilan (Zita, 2010).

Sakit kepala selama kehamilan adalah umum dan sering kali ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan masalah yang serius adalah sakit kepala yang hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Sakit kepala yang hebat terkadang-kadang ibu mungkin merasakan


(32)

penglihatannya kabur atau berbayangan. Sakit kepala yang seperti ini dalam kehamilan merupakan gejala dari pre-eklamsia (Hani, 2010).

Pre-eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hypertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan sehingga dapat menyebabkan kematian pada ibu dan janinnya. Penyakit ini umumnya terjadi pada triwulan ke-3 kehamilan yang dapat terjadi pada waktu antepartum, intrapartum, dan pasca persalinan (Prawirohardjo, 2008).

Pre-eklamsia ringan harus segera ditangani agar tidak meningkat menjadi pre-eklamsia berat yang ditandai dengan tekanan darah tinggi terus meningkat dan kadar protein yang lebih tinggi lagi dalam urine. Gejala pre-eklamsia ringan menunjukan peningkatan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih dan kadar urine lebih tinggi dari 300 mg per 24 jam (Erikania, 2009). Hipertensi karena kehamilan yaitu yang terjadi pada saat kehamilan dapat mempengaruhi kehamilan itu sendiri biasanya terjadi pada usia kehamilan memasuki 20 minggu (Rukiyah, 2011). 3) Gangguan Visual secara tiba-tiba (Pandangan kabur, rabun senja)

Wanita hamil mengeluh penglihatan yang kabur karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan ringan adalah normal, masalah penglihatan yang mengindikasikan keadaan yang mengancap jiwa ibu adalah perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur atau berbayang. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat mungkin menandakan pre-eklamsia( Kusmiyati, 2009).


(33)

4) Bengkak pada muka dan tangan

Menurut Hani (2010), hampir dari sebagian ibu hamil akan mengalami pembengkakan yang normal. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan ikuti keluhan fisik lain, seperti sakit kepala, gangguan penglihatan. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung, pre-eklamsia.

Kaki bengkak terjadi pada hamil trimester ketiga. Gangguan pada kaki bengkak ada dua yaitu retensi (penahanan) air dan garam karena gestosis dan tertekannya pembuluh darah, karena bagian terendah bayi mulai masuk pintu atas panggul (Bandiyah, 2009). Bengkak pada tangan dan wajah disertai tekanan darah tinggi dan sakit kepala sangat berbahaya bila diabaikan bisa terjadi kejang-kejang yang disebut keracunan kehamilan atau eklamsia. Keadaan ini bisa menyebabkan kematian ibu hamil dan janin (Rukiyah, 2009).

5) Nyeri abdominal yang hebat

Nyeri abdominal menunjukkan masalah yang mengacam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti appendicitis, ectopic pregnancy, preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi placenta, ISK, dan lain-lain (Pantikawati, 2010).


(34)

6) Bayi kurang bergerak seperti biasanya

Menurut Kusmiyati (2009), ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakkan akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik

7) Berat Badan Ibu Tidak Naik

Selama kehamilan berat badan ibu naik sekitar 9-12 kg, karena adanya pertumbuhan janin dan bertambahnya jaringan tubuh ibu akibat kehamilan. Kenaikan berat badan ibu biasanya terlihat nyata sejak kehamilan berumur 4 bulan sampai menjelang persalinan. Apabila berat badan ibu tidak naik pasca akhir bulan keempat dan pada akhir bulan keenam mengakibatkan pertumbuhan janin akan terganggu. Penyebab Berat badan ibu naik atau ternganggu dikarenakan berbagai faktor diantaranya kekurangan gizi (Kekurangan Energi Kronis atau KEK) dan penyakit lain, seperti batuk menahun, malaria dan lain-lainnya yang perlu segera di obati (Rukiyah, 2009).

8) Mual muntah berlebihan

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester satu. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi pada 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir berlangung selama kurang lebih 10 minggu. Pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk keadaan inilah disebut hyperemisis gravidarum keluhan gejala dan


(35)

perubahan fisiologi menentukan berat ringannya penyakit (Wiknjosastro, 2005). Adapun gejala-gejala hyperemisi gravidarum menurut Zita (2010) adalah muntah yang parah dan berlebihan disertai juga dengan dehidrasi.

Menurut Manuaba (2009), Hiperemesis gravidarum dapat dibagi menjadi tiga tingkat yaitu sebagai berikut :

a) Tingkat pertama : Muntah berlangsung terus, makan berkurang, berat badan menurun, kulit dehidrasi , tekanan darah turun dan nadi meningkat, lidah kering dan mata tampak cekung

b) Tingkatan kedua : Ibu tampak lebih lemah, gejala dehidrasi makin tampak, mata cekung, lidah kering dan kotor, tekanan darah menurun dan nadi meningkat, berat badan makin menurun, mata ikterus, terjadi gangguan buang air besar, menjadi apatis, dan nafas berbau.

c) Tingkatan ketiga : Muntah berkurang, keadaan ibu hamil makin menurun dengan tekanan darah turun dan nadi meningkat, suhu naik, keadaan dehidrasi makin jelas, dan gangguan kesadaran sampai koma.

9) Keluarnya air ketuban sebelum waktunya

Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina. Air ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm (sebelum kehamilan 37 minggu) maupun pada kehamilan aterm (Kusmiyati, 2009).


(36)

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda mulai persalinan dan ditunggu satu jam sebelum terjadi inpartu. Sebagian besar ketuban pecah dini terjadi pada kehamilan aterm lebih dari 37 minggu, sedangkan kurang dari 36 minggu tidak terlalu banyak (Manuaba, 2009).

Menurut Rukiyah (2011), apabila ketuban pecah dan cairan keluar sebelum ibu mengalami tanda-tanda persalinan janin dan mudah terinfeksi. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda infeksi terjadi. Tanda terjadi ketuban pecah sebelum waktunya adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau amis, dengan ciri pucat dan berwarna merah darah. Cairan ini tidak akan berenti atau kering karena terus diproduksi sampai lahir.

2.4 Pencegahan Bahaya Kehamilan

Pencegahan pada bahaya kehamilan seperti rasa mual dan muntah yang berlebihan Menurut Sary (2009) untuk mengatasi mual pada kehamilan yaitu dengan minum teh jahe atau pappermint dan minum banyak air serta jus buah. Makan dengan diet tinggi karbohidrat dan protein serta rendah lemak. Ibu dianjurkan agar ibu makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Makanan yang berminyak dan berbau dihindari dan ketika bangun pagi dianjurkan makan roti atau biskuit dengan teh hangat( Prawirohardjo, 2008).

Cara pencegahan dan mengatasi pada tanda bahaya kehamilan seperti pre-eklamsia dengan gejala sakit kepala yang hebat yaitu hirup udara segar setiap hari, lakukan latihan ringan 20 menit sehari, tidur dan minum air mineral sebanyak


(37)

mungkin, istirahat yang cukup terutama pukul 17.00 -19.00, lakukan olahraga ringan dan teratur, makan dengan pola makan seimbang dan sehat (Zeta, 2010).

Tanda bahaya seperti Edema atau pembengkakan ringan pada pergelangan kaki dan tangan dapat dicegah yaitu istirahat dengan mengangkat kaki selama 20 menit, tiga atau empat kali sehari untuk mengurangi pergelangan kaki yang bengkak (Zeta, 2010). AdapunMenurut Bandiyah (2009), tanda bahaya bengkak pada bagian tubuh dapat dicegah dengan keadaan ringan kaki bengkak dapat diatas dengan tidur dengan kaki lebih tinggi dan mengurangi makan garam.

2.5 Tempat Mendapatkan Pertolongan

Apabila ibu mengalami tanda-tanda bahaya dalam kehamilan maka keluarga perlu segera meminta bantuan atau pertolongan bidan terdekat untuk dibawa ke puskesmas atau Rumah Sakit, agar dapat diperiksa dan diberi pertolongan yang diperlukan (Depkes, 2001).

2.6 Pengetahuan

2.6.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2012).


(38)

Menurut Notoadmodjo (2012), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnyatermasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi tersebut harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3) Analisa (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.


(39)

4) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 5) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

6) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real(sebenarnya).

2.6.2 Faktor- faktor yang Mempengaruhi terbentuknya Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan sebagai berikut :

1) Faktor Internal a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.


(40)

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan faktor penting dalam menentukan perilaku seseorang, karena pengetahuan dapat menimbulkan perubahan persepsi kebiasaan masyarakat. Pembentukan sikap seseorang juga dipengaruhi oleh tingkat pengetahuannya. Semakin tinggi pengetahuan seseorang maka semakin baik pula sikap seseorang dalam menghadapi masalah.

b. Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

c. Usia

Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Hurlock (1998) yang dikutip oleh Nursalam (2003) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.


(41)

2) Faktor Eksternal a. Faktor Lingkungan

Menurut Ann.Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003) lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

b. Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

2.6.3 Cara Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi,materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2012).Pengukuran pengetahuan berupa pertanyaan tertutup pilihan jawaban a, b, c, dan d. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala Guttman nilai 1 jika memilih jawaban benar, nilai 0 jika memilih jawaban salah atau tidak menjawab pertanyaan (Hidayat, 2009).

2.7 Sikap

2.7.1 Pengertian Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap stimulasi atau objek (Notoatmodjo, 2012). Sikap adalah kesediaan diri seorang individu melaksanakan suatu tindakan tertentu. Sikap dapat bersifat positif dan negatif. Sifat positif tidak membahayakan dalam kehidupan masyarakat, sifat negatif menghambat, menciptakan garis pemisah antara indivudu merupakan penghalang dalam mengadakan interaksi(Wahyuningsih, 2009).


(42)

2.7.2 Tingkatan Sikap

Seperti halnya dengan pengetahuan, Menurut Notoatmodjo (2012) Sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yakni sebagai berikut :

1) Menerima(receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek)

2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan.Lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut. 3) Menghargai ( valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya seorang mengajak ibu yang lain ( tetangga, saudaranya, dsb) untuk menimbang anaknya keposyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak. 4) Bertanggung Jawab ( responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi.Misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.


(43)

2.7.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Wawan (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi sikap antara lain sebagai berikut :

1) Pengalaman Pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut .

3) Pengaruh Kebudayaan

Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.

4) Media Massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyekstif dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.


(44)

5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

6) Faktor Emosional

Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego

2.7.4 Cara Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dilakukan dengan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Pengukuran secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan bagaimana pendapat responden (Notoadmodjo, 2012).

Pengukuran Sikap menggunakan skala likert, yakni berupa sikap positif (favorable) dan sikap negatif (unfavorable) serata pada pernyataan menggunakan alternatif jawaban : Sangat Setuju(SS), Setuju (S),Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju(STS) (Hidayat, 2009).


(45)

2.8 Tindakan

2.8.1 Praktik atau Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbedaan nyata diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas (Notoatmodjo, 2007).

Robert Kwick (1974) yang dikutip dalam Wawan (2011) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap hanya suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek dengan cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi objek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari perilaku manusia.

2.8.2 Tingkat- tingkat Praktik

Seperti halnya dengan pengetahuan dan sikap, praktik atau tindakan (Practice) menurut Notoadmodjo (2007) ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu sebagai berikut :

a. Persepsi ( Perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan pratik tingkat pertama.

b. Respon Terpimpin ( Guided Respons)

Melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah indikator praktik tingkat dua.


(46)

c. Mekanisme (Mecanism)

Apaila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga

d. Adaptasi (adaptation)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya, tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tersebut.

2.8.3 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Tindakan

Menurut teori Laurence Green dalam Notoatmodjo (2012) ada 3 sebagai berikut :

a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing faktors)

Yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan nilai-nilai dan sebagainya

b. Faktor-faktor pendukung (enabling factors)

Yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat kontrasepsi, jamban dan sebagainya

c. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors)

Yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.


(47)

2.8.4 Pengukuran Perilaku atau Tindakan

Pengukuran perilaku atau tindakan dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall).Pengukuran juga dapat diukur secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden. Pengukuran praktik (overt behavior) juga dapat diukur dari hasil perilaku tersebut (Notoadmodjo, 2012).

2.9 Kerangka Konsep

Dalam penelitian ini, kerangka konsep menerangkan tentang hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan.

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Hubungan Pengetahuan, Sikap dengan Tindakan Ibu Hamil tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan di Puskesmas Medan Deli

Tahun 2014

Variabel Independen Variabel Dependen

1. 1.

Pengetahuan Ibu Hamil tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya

kehamilan Tindakan Ibu Hamil Tentang

Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Sikap Ibu Hamil tentang

deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan


(48)

2.10 Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ada hubungan pengetahuan dan sikap terhadap tindakan ibu hamil dalam deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan

2. Tidak ada hubungan pengetahuan dan sikap terhadap tindakan ibu hamil dalam deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei yang mengunakan deskriptif analitik dengan desaincross-sectional study yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan pengamatan sesaat atau dalam suatu periode waktu tertentu dan setiap subjek studi hanya dilakukan satu kali pengamatan selama penelitian. Alasan memakai desain cross-sectional study karena ingin mengukur variabel-variabelnya dalam waktu yang bersamaan.Tujuannya adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap tindakan ibu hamil tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan dalam Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli. 3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan mulai dari studi pendahuluan sampai dengan penelitian pada bulan agustus 2014 sampai januari 2015.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III yang


(50)

berdomisili di Puskesmas Medan Deli kota Medan pada tahun 2014 dan yang berisiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinannya sebanyak 189 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil diseluruh objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Cara pengambilan sampel yaitu dengan cara simple random sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada didalam anggota populasi. Banyaknya sampel dapat dicari dengan rumus Lameshow (1997) sebagai berikut:

� =��1− ����(1− ��) +�1− ����(1− ��)

(�� − ��)² �²

�= �1,96�0,50(1−0,50) + 0,84�0,65(1−0,65) (0,65−0,50)² �²

�= 60,95

Jadi jumlah sampel pada penelitian ini adalah 61 orang ibu hamil. Keterangan :

n = besar sampel minimum

Z1-α = nilai Z pada derajat kemaknaan 95 % = 1,96

Po = suatu kasus ibu hamil yang melakukan deteksi dini tanda bahaya kehamilan, proporsinya tidak diketahui ditetapkan 50% (0, 50) Pa = suatu kasus ibu hamil yang diharapkan melakukan deteksi dini

tanda bahaya kehamilan proporsinyatidak diketahui, ditetapkan 65% (0, 65)


(51)

Pa-Po = perkiraan selisih proposi yang diteliti dengan proporsi dipopulasi 15%

Z1-β = nilai z pada kekuatan uji power 80% = 0,84 3.4 Defenisi Operasional Variabel

1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui ibu hamil trimester III tentang definisi, macam-macam, pencegahan tanda- tanda bahaya kehamilan dan tempat pertolongan.

2. Sikap adalah reaksi atau respon positif atau negatif ibu hamil trimester III terhadap segala sesuatu mengenai deteksi dini tanda – tanda bahaya kehamilan.

3. Tindakan adalah suatu perbuatan nyata mendeteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan atau tidak mendeteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan.

3.5 Aspek Pengukuran 3.5.1 Pengetahuan

Variabel pengetahuan terdiri dari 15 pertanyaan.Variebel pengetahuan diukur dengan menggunakan skala Guttman nilai 1 : memilih jawaban benar, nilai 0: memilih jawaban salah atau tidak menjawab pertanyaan. Pengukuran pengetahuan berupa pertanyaan tertutup pilihan jawaban a, b, c, dan d. Dari hasil penelitian diatas diperoleh skor jawaban responden tertinggi bernilai 15.

Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh maka pengetahuan responden dapat dikategorikan sebagai berikut : (Pratomo, 1986)

1. Baik : 76%-100% jika total skor jawaban 12-15 2. Cukup Baik : 40-75% jika total skor jawaban 6-11 3. Kurang Baik : 0-39% jika total skor jawaban 0-5


(52)

3.5.2 Sikap

Pengukuran tentang sikap berupa pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban responden memilih jawaban yang paling sesuai dengan keadaan dirinya. Variable sikap menggunakan skala likert dengan mengukur melalui 15 pernyataan dengan item jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju (Hidayat, 2009).Berdasarkan hasil penelitian diatas diperoleh skor jawaban responden tertinggi bernilai 60.

Dimana pernyataan sikap terdiri dari pernyataan positif dan negatif dengan penilaian sebagai berikut :

a. Untuk pernyataan positif (favorable) untuk pertanyaan nomor (1,3,6,8,10,11,12) diberi skor :

Nilai 4 : Jawaban sangat setuju (SS) Nilai 3 : Jawaban setuju (S)

Nilai 2 : Jawaban tidak setuju (TS)

Nilai 1 : Jawaban sangat tidak setuju (STS)

b. Untuk pernyataan negatif(Unfavorable) untuk pertanyaan nomor(2,5,7,9,13,14,15) diberi skor :

Nilai 1 : Jawaban sangat setuju (SS) Nilai 2 : Jawaban setuju (S)

Nilai 3 : Jawaban tidak setuju (TS)


(53)

Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh maka sikap responden dapat dikategorikan menurut ( Pratomo, 1986) sebagai berikut :

1. Baik : 76%-100% jika total skor jawaban 46-60 2. Cukup baik : 40%-75% jika total skor jawaban 24-45 3. Kurang baik :0-39% jika total skor jawaban 15-23 3.5.3 Tindakan

Tindakan responden diukur dengan metode skoring. Kategori pengukuran sikap terhadap kuesioner yang diberi bobot. Jumlah pertanyaan ada 10, nilai tertinggi dari keseluruhan pertanyaan 10. Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh responden dapat dikategorikan sebagai berikut : (Pratomo, 1986)

1. Melakukan Deteksi dini tanda bahaya kehamilan, apabila responden mendapat skor > 75% dengan total nilai 8-10

2. Tidak Melakukan Deteksi dini tanda bahaya kehamilan, apabila responden mendapat skor <75% dengan total nilai 0-7

3.6 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. 1. Data Primer diperoleh dari :

Wawancara langsung dengan responden berpedoman pada kuesioner yang telah disiapkan untuk mengetahui identitas, pengetahuan, sikap dan tindakan responden dalam deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan.


(54)

Data Dinas Kesehatan dan data Cakupan PWS KIA di Wilayah Puskesmas Medan Deli.

3.7 Instrumen Penelitian

Pada instrumen penelitian akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas yang bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana kuisioner dapat mengukur dan menunjukkan sejauh mana kuisioner dapat dipercaya atau dapat diandalkan dalam suatu penelitian.

Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang baik perlu dilakukan uji validitas dan uji realiabilitas. Uji validitas diperlukan digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner sehingga mampu menghasilkan data yang akurat. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Sunyoto, 2011).

Uji validitas dan reabilitas dilakukan terhadap bagaimana tindakan ibu hamil trimester III dalam menghadapi tanda-tanda bahaya kehamilan. Adapun pemilihan lokasi dengan pertimbangan tersebut memiliki karakteristik yang sama dengan lokasi penelitian. Uji validitas suatu instrumen (dalam kuesioner) yang dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel pada analisis korelasi dengan melihat nilai correlation corrected item. Validnya suatu kuesioner jika nilai r hitung > r tabel maka dinyatakan valid dan sebaliknya. Pada taraf signifikan 95% untuk besar sampel 30 orang dimana nilai r tabel 0,361.


(55)

Reabilitas data merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat menunjukan ketepatan dan dapat dipercaya dengan metode Cronbach’s Alpha. Metode ini untuk menganalisis reabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Instrumuen dikatakan reliabel apabila nilai r hitung > r tabel dimana nilai r tabel 0,60.

Uji coba kuesioner dilakukan pada 30 responden yaitu ibu hamil trimester III di Wlayah Kerja Puskesmas Helvetia. Kuesioner pengetahuan terdiri dari 15 pertanyaan dimana nilai r hitung masing-masing pertanyaan > 0,361 dan realiabel. Realiabel pengetahuan 0,906 > 0,60. Kuesioner sikap terdiri dari 15 pertanyaan dimana r hitung > 0,361 dan reliabel. Reliabel sikap r hitung 0,989 > 0,60. Kuesioner tindakan terdiri dari 10 pertanyaan dimana nilai r hitung > 0,361 dan realiabel. Reliabel tindakan r hitung 0,864 > 0,60.

3.8 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 3.8.1 Teknik pengolahan data

Pengolahan data merupakan proses yang sangat penting dalam penelitian. Oleh karena itu harus dilakukan dengan baik dan benar.Menurut Notoatmodjo (2010),kegiatan dalam proses pengolahan data antara lain :

1. Pemeriksaan Data (Editing)

Yang dimaksud dengan proses editing adalah hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan (droup out)


(56)

2. Pemberian Kode (Coding)

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

3. Penyusunan Data (Tabulasi)

Untuk mempermudah pengolahan data serta pengambilan kesimpulan, dan dimasukkan kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dianalisis dengan menggunakan SPSS.

3.8.2 Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan analisis data secara akurat. 1. Analisis Univariat

Bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini menggunakan ada 2 variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen terdiri dari pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan dan variabel dependen yaitu tindakan ibu hamil tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel x dan variabel y. Uji analisis untuk mengetahui signifikansi-nya (derajat sebagai hasil atau nilai yang tidak dapat terjadi karena peluang, tetapi dapat dihubungkan dengan penyebab atau pengaruh khusus) untuk data nominal dan ordinal dapat digunakan uji chi-square.


(57)

Dalam penelitian ini variabel x (pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan) dan variabel y (tindakan ibu hamil tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan), sehingga uji yang digunakan adalah chi-square dengan = 0,05 dan tingkat kepercayaan (confident interval)95%.


(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4. 1 Gambaran Umum Puskesmas Medan Deli 4.1.1 Demografi

Puskesmas Medan Deli merupakan salah satu puskesmas yang menjadi pusat pembangunan, pembinaan dan pelayanan kesehatan. Puskesmas ini terletak di Jalan K.L Yos Sudarso Km11,1, Lingkungan III Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli kode pos 20243. Luas bangunan puskesmas adalah 15m x 11m dengan luas tanah puskesmas yaitu 34,5m x 33m. Puskesmas ini dibangun pada tahun 1975 berdasarkan Inpres V tahun 1975 sebagai pusat kesehatan masyarakat dibawah naungan Dinas Kesehatan Kota Medan.

Puskesmas Medan Deli merupakan puskesmas perawatan yang melayani pasien berobat jalan dan rujukan, juga pasien rawat inap (Puskesmas Medan Deli memiliki fasilitas rawat inap). Pasien yang memerlukan perawatan lebih lanjut dan memerlukan rawat inap akan dirujuk ke rumah sakit terdekat.

4.1.2 Wilayah Kerja

Puskesmas Medan Deli merupakan salah satu unit pelaksana teknis dari Dinas Kesehatan Kota Medan yang mempunyai tanggung jawab untuk menyelenggarakan pembangunan.


(59)

Puskesmas Medan Deli mempunyai Wilayah kerja meliputi 5 (lima) kelurahan yang berbeda di Kecamatan Medan Deli yaitu :

1. Kelurahan Kota Bangun dengan luas areal 250 ha (2,5 km2) dan terdiri dari 8 lingkungan.

2. Kelurahan Mabar dengan luas areal 465 ha (3,65 km2) dan terdiri dari 19 lingkungan.

3. Kelurahan Mabar Hilir dengan luas areal 318,9 ha (3,16 km2) dan terdiri dari 12 lingkungan.

4. Kelurahan Tanjung Mulia dengan luas areal 541 ha (5,13 km2) dan terdiri dari 28 lingkungan.

5. Kelurahan Tanjung Mulia Hilir dengan luas areal 325 ha (3,25 km2) dan terdiri dari 22 lingkungan.

Jadi, wilayah kerja Puskesmas Medan Deli seluas 1900 ha dengan 89 lingkungan.

4.1.3 Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Medan Deli sebagai berikut : a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Labuhan.

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Timur/Medan Barat. c. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Deli Deli Serdang. d. Sebelah timur berbatasan dengan Percut Sei Tuan Deli Serdang.


(60)

4.2Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi atau besarnya proporsi yang dilihat berdasarkan variabel yang diteliti yaitu variabel umur, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, jumlah kelahiran (paritas), usia kehamilan, pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III terhadap tindakan deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan.

4.2.1 Gambaran Karakteristik Responden

Penelitiandilakukan terhadap 61 ibu hamil trimester III yang mempunyai resiko tinggi (resti) terhadap kehamilannya di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015, diperoleh distribusi frekuensi responden berdasarkan beberapa variabel yang diteliti yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, jumlah kelahiran (paritas), usia kehamilan, pengetahuan dan sikap. Pada tabel ini dapat dilihat jawaban dari setiap pertanyaan berdasarkan variabel yang diteliti tentang bagaimana tindakan ibu tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Dataselengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.1.


(61)

Tabel 4.1Gambaran Karakteristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa dari 61 responden ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015 dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan umur yaitu mayoritas pada kelompok umur >35 tahun yang berjumlah 27 orang (44,3%) dan minoritas pada kelompok umur 20-35 tahun sebanyak 13 orang (21,3%).

Variabel f % Umur

< 20 tahun 21 34,4 20-35 tahun 13 21,3 >35 tahun 27 44,3 Pendidikan

SD 14 23,0

SMP 24 39,3 SMA 23 37,7

Pekerjaan

Wiraswasta 10 16,4

Karyawan Pabrik 16 26,2 IRT 35 57,4

Suku Bangsa

Melayu 16 26,2 Batak 23 37,7 Jawa 10 16,4 Lainnya 12 19,7 Paritas

Primigravida 21 34,4 Skundigravida 13 21,3 Multigravida 27 44,3 Usia Kehamilan

27-32 minggu 23 37,7 33-36 minggu 21 34,4 >36 minggu 17 27,9


(62)

Bila dilihat berdasarkan pendidikan yaitu mayoritas responden pendidikan SMP yang berjumlah 24 orang (39,3%) dan minoritas responden pendidikan SD yang berjumlah 14 orang (23,0%).Bila dilihat berdasarkan pekerjaan yaitu mayoritas responden bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) yang berjumlah 35 orang (57,4%) dan minoritas wiraswasta yang berjumlah 10 orang (16,4%). Bila dilihat berdasarkan suku bangsa yaitu mayorias responden dengan suku batak yang berjumlah 23 orang (37,7%) dan minoritas suku jawa yang berjumlah 10 orang (16,4%). Bila dilihat berdasarkan jumlah kelahiran (paritas) yaitu mayoritas responden dengan paritas multigravida yang berjumlah 27 orang (44,3%) dan minoritas paritas skundigravida yang berjumlah 13 orang (21,3%). Bila dilihat berdasarkan usia kehamilan responden yaitu mayoritas responden pada usia kehamilan 27-32 minggu yang berjumlah 23 orang (37,7%) dan minoritas pada usia kehamilan >36 minggu yang berjumlah 17 orang (27,9%).

4.2.2 Gambaran Pengetahuan Responden

Penelitiandilakukan terhadap 61 ibu hamil trimester III yang mempunyai resiko tinggi (resti) terhadap kehamilannya di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015, dapat diperoleh distribusi frekuensi responden berdasarkan Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.2


(63)

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa dari 61 responden ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015 yaitu mayoritas pengetahuan kurang baik responden yang berjumlah 30 orang (49,2%) dan minoritas pengetahuan baik yang berjumlah 15 orang (24,6%).

Pengetahuan ibu hamil trimester III (responden) dapat dilihat pada distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan tentang pengetahuan.

Pengetahuan f % Baik 15 24,6 Cukup Baik 16 26,2 Kurang Baik 30 49,2 Total 61 100,0


(64)

Tabel 4.3Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015

No Pertanyaan Benar Salah

f % f %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Pengertian deteksi dini tanda bahaya kehamilan

Pengertian tanda bahaya kehamilan

Cara mendeteksi tanda bahaya kehamilan

Jumlah berapa kali deteksi dini tanda bahaya selama kehamilan berlangsung Jumlah deteksi dini pada trimester I Jumlah deteksi dini pada trimester II Jumlah deteksi dini pada trimester III Yang perlu diwaspadai pada trimester I Yang perlu diwaspadai pada trimester II Yang perlu diwaspadai pada trimester III Tanda bahaya kehamilan trimester I Tanda bahaya kehamilan trimester II Tanda bahaya kehamilan trimester III Penyebab perdarahan pada kehamilan Tempat bila mengalami tanda bahaya Kehamilan 39 46 56 57 48 32 26 20 15 15 11 0 0 4 27 63,9 75,4 91,8 93,4 78,7 52,5 42,6 32,8 24,6 24,6 18,0 0 0 6,6 44,3 22 15 5 4 13 29 35 41 46 46 50 61 61 57 34 36,1 24,6 8,2 6,6 21,3 47,5 57,4 67,2 75,4 75,4 82,0 100,0 100,0 93,4 55,7

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa dari 61 responden ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015 Adapun diperoleh pengetahun responden tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan dari 15 pertanyaan yaitu mayoritas responden yang mengetahui (pengetahuan baik) yaitu tentang jumlah berapa kali mendeteksi tanda-tanda bahaya kehamilan selama kehamilan berlangsung yang berjumlah 57 orang (93,4%) dan minoritas responden tidak mengetahui (pengetahuan kurang) tanda bahaya kehamilan trimester I yang berjumlah 50 responden (82%), tanda bahaya kehamilan trimester II dan III yang berjumlah 61 responden (100%).


(65)

4.2.3 Gambaran Sikap Responden

Penelitiandilakukan terhadap 61 ibu hamil trimester III yang mempunyai resiko tinggi (resti) terhadap kehamilannya di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015, dapat diperoleh distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap ibu hamil tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015

Sikap f % Baik 15 24,6 Cukup Baik 16 26,2 Kurang Baik 30 49,2 Total 61 100,0

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa dari 61 responden ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015 yaitu mayoritas sikap kurang baik responden yang berjumlah 30 orang (49,2%) dan minoritas sikap baik yang berjumlah 15 orang (24,6%).

Sikap ibu hamil trimester III (responden) dapat dilihat pada distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan tentang sikap di tabel 4.5.


(66)

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Tahun 2015

No Pertanyaan SS S TS STS

f % f % F % F %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Melakukan deteksi dini tanda tanda bahaya kehamilan Melakukan kunjungan

kehamilan jika berisiko terhadap persalinannya

Melakukan deteksi dini tanda bahaya kehamilan minimal 4x Pemeriksaan kehamilan tidak perlu dilakukan pada awal kehamilan

Melakukan penanganan sendiri jika mengalami nyeri perut Pemeriksaan kehamilan trimester II sebanyak 1x Berat badan terganggu selama kehamilan karena keturunan Melakukan pemeriksaan kehamilan jika bayi tidak bergerak 3 x dalam 3 jam Pandangan kabur hal yang sudah biasa dalam kehamilan Melakukan pemeriksaan kehamilan jika terjadi nyeri perut dan perdarahan Anemia pada kehamilan merupakan hal yang alamiah Pecahnya ketuban sebelum waktunya merupakan deteksi dini tanda bahaya kehamilan trimester III

Meminta pertolongan dukun bayi apabila mengalami nyeri perut

Bengkak muka dan tangan merupakan tanda bahaya

kehamilan pada akhir kehamilan Tidak melakukan pemeriksaan kehamilan jika tidak mengalami tanda bahaya kehamilan

16 17 13 30 30 8 30 4 30 3 30 1 28 0 19 26,2 27,9 21,3 49,2 49,2 13,1 49,2 6,6 49,2 4,9 49,2 1.6 45,9 0 31,1 16 18 13 6 6 15 8 18 10 17 11 19 14 18 24 26,2 29,5 21,3 9,8 9,8 24,6 13,1 29,5 16,4 27,9 18,0 31,1 23,0 29,5 39,3 27 13 9 16 16 8 18 9 18 11 19 11 18 16 14 44,3 21,3 14,8 26,2 26,2 13,1 29,5 14,8 29,5 18,0 31,1 18,0 29,5 26,2 23,0 2 13 26 9 9 30 5 30 3 30 1 30 1 27 4 4,3 21,3 42,6 14,8 14,8 49,2 8,2 49,2 4,9 49,2 1,6 49,2 1,6 44,3 6,6


(1)

% within Pengkategorian

tindakan 39.3% 36.4% 37.7%

% of Total 18.0% 19.7% 37.7%

33-36 minggu Count 8 13 21

Expected Count 9.6 11.4 21.0

% within Usia kehamilan

responden (minggu) 38.1% 61.9% 100.0%

% within Pengkategorian

tindakan 28.6% 39.4% 34.4%

% of Total 13.1% 21.3% 34.4%

>36 minggu Count 9 8 17

Expected Count 7.8 9.2 17.0

% within Usia kehamilan

responden (minggu) 52.9% 47.1% 100.0%

% within Pengkategorian

tindakan 32.1% 24.2% 27.9%

% of Total 14.8% 13.1% 27.9%

Total Count 28 33 61

Expected Count 28.0 33.0 61.0

% within Usia kehamilan

responden (minggu) 45.9% 54.1% 100.0%

% within Pengkategorian

tindakan 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 45.9% 54.1% 100.0%

Chi-Square Test

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .889a


(2)

Likelihood Ratio .894 2 .640 .653

Fisher's Exact Test .919 .653

Linear-by-Linear Association .057b

1 .811 .875 .468

N of Valid Cases 61

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,80. b. The standardized statistic is -,239.

Pengetahuan responden * Tindakan tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Pengkategorian tindakan

Total Melakukan

deteksi dini

Tidak melakukan deteksi dini

Pengkategorian pengetahuan Baik Count 14 1 15

Expected Count 6.9 8.1 15.0

% within Pengkategorian

pengetahuan 93.3% 6.7% 100.0%

% within Pengkategorian

tindakan 50.0% 3.0% 24.6%

% of Total 23.0% 1.6% 24.6%

Cukup Baik Count 10 6 16

Expected Count 7.3 8.7 16.0

% within Pengkategorian

pengetahuan 62.5% 37.5% 100.0%

% within Pengkategorian

tindakan 35.7% 18.2% 26.2%


(3)

Kurang Baik Count 4 26 30

Expected Count 13.8 16.2 30.0

% within Pengkategorian

pengetahuan 13.3% 86.7% 100.0%

% within Pengkategorian

tindakan 14.3% 78.8% 49.2%

% of Total 6.6% 42.6% 49.2%

Total Count 28 33 61

Expected Count 28.0 33.0 61.0

% within Pengkategorian

pengetahuan 45.9% 54.1% 100.0%

% within Pengkategorian

tindakan 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 45.9% 54.1% 100.0%

Chi-Square Test

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 28.179a

2 .000 .000

Likelihood Ratio 32.075 2 .000 .000

Fisher's Exact Test 30.100 .000

Linear-by-Linear Association 27.337b

1 .000 .000 .000

N of Valid Cases 61

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,89. b. The standardized statistic is 5,228.


(4)

Sikap responden* Tindakan tentang Deteksi Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan

Pengkategorian tindakan

Total Melakukan deteksi

dini

Tidak melakukan deteksi dini

Pengkategorian sikap Baik Count 14 1 15

Expected Count 6.9 8.1 15.0

% within Pengkategorian sikap 93.3% 6.7% 100.0%

% within Pengkategorian

tindakan 50.0% 3.0% 24.6%

% of Total 23.0% 1.6% 24.6%

Cukup Baik Count 10 6 16

Expected Count 7.3 8.7 16.0

% within Pengkategorian sikap 62.5% 37.5% 100.0%

% within Pengkategorian

tindakan 35.7% 18.2% 26.2%

% of Total 16.4% 9.8% 26.2%

Kurang Baik Count 4 26 30

Expected Count 13.8 16.2 30.0

% within Pengkategorian sikap 13.3% 86.7% 100.0%

% within Pengkategorian

tindakan 14.3% 78.8% 49.2%

% of Total 6.6% 42.6% 49.2%

Total Count 28 33 61


(5)

% within Pengkategorian sikap 45.9% 54.1% 100.0% % within Pengkategorian

tindakan 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 45.9% 54.1% 100.0%

Chi-Square Test

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 28.179a 2 .000 .000

Likelihood Ratio 32.075 2 .000 .000

Fisher's Exact Test 30.100 .000

Linear-by-Linear Association 27.337b 1 .000 .000 .000

N of Valid Cases 61

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,89. b. The standardized statistic is 5,228.


(6)

LAMPIRAN 7

FOTO BERSAMA IBU HAMIL TRIMESTER III

DI WILAYAH PUSKESMAS MEDAN DELI


Dokumen yang terkait

LEMBARAN KUISIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP TINDAKAN IBU HAMIL TENTANG DETEKSI DINI TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS MEDAN DELI TAHUN 2015

0 0 78

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Tindakan Ibu Hamil Tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Di Puskesmas Medan Deli Tahun 2015

0 1 25

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP TINDAKAN IBU HAMIL TENTANG DETEKSI DINI TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS MEDAN DELI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

0 1 14

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL TAHUN 2009

0 0 8

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN I YOGYAKARTA TAHUN 2010

0 0 10

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI - Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya pada Kehamilan di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta Tahun 2015 - DIGILIB UN

0 0 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER TIGA DENGAN KETERATURAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER TIGA DENGAN

0 0 12

1 PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI RSIA SITI FATIMAH MAKASSAR

0 0 64

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS PLUS BARA-BARAYA TAHUN 2012

0 0 93

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU HAMIL DALAM MEMANFATAANKAN BUKU KIA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGANYAR

0 0 17