Usahakan makan tepat pada waktu. Apabila terlambat makan maka bisa terjadi hipoglikemia atau rendahnya kadar gula darah. Hipoglikemia
meliputi gejala, seperti pusing, mual, dan pingsan. Apabila hal ini terjadi maka dianjurkan segera minum air gula.
2.1.5.2 Upaya Farmakologis
Upaya pengendalian diabetes dengan obat-obatan termasuk ke dalam upaya farmakologis. Konsumsi obat diabetes tidak bisa menggantikan upaya pengaturan
makan dan olahraga. Meskipun sudah minum obat, tetapi diabetes harus melakukan upaya pengaturan makan dan olahraga.
Obat-obatan hipoglikemik oral bermacam-macam jenisnya. Ada yang berdasarkan cara kerja, lamanya reaksi obat, dan komposisinya. Berikut ini golongan
obat hipoglikemik oral berdasarkan cara kerjanya: 1
Obat golongan sulfonylurea dan golongan glinid. Keduanya bekerja dengan cara merangsang sel beta pankreas untuk
memproduksi hormone insulin. 2
Obat golongang biguanid dan tiazolidindion. Kedua golongan ini bekerja dengan cara meningkatkan kerja insulin dan
meningkatkan kepekaan reseptor insulin. 3
Obat golongan penghambat glukosidase alfa. Obat golongan ini bekerja dengan cara menghambat kerja enzim pencerna
karbohidrat menjadi gula di saluran pencernaan. 4
Obat golongan biguanid
Universitas Sumatera Utara
Obat golonga ini bekerja dengan cara menghambat pembentukan gula dari glikogen cadangan gula di hati.
5 Obat golongan penghambat enzim DPP IV
Golongan obat ini bekerja dengan menurunkan kinerja hormone glukagon. Golongan obat hipoglikemik oral berdasarkan lama kerjanya efek dari obat:
1 Obat hipoglikemik oral efek singkat. Biasanya diminum sebanyak 2-3
kali sehari. 2
Obat hipoglikemik oral efek menengah. Biasanya diminum sebanyak 2 kali sehari.
3 Obat hipoglikemik oral efek panjang. Obat ini biasa diminum satu kali
sehari. Golongan ini akan meningkatkan kepatuhan, tetapi tidak dianjurkan untuk diabetes yang beresiko mengalami hipoglikemia.
Sediaan obat hipoglikemik oral berdasarkan komposisinya: 1
Obat tunggal adalah di dalam satu tablet hanya mengandung satu golongan obat.
2 Obat kombinasi atau di dalam satu tablet terdapat kombinasi dua
golongan obat.
2.1.5.3 Upaya dengan Injeksi Hormon
Diabetes melitus tipe 2 terjadi karena kekurangan hormone insulin dan atau gangguan kerja hormone insulin. Terapi awal pengendalian kadar gula darah
diupayakan melalui pengaturan makanan, olahraga dan obat hipoglikemik oral OHO.
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan obat hipoglikemik oral secara umum dapat dimulai dari obat tunggal dosis terendah hingga dosis tertinggi kombinasi dua atau tiga golongan obat
yang berbeda. Apabila pemberian obat hipoglikemik oral dosis maksimal belum mampu mencapai sasaran pengendalian gula darah, maka digunakan kombinasi obat
hipoglikemik oral dan injeksi insulin. Terapi yang paling banyak digunakan adalah kombinasi obat hipoglikemik
oral dan insulin basal insulin kerja panjang yang diberikan pada malam hari menjelang tidur. Pemberiannya dimulai dari dosis terendah. Apabila terapi tersebut
tidak berhasil, maka diberikan injeksi insulin saja, yaitu kombinasi insulin jangka panjang insulin basal dengan insulin jangka pendek atau insulin kerja cepat.
Diabetesi sebaiknya melakukan evaluasi terapi pengendalian gula darah secara mandiri menggunakan glukometer. Sehingga dosis obat dan hormone insulin
dapat diatur sesuai dengan kadar gula darah yang telah diketahui. Jadi, tidak semua pengidap diabetes melitus tipe 2 membutuhkan injeksi insulin. Berbeda dengan
pengidap diabetes tipe 1 yang mutlak memerlukan injeksi insulin.
2.2 Puskesmas 2.2.1 Pengertian