Komponen tablet Pembuatan Tablet

Ristina Hasibuan : Evaluasi Mutu Tablet Antalgin Produksi Pt.Kimia Farma P ERSERO Tbk.Plant Medan, 2008. USU Repository © 2009 6. Tablet Hipodermik. Tablet yang mudah larut dalam air. Dilarutkan dalam aqua proinjeksi, digunakan sebagai injeksi untuk disuntikkan dibawah kulit. 7. Tablet bukal. Digunakan dengan cara dimasukkan diantara pipi dan gusi dalam rongga mulut. 8. Tablet sublingual. Digunakan dengan jalan dimasukkan dibawah lidah. Absorbsi terjadi melalui muko sa mulut masuk peredaran darah. 9. Tablet vagina ovula. Berbentuk oval digunakan sebagai anti infeksi.

2.2.2. Komponen tablet

Menurut Syamsuni 2007, Komponen atau formulasi tablet kempa terdiri dari atas zat aktif, bahan tambahan, dan ajuvan yang mengandung bahan pewarna dan pengaroma. a. Zat aktif : harus memenuhi syarat yang ditentukan farmakope. b. Bahan tambahan − Bahan pengisi diluent, bahan ini berfungsi untuk memperbesar volume massa tablet agar mudah dicetak atau dibuat. Biasanya digunakan laktosa, Amylum Manihot dan zat lain yang cocok. − Bahan pengikat binder, bahan ini berfungsi agar tablet tidak pecah − Bahan pelicin lubricant, berfungsi mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet. Biasanya digunakan senyawa asam stearat dengan logam, talk dan lain-lain. − Bahan penghancur pengembang, berfungsi membantu hancurnya tablet setelah ditelan, bahan yang digunakan pati, asam alginat dan lain-lain. Ristina Hasibuan : Evaluasi Mutu Tablet Antalgin Produksi Pt.Kimia Farma P ERSERO Tbk.Plant Medan, 2008. USU Repository © 2009 − Bahan glidan adalah bahan yang dapat meningkatkan kemampuan mengalir serbuk, umumnya digunakan dalam kempa langsung tanpa proses granulasi. c. Ajuvan a. Bahan pewarna berfungsi meningkatkan nilai estetika atau untuk identitas produk. Misalnya zat pewarna dari tumbuhan. b. Bahan pengaroma berfungsi menutupi rasa dan bau zat berkhasiat yang tidak enak, biasanya digunakan untuk tablet yang penggunaannya di mulut. Misalnya macam – macam minyak atsiri.

2.2.3. Pembuatan Tablet

Bahan obat dan zat-zat tambahan umumnya berupa serbuk yang tidak dapat langsung dicampur dan dicetak menjadi tablet karena akan langsung menjadi hancur dan tablet menjadi mudah pecah. Campuran serbuk itu harus diubah menjadi granul- granul. Yaitu kumpulan serbuk dengan volume lebih besar yang saling melekat satu sama lain. Cara mengubah serbuk menjadi granul ini disebut granulasi. Syamsuni, 2007 Menurut Anief 1984, cara pembuatan granul ada 2 macam yaitu : A. Pembuatan granul dengan cara basah Pada metode ini zat berkhasiat, zat pengisi dan zat penghancur dicampur baik-baik, lalu dibasahi dengan larutan bahan pengikat, bila perlu ditambah bahan pewarna. Setelah itu diayak menjadi granul, dan dikeringkan dalam almari pengering temperatur 40 o - 50 o . Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan Ristina Hasibuan : Evaluasi Mutu Tablet Antalgin Produksi Pt.Kimia Farma P ERSERO Tbk.Plant Medan, 2008. USU Repository © 2009 ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet dengan mesin tablet. B. Pembuatan granul dengan cara kering Pada metode ini zat berkhasiat, zat pengisi dan zat penghancur, bila perlu zat pengikat dan zat pelicin dicampur dan dibuat dengan cara kempa cetak menjadi tablet yang besar slugging, setelah itu tablet yang terjadi dipecah menjadi granul lalu diayak, akhirnya dikempa cetak menjadi tablet yang dikehendaki dengan mesin tablet.

2.3. Analgetik Antipiretik