Visi dan Misi Penerapan CPOB di PT. Mutiara Mukti Farma MUTIFA

Untuk memproduksi obat-obatan dilakukan dengan sistem skala prioritas, yang mengutamakan obat yang lebih cepat laku di pasaran. Hal ini tidak berlaku untuk obat Inpres dan Askes. Bahan baku, yaitu bahan berkhasiat dan bahan tambahan yang diperlukan oleh perusahaan untuk pembuatan sediaan obat diperoleh dari RRC, Amerika Serikat, Jerman, Belanda, India, Taiwan, dan Switzerland melalui distributor masing-masing.

2.2 Visi dan Misi

Visi dan Misi PT. Mutifa adalah “Anda sehat kami bangga”. 2.3 Lokasi dan Sarana Produksi 2.3.1 Lokasi PT. MUTIFA Medan berada di Jl. Karya Jaya No. 68 Km 8,5 Namorambe Medan. Denah lokasi PT. MUTIFA ditunjukkan pada Gambar 1 berikut ini : Jl. Letjen Jamin Ginting Jl . K arya Y as a Lokasi UTIFA PT. M Ke Bandara Polonia Jl. Karya Jaya Jl . M . Ba syi r Titi Kuning Ke Deli Tua Jl. Brigjen Katamso Gambar 1. Denah lokasi PT. MUTIFA Medan Sinur I.S : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Mutiara Mukti Farma MUTIFA Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 Luas areal PT. MUTIFA Medan mempunyai luas areal 9600 m 2 dan luas bangunan 6259 m 2 . Luas masing-masing ruangan adalah sebagai berikut : Tabel 1. Ukuran Ruangan masing-masing Bagian di PT. MUTIFA Medan. No. RuangGudang Ukuran m 2 1. Ruang Perkantoran 192 2. Ruang laktam 84 3. Ruang Laboratorium dan Pengawasan Mutu 40 4. Ruang Teknik dan Bengkel 16 5. Ruang Produksi 88 6. Ruang Produksi Sirup 100 7. Ruang Produksi Serbuk Oral 20 8. Ruang Produksi Kapsul 12 9. Ruang Produksi Salep 25 10. Ruang Produksi Aseptis 28 11. Gudang Bahan Baku 64 12. Gudang Kemasan 64 13. Gudang Hasil Jadi 48 14. Janitor 9 15. Kantin 90 16. Ruang Sirup 24 17. Gudang Alat 25 Sumber arus listrik berasal dari Perusahaan Listrik Negara PLN dan apabila arus listrik dari PLN terputus digunakan generator. Sumber air berasal dari sumur pompa dan air PAM. Untuk keperluan produksi digunakan air PAM yang telah diolah menjadi air demineral, aquadest dan aquabidest. Air sumur digunakan untuk pencucian alat, mandi, dan bila aliran PAM mengalami kerusakan digunakan untuk menggantikan air PAM dimana air sumur ini telah mengalami tiga kali penyaringan. Bangunan penunjang lainnya terdiri dari musholla, kamar mandi dan pos jaga. Sinur I.S : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Mutiara Mukti Farma MUTIFA Medan, 2008 USU e-Repository © 2008

2.3.2 Sarana Produksi

Ruangan produksi dengan gudang bahan baku, gudang kemasan dan obat jadi dibuat sedemikian rupa sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut bahan baku ke ruang produksi, bahan kemasan ke ruang pengemasan, obat jadi dari ruang karantina ke gudang obat jadi relatif singkat dan tidak melalui ruang produksi lainnya sehingga kemungkinan terjadinya pencemaran silang dapat dihindari. Keadaan ruang produksi adalah sebagai berikut : ̇ Lantai Lantai ruang produksi beta laktam, kapsul, puyer, salep, dan sirup, terbuat dari beton yang dilapisi traso dan bata diantaranya diisi dengan semen putih. Lantai mempunyai permukaan yang rata, mudah dibersihkan, tidak menahan partikel, tahan terhadap deterjen dan desinfektan tetapi tidak tahan terhadap bahan kimia. ̇ Dinding Dinding ruang terbuat dari beton, yang dilapisi epoksi sehingga permukaan dinding menjadi licin dan rata, kedap air, mudah dibersihkan, tahan terhadap deterjen, desinfektan, tidak menahan partikel dan tidak menjadi tempat bersarangnya binatang kecil. ̇ Langit-langit Langit-langit ruang terbuat dari beton, yang dilapisi epoksi sehingga permukaan langit-langit menjadi licin dan rata, kedap air, mudah dibersihkan, Sinur I.S : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Mutiara Mukti Farma MUTIFA Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 tahan terhadap detergent, desinfektan, tidak menahan partikel tetapi tidak tahan terhadap goresan logam. ̇ Pengaturan Udara Aliran udara yang digunakan dalam ruangan produksi beta laktam, kapsul, serbuk, salep, dan sirup adalah sirkulasi sistem filter, berarti udara masuk ke dalam ruangan melalui proses penyaringan. Udara masuk dari luar disalurkan ke dalam ruangan produksi, lalu udara kotor dihisap dan dialirkan keluar. Dengan adanya sirkulasi sistem filter dengan proses penyaringan maka dapat menghasilkan efisiensi penyaringan 80 terhadap partikel yang berukuran 10µ. Kecepatan pertukaran udara dalam ruangan produksi cairan 25 kali per jam dan untuk koridor 20 kali per jam. Sedangkan untuk produksi beta laktam dan non beta laktam kapsul, serbuk, tablet, dan salep, kecepatan pertukaran udara dalam ruangan produksi 20 kali per jam dan untuk koridor 25 kali per jam. Sistem pengaturan udara ruang laktam dibuat tersendiri yaitu udara yang masuk dari luar disaring dan dialirkan keruang laktam. Lalu udara kotor yang berada di ruangan laktam dihisap dan dikeluarkan dengan menggunakan alat Wet Scrubbs, merupakan serangkaian alat yang bekerja dengan cara menghisap dan mengalirkan udara yang berada di ruang laktam melalui suatu corong yang dilengkapi dengan suatu alat pemercik air. Percikan air yang sudah bercampur dengan udara kotor ditampung didalam bak, diklorinasi, diencerkan dan dialirkan ke penampungan limbah. Sinur I.S : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Mutiara Mukti Farma MUTIFA Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 ̇ Personalia Untuk mendukung kegiatan operasionalnya, PT. MUTIFA memerlukan personil yang cakap, terampil dan terlatih yang saat ini berjumlah 127 orang. Status personil dilihat pada tabel 2 berikut ini : Tabel 2. Jumlah Personil pada PT. MUTIFA Medan. No. Bagian Unit Jumlah 1. Direktur Utama 1 2. Direktur 1 3. Manajer 9 4. Administrasi dan Keuangan 7 5. Research Development 2 6. Unit Sirup 28 7. Unit Kapsul 5 8. Unit Tablet 25 9. Unit Puyer 4 10. Unit Cuci Botol 4 11. Gudang Kemasan 4 12. Gudang Bahan Baku 8 13. Gudang Barang Jadi 3 14. Teknisi 5 15. Laboratorium 9 16. Kolektor 1 17. Akuntansi 3 18. PenjualanPemasaran 2 19. Supir 3 20. Pembelian 1 21. Cleaning Service 5 22. Satpam 5 Jumlah seluruhnya 135 Dalam rangka memenuhi persyaratan CPOB, langkah-langkah yang diambil PT. MUTIFA Medan dibidang personalia adalah dengan cara mengirim pimpinan atau staf untuk mengikuti penataran mengenai CPOB. Selanjutnya diharapkan pimpinan atau staf tersebut dapat memberikan bimbingan dan pelatihan tentang CPOB kepada karyawan sehingga kegiatan perusahaan akan memenuhi ketentuan Sinur I.S : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Mutiara Mukti Farma MUTIFA Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 CPOB. Berdasarkan jenjang pendidikan, maka personil PT. MUTIFA Medan dapat diuraikan sebagai berikut : Tabel 3. Personalia PT. MUTIFA Medan Beradasarkan Jenjang Pendidikan. No. Jenjang Pendidikan Jumlah Orang 1. Sarjana 11 2. Sarjana Muda 5 3. SLTAsederajat 102 4. SLTP 15 5. SD 2 ̇ Struktur Organisasi Struktur organisasi pada PT. MUTIFA merupakan struktur organisasi yang memperlihatkan wewenang dan tanggung jawab vertikal, yang berarti bahwa tiap- tiap orang dalam organisasi kecuali buruh mempunyai beberapa orang bawahan. Kekuasaan tertinggi berada pada rapat umum pemegang saham yang pelaksanaannya harus dipertanggungjawabkan oleh Direktur Utama. Untuk menjalankan aktifitas perusahaan, Direktur Utama melimpahkan wewenang, tugas dan tanggungjawab kepada Direktur. Direktur membawahi 9 bagian, dan masing- masing bawahan dipimpin oleh manajer yang langsung bertanggungjawab penuh kepada Direktur. Masing-masing bagian membawahi sub bagian yang bertanggungjawab penuh kepada Kepala bagiannya dalam melaksanakan tugas yang telah dibebankan kepadanya. Struktur Organisasi PT. MUTIFA Medan dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 39. Sinur I.S : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Mutiara Mukti Farma MUTIFA Medan, 2008 USU e-Repository © 2008

2.4 Penerapan CPOB di PT. Mutiara Mukti Farma MUTIFA

CPOB adalah bagian dari Pemastian Mutu yang memastikan bahwa obat dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk mencapai standar mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratkan dalam izin edar dan spesifikasi produk. CPOB mencakup seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu. Pada pembuatan obat, pengendalian menyeluruh adalah sangat esensial untuk menjamin bahwa konsumen menerima obat yang bermutu tinggi. Pembuatan secara sembarangan tidak dibenarkan bagi produk yang digunakan untuk menyelamatkan jiwa, atau memulihkan atau memelihara kesehatan. Tidaklah cukup bila produk jadi hanya sekedar lulus dari serangkaian pengujian, tetapi yang lebih penting adalah bahwa mutu harus dibentuk ke dalam produk tersebut. Mutu obat tergantung pada bahan awal, bahan pengemas, proses produksi dan pengendalian mutu, bangunan, peralatan yang dipakai dan personil yang terlibat. Sumber daya manusia sangat penting dalam pembentukan dan penerapan sistem pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan obat yang benar. Oleh sebab itu industri farmasi bertanggung jawab untuk menyediakan personil yang terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua tugas. Tiap personil hendaklah memahami tanggung jawab masing-masing dan dicatat. Seluruh personil hendaklah memahami prinsip CPOB dan memperoleh pelatihan awal dan berkesinambungan, termasuk instruksi mengenai higiene yang berkaitan dengan pekerjaan. Sinur I.S : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Mutiara Mukti Farma MUTIFA Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 Bangunan dan fasilitas untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain, konstruksi dan letak yang memadai, serta disesuaikan kondisinya dan dirawat dengan baik untuk memudahkan pelaksanaan operasi yang benar. Tata letak dan desain ruangan harus dibuat sedemikian rupa untuk memperkecil risiko terjadinya kekeliruan, pencemaran silang dan kesalahan lain, dan memudahkan pembersihan, sanitasi dan perawatan yang efektif untuk menghindari pencemaran-silang, penumpukan debu atau kotoran, dan dampak lain yang dapat menurunkan mutu obat. Peralatan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain dan konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dan dikualifikasi dengan tepat, agar mutu obat terjamin sesuai desain serta seragam dari bets ke bets dan untuk memudahkan pembersihan serta perawatan. Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap aspek pembuatan obat. Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personil, bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya, dan segala sesuatu yang dapat merupakan sumber pencemaran produk. Sumber pencemaran potensial hendaklah dihilangkan melalui suatu program sanitasi dan higiene yang menyeluruh dan terpadu. Tujuan inspeksi diri adalah untuk mengevaluasi apakah semua aspek produksi dan pengawasan mutu industri farmasi memenuhi ketentuan CPOB. Program inspeksi diri hendaklah dirancang untuk mendeteksi kelemahan dalam pelaksanaan CPOB dan untuk menetapkan tindakan perbaikan yang diperlukan. Inspeksi diri hendaklah dilakukan secara independen dan rinci oleh petugas yang Sinur I.S : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Mutiara Mukti Farma MUTIFA Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 kompeten dari perusahaan. Ada manfaatnya bila juga menggunakan auditor luar yang independen. Inspeksi diri hendaklah dilakukan secara rutin dan, di samping itu, pada situasi khusus, misalnya dalam hal terjadi penarikan kembali obat jadi atau terjadi penolakan yang berulang. Semua saran untuk tindakan perbaikan supaya dilaksanakan. Prosedur dan catatan inspeksi diri hendaklah didokumentasikan dan dibuat program tindak lanjut yang efektif. Semua keluhan dan informasi lain yang berkaitan dengan kemungkinan terjadi kerusakan obat hendaklah dikaji dengan teliti sesuai dengan prosedur tertulis. Untuk menangani semua kasus yang mendesak, hendaklah disusun suatu sistem, bila perlu mencakup penarikan kembali produk yang diketahui atau diduga cacat dari peredaran secara cepat dan efektif. Penarikan kembali produk adalah suatu proses penarikan kembali dari satu atau beberapa bets atau seluruh bets produk tertentu dari peredaran. Penarikan kembali produk dilakukan apabila ditemukan produk yang cacat mutu atau bila ada laporan mengenai reaksi yang merugikan yang serius serta berisiko terhadap kesehatan. Penarikan kembali produk dari peredaran dapat mengakibatkan penundaan atau penghentian pembuatan obat tersebut. Produk kembalian adalah obat jadi yang telah beredar, yang kemudian dikembalikan ke industri farmasi karena keluhan mengenai kerusakan, daluwarsa, atau alasan lain misalnya kondisi wadah atau kemasan yang dapat menimbulkan keraguan akan identitas, mutu, jumlah dan keamanan obat yang bersangkutan. Dokumentasi adalah bagian dari sistem informasi manajemen dan dokumentasi yang baik merupakan bagian yang esensial dari pemastian mutu. Sinur I.S : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Mutiara Mukti Farma MUTIFA Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 Dokumentasi yang jelas adalah fundamental untuk memastikan bahwa tiap personil menerima uraian tugas yang relevan secara jelas dan rinci sehingga memperkecil risiko terjadi salah tafsir dan kekeliruan yang biasanya timbul karena hanya mengandalkan komunikasi lisan. Spesifikasi, Dokumen Produksi IndukFormula Pembuatan, prosedur, metode dan instruksi, laporan dan catatan harus bebas dari kekeliruan dan tersedia secara tertulis. Keterbacaan dokumen adalah sangat penting. Sinur I.S : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Mutiara Mukti Farma MUTIFA Medan, 2008 USU e-Repository © 2008

BAB III KEGIATAN DI PT. MUTIARA MUKTI FARMA MUTIFA MEDAN

3.1 Keterlibatan dalam Produksi

Yang dimaksud dengan produksi adalah semua kegiatan mulai dari penerimaan bahan awal, pengolahan sampai dengan pengemasan untuk menghasilkan obat jadi. Tugas dan fungsi bagian produksi PT. MUTIFA antara lain : 1. Melaksanakan pembuatan obat mulai dari permintaan bahan baku ke gudang, pengolahan, pengemasan, sampai pengiriman obat ke gudang obat jadi. 2. Melaksanakan secara teknis dan administrasi semua tugas selama pengolahan dan pengemasan dengan berpedoman kepada prosedur tetap protap yang telah ditetapkan. Sasaran utama yang harus dicapai oleh bagian produksi antara lain adalah sebagai berikut : 1. Memenuhi dan menyerahkan permintaan sesuai jumlah yang diharapkan dan waktu penyerahan yang diminta. 2. Menghasilkan produk yang diminta sesuai dengan jumlah yang ditetapkan secara efektif dan efisien. Sebelum proses berlangsung, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan agar produksi dapat berjalan lancar dan menghasilkan suatu produk sesuai dengan yang diharapkan. Tahapan yang perlu diperhatikan sebelum produksi adalah sebagai berikut : Sinur I.S : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Mutiara Mukti Farma MUTIFA Medan, 2008 USU e-Repository © 2008