Mendorong efisiensi Unsur-unsur Struktur Pengendalian Intern Information and Communication informasi dan komunikasi Monitoring

Tika Kardina : Sistem Akuntansi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada PT. Wicaksana O.I, Tbk Medan, 2008. USU Repository © 2009 “Struktur pengendalian intern suatu satuan usaha terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan tertentu suatu satuan usaha akan tercapai” Akhirnya pada tahun 1992 AICPA mengeluarkan statement on Auditing Standards No. 78-Consideration of The Internal Control Structure in a financial Statement Audit, sebagai perubahan terhadap SAS No. 55 yang dipublikasikan oleh Committee of Sponsoring Organization of The Treadway Commision COSO, maka berdasarkan SAS No. 78 tahun 1992 tersebut internal control berarti : “Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direktur, pihak manajemen, serta personil lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bukan mutlak untuk menjamin bahwa laporan keuangan dapat dicapai, ditaatinya peraturan dan tata tertib yang disusun serta efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan. Adanya pengendalian intern dalam perusahaan merupakan salah satu upaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Oleh karena itu pengendalian intern juga harus menjadi pendukung tujuan perusahaan. Menurut Mulyadi dalam buku auditing 2001:68, tujuan struktur pengendalian intern yang efektif dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi

2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

3. Mendorong efisiensi

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Tika Kardina : Sistem Akuntansi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada PT. Wicaksana O.I, Tbk Medan, 2008. USU Repository © 2009 2. Karakteristik dan Keterbatasan Pengendalian Intern Struktur pengendalian intern harus dirancang sedemikian rupa sehingga sesuai dengan keadaan dan kebutuhan perusahaan bersangkutan. Oleh sebab itu dibutuhkan penelitian terhadap seluruh aspek perusahaan untuk menghindari penyelewengan dan pemborosan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Beberapa karakteristik pengendalian intern yang baik,menurut Hadibroto H.S dan Oemar Witarasa dalam buku Sistem Pengewasan Intern 2000:6 adalah :

a. Suatu bagan organisasi yang memungkinkan pemisahan fungsi secara

tepat

b. Sistem pemberian wewenang serta prosedur pencatatan yang layak agar

tercapainya pengawasan akuntansi yang cukup atas aktiva, hutang- hutang, hasil dan biaya.

c. Praktek yang sehat harus diikuti dalam melaksanakan tugas dan fungsi

setiap bagian organisasi.

d. Pegawai-pegawai yang kualitasnya seimbang dengan tanggung jawabnya.

Menurut Theodorus M. Tuanakota, dalam buku Auditing Petunjuk Pemeriksaan Akuntansi, 2001:99 halaman 98-99, ada beberapa keterbatasan pengendalian intern yaitu :

a. Persekongkolan

b. Biaya

c. Kelemahan manusia

3. Unsur-unsur Struktur Pengendalian Intern

Tika Kardina : Sistem Akuntansi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada PT. Wicaksana O.I, Tbk Medan, 2008. USU Repository © 2009 Dibawah ini akan dijelaskan penerapan unsur-unsur pengendalian intern tersebut dalam PT. WICAKSANA O.I,Tbk. MEDAN :

1. Control Environment lingkungan pengendalian

Lingkunga pengandalian dapat berupa sikap, tindakan, kebijaksanaan dan juga prosedur yang mencerminkan pandangan manajemen dan pemilik perusahaan mengenai pentingnya pengendalian intern perusahaan. Efektivitas sistem akuntansi dan prosedur pengendalian sangat ditentukan oleh suasana yang diciptakan oleh lingkungan pengendalian tersebut. Para karyawan dan staff organisasi akan merasakan pengandalian itu penting jika manajemen puncak merasakan pengendalian intern adalah hal yang terpenting. Menurut Mulyadi dalam buku Auditing, 2001:71, Lingkungan pengendalian memiliki enam unsur yaitu :

a. Filosofi dan Gaya Operasi

b. Struktur Organisasi

c. Berfungsinya Dewan Komisaris

d. Metode Pengendalian Manajemen

e. Kesadaran pengendalian

2. Risk Assesment penetapan resiko Penetapan resiko untuk tujuan pelaporan keuangan yang dilaksanakan oleh PT. WICAKSANA O.I,Tbk .MEDAN meliputi identifikasi, analisa, dan manajemen resiko yang relevan dengan penyiapan laporan keuangan yang disajikan secara wajar menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum. Manajemen dalam PT. WICAKSANA O.I,Tbk.MEDAN menetapkan resiko sebagai bagian dari perencanaan dan pengoperasian struktur pengendalian intern untuk meminimalkan salah saji. Penetapan resiko manajemen untuk Tika Kardina : Sistem Akuntansi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada PT. Wicaksana O.I, Tbk Medan, 2008. USU Repository © 2009 pelaporan keuangan adalah berkenaan dengan hubungan antara penetapan resiko pelaporan keuangan dengan aktivitas pencatatan, pemrosesan, pengikhtisaran, dan pelaporan data keuangan. Penilaian resiko untuk manajemen harus mencakup pertimbangan khusus yang timbul akibat adanya perubahan situasi seperti prosedur akuntansi yang berbeda, perubahan dalam stsndar akuntansi, undang- undang dan peraturan baru, tekhnologi yang baru yang terlibat dalam pemrosesan dan pelaporan informasi.

3. Information and Communication informasi dan komunikasi

Sistem informasi berhubungan dengan tujuan pelaporan keuangan, dimana dalam hal ini termasuk dalam sistem akuntansi yang terdiri dari metode dan pencatatan untuk identifikasi, pengelompokan, penganalisaan, pengklarifikasian, pencatatan dan pelaporan transaksi perusahaan. Karena itulah PT. WICAKSANA O.I , Tbk. MEDAN berusaha menerapkan sistem akuntansi yang baik. Komunikasi bertujuan untuk memberikan pemahaman yang jelas dari tugas perseorangan dan tanggung jawaban yang berkaitan dengan struktur pengendalian intern atas laporan keuangan. Manual tentang kebijakan, pedoman pelaporan akuntansi dan keuangan, daftar perkiraan, dan Memoranda merupakan bagian dari komponen informasi dan komunikasi dari struktur pengendalian intern yang ditetapkan PT. WICAKSANA O.I,Tbk .MEDAN.

4. Control Aktivities Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa kebijakan manajemen telah dilaksanakan. Tika Kardina : Sistem Akuntansi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada PT. Wicaksana O.I, Tbk Medan, 2008. USU Repository © 2009 Aktivitas pengendalian membantu memastikan tindakan yang diperlukan telah diambil dalam menghadapi resiko sehubungan dengan pencapaian tujuan satuan usaha yang telah ditetapkan terlebih dahulu oleh pihak manajemen PT. WICAKSANA O.I,Tbk.MEDAN. Aktivitas pengendalian mempunyai beberapa tujuan dan diterapkan pada berbagai tindakan organisasi serta pemrosesan data. Aktivitas pengendalian terdiri dari kebijakan dan prosedur yang umumnya bila diuraikan terdapat lima hal berikut ini yaitu :

a. Pemisahan tugas yang memadai

b. Prosedur otorisasi yang memadai

c. Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang cukup

d. Pengawasan fisik atas kekayaan

e. Pengecekan secara independent atas kinerja

5. Monitoring

Monitoring adalah proses penilaian kualitas dari pelaksanaan struktur pengendalian intern secara terus menerus. Hal ini mencakup penilaian oleh personel yang tepat dan dasar waktu yang tepat apakah pengendalian intern tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan apa yang diharapkan dan telah dimodifikasi dengan tepat sesuai perubahan kondisi atau keadaan. Monitoring yang dilaksanakn dalam PT. WICAKSANA O.I,Tbk.MEDAN dilakukan oleh suatu bagian yang khusus yang biasanya dilakukan oleh bagian pemeriksaan intern atau audit intern. Audit intern dapat melakukan pemeriksaan dan penilaian sewaktu-waktu dan melaporkan kepada manajemen atau komite Tika Kardina : Sistem Akuntansi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada PT. Wicaksana O.I, Tbk Medan, 2008. USU Repository © 2009 audit yang dipusatkan tentang kelemahan-kelemahan pengendalian intern sekaligus memberikan rekomendasi.

BAB III ANALISA DAN EVALUASI

A. Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai yang penulis dapatkan dari Mulyadi dalam buku Sistem Informasi Akuntansi 2003:455 adalah sebagai berikut : “ Sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang lebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uangnya diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan “.