Prevalensi Gingival Overgrowth PREVALENSI GINGIVAL OVERGROWTH PADA PASIEN

Nurul Nadia Husin : Gingival Overgrowth Pada Pasien Transplantasi Ginjal, 2009.

BAB 3 PREVALENSI GINGIVAL OVERGROWTH PADA PASIEN

TRANSPLANTASI GINJAL YANG MENDAPAT TERAPI SIKLOSPORIN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Terdapat banyak faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya gingival overgrowth pada pasien transplantasi ginjal yang mendapat terapi siklosporin. Keadaan ini dapat mempersulit kondisi gingiva dimana terjadi perubahan terhadap pembesaran gingiva seseorang yang disebabkan oleh berbagai-bagai faktor tersebut. Gingival overgrowth yang diinduksi obat-obatan imunosupresif sering terjadi pada pasien transplantasi ginjal, dimana prevalensi dan insidensi gingival overgrowth bervariasi, tergantung beberapa faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya gingival overgrowth. Siklosporin telah digunakan secara meluas selama dua dekade sebagai obat imunosupresif pada pasien transplantasi untuk mencegah penolakan transplantasi organ. Maka, dalam bab ini akan dibahas mengenai prevalensi gingival overgrowth pada pasien transplantasi ginjal yang mendapat terapi siklosporin serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

3.1 Prevalensi Gingival Overgrowth

Gingival overgrowth sering timbul dikalangan pasien transplantasi yang menerima pengobatan dengan obat imunosupresif seperti siklosporin yang mana digunakan secara meluas sejak 1970-an. 5,8,9 Sejak 1980-an, beberapa studi Nurul Nadia Husin : Gingival Overgrowth Pada Pasien Transplantasi Ginjal, 2009. menunjukkan bahwa terapi siklosporin berhubungan dengan gingival overgrowth, dan insidensinya pada pasien transplantasi dilaporkan kira-kira 30. 1 Transplantasi ginjal mulai sukses pada tahun 1980-an disebabkan munculnya siklosporin sebagai obat imunosupresif. 4 Insidensi gingival overgrowth yang diinduksi obat-obatan bervariasi tergantung beberapa faktor. 11 Menurut Greenberg dkk, prevalensi gingival overgrowth yang berhubungan dengan siklosporin dilaporkan antara 25 dan 81, tergantung populasi studi dan indeks yang digunakan, dan biasanya gingival overgrowth muncul dalam 12 bulan pertama pengobatan dengan siklosporin. Dosis siklosporin yang tinggi dan kombinasinya bersama obat-obat golongan calcium channel blocker meningkatkan risiko dan keparahan gingival overgrowth. 4 Berbeda pula dengan prevalensi gingival overgrowth pada pasien transplantasi ginjal dengan pemakaian takrolimus, dimana lebih rendah jika dibandingkan dengan pasien dengan pemakaian siklosporin. Prevalensi paling tinggi adalah pada pasien transplantasi ginjal dengan pemakaian siklosporin yang dikombinasikan dengan obat- obat golongan calcium channel blocker, yaitu 76, dan prevalensi yang paling rendah adalah pada pasien transplantasi ginjal dengan pemakaian takrolimus tanpa dikombinasikan bersama obat-obat golongan calcium channel blocker, yaitu 15. 4 Menurut Afonso dkk, Drozdzik dkk, dan Kurzawski dkk, insidensi gingival overgrowth pada pasien transplantasi yang diterapi dengan siklosporin antara 13 hingga 84,6. 5,8,9 Manakala menurut Bustos dkk dan Costa dkk, prevalensi dan insidensi gingival overgrowth bervariasi dari studi ke studi, yang mana biasanya diantara 25 hingga 81. 6,14 Hernández dkk pula berpendapat prevalensi pasien Nurul Nadia Husin : Gingival Overgrowth Pada Pasien Transplantasi Ginjal, 2009. transplantasi ginjal yang diinduksi siklosporin bervariasi dari 8 hingga 81. 11 Dalam studi lain pula Hernández dkk berpendapat prevalensi gingival overgrowth yang diinduksi siklosporin pada pasien transplantasi ginjal antara 12,5 hingga 84,6. 15 Dapat disimpulkan bahwa pada pasien transplantasi ginjal, prevalensi gingival overgrowth yang diinduksi siklosporin yang paling rendah adalah 8. Manakala prevalensi gingival overgrowth yang paling tinggi adalah 84,6. Kedua-duanya merupakan hasil penelitian dari Hernández dkk. 11,15

3.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Gingival Overgrowth