I I KERAN GKA KON SEPTUAL

1. Term inal Terpadu Am plas Kecam at an Medan Am plas dengan j um lah anak j alanan 250 orang. 2. Olym pia Plaza, Sam bu dan Pusat Pasar Kecam at an Medan Tim ur dengan j um lah anak j alanan 70 orang 3. Yuki Plaza, Pasar Pet isah, sim pang Gaj ah Mada Kecam at an Medan Baru j um lah anak 30 orang 4. Sim pang Polonia Airport , Sim pang Jl. R.Suprat m an dengan j um lah anak j alanan 40 orang 5. Wilayah Aksara Plaza, j um lah anak 40 orang 6. Rum ah Belaj ar dengan j um lah anak yang dat ang perharinya 20 - 30 orang 7. Di rum ah m usik j um lah anak yang dat ing perhari 15 sam pai 25 orang Meski sudah banyak upaya yang dilakukan, baik di t ingkat pem erint ah pusat m aupun daerah, nam un pada kenyat aannya usaha ini belum dapat m em enuhi sasaran yang sebenarnya. Adanya rum ah singgah ini hanya sekedar m em inim alkan m asalah saj a. Bahkan sering t erj adi bahwa adanya rum ah singgah j ust ru m engakibat kan j um lah anak j alanan sem akin bert am bah karena m ereka m erasa ada t em pat yang dapat m ereka gunakan sebagai rum ah. Selain it u, rum ah singgah yang ada kebanyakan benar- benar berfungsi sebagai “ t em pat singgah” di siang hari saj a. Art inya, m ereka dibenarkan berist irahat di rum ah singgah set elah m erek a selesai bekerj a. Sedangkan m alam hari m ereka harus m encari t em pat lain karena rum ah singgah t ersebut t ut up. Selain it u, di rum ah singgah t ersebut seringkali t idak ada pendidikan yang sebenarnya m enj adi kebut uhan ut am a anak- anak t ersebut . Kelem ahan lain dari penyelenggaraan RSAJ adalah pada agen- agen perubahan fasilit at or yang kurang m em iliki kesam aan dengan sasaran perubahan. Kondisi sepert i ini m engakibat kan kurangnya kem am puan em pat i pada agen perubahan yang pada akhirnya berdam pak pada kom unikasi yang kurang efekt if.

BAB I I I KERAN GKA KON SEPTUAL

Proses int ervensi sosial m erefleksikan t eknologi m et ode yang digunakan oleh pekerj a sosial dalam m enolong individu, kelom pok dan m asyarakat . Met ode pelayanan langsung direct services pekerj aan sosial int ervensi dilakukan pada t ingkat an individual, keluarga, dan kelom pok. Sedangkan m et ode pelayanan yang t idak langsung indirect services int ervensi dilakukan pada t ingkat an inst it usi organisasi dan m asyarakat . Jam es Whit t aker 1974 m enggunakan ist ilah t eknologi pert olongan int erpersonal int ervensi sosial dalam pem ecahan m asalah yang dialam i oleh individu m aupun kom unit as. I nt ervensi sosial ini m erupakan pendekat an pert olongan int erpersonal yang m enggunakan st rat egi int ervensi langsung dan t idak langsung dalam m em bant u individu, keluarga dan kelom pok kecil unt uk m em perbaiki fungsi sosial dan m engat asi m asalah sosial. Teknologi dalam pekerj aan sosial m encerm inkan cara at au sifat pekerj aan yang dapat m em bedakan dari j enis pekerj aan yang lain. Pelayanan sosial at au pelayanan m anusia Hum an Service pada um um nya m em ilih sasaran at au obj ek, pekerj aannya adalah m anusia. Sehingga ini sangat m em pengaruhi bagaim ana pelayanan sosial t ersebut dapat dilaksanakan. Pekerj aan sosial adalah pelayanan m anusia pada um um nya yang diarahkan pada upaya unt uk m enent ukan, m em bent uk at au m erubah ciri- cir i pribadi dar i individu yang dihargai. © 2004 Digit ized by USU digit al library 6 Karakt erist ik yang fundam ent al dari pelayanan sosial adalah m ereka m em iliki m anusia sebagai bahan bakunya yang akan diproses m elalui pelayanan. I ni sangat berbeda dari j enis pelayanan lain yang m em iliki obj ek sasaran bahan m anusia. Sebagaim ana kit a ket ahui, bahan m anusia adalah m akhluk yang m em iliki ident it as, m oral, sosial dan polit ik dari m erek a adalah “ self act ualit y” , yang respon m ereka t idak hanya dit ent ukan oleh apa yang sedang dilakukan t erhadap m ereka, t et api j uga dipengaruhi oleh keinginan, m ot ivasi dan pengalam an diri m ereka. Hasenfeld English,1 974, p.8 . Bekerj a dengan orang t idak hanya m enyangkut kekaburan secara m oral dan sosial, t et api j uga ket idakpast ian t eknis. Menurut Hasenfeld English bahwa pelayanan sosial ser ingkali dit andai oleh t eknologi yang relat if t idak past i, yait u hubungan ant ara apa yang m ereka lakukan dan hasil yang m ereka ingin capai relat if t idak j elas. Ket idakpast ian t eknik ini disebabkan oleh ket idak j elasan hubungan ant ara sebab dan akibat . Salah sat u alasan m enurut Hasenfeld English unt uk ket idakpast ian t eknologi dari pelayanan sosial adalah bahwa t uj uan pelayanan sosial sulit unt uk dit ent ukan dan diukur. Hal ini sebagian disebabkan oleh kecenderungan t uj uan t ersebut bersifat ideologi, yait u bahw a m ereka pada hakekat nya adalah t ent ang nilai, keyakinan dan norm a yang dapat m enim bulkan ket idaksepakat an t ent ang nilai dan norm a t ersebut . Menurut Hasenfeld, t erdapat beberapa j enis t eknologi didalam pelayanan sosial at au pelayanan m anusia, yait u: 1.Teknologi yang m em proses orang people–processing t echnology 2.Teknologi yang m endukung orang people–sust aining t echnology 3.Teknologi yang m erubah orang people–changing t echnology 4.Teknologi yang m engont rol orang people–cont rolling t echnology Teknologi yang m em proses orang adalah cara at au akt ivit as yang dilakukan pekerj a sosial unt uk m em berikan label at au st at us t ert ent u t erhadap orang sehingga akan diperlakukan t ert ent u. Teknologi yang m endukung orang adalah akt ivit as pekerj a sosial dalam r angka m em berikan perawat an at au kesej aht eraan personil, t et api upaya unt uk m erubah ciri- cir i orang t ersebut sepert i pelayanan dukungan support services . Teknologi yang m er ubah orang adalah akt ivit as unt uk m erubah ciri- cir i pribadi orang dilayani. Dan t eknologi yang m engont rol orang adalah akt ivit as pelayanan yang fungsi ut am anya adalah unt uk m engont rol, m em bat asi at au dalam beberapa hal m enekan prilaku t ert ent u orang cont ohnya pelayanan koreksional. Pendekat an pert olongan dalam int ervensi pekerj aan sosial yang m erefleksikan aplikasi t eknologi m engacu pada t eori t ert ent u, dan oleh Neil Thom pson 2000 paradigm a pendekat an t ersebut adalah sebagai berikut : Psik odin a m ik Teori ini berkait an dengan konflik int ernal ant ara dorongan id dengan kesadaran sosial superego dan dim ediasi oleh ego. Pendekat an ini digunakan oleh pekerj aan sosial unt uk m elihat m asalah pekerj aan sosial sebagai konflik ant ara harapan dan kebut uhan individu dengan ham bat an dan keinginanan lingkungan m asyarakat . Psik ososia l ca se w or k Pandangan yang m enekankan pada fakt or sosial yang m em ainkan peran dalam sit uasi sosial. Hal ini m enunj ukkan bahw a prakt ek int ervensi t idak hanya diarahkan pada penyesuaian psikologis t et api j uga berusaha m engubah lingkungan sosial. Psik ologi h u m a n ist ik Fokus pada pot ensi m anusia dan ham bat an psiko sosial yang ada. Manusia hakekat nya adalah baik dan kan cenderung m enj adi buruk ket ika keadaan m engancam pot ensi m anusia. Pekerj aan sosial dengan m engacu © 2004 Digit ized by USU digit al library 7 pandangan ini adalah berorient asi m em bebaskan orang dari ham bat an ini sehingga kebaikan m anusi yang alam iah dapat berlangsung. Pe k e r j a a n sosia l t in gk a h la k u I de dasar dibelakang pekerj aan sosial t ingkah laku adalah bahwa t ingkah laku dipelaj ari m elalui sej um lah kecil proses psikologis sebagai cont oh penguat an . Masalah berkait an dengan t ingkah laku dapat dipecahkan m elalui int ervensi yang m engubah proses belaj ar sehingga t ingkah laku berm asalah dapat dikurangi at au dihilangkan sem ent ara t ingkah laku posit if diperkuat . Te or i sist e m Dengan pendekat an ini sit uasi pekerj aan sosial dipaham i sebagai seperangkat sist em sosial yang berkait an sist em keluarga, ket et anggaan, dsb . Tugas pekerj aan sosial m em aham i int eraksi sist em t ersebut dan m asalah yang m uncul sehingga pola sist em dapat diubah dan m asalah dapat dipecahkan. Terapi keluarga banyak m enggunakan pendekat an ini. Penekanan adalah pada perubahan sist em keluarga sebagai kesat uan, t idak bekerj a pada fakt or individu saj a. Pe k e r j a a n Sosia l Ra dik a l Pendekat an ini berkem bang karena ket idakpuasan t erhadap pendekat an yang m enghasilkan perubahan sedikit pada fakt or sosial khususnya kem iskinan. Fokus radikal pekerj aan sosial adalah polit isasi; m enolong klien m engem bangkan kesadaran bagaim ana m asalah m ereka dihubungkan fakt or sosial dan polit ik, sehingga m ereka dapat berkont ribusi dalam proses perubahan sosial radikal. Terdapat unsur pekerj aan sosial radikal yang dit em ukan dalam pendekat an m odern sepert i pem berdayaan dan em ansipasi keset araan. Pr a k t e k Em a n sipa si Pendekat an em ansipasi pada pekerj aan sosial berkait an dengan kepedulian t erhadap penekanan opresi at au diskrim inasi. Fokus pekerj aan sosial adalah m em berdayakan klien unt uk m engat asi ket idakberunt ungan yang m ereka alam i sebagai hasil sikap negat if t erhadap m ereka. Met ode int ervensi yang digunakan dalam prakt ek pekerj aan sosial pada hakekat nya m erefleksikan t eknologi yang digunakan dalam proses pert olongan bagi individu m aupun kom unit as. Met ode int ervensi t idaklah bersifat berdiri sendiri t erlepas ant ara sat u m et ode sat u dengan lain dalam m em ecahkan m asalah sosial baik pada t ingkat individu, kelom pok m aupun m asyarakat . Heron dalam Thom pson 2000 m enggam barkan 6 kat egori dalam m em aham i bent uk- bent uk int ervensi pekerj aan sosial, yait u: • Pr e sk r ipt if. I nt ervensi ini m eliput i pengarahan t ingkah laku individu yang m enj adi fokus perhat ian. Hal ini disert ai dengan m andat int ervensi yang diperoleh dari pengadilan • I n for m a t if. Dasar int ervensi inform at if adalah m enyediakan inform asi sehingga m enolong orang dapat m em aham i sit uasi m ereka. • Kon fr on t a si. I nt ervensi unt uk m em bawa perhat ian klien t erhadap sit uasi yang t idak ingin dihadapinya. Konfront asi m eliput i penant angan t erhadap penolakan. © 2004 Digit ized by USU digit al library 8 • Ka t a r sis. Kat arsis m erupakan proses pelepasan em osi, sebagai cont oh m enolong orang m engekspresikan kesedihan m ereka dengan m encipt akan lingkungan yang kondusif sehingga orang m enj adi orang t idak m erasa t idak perlu m enut upi perasaan m ereka. • Ka t a lit ik . I nt ervensi ini diarahkan pada m enolong orang m enj adi lebih m andiri dan m engont rol kehidupannya sendiri m elalui bent uk pem berdayaan. • Supor t if. Hal ini m engacu pada t indakan yang m endukung bagi klien dan lainnya yang t ercakup dalam sit uasinya. Thom pson 2000 m engem ukakan beberapa t eknologi m et ode int ervensi yang um um digunakan adalah sebagai berikut : • Pr a k t e k be r fok u s pa da t uga s. Hal m eliput i bekerj a sam a unt uk: 1 m engklarifikasi sit uasi saat ini t it ik A dan m engident ifikasi sit uasi alt ernat if yang dikehendaki; t it ik B ; 2 m em buat j alan at au langkah yang harus dilakukan dari t it ik A ke B t ugas yang harus dilakukan ; 3 kesepakat an alokasi t ugas bersam a. • I n t e r v e nsi k r isis Kehidupan m anusia m enghasilkan banyak energi yang dapat digunakan unt uk m engat asi m asalah, kesulit an dan ham bat an unt uk kem aj uan. Tugas pekerj a sosial adalah m em bant u m enolong m enyalurkan energi secara posit if sebelum m ereka m ulai dalam krisis. • Kon se lin g Konseling adalah proses pem berian bant uan dari seseorang konselor kepada seorang klien at au sekelom pok or ang yang m em iliki m asalah. Bant uan diberik an unt uk m em ecahkan m asalah yang dialam i klien dengan cara wawancara dan diskusi. Lent era Sahaj a, 1999 . Walaupun konseling m endalam cenderung t erj adi dalam lem baga khusus, prakt ek pekerj aan sosial sering m enggunakan unsur konseling dari sisi m enolong orang m em aham i sit uasi m ereka, perasaan m ereka dan keput usan m ereka. • M a n a j e m e n Ka su s Hal ini m encakup pengawasan penyediaan paket pelayanan unt uk individu dalam m asyarakat yang m em but uhkan penyediaan pelayanan kelem bagaan. • Advok a si Menj adi pem bela m eliput i m ew akili kepent ingan orang yang m ereka t idak dapat m elakukan sesuat u unt uk m ereka sendiri. • M e dia si Hal ini m engacu pada kerj a pert olongan bagi faksi- faksi unt uk berekonsiliasi t ent ang perbedaan dengan m em elihara keadaan net ral diant ara m ereka. Jam es Whit t aker m enggam barkan t ent ang perbedaan m et ode int ervensi m ikro dan m akro yang digunakan dalam proses pert olongan pekerj aan sosial. I lust rasi kedua int ervensi t ersebut adalah sebagai berikut : © 2004 Digit ized by USU digit al library 9 ▪ Sistem Klien I nt ervensi Makro : Ket et anggaan Organisasi Form al Masyarakat . I nt ervensi Mikro : I ndividu Keluarga Kelom pok ▪ Tujuan I nt ervensi Makro : Perubahan dalam organisasi dan m asyarakat I nt ervensi Mikro : Meningkat kan fungsi sosial, m engurangi m asalah sosial, pada individu, keluarga dan kelom pok. ▪ Strategi Perubahan I nt ervensi Makro : Pengorganisasian Masyarakat Aksi Sosial Lobi Koordinasi Analisis Masyarakat I nt ervensi Mikro : Konseling I nt ervensi Krisis Advokasi individu Pendekat an dalam m elakukan int ervensi m asyarakat oleh Jack Rot hm an, Erlich dan Tropm an 1995 di klasifikasikan kedalam 3 m et ode bent ukyait u : • Pe m ba n gu n a n m a sya r a k a t lok a l loca lit y de ve lopm e n t . Met ode ini m em berikan penekanan pada m em bangun kapasit as m asyarakat , int egrasi sosial dan solidarit as m asyarakat dalam rangka pem ecahan m asalah sosial. I nt ervensi ini dilakukan m elalui m em berikan kesem pat an pada m asyarakat unt uk berpart isipasi luas dalam m enent ukan t uj uan dan t indakan yang dilakukan. • Pe r e n ca na a n Sosia l Met ode ini m erupakan st at egi perubahan dasar dengan m enggunakan dat a em piris unt uk seperangkat t indakan dalam r angka pencapaian t uj uan t ugas yang berfokus pada solusi m asalah sosial, kepuasan dan kebut uhan sosial. • Ak si Sosia l Pendekat an ini beranggapan bahwa ket idakberunt ungan pada segm en t ert ent u dalam m asyarakat sehingga perlu diorganisasikan dalam rangka m em buat t unt ut an peningkat an sum ber dan perlakuan adil dalam m asyarakat . © 2004 Digit ized by USU digit al library 10

BAB I V KESI M PULAN