BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Laporan keuangan juga
merupakan suatu media komunikasi antara manajemen pihak internal perusahaan dengan investor pihak eksternal perusahaan. Tujuan laporan
keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi Ikatan Akuntan Indonesia, 2012:5.
Laporan keuangan menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan
keuangan harus memiliki kualitas yang tinggi sebelum diserahkan pada para pengguna laporan keuangan karena pengguna informasi laporan keuangan
membutuhkan laporan yang lengkap, transparan, dan informasi yang disajikan tepat waktu. Para pemakai dari laporan keuangan akan menggunakannya untuk
meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Laporan keuangan tersebut menjadi
bermanfaat bagi pengambilan keputusan apabila andal dan relevan, yaitu tersedia pada saat dibutuhkan dan dapat diuji kebenarannya. Nilai dari ketepatan waktu
pelaporan keuangan merupakan faktor yang penting agar laporan keuangan menjadi bermanfaat Givoly dan Palmon, 1982.
Ketepatan waktu atas laporan keuangan menjadi sangat penting bagi tiap perusahaan, terutama perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Menurut
Dyer dan McHugh 1975 menyatakan bahwa ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan elemen pokok atas laporan keuangan dan oleh karena itu
laporan keuangan sebaiknya disampaikan tepat waktu. Peraturan mengenai penyampaian laporan keuangan telah diatur oleh Bapepam dalam UU No. 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang menyatakan bahwa perusahaan publik wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Bapepam dan
mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat. Pada tanggal 5 Juli 2011, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan menerbitkan Peraturan
Nomor: X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep- 346BL2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten Atau
Perusahaan Publik, menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan disampaikan kepada Bapepam dan Lembaga Keuangan dan diumumkan kepada publik paling
lambat pada akhir bulan ketiga 90 hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Penerbitan peraturan ini mencabut Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor: KEP-36PM2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan dan Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-40BL2007 tentang Jangka
Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Berkala dan Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik yang Efeknya Tercatat di Bursa Efek Indonesia
dan Bursa Efek di Negara Lain.
PT Bursa Efek Indonesia BEI menyatakan masih ada sekitar 57 emiten yang belum menyerahkan laporan keuangan tahun buku 2013. Tercatat hingga 1
April 2014 dari total emiten yang wajib menyampaikan laporan keuangan tahun buku 2013 dari sebanyak 530 perusahaan. Padahal jika dilihat pada laporan
keuangan tahun buku 2012, emiten yang telat memberikan laporan keuangan ada 52 emiten
www.okezone.com . Hal ini berarti keterlambatan emiten
menyerahkan laporan keuangan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan, perusahaan yang tidak tepat waktu
menyampaikan laporan keuangannya akan dikenakan sanksi administrasi dan denda sesuai dengan ketentuan pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal yang menyatakan bahwa Emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif,
dikenakan sanksi denda Rp1.000.000,00 atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak
Rp500.000.000,00. Oleh karena itu, agar perusahaan tidak memperoleh sanksi administrasi dan denda maka perusahaan harus menyampaikan laporan keuangan
tahunan kurang dari batas yang ditentukan oleh Bapepam. Peraturan Bapepam membuat auditor dituntut untuk lebih professional
dalam bekerja sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik SPAP yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI, khususnya pada
standar ketiga yang menyatakan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, audior wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat
dan seksama SPAP, 2011:230.1. Pemenuhan standar ini tidaklah mudah bagi
seorang auditor, karena untuk memenuhi hal tersebut diperlukan waktu yang tidak singkat. Hal ini menimbulkan dilema tersendiri bagi auditor, di satu sisi peraturan
Bapepam menuntut auditor untuk bekerja secara tepat waktu, sedangkan untuk memenuhi standar diperlukan
waktu yang tidak sedikit. Lamanya waktu penyelesaian audit akan berpengaruh pada ketepatan waktu informasi tersebut
disampaikan. Waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam
laporan keuangan auditan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan. Audit report lag adalah jangka waktu antara tanggal tahun
buku perusahaan sampai tanggal laporan keuangan audit dikeluarkan Anastasia dalam Wardhana, 2014. Menurut Iskandar dan Trisnawati 2010 lamanya waktu
penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor dilihat dari perbedaan waktu tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan
disebut audit report lag. Secara sederhana audit report lag adalah rentang waktu dalam menyelesaikan pekerjaan audit hingga tanggal dipublikasikan laporan audit
yang diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen, sejak tutup buku perusahaan yatu per 31 Desember
sampai pada tanggal yang tertera pada laporan auditor independen Juanita, 2012. Audit report lag yang berlebihan dapat membahayakan kualitas atas
laporan keuangan karena tidak memberikan informasi yang tepat waktu kepada investor dan berimplikasi kepada berkurangnya kepercayaan investor terhadap
pasar Hashim dan Rahman, 2011. Hal tersebut dikarenakan berkurangnya nilai andal dan relevan atas laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan. Oleh
karena itu auditor harus dapat mengestimasi waktu penyelesaian audit untuk dapat mempublikasikan secara tepat waktu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ketepatan
waktu dalam penyajian laporan keuangan merupakan suatu konsekuensi yang harus dipenuhi dalam publikasi laporan keuangan. Hal ini juga mengartikan
bahwa hasil audit memiliki konsekuensi yang besar karena hasil audit harus dilaporkan secara tepat waktu.
Aktivitas pemenuhan dalam penyesuaian standar dan prosedur yang berlaku di Indonesia, auditor membutuhkan waktu dalam penyelesaian audit. Jika
auditor tidak memiliki kecermatan, ketepatan dan keahlian dalam mengaudit, hal ini mempengaruhi lamanya penyelesaian audit atau audit report lag ARL yang
semakin panjang. Hal ini juga berdampak pada publikasi laporan keuangan perusahaan yang mengakibatkan kualitas dari laporan keuangan akan semakin
turun terutama keandalan dan relevansi informasi Dewi, 2014. Para pengambil keputusan menggunakan informasi yang disediakan dalam laporan keuangan yang
telah diaudit sehingga unsur ketepatan waktu adalah hal yang sangat penting agar informasi tersebut tidak kehilangan manfaat untuk mendukung pengambilan
keputusan. Jika keterlambatan terjadi maka kualitas dari keputusan yang dibuat menjadi berkurang.
Laporan keuangan atau informasi akan kinerja keuangan harus disajikan dengan akurat dan terpercaya. Kredibilitas dari laporan keuangan dapat
ditingkatkan dengan menggunakan jasa auditor dari Kantor Akuntan Publik dengan reputasi yang baik Sulistyo dalam Sutikno, 2015. Kantor akuntan publik
yang memiliki reputasi atau nama yang baik berafiliasi dengan kantor akuntan
publik universal seperti Big Four Worldwide Accounting Firm Big 4. Lee et al., 2008 menyatakan bahwa KAP yang berafiliasi dengan Big Four lebih
awal dalam menyelesaikan auditnya dibandingkan dengan KAP non Big Four. Hal tersebut dikarenakan KAP Big Four memiliki ketersediaan teknologi dan
sumber daya manusia yang lebih spesialis sehingga membuat pekerjaan audit yang dilakukan lebih efisien. Adanya tenaga spesialis pada KAP Big Four akan
membantu perusahaan lebih cepat dalam menyelesaikan proses audit dan menyampaikan laporan auditnya, karena tenaga spesialis dalam KAP Big Four
memiliki kompetensi, keahlian dan kemampuan yang dapat mempercepat proses audit dan mempersingkat audit report lag Tambunan, 2014.
Penelitian yang dilakukan oleh Sutikno 2015, Arifa 2013, serta Saputri 2012 menunjukkan bahwa reputasi auditor berpengaruh negatif terhadap audit
report lag. Hal ini dapat diartikan bahwa perusahaan yang menggunakan jasa auditor dari KAP Big Four akan relatif lebih singkat audit report lag-nya
dibandingkan dengan menggunakan jasa auditor dari KAP selain Big Four. Auditor yang mempunyai reputasi yang baik, dalam hal ini adalah KAP Big Four
akan memberikan kualitas pekerjaan audit yang efektif dan efisien, sehingga audit dapat diselesaikan secara tepat waktu. Namun hasil ini berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Angruningrum dan Wirakusuma 2013, dan Kartika 2011 menunjukkan bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
Perolehan kecermatan, ketepatan dan keahlian audit akan semakin diperoleh dengan lamanya masa perikatan audit dengan kliennya. Lamanya masa
perikatan kerja auditor dengan kliennya dalam pemeriksaan laporan keuangan
disebut dengan tenure audit. Menurut Lee et al., 2009 menyatakan bahwa semakin meningkat tenure audit maka pemahaman auditor atas operasi, risiko
bisnis, serta sistem akuntansi perusahaan akan turut meningkat sehingga menghasilkan proses audit yang lebih efisien. Sebaliknya jika auditor melakukan
perikatan audit pada klien baru maka jangka waktu penyelesaian audit akan lebih panjang. Hal ini disebabkan auditor membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat
beradaptasi dengan pencatatan, kegiatan operasional, kendali internal, serta kertas kerja working paper periode lalu perusahaan pada awal perikatan, Ashton et al.,
1987 dan Lee et al., 2009. Penelitian Lee et al., 2009 menguji kembali hubungan tenure audit
dengan audit report lag pada lingkup penelitian yang lebih besar, dilihat dari penelitian 2000 hingga 2005 pada perusahaan yang merupakan klien dari berbagai
KAP di Amerika Serikat. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa tenure audit yang panjang terkait dengan tingkat efisiensi audit yang lebih tinggi,
yakni berupa audit report lag yang lebih pendek. Hasil penelitian Dewi 2014 menunjukkan hasil tenure audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag.
Semakin panjang tenure audit mengakibatkan auditor akan semakin banyak memiliki pengalaman dan pengetahuan mengenai karakteristik klien serta
operasional bisnis klienya. Hal ini akan menciptakan efisiensi yang semakin meningkat sehingga waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian audit atas laporan
keuangan akan semakin lebih cepat diselesaikan dengan kata lain audit report lag ARL semakin pendek. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rustiarini dan
Sugiarti 2013 menyatakan bahwa tenure audit tidak berpengaruh terhadap report lag.
Bursa Malaysia mengindikasikan bahwa salah satu mekanisme Corporate Governance yaitu komite audit berperan penting di dalam pencapaian tujuan dari
Bursa Malaysia agar ketepatan waktu pelaporan keuangan dapat tercapai Hashim dan Rahman, 2011. Komite audit merupakan salah satu komponen corporate
governance yang berperan penting dalam proses pelaporan keuangan dengan cara mengawasi pekerjaan auditor independen dalam proses pelaporan keuangan serta
membantu tugas-tugas dari dewan komisaris. Komite audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memastikan bahwa: i laporan keuangan disajikan secara
wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, ii struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, iii pelaksanaan
audit internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku, dan iv tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen
Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006:15. Keputusan Direksi Bursa Efek Nomor I-A, tentang ketentuan umum
pencatatan efek bersifat ekuitas di bursa yang menyatakan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik good corporate governance,
perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia BEI wajib memiliki komite audit dan komisaris independen. Peraturan Bapepam No. IX.I.5: Pembentukan dan
Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No: Kep-29PM2004 yang diterbitkan pada 24 September 2004
menjelaskan komite audit bertugas untuk memberikan pendapat kepada dewan
komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh direksi kepada dewan komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian dewan
komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas dewan komisaris.
Adanya peraturan Bapepam ini diharapkan praktik komite audit di Indonesia dapat dirasakan manfaatnya bagi entitas perusahaan. Karena komite
audit diharapkan untuk berperan aktif terhadap proses pembuatan laporan keuangan suatu perusahaan sehingga tidak terjadi keterlambatan dalam
pelaporannya. Komite audit juga memiliki hubungan kerja dengan auditor eksternal, oleh karena itu komite audit dapat menilai level of audit coverage and
assurance, hal ini dapat dilakukan oleh anggota komite audit yang berpengetahuan cukup. Hal ini dapat mempengaruhi timeliness dan mengurangi
audit report lag Hashim dan Rahman, 2011. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, hasil
penelitian sebelumnya yang tidak konsisten menjadi motivasi dalam meneliti kembali bagaimana pengaruh reputasi auditor dan tenure audit terhadap audit
report lag. Penelitian ini menambahkan variabel komite audit sebagai variabel moderasi pengaruh reputasi auditor dan tenure audit terhadap audit report lag.
Pembentukan komite audit pada perusahaan diharapkan dapat memonitor hubungan antara auditor dengan manajemen perusahaan sehingga dapat
meningkatkan kualitas laporan keuangan dan mengurangi audit report lag. Auditor merupakan pihak independen dari luar perusahaan sedangkan komite
audit adalah pihak independen dari dalam perusahaan yang ikut dalam melakukan
pengawasan, sehingga dengan adanya komite audit diharapkan tidak terjadi kecurangan dalam laporan keuangan yang disusun oleh manajemen yang dapat
mengakibatkan audit report lag. Dengan demikian penggunaan komite audit sebagai variabel moderasi dalam penelitian ini diharapkan dapat mempengaruhi
hubungan antara reputasi auditor dan tenure audit terhadap audit report lag. Objek penelitian yang dipilih pada penelitian ini adalah menggunakan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 yang dipandang cukup mewakili kondisi perusahaan di Indonesia. Alasan
menggunakan perusahaan manufaktur adalah karena perusahaan manufaktur mempunyai operasi yang lebih kompleks dibandingkan dengan kelompok
perusahaan lain yang dapat mempengaruhi audit report lag. Periode penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah tahun 2012-2014. Alasan dipilihnya
periode penelitian tahun 2012-2014 karena periode tersebut merupakan periode yang terbaru dibandingkan dengan penelitian sebelumnya dan memberikan
gambaran terkini mengenai audit report lag dari suatu perusahaan agar lebih akurat.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian