yang berkaitan dengan anggota keluarga seperti sakit, terutama sakit yang serius dan berkepanjangan, dan juga kematian anggota keluarga.
2 Lingkungan
Lingkungan yang dapat menyebabkan stres dapat meliputi lingkungan kerja dan lingkungan hidup disekitar. Lingkungan kerja dapat menjadi sumber stres
karena beberapa alasan seperti tuntutan kerja dan tanggung jawab yang terlalu besar dan berat. Sementara lingkungan sekitar yang dapat menjadi sumber stres
seperti lingkungan yang penuh dengan suara bising dan keras diluar pengendalian diri, lingkungan sekitar yang tercemar dapat membuat seseorang merasa tidak
aman dan mudah mengalami stres.
2.2.5 Stres Yang Terjadi Pada Lanjut Usia
Pada waktu seseorang memasuki masa usia lanjut, terjadi berbagai perubahan baik yang bersifat fisik, mental, maupun sosial. Jadi, memasuki usia
lanjut tidak lain adalah upaya penyesuaian terhadap perubahan-perubahan tersebut. Sebagai proses alamiah, perkembangan manusia sejak periode awal
hingga masa usia lanjut merupakan kenyataan yang tidak bisa dihindari. Perubahan-perubahan menyertai proses perkembangan termasuk ketika memasuki
masa usia lanjut. Ketidaksiapan dan upaya melawan perubahan-perubahan yang dialami pada masa usia lanjut justru akan menempatkan individu usia ini pada
posisi serba kalah yang akhirnya hanya menjadi sumber akumulasi stres dan frustasi belaka Indriana, 2008
. Stres yang dihadapi oleh lansia berasal dari berbagai situasi yang berbeda
dari yang dihadapi oleh orang dewasa. Berbagai situasi yang dapat menyebabkan
stres pada lansia, yaitu lansia harus merawat pasangan yang sakit, kehilangan pasangan, kematian kerabat dan teman-teman dekat lainnya, penurunan kekuatan
fisik dan kesadaran bahwa lansia sudah tidak sehat dan sekuat sebelumnya, kekhawatiran mengenai keuangan setelah pensiun, serta kesepian. Stres lebih
lanjut ditambah oleh fakta bahwa kemampuan lansia untuk menghadapi situasi stres melemah dari waktu ke waktu. Terlepas dari semua masalah yang dihadapi
lansia, beberapa sistem tubuh lansia yang bereaksi dan membantu dalam manajemen stres tidak lagi efisien Lau, 2004 dalam Devi, 2012.
2.2.6 Penanganan Stres
Strategi menghadapi stres yaitu dengan mempersiapkan diri dalam menghadapi stressor melalui perbaikan diri secara psikismental, fisik dan sosial.
Selain itu, menurut Ray 2004 dalam Perese, 2012 untuk menghadapi stressor diperlukan strategi koping, yaitu cara yang digunakan orang untuk memodifikasi
situasi mereka dan mengurangi stres dan perasaan tertekan. Penanganan dan pengelolaan stres merupakan suatu usaha untuk
mengurangi atau meniadakan dampak negatif stressor Isnaeni, 2010. Mengelola stres dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan yaitu dengan terapi
farmakologis, dan nonfarmakologis seperti relaksasi, pendekatan perilaku dan kognitif Yulianti, 2004 dalam Isnaeni, 2010.
a. Pendekatan farmakologi yaitu menggunakan obat-obatan anti cemas
axiolytic dan anti depresi anti depressant. b.
Relaksasi yaitu upaya untuk melepas ketegangan yaitu relaksasi otot, relaksasi kesadaran indera dan relaksasi melalui yoga, serta meditasi.
c. Pendekatan perilaku yaitu mengubah perilaku yang menimbulkan stres,
adaptabilitas terhadap stres, menyeimbangkan antara aktivitas fisik dan nutrisi, serta manajemen perencanaan, organisasi dan waktu.
d. Pendekatan kognitif; mengubah pola pikir individu, berpikir positif dan
sikap yang positif, membekali diri dengan pengetahuan tentang stres, menyeimbangkan antara aktivitas otak kiri dan kanan, serta hipnoterapi.
Terapi dengan pendekatan kognitif-perilaku lainnya yaitu terapi reminiscence.
2.2.7 Instrumen Pengukuran Stres