DESAIN PEMBELAJARAN 001

(1)

DESAIN PEMBELAJARAN

MENYUSUN SKORING EVALUASI

PEMBELAJARAN DAN TINDAK

LANJUTNYA

Oleh : Sifa

Fauziyah Triyadi Burhan

PROGRAM STUDI TARBIYAH/PAI

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM “45” BEKASI

2015


(2)

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena hanya atas rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Desain Pembelajaran yang berjudul “Menyusun Skoring Evaluasi Pembelajaran dan Tindak Lanjutnya.” Shalawat serta salam tidak lupa kami ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW. semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnah-Nya Amin.

Makalah ini kami buat dengan tujuan sebagai informasi, menambah wawasan dan memenuhi salah satu tugas karya ilmiyah Desain Pembelajaran. Adapun sumber informasi makalah ini kami kumpulkan dari berbagai karya tulis yang menyangkut dengan makalah yang kami buat.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi pembaca dan kami penulis. Dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.


(3)

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN


(4)

Pembelajaran Berbasis Kompetensi merupakan wujud pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi sebagai currículum in action. Salah satu rangkaian pembelajaran berbasis kompetensi pelaksanaan adalah evaluasi pembelajaran berbasis kompetensi.

Mengacu pada asumsi bahwa pembelajaran merupakan sistem yang terdiri atas beberapa unsur, yaitu masukan, proses dan keluaran/hasil; maka terdapat tiga jenis evaluasi sesuai dengan sasaran evaluasi pembelajaran, yaitu evaluasi masukan, proses dan keluaran/hasil pembelajaran.

Evaluasi masukan pembelajaran menekankan pada evaluasi karakteristik peserta didik, kelengkapan dan keadaan sarana dan prasarana pembelajaran, karakteristik dan kesiapan dosen, kurikulum dan materi pembelajaran, strategi pembelajaran yang sesuai dengan mata kuliah, serta keadaan lingkungan dimana pembelajaran berlangsung.

Evaluasi proses pembelajaran menekankan pada evalusi pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh pembelajar meliputi keefektifan strategi pembelajaran yang dilaksanakan, keefektifan media pembelajaran, cara mengajar yang dilaksanakan, dan minat, sikap serta cara belajar mahasiswa.

BAB II PEMBAHASAN


(5)

2.1.Menyusun Skoring Evaluasi Pembelajaran dan Tindak Lanjutnya

A. Pengertian Evaluasi

Evaluasi berasal dari kata “evaluation” (Bahasa Inggris). Kata tersebut diserap dalam perbendaharaan istilah Bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia menjadi “evaluasi”.

Kamus Oxford Advanced Laearner’s Dicrionary of Current English (AS Hornby, 1986) menerjemahkan kata “evaluation” sebagai: to find out, decide the amount or value, yang berarti: suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah. Pengertian yang terkandung dalam definisi tersebut adalah bahwa kegiatan evaluasi harus dilakukan secara hati-hati, bertanggung jawab,

menggunakan strategi, dan dapat

dipertanggungjawabkan.

B. Tujuan Evaluasi

> Mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat penca paian tujuan pembelajaran peserta didik sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. > Mendiskripsikan kecakapan belajar peserta didik Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran.

> Menentukan tindak lanjut hasil penilaian melakukan perbaikan program.

> Memberikan pertanggungjawb


(6)

1. Mengeahui kemajuan, perkembangan, keberhasilan peserta didik

2. Mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran

3. Beperluan Bimbingan dan Penyuluhan 4. Pengembangan, perbaikan kurikulum

D. Perinsip Dasar Evaluasi Hasil Belajar

1. Hasil sesuai dengan standar kompetensi 2. Mengukur sampel representative

3. Mencakup bermacam bentuk soal 4. Memperbaiki cara belajar mengajar

5. Didesain untuk memperoleh hasil yang diinginkan

6. Reliabel dan valid

7. Kemampuan diskriminatif 8. Objektif dan praktis

E. Desain Evaluasi

Ada tiga kata kunci yang berkaitan dengan desain evaluasi, yaitu tes (test), pengukuran (measurment), dan evaluasi (evaluation).

1. Tes adalah suatu pertanyaan atau tugas yang setiap butirnya mempunyai jawaban yang dianggap benar untuk memperoleh informasi tentang kemampuan atau kompetensi (sebelum atau sesudah belajar).

2. Pengukuran adalah pemberian angka kepada suatu pertanyaan atau tugas menurut aturan, atau formula, atau standar, atau kriteria yang jelas. Karakteristik pengukuran biasanya menggunakan angka atau skala tertentu, atau menggunakan suatu aturan, atau formula, atau pengalaman tertentu. Ada beberapa macam ukuran:


(7)

a. Ukuran standar, seperti meter, kilogram, dan takaran.

b. Ukuran tidak standar, seperti: depa, jangkal, dan langkah.

c. Ukuran perkiraan berdasarkan

pengalaman, seperti mengukur tanda jeruk yang memiliki rasa manis dengan kulit halus, kuning dan besar.

Untuk dapat mengadakan penilaian, seseorang terlebih dahulu mengadakan pengukuran atas instrumen tes atau nontes.

F. Tipe Pelaksanaan Evaluasi atau Ujian dan Karakternya

Ditinjau dari segi pelaksanaan, evaluasi/ujian memiliki beberapa tipe, di antaranya:

1. Unseen exams (ujian yang soalnya belum diketahui)

2. Seen exams (ujian yang soalnya sudah diketahui)

3. Take-home exams (ujian dibawa pulang)

4. Open book exams (ujian dengan membuka buku)

5. Open notes exams (ujian dengan membuka catatan)

6. Group exams (ujian kelompok) 7. Paired exams (ujian berpasangan) 8. Viva/oral exams (ujian lisan)

9. Structured exams (ujian terstruktur)

10. Computer-generated exams (ujian

terkomputerisasi), seperti MCQs.

1. Beberapa Karakter Unseen exams (ujian yang belom diketahui)


(8)

Tipe ujian ini mempunyai beberapa karakter, antara lain :

 Bentuk tradisional berupa ujian sumatif

 Pertanyaan-pertanyaan tidak kelihatan atau

tidak diketahui sebelumnya

 Format ujian: esai, problem, jawaban singkat,

dan pilihan ganda

 Masa waktu yang relative sangat terbatas

 Lingkunagn yang terkontrol dan bisa rebut

 Suasana terwaspadai

 Tidak ada akses untuk sumber, kecuali

mengandalkan ingatan kepala, atau peralatan tertentu yang dipersiapkan oleh penguji

 Otentik hasil usaha mahasiswa sendiri

Kekurangan dan kelebihan unseen axams kelebihan kekurangan

Aman, kegiatan terkontrol hanya belajar bagian permukaan, ingatan jangka pendek

dapat meningkatkan

kebutuhan belajar

Kecemasan tinggi, ada usaha menghindari ujian perkuliahan

Dapat memeastikan

mahasiswa mereview isi dan menghafal seluruh silabus

Sering terjadi

kecurangan “nyontek” atau cheating

Biayanya bisa lebih efektif dibandingkan penilaian lain

Menurunkan motifasi, mengurangi keinginan blajar

setara dan adil, melakukan tugas yang sama dengan cara yang sama, dan dengan sekala waktu yang sama

-sedikit kesempatan belajar saat ujian

-tidak ada belajar peraktik


(9)

Otentik, kita mengetahui

siapa yang mengerjakanya Tidak ada umpan balik,hilangnya kesempatan belajar

Validitas rendah

Kreativitas tidak

mudah untuk diuji

2. Beberapa karakter seen exams (ujian yang soal ujianya sudah diketahui

Ada kesamaan dengan unseen axams, kecuali mahasiswa dapat melihat pertanyaan-pertanyaan sebelum ujian dan dapat membuat persiapan.

3. Beberapa karakter take-home exams (ujian dibawa pulang)

 Mahahasiswa membawa pulang soal ujian

 Mahasiswa mengembalika jawaban soal ujian

dalam jangka waktu yang telah ditentukan, misalnya 6, 24 48 jam

 Mahasiswa bekerja dengan caranya sendiri

 Ada kesempatan untuk mengakses berbagai

buku dan materi

 Validitas tinggi (tugas dunia nyata)  Otentisitas rendah

4. Beberapa karakter open book exams (ujian dengan membuka buku)

 Sama dengan unseen axams tradisional

 Mahasiswa diperbolehkan membawa materi

refrensi pada saat ujian

Kelebihan dan kekurangan open book kelebihan kekurangan

Validitas tinggi


(10)

perofesi nyata, mengunakan sumber yang ada untuk memecahkan masalah dan membuat laporan

tidak jaminan bahwa

mahasiswa dapat

menjawab tugas ujian dengan lebih baik

Mengukur kemampuan

mahasiswa dalam

menemukan dan

menggunakan informasi dan data base

Dapat mengurangi

motifasi belajar

beberapa mahasiswa

Menuntut lebih banyak waktu untuk bekerja dengan cara sendiri

untuk memecahkan masalah-masalah

peraktis; kadangkala kekurangan buku dan meja terlalu kecil

Sangat kurang

menuntut hapalan

dapat mengurangi

kecemasan

Kadangkala masi terlalu banyak menghabiskan waktu untuk melihat sumber referensi

5. Karakter open notes exams (ujian dengan menggunakan catatan)

 Mahasiswa membuat dan membawa kartu

indeks (index cards) menyiapkan catatan, atau

 Diberi mentri tertentu (misalnya persamaan, rumus) sebagai bagian dari tes

Kelebihan dan kekurangan open notes exams

kelebihan Kekurangan

Membuat revisi catatan dan ringkasan sebagai

pengalaman pelajaran

yang berharga

Mahasiswa perlu peraktik persiapan untuk membuat ringkasan-ringkasan yang baik

Sedikit fokus pada

kemampuan hafalan mahasiswacatatan yang kurang akandengan kena sangsi.


(11)

Teks kemampuan

mahasiswa yang lebih fair Mahasiswa kecanduan dankehilangan kemampuan

untuk menjawab

pertanyaan unseen exams Penguji dapat

pertanyaan-pertanyaan yang lebih pendek

Diperlukan meja lebih luas

6. Beberapa karakter group exams (ujian kelompok)

 Proyek dilaksanakan didalam kelas atau dibawa

pualang

 Hasil jawaban tugas atau ujian kelompok lebih baik daripada hasil perolangan

 Mahasiswa lebih fositif tentang ujian kelompok

 Berklompok, missal 3-4 mahasiswa untuk tes

pilihan ganda ganda 20-25 soal kelompok secara acak dan bersikap hati-hati untuk meminimalkan perbedaan antara skor kelompok dengan melihat keseimbangan mahasiswa yang crewet dan pendiam

 Mahasiswa melengkapi tes secara perorangan

sebelum membahasnya dalam kelompok

 Kelompok membahas soal satu persatu

 Pemberian skor: jika sekor kelompok lebih tinggi

dibandingkan skor perorangan, maka nilai bonus ditambahkan pada skor perorangan. Jika skor seorang mahasiswa lebih rendah, maka ia mendapat skor kelompok.

7. Beberapa karakter paired exams (ujian berpasangan)

 Beberapa pasang mahasiswa mengerjakan satu

ujian esai dan menhasilkan satu masalah

 Beberapa mahasiswa enggan berbagai nilai


(12)

biasanya memperoleh nilai yang sama sebagaimana saat ia bekerja sendiri

 Pasangan yang dipilih atau ditujukdapan meningkatkan peer teaching

 Variasi: mahasiswa bekerja dalam tim, tetapi menyerahkan jawaban tes atau tugas secara perorangan.

8. Beberapa karakter viva/oral exams (ujian lisa)

 Sering dipakai dengan bentuk ujian lisan

 Mahasiswa diminta untuk menjelaskan aspek-aspek pekerjaan yang telah diujikan dengan cara lain

Kelebihan dan kekurangan ujian lisan Kelebihan kekurangan

Otensititas tinggi Prestasi buruk karena

perbedaan budaya,

bahasa dan

keperibadian

Bermanfaat untuk

kasus-kasus yang tidak tentu

Bisa bermanfaat tidak fair, karena beberapa

mahasiswa telah

mengetahui pertanyaan yang akan ditanyakan dari mahasiswa yang telah diujikan

Untuk yang fair: pertanyaan yang sama

untuk semua

mahasiswa

Pertanyaan bisa lebih

sulit daripada


(13)

Peraktik yang

bermanfaat untuk

wawancara pekerjaan dimasa depn

-Cakupan silabus sempit -Tidak anonym

9. Beberapa karakter structured exams (ujian setruktur)

 Meliputi format-format ujuan ganda, benar-salah, dan menjodohkan antara pertanyaan dan jawaban. Biasanya untuk format ujian yang terakhir, mahasiswa tidak menulis jawaban “penuh”

 Menentukan benar-salah (true-false),

mengidentifikasi alas an-alasan yang mendukung pernyataan (assertion), mengisi ruang kosong (fill the blank), melengkapi pertanyaan (complete the statemen), dan sebagainya.

 Dimungkinkan merancang ujian ‘gabungan’,

yakni menggabungkan antara pertanyaan jawaban bebas dan jawaban pertanyaan struktur.


(14)

F. bentuk-bentuk evaluasi. A. Teknik Tes

Ada dua macam teknik yang dapat digunakan dalam melaksanakan evaluasi, yaitu teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes meliputi tes lisan, tes tertulis dan tes perbuatan. Tes lisan dilakukan dalam bentuk pertanyaan lisan di kelas yang dilakukan pada saat pembelajaran di kelas berlangsung atau di akhir pembelajaran. Tes tertulis adalah tes yang dilakukan tertulis, baik pertanyaan maupun jawabannya. Sedangkan tes perbuatan atau tes unjuk kerja adalah tes yang dilaksanakan dengan jawaban menggunakan perbuatan atau tindakan.

Kelebihan Kekurangan

Daya andal yang bagus -jawaban cendrung menebak

-merancang

pertanyaan yang baik membutuhkan waktu Lebih banyak cakupan

silabus

Tidak cocok untuk mata kuliah yang jawabanya tidak hitam atau putih

Memiliki keahlian

berfikir dan keahlian menafsirkan

Resiko otentisitas

rendah. Boleh jadi

siswa mengganti

jawaban -menghemat waktu

siswa

-menghemat waktu penandaan staf

Keluarga dengan

kekurangan daya lihat,

misalnya, dapat

merasakan

pernyataan-pernyataan

menantang secara

viswal, namun butuh lebih banyak waktu Mengetes kecakapan


(15)

B.Teknik Non Tes

Teknik tes bukanlah satu-satunya teknik untuk melakukan evaluasi hasil belajar, sebab masih ada teknik lainnya yang dapat digunakan, yaitu teknik non tes. Dengan teknik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik melainkan dilakukan melalui:

1. Pengamatan atau observasi

Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Alat yang digunakan berupa lembar observasi yang disusun dalam bentuk check list atau skala penilaian.

2. Wawancara

Secara umum yang dimaksud dengan wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan

keterangan yang dilasanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak. Alat yang

digunakan adalah pedoman wawancara yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan. 3. Angket

Angket adalah wawancara yang dilakukan secara tertulis. Angket dapat digunakan sebagai alat penilaian hasil belajar. Angket dapat diberikan langsung kepada peserta didik, dapat pula diberikan kepada orang tua mereka.


(16)

4. Skala

Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat, perhatian, dan lain-lain yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh

responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

3.1 Tindak Lanjut

Tindak lanjut merupakan kegiatan yang dilakukan setelah evaluasi program dilakukan. Kegiatan tindak lanjut yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menindaklajuti kegiatan pelayanaan peminatan peserta didik yang

diberikan. Kegiatan tindak lanjut ini sebagai upaya untuk menuntaskan bantuan, perbaikan dan/atau pengembangan program BK pada tahun pelajaran berikutnya. Kegiatan tindak lanjut dilakukan

berdasarkan temuan yang diperoleh dalam evaluasi program, maka Guru BK/Konselor: (1) memperbaiki hal-hal yang masih lemah, kurang tepat atau kurang relevan dengan tujuan yang akan dicapai; (2) mengembangkan program dengan menambah atau merubah beberapa hal yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan atau efektifitas program. Hasil analisa ditindak lanjuti dengan menyusun program selanjutnya sebagai kesinambungan program, misalnya

mengembangkan jejaring pelayanan agar pelayanan BK lebih optimal, melakukan alih

tangan kasus bagi peserta didik yang memerlukan bantuan khusus dari ahli lain, serta

mengembangkan komitmen baru kebijakan

orientasi dan implementasi pelayanan peminatan peserta didik selanjutnya.


(17)

SMA/SMK

Disamping itu sebagai ujud akuntabilitas pelayanan, kejelasan program, proses

implementasi dan hasil-hasil yang dicapai serta informasi yang dapat menjelaskan apa dan mengapa sesuatu proses dan hasil terjadi atau tidak terjadi. Hal yang amat penting dalam akuntabilitas adalah menginformasikan kepada pihak terkait (Kepala Sekolah, guru dan orang tua) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan dan/atau kegagalan keterlaksanaan atau ketercapaian pelaksanaan program BK

termasuk pelayanan peminatan peserta didik. Oleh karena itu Guru BK/Konselor perlu menguasai data dan bertindak atas dasar data yang terkait dengan perkembangan peserta didik. Dalam

menyampaikan informasi yang dimaksud Guru BK/Konselor dapat memanfaatkan waktu-waktu tertentu/khusus pada pertemuan dengan Kepala Sekolah dan Guru Mata Pelajaran di akhir tahun atau di awal tahun pelajaran atau pertemuan dengan orang tua.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Bermawi Munthe,

M.A.DesainPembelajaran.InsanMadani.yogyakarta.2009 http://www.tuanguru.com/2012/01/teknik-tes-dan-non-tes-dalam-evaluasi.html


(1)

Peraktik yang bermanfaat untuk wawancara pekerjaan dimasa depn

-Cakupan silabus sempit -Tidak anonym

9. Beberapa karakter structured exams (ujian setruktur)

 Meliputi format-format ujuan ganda, benar-salah, dan menjodohkan antara pertanyaan dan jawaban. Biasanya untuk format ujian yang terakhir, mahasiswa tidak menulis jawaban “penuh”

 Menentukan benar-salah (true-false), mengidentifikasi alas an-alasan yang mendukung pernyataan (assertion), mengisi ruang kosong (fill the blank), melengkapi pertanyaan (complete the statemen), dan sebagainya.

 Dimungkinkan merancang ujian ‘gabungan’, yakni menggabungkan antara pertanyaan jawaban bebas dan jawaban pertanyaan struktur.


(2)

F. bentuk-bentuk evaluasi. A. Teknik Tes

Ada dua macam teknik yang dapat digunakan dalam melaksanakan evaluasi, yaitu teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes meliputi tes lisan, tes tertulis dan tes perbuatan. Tes lisan dilakukan dalam bentuk pertanyaan lisan di kelas yang dilakukan pada saat pembelajaran di kelas berlangsung atau di akhir pembelajaran. Tes tertulis adalah tes yang dilakukan tertulis, baik pertanyaan maupun jawabannya. Sedangkan tes perbuatan atau tes unjuk kerja adalah tes yang dilaksanakan dengan jawaban menggunakan perbuatan atau tindakan.

Kelebihan Kekurangan

Daya andal yang bagus -jawaban cendrung menebak

-merancang

pertanyaan yang baik membutuhkan waktu Lebih banyak cakupan

silabus

Tidak cocok untuk mata kuliah yang jawabanya tidak hitam atau putih

Memiliki keahlian berfikir dan keahlian menafsirkan

Resiko otentisitas rendah. Boleh jadi siswa mengganti jawaban

-menghemat waktu siswa

-menghemat waktu penandaan staf

Keluarga dengan kekurangan daya lihat, misalnya, dapat merasakan

pernyataan-pernyataan menantang secara viswal, namun butuh lebih banyak waktu Mengetes kecakapan


(3)

B.Teknik Non Tes

Teknik tes bukanlah satu-satunya teknik untuk melakukan evaluasi hasil belajar, sebab masih ada teknik lainnya yang dapat digunakan, yaitu teknik non tes. Dengan teknik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik melainkan dilakukan melalui:

1. Pengamatan atau observasi

Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Alat yang digunakan berupa lembar observasi yang disusun dalam bentuk check list atau skala penilaian.

2. Wawancara

Secara umum yang dimaksud dengan wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan

keterangan yang dilasanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak. Alat yang

digunakan adalah pedoman wawancara yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan. 3. Angket

Angket adalah wawancara yang dilakukan secara tertulis. Angket dapat digunakan sebagai alat penilaian hasil belajar. Angket dapat diberikan langsung kepada peserta didik, dapat pula diberikan kepada orang tua mereka.


(4)

4. Skala

Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat, perhatian, dan lain-lain yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh

responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

3.1 Tindak Lanjut

Tindak lanjut merupakan kegiatan yang dilakukan setelah evaluasi program dilakukan. Kegiatan tindak lanjut yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menindaklajuti kegiatan pelayanaan peminatan peserta didik yang

diberikan. Kegiatan tindak lanjut ini sebagai upaya untuk menuntaskan bantuan, perbaikan dan/atau pengembangan program BK pada tahun pelajaran berikutnya. Kegiatan tindak lanjut dilakukan

berdasarkan temuan yang diperoleh dalam evaluasi program, maka Guru BK/Konselor: (1) memperbaiki hal-hal yang masih lemah, kurang tepat atau kurang relevan dengan tujuan yang akan dicapai; (2) mengembangkan program dengan menambah atau merubah beberapa hal yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan atau efektifitas program. Hasil analisa ditindak lanjuti dengan menyusun program selanjutnya sebagai kesinambungan program, misalnya

mengembangkan jejaring pelayanan agar pelayanan BK lebih optimal, melakukan alih

tangan kasus bagi peserta didik yang memerlukan bantuan khusus dari ahli lain, serta

mengembangkan komitmen baru kebijakan

orientasi dan implementasi pelayanan peminatan peserta didik selanjutnya.


(5)

SMA/SMK

Disamping itu sebagai ujud akuntabilitas pelayanan, kejelasan program, proses

implementasi dan hasil-hasil yang dicapai serta informasi yang dapat menjelaskan apa dan mengapa sesuatu proses dan hasil terjadi atau tidak terjadi. Hal yang amat penting dalam akuntabilitas adalah menginformasikan kepada pihak terkait (Kepala Sekolah, guru dan orang tua) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan dan/atau kegagalan keterlaksanaan atau ketercapaian pelaksanaan program BK

termasuk pelayanan peminatan peserta didik. Oleh karena itu Guru BK/Konselor perlu menguasai data dan bertindak atas dasar data yang terkait dengan perkembangan peserta didik. Dalam

menyampaikan informasi yang dimaksud Guru BK/Konselor dapat memanfaatkan waktu-waktu tertentu/khusus pada pertemuan dengan Kepala Sekolah dan Guru Mata Pelajaran di akhir tahun atau di awal tahun pelajaran atau pertemuan dengan orang tua.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Bermawi Munthe,

M.A.DesainPembelajaran.InsanMadani.yogyakarta.2009 http://www.tuanguru.com/2012/01/teknik-tes-dan-non-tes-dalam-evaluasi.html