commit to user 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan pertumbuhan industri sekarang ini jelas memerlukan kegiatan tenaga kerja sebagai unsur dominan yang mengelola bahan
bakumaterial, mesin, peralatan dan proses lainnya yang dilakukan ditempat kerja, guna menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat.
Oleh karena itu, tenaga kerja mempunyai peranan yang sangat penting sebagai penggerak roda pembangunan nasional khususnya yang berkaitan
dengan sektor industri. Disamping itu tenaga kerja adalah unsur yang langsung berhadapan dengan berbagai akibat dari kegiatan industri, sehingga
sudah seharusnya kepada tenaga kerja diberikan perlindungan dan pemeliharaan kesehatan Budiono, 2003.
Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir separuh dari berat
tubuh, memungkinkan manusia untuk dapat menggerakan tubuh dan melakukan pekerjaan. Pekerjaan di satu pihak mempunyai arti penting bagi
kemajuan dan peningkatan prestasi, sehingga dapat mencapai kehidupan yang produktif sebagai salah satu tujuan hidup. Di pihak lain dengan bekerja,
berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya. Dengan kata lain bahwa setiap pekerja merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban
tersebut dapat berupa beban fisik maupun beban mental Tarwaka, 2010.
commit to user 2
Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai atau seimbang baik terhadap kemampuan fisik,
kemampuan kognitif, maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut. Menurut Suma’mur 1984 dalam Tarwaka 2010 bahwa
kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada yang lainnya dan sangat tergantung dari tingkat keterampilan, kesegaran jasmani, keadaan
gizi, jenis kelamin, usia, dan ukuran tubuh dari pekerja yang bersangkutan. Dari hasil pengamatan dan wawancara yang telah kami lakukan pada
pekerja bagian spinning PT. Tyfountex Indonesia Sukoharjo didapatkan bahwa tenaga kerja bekerja selama 6 hari yaitu hari Senin sampai Sabtu.
Setiap harinya harus bekerja selama 8 jam dengan 1 jam istirahat. Tenaga kerja bagian spinning dalam pabrik tekstil PT Tyfountex Indonesia Sukoharjo
adalah bagian yang memintal serat-serat benang menjadi gulungan benang sebagai bahan baku kain. Dilakukan pengambilan sampel sebanyak 5 orang
pekerja dengan cara memberikan kuesioner tentang kejenuhan kerja. Kejenuhan kerja adalah kondisi kelelahan fisik, mental, dan emosional yang
muncul sebagai konsekuensi dari ketidaksesuaian antara kondisi karyawan dengan pekerjaannya Gunarsa, 2004. Dari hasil kuesioner tersebut diketahui
bahwa pekerja mengalami kejenuhan karena pekerjaan monoton yang hanya mengawasi mesin pemintal serat-serat benang.
Berdasarkan gambaran tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian apakah memang ada hubungan kerja monotoni dengan kejenuhan
kerja pada pekerja di bagian spinning PT. Tyfountex Indonesia Sukoharjo.
commit to user 3
B. Rumusan Masalah