Model Evaluasi Program CIPP

21 bagi tujuan organisasi. Ketiga, tujuan untuk mengambil keputusan mengenai program, apakah program dilanjutkan, dihentikan atau diperbaiki. Berbagai definisi tentang tujuan evaluasi yang telah peneliti paparkan, memiliki beberapa persamaan, dan hampir semuanya menyebutkan tujuan evaluasi sesuai dengan 3 unsur penting yang telah peneliti simpulkan. Walaupun terdapat beberapa perbedaan dari pendapat kelima pakar tersebut. Namun, secara keseluruhan peneliti simpulkan bahwa evaluasi program bertujuan untuk mengetahui pencapaian keberhasilan suatu program dan manfaat dari program yang dievaluasi terhadap keberlanjutan tujuan organisasi, dimana nanti hasil dari evaluasi dapat digunakan sebagai rekomendasi pengambilan keputusan bagi keberlanjutan program, apakah dihentikan, dilanjutkan atau diperbaiki.

2.1.3. Model Evaluasi Program CIPP

Dalam teori evaluasi dikemukakan berbagai model evaluasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu program. Menurut Arikunto dan Jabar 2010:40-48 ada beberapa ahli evaluasi program yang dikenal sebagai penemu model evaluasi program, diantaranya adalah Sufflebeam, Metfessel, Michael Scriven, Stake, dan Glaser. Kaufman dan Thomas membedakan model evaluasi menjadi delapan, yaitu: 1. Goal Oriented Evaluation Model, dikembangkan oleh Tyler; 22 Fokus pada model evaluasi ini adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan jauh sebelumnya, pelaksanaan evaluasi dilakukan secara berkesinam- bungan, terus menerus dan mengecek sejauh mana program telah terlaksana. 2. Goal Free Evaluation Model, dikembangkan oleh Scriven; Model evaluasi ini tidak memperhatikan apa yang menjadi tujuan program, sehingga fokus dari model ini adalah melihat kinerja program dan hal-hal yang terjadi baik positif maupun negatif dalam pelaksanaan program. 3. Formatif-Summatif Evaluation Model, dikembangkan oleh Michael Scriven; Merupakan model evaluasi yang menunjuk adanya tahapan dan lingkungan obyek yang dievaluasi. Model evaluasi ini dilakukan ketika program masih berjalan Formatif dan ketika program sudah selesai Sumatif. 4. Countenance Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake; Dalam model evaluasi ini menekankan adanya pelaksanaan dua hal pokok yakni deskripsi dan pertimbangan. 5. CSE-UCLA Evaluation Model; Center for the Study of Evaluation University of California in Los Angeles. Dalam pelaksanaan model evaluasi ini, meliputi empat tahapan yakni 1. Needs Assessment, 2. Program Planning, 3. Formative Evaluation, 4. Sumative Evaluation. 23 6. CIPP Evaluation Model Model evaluasi ini dikembangkan oleh Stufflebeam dkk pada tahun 1967. Model evaluasi CIPP melakukan tindakan evaluasi yang mencakup empat sasaran evaluasi yakni konteks, input, proses dan produk. 7. Responsive Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake; Model ini cocok digunakan untuk mengevaluasi program yang banyak menimbulkan konflik di masyarakat. Keputusan evaluasi berorientasi kepada klien atau pengguna program. 8. Discrepancy Model, dikembangkan oleh Malcolm Provus; Model ini menekankan pada pandangan adanya kesenjangan di dalam pelaksanaan program. Evaluasi program yang dilakukan oleh evaluator mengukur besarnya kesenjangan yang ada di setiap komponen. Model evaluasi yang satu dengan yang lainnya memang tampak bervariasi, akan tetapi maksud dan tujuannya sama yaitu melakukan kegiatan pengumpulan data atau informasi yang berkenaan dengan objek yang dievaluasi. Selanjutnya informasi yang terkumpul dapat diberikan kepada pengambil keputusan agar dapat dengan tepat menentukan tindak lanjut tentang program yang sudah dievaluasi. Diantara delapan model evaluasi menurut Kaufman dan Thomas yang dikutip oleh Arikunto dan Jabar 2010:40-48, peneliti akan menggunakan CIPP evaluation model yang 24 dikembangkan oleh Stufflebeam yang meliputi context, input, process, dan product. Pendapat Stufflebeam yang dikutip oleh Wirawan 2012:92 menyatakan model evaluasi CIPP merupakan kerangka komprehensif untuk mengarahkan pelaksa- naan evaluasi formatif dan evaluasi sumatif terhadap objek program, proyek, personalia, produk, institusi, dan sistem. Model evaluasi ini dikonfigurasi untuk dipakai oleh evaluator internal yang dilakukan oleh organisasi evaluator, evaluasi diri yang dilakukan oleh tim proyek atau penyedia layanan individual yang dikontrak atau evaluator eksternal. Wirawan 2012:92 menyatakan bahwa model CIPP terdiri dari empat jenis evaluasi, yaitu evaluasi konteks context evaluation, evaluasi masukan input evaluation, evaluasi proses process evaluation, dan evaluasi produk product evaluation, yang dilukiskan pada gambar berikut: Gambar 1. Model Evaluasi Context, Input, Process, Product Sumber: Wirawan, 2012:92 Context Evaluation Berupaya untuk mencari jawaban atas pertanyaan: Apa yang perlu dilakukan? Waktu pelaksanaan: Sebelum program diterima Keputusan: Perencanaan program Input Evaluation Berupaya mencari jawaban atas pertanyaan : Apa yang harus dilakukan? Waktu pelaksanaan: Sebelum program dimulai Keputusan: Penstrukturan program Process Evaluation Berupaya mencari jawaban atas pertanyaan: Apakah program sedang dilaksanakan? Waktu pelaksanaan: ketika program sedang dilaksanakan Keputusan: Pelaksanaan Product Evaluation Berupaya mencari jawaban atas pertanyaan: Apakah program sukses? Waktu pelaksanaan: ketika program selesai Keputusan: Resikel. Ya atau Tidak program harus diresikel 25 Stufflebeam mengatakan bahwa keempat evaluasi ini merupakan satu rangkaian namun dalam pelak- sanaannya evaluator dapat melakukan satu jenis evaluasi saja atau kombinasi dari dua atau lebih. Lebih dari itu keunggulan evaluasi model CIPP terletak pada kesatuan rangkaian evaluasi. Keempat dimensi program dapat dievaluasi dengan model CIPP ini. Program sistem kredit semester sebagai ide dapat dievaluasi melalui evaluasi konteks, perencanaan program sistem kredit semester dapat dievaluasi menggunakan evaluasi input, sedangkan evaluasi proses dan hasil dapat dipakai untuk mengkaji program sistem kredit semester dalam dimensi proses pelaksanaan dan hasil pelaksanaan program tersebut. Stufflebeam yang dikutip oleh Wirawan 2012:94 mengembangkan 10 checklist sebagai panduan bagi evaluator dalam melaksanakan model evaluasi CIPP. Fungsi dari checklist untuk membantu evaluator mengevaluasi program yang secara relatif mempunyai tujuan jangka panjang. Dari kesepuluh checklist yang Wirawan 2012:94- 100 paparkan, peneliti hanya akan menggunakan 4 checklist saja yang sesuai dengan penelitian yang akan peneliti lakukan, meliputi evaluasi konteks, evaluasi masukan, evaluasi proses, dan evaluasi keberlanjutan sebagai evaluasi hasil. Wirawan 2012:94-100 menerjemahkan keempat checklist tersebut secara bebas ke dalam Bahasa Indonesia seperti berikut: 1. Evaluasi Konteks. Evaluasi konteks menilai kebutuhan program, aset, dan masalah-masalah 26 dalam lingkungan yang digambarkan. Aktivitas evaluator dan pemangku kepentingan dilukiskan pada tabel 1. Tabel 1 Aktivitas Evaluator dan Pemangku Kepentingan dalam Evaluasi Konteks Aktivitas Evaluator Aktivitas Klien-Tujuan Program Mengumpulkan dan menilai informasi tentang latar belakang kebutuhan dan aset benefisiari dari berbagai sumber seperti rekaman kesehatan, tingkat kelas dan nilai tes, proposal pendanaan, dan arsip surat kabar Menggunakan hasil temuan evaluasi konteks dalam menyeleksi dan mengkla- rifikasi benefisiari yang akan menerima Mewawancarai para pemimpin program untuk menelaah dan mendiskusikan perspektif mereka mengenai kebutuhan para benefisiari dan untuk mengidentifikasi setiap masalah program politik atau lainnya yang perlu diselesaikan. Menggunakan temuan-temuan evaluasi konteks untuk menelaah dan merevisi, sudahkah sesuai dengan tujuan program dan untuk memastikan sasaran program sudah sesuai dengan kebutuhan. Mewawancarai para pemangku kepentingan untuk memperoleh pandangan lebih lanjut mengenai kebutuhan-kebutuhan dan aset benefisiari yang menerima dan kemungkinan-kemungkinan masalah yang akan muncul dalam program Memakai temuan-temuan evaluasi konteks untuk memastikan bahwa program memanfaatkan masyarakat yang terkait dan aset-aset lainnya. Menilai tujuan program yang berkaitan dengan kebutuhan benefisiari dan aset-aset yang kemungkinan dapat digunakan Menggunakan hasil temuan evaluasi konteks sepanjang program dan di akhir program untuk membantu menilai keefektifan dan manfaat program dalam memenuhi kebutuhan yang diperkirakan Ikut sertakan seorang spesialis pengumpul data untuk memonitor dan merekam tentang lingkungan program, termasuk program-program terkait, serta sumber data, kebutuhan program dan masalah-masalah program serta dinamika politik. Meminta staf program secara teratur melaporkan informasi yang dikum- pulkan dalam program benefisiari dan 27 lingkungan program kepada tim evaluasi. Setiap tahun, atau jika dianggap perlu, mempersiapkan dan menyam- paikan kepada klien dan pemangku kepentingan, konsep laporan evalusi konteks yang mengemukakan kebutuhan-kebutuhan program, aset program dan masalah-masalah program bersamaan dengan penilaian tujuan program dan prioritas program. Secara berkala, atau jika dianggap perlu, dalam presentasi pembaha-san diskusikan temuan evaluasi konteks sebagai umpan balik kepada klien dan pendengar yang ditunjuk. Menyelesaikan laporan evaluasi konteks serta alat-alat bantu lainnya, dan memberikannya kepada klien atau para pemangku kepentingan. Dalam tabel Stufflebeam sebagai panduan dalam melakukan penelitian konteks, peneliti tidak menggunakan 9 aktivitas evaluator yang terdapat dalam tabel. Peneliti hanya menggunakan 5 aktivitas saja yang dianggap perlu dilakukan dalam penelitian ini, yang meliputi: mengumpulkan data dan menilai informasi tentang latar belakang kebutuhan yang peneliti lakukan dengan wawancara dan studi dokumen; mewawancarai para pemimpin program, dimana dalam penelitian ini peneliti mewawancarai Kepala Sekolah dan wakil kepala sekolah bagian kurikulum sebagai pemimpin program; mewawancarai para pemangku kepentingan dimana peneliti mewawancarai orang-orang yang terlibat dalam program meliputi guru, peserta didik, dan orangtua perserta didik; menilai tujuan program sesuai 28 kebutuhan sekolah; dan menyelesaikan laporan evaluasi konteks. Ada beberapa aktivitas yang peneliti tidak gunakan dalam penelitian ini, karena peneliti berpendapat beberapa aktivitas tersebut tidak diperlukan, dan juga karena adanya keterbatasan waktu penelitian. 2. Evaluasi Masukan. Evaluasi masukan Input menilai strategi bersaing, rencana kerja serta anggaran dari pendekatan yang dipilih. Apa yang dilakukan evaluator dan pemangku kepentingan lainnya dikemukakan dalam tabel 2. Tabel 2. Aktivitas Evaluator dan Pemangku Kepentingan dalam Evaluasi Masukan Aktivitas Evaluator Aktivitas Klien-Perencanaan Program Mengidentifikasi dan menilai program lain yang sudah ada yang dapat digunakan sebagai model untuk program yang direncanakan. Menggunakan temuan evaluasi masukan untuk merencanakan suatu strategi program secara saintifik, ekonomis, sosial, politik, dan teknologi yang dapat dipertahankan. Menilai kemampuan bereaksi strategi program yang diusulkan dalam hal kebutuhan-kebutuhan dan kemung- kinan-kemungkinan yang terjadi. Memakai temuan evaluasi masukan untuk memas-tikan bahwa strategi program memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh yang memperoleh keuntungan yang ditagetkan. Menilai anggaran program untuk menentukan ketercukupan biaya bagi kebutuhan pekerjaan program Memakai temuan evaluasi masukan untuk mendukung permintaan pendanaan untuk kegiatan yang direncanakan. Menilai strategi program terhadap penelitian yang relevan dan perkembangan literatur Memakai temuan evaluasi masukan untuk memper- kenalkan kepada para pegawai 29 tentang permasalahan- permasalahan yang terjadi dalam rangka menyukseskan implementasi program. Menilai manfaat strategi program dengan memban-dingkan dengan alternatif strategi yang dipergu-nakan dalam program yang serupa. Memakai hasil evaluasi masukan untuk tujuan pertanggungjawaban dalam melaporkan dasar rasionil untuk strategi program yang dipilih dan sebagai pertahanan dalam rencana operasional. Menilai rencana kerja program dan jadwal kerja program untuk ketersediaan kemungkinan-kemung- kinan yang terjadi dan viabilitas politik. Menyusun suatu draf laporan evaluasi masukan dan mengirim-kannya kepada klien dan pemangku kepentingan. Mendiskusikan temuan-temuan evaluasi masukan dalam suatu workshop sebagai feedback. Menyelesasikan laporan evaluasi masukan beserta alat-alat bantu lainnya dan memberikannya kepada klien dan para pemangku kepentingan. Seperti yang telah peneliti paparkan sebelumnya dalam tabel checklist panduan aktivitas evaluator dalam evaluasi masukan, peneliti hanya menggunakan aktivitas yang sekiranya diperlukan dalam penelitian ini. 3. Evaluasi Proses. Evaluasi proses memonitor, mendokumentasikan, dan menilai aktivitas program. Aktivitas evaluator, klien dan pemangku kepentingan lainnya dikemukakan dalam tabel 3. 30 Tabel 3. Aktivitas Evaluator, Klien, dan Pemangku kepentingan lainnya dalam Evaluasi Proses Aktivitas Evaluator Aktivitas Klien yaitu Memanajemen dan Mendokumentasi Meminta sebuah tim evaluasi untuk memonitor, mengamati, menyusun catatan fotografis dan menyediakan laporan perkembangan secara berkala dalam implementasi program. Memakai temuan evaluasi program untuk mengontrol dan memperkuat aktivitas staf. Berkolaborasi dengan para pelaksana program dalam mengurus catatan dari kegiatan program, masalah-masalah program, pembiayaan program dan alokasinya. Memakai temuan evaluasi proses untuk memperkuat desain program. Secara periodik mewawan-carai para pemangku kepentingan di wilayah program, pimpinan program, dan para pegawai untuk mendapatkan penilaian mereka terhadap perkembangan program. Memakai temuan evaluasi proses untuk menyusun suatu rekaman kemajuan program. Memasukkan informasi yang diperoleh dan penilaian evaluator ke dalam profil program secara periodik Memakai temuan evaluasi proses untuk membantu menyusun suatu rekaman biaya program. Secara periodik menulis draft laporan dalam temuan evaluasi proses dan menyediakannya bagi klien dan para pemangku kepentingan. Memakai temuan evaluasi proses untuk melaporkan kemajuan program kepada sponsor finansial program, dewan kebijakan policy board para anggota masyarakat dan para pengembang program lainnya. Mempresentasikan dan men- diskusikan temuan evaluasi proses dalam workshop sebagai feedback. Menyelesaikan laporan evaluasi masing-masing proses jika memungkinkan gabungkan dalam laporan keseluruhan dan tampilkan dengan bantuan alat visual dan sediakan bagi klien dan para pemangku kepentingan. 31 Dalam aktivitas evaluator pada tabel evaluasi proses, peneliti tidak menggunakan keseluruhan panduan penelitian berdasarkan tabel Stuflebeam, peneliti hanya menggunakan aktivitas yang sekiranya diperlukan dalam penelitian ini. 4. Evaluasi keberlanjutan sustainability evaluation. Evaluasi keberlanjutan menilai sejauh mana konstribusi program dalam menyukseskan lembaga dan keberlanjutannya bersamaan perkembangan waktu. Aktivitas evaluator, klien dan pemangku kepentingan lain dalam evaluasi keberlanjutan dikemukakan ke dalam tabel 4. Tabel 4. Aktivitas Evaluator dan Aktivitas KlienPara Pemangku Kepentingan dalam Evaluasi Keberlanjutan Aktivitas Evaluator Aktivitas Klien-Praktik Kesuksesan terus menerus Mewawancarai para pemimpin dan staf program untuk mengidentifikasi penilaian mereka terhadap program apa saja yang harus dilanjutkan. Memakai temuan-temuan evaluasi keberlanjutan untuk menetapkan apakah staf dan para penerima manfaat lebih menyukai keberlanjutan pro-gram Mewawancarai para penerima manfaat untuk mengidentifikasi penilaian mereka mengenai program apa yang berhasil dan dapat dilanjutkan. Memakai temuan evaluasi keberlanjutan untuk menilai apakah ada permintaan kebutuhan akan keberlan-jutan program dan keadaansituasi yang mendorong keberlanjutan program. Meninjau data evaluasi tentang efektivitas pro-gram, pembiayaan pro-gram, dan kebutuhan penerima untuk menentukan aktivitas program yang harus dan dapat dilanjutkan. Memakai temuan evaluasi keberlanjutan sebagai jaminan untuk menentukan tujuan-tujuan dan rencana untuk aktivitas- aktivitas keberlanjutan program. Mewawancarai para penerima manfaat untuk mengidentifikasi pema-haman dan penilaian mereka terhadap persyaratan program yang akan dilanjutkan. Memakai temuan evaluasi keberlanjutan sebagai jaminan untuk membantu menetapkan bagaimana cara yang terbaik untuk menetap-kan wewenang dan mempertanggungjawabkannya bagi 32 keberlanjutan program Memperoleh dan meneliti rencana program, anggaran, penugasan staff dan informasi lain yang relevan untuk mengukur kemung-kinan bahwa program akan dilanjutkan. Memakai temuan evaluasi keberlanjutan bersamaan dengan informasi relevan lainnya dari program untuk membantu merencanakan anggaran aktivitas keberlanjutan. Secara periodik meninjau kembali program untuk menilai sampai seberapa jauh kesuksesannya sedang dilanjut- kan Menyusun dan melaporkan temuan evaluasi keberlan-jutan dalam laporan perkembangan program dan laporan akhir Dalam sesi feedback, diskusikan temuan-temuan evaluasi keber- lanjutan ditambah kemungkinan- kemungkinan untuk pene-litian lebih lanjut untuk menilai implementasi jangka panjang dan hasil. Menyelesaikan laporan evaluasi keberlanjutan dan mempresentasikannya kepada klien dan para pemangku kepentingan. Dalam aktivitas evaluator pada tabel evaluasi keberlanjutan, peneliti tidak menggunakan keleseruhan panduan penelitian berdasarkan tabel Stuflebeam, peneliti hanya menggunakan aktivitas yang sekiranya diperlukan dalam penelitian ini. Lebih dari itu, peneliti menggunakan keempat evaluasi tersebut karena sesuai dengan tujuan penelitian yang telah peneliti paparkan di Bab I, dimana peneliti akan mengevaluasi sistem kredit semester menggunakan evaluasi program CIPP, dimana tujuannya adalah untuk memberikan rekomendasi bagi program yang akan mempengaruhi keberlanjutan 33 program, sehingga di evaluasi yang keempat peneliti menggunakan evaluasi keberlanjutan.

2.2. Keberlanjutan Program

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Sistem Kredit Semester di SMA Negeri 1 Salatiga T2 942011039 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Sistem Kredit Semester di SMA Negeri 1 Salatiga T2 942011039 BAB IV

0 0 47

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Sistem Kredit Semester di SMA Negeri 1 Salatiga T2 942011039 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Sistem Kredit Semester di SMA Negeri 1 Salatiga

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Sistem Kredit Semester di SMA Negeri 1 Salatiga

1 1 49

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kontekstual Bidang Studi Pendidikan Agama Kristen di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga T2 BAB II

0 1 26

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Tiga Kepala SMP Negeri Salatiga Tahun 2014 T2 BAB II

0 1 14

T2 Lampiran Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Program Pendidikan Karakter Di SMA Kristen 1 Salatiga

0 1 35

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Program Pendidikan Karakter Di SMA Kristen 1 Salatiga T2 BAB IV

0 1 26

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Program Pendidikan Karakter Di SMA Kristen 1 Salatiga T2 BAB II

0 0 36